A. Deskripsi Data
Data pada penelitian ini adalah data hasil belajar MRL pada kelas X TOI
yang berjumlah 34 orang, data awal penelitian ini didapat dari hasil pretest.
Nilai pretest siswa yang didapat memiliki rentangan antara 40-87. Data akhir
metode pembelajaran STAD dari hasil nilai posttest. Nilai yang didapat siswa
Berdasarkan data pada tabel 10. Dapat dilihat bahwa data dari nilai
pretest dan posttest yang diperoleh pada kelas yang dijadikan subjek penelitian
telah terdistribusi secara normal. Ciri – ciri normalnya dapat dilihat dari nilai
median dan nilai modus memiliki kesamaan dan tidak memiliki rentangan yang
jauh. Rangkuman dari nilai – nilai ini dapat dilihat pada lampiran 33 di
halaman 161.
50
51
pretest terlebih dahulu dan diperoleh skor tertinggi = 85 dan skor terendah = 40
rata-rata skor ( X ) pretest adalah 64,30 , simbangan baku (s) adalah 10,6.
Distribusi dari data frekuensi skor pretest dapat dilihat pada tabel berikut.
interval skor 56-63 yaitu sebanyak 10 orang, dan juga ada yang mendapatkan
skor lebih rendah. KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75, jika nilai dianalisa
masih banyak nilai siswa yang belum tuntas. Supaya lebih jelas dalam melihat
tingkatan frekuensi dari interval skor pretest ini, dapat kita lihat pada kurva
12
10 10
8 8
6 6 Series 1
5
4
3
2 2
Gambar
2. kurva
Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat bahwa perolehan nilai
pretes siswa pada kelas subjek penelitian sebagian besar masih berada dibawah
paling banyak berada pada kisaran 56-63. Kesimpulan yang didapat pada kurva
diatas adalah nilai siswa pada keseluruhan soal pretest ini lebih banyak yang
tidak mencapai KKM, untuk itu perlu diberi perlakuan dengan belajar
penelitian.
tipe STAD, dan pada akhir pembelajaran untuk tiap pertemuan diberikan tes
akhir yaitu posttest. Tes diakhir pembelajaran ini memiliki peran penting dalam
53
melihat seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa di kelas yang dijadikan
( X ) posttest adalah 80,45, simbangan baku (s) adalah 5,74. Distribusi dari
frekuensi tertinggi adalah 79-83 dengan jumlah 13 orang, artinya setelah diberi
siswa. Tabel 14 juga menunjukkan, bahwa hanya sedikit siswa yang nilainya
berada dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Jumlah siswa yang nilainya
berada dibawah KKM adalah 3 siswa dan nilai siswa yang tuntas adalah 31
siswa, dengan persentase ketuntasan 91,17%. Supaya lebih jelas dalam melihat
berapa tingkatan perolehan skor dari rentangan frekuensi yang telah dihitung
54
dengan perhitungan statistik, dapat kita lihat pada kurva skor posttest berikut
ini.
14
12
10
8
Series 1
6
Gambar
3. kurva
Berdasarkan kurva diatas, skor perolehan posttest sebagian besar atau
mencapai 88,23% telah melebihi KKM yang ditetapkan sekolah, ini berarti
79-83, bisa dilihat pada kurva, interval ini lah yang paling tinggi jumlah
frekuensinya.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
dicari normal atau tidaknya ini adalah nilai skor dari pretest dan posttest
Hasil uji normalitas ini didapat dari perbandingan harga X2hitung dan
X2tabel dari subjek penelitian pada taraf signifikan 0,05 dan pada derajat
pretest bisa disimpulkan bahwa X2hitung < X2tabel , artinya perolehan skor
pada pretest ini berdistribusi normal. Perhitungan lebih lengkap dari uji
normalitas perolehan skor pretest ini dapat dilihat pada lampiran 17 pada
halaman 122.
perolehan skor posttest berdistribusi normal, ini dilihat dari kategori X2hitung
< X2tabel. Perbandingan nilai X2tabel dilihat pada tabel chi-kuadrad dengan
56
normalitas posttest ini dapat dilihat pada lampiran 31 pada halaman 156.
dari hasil belajar pada pembelajaran MRL yang telah diberi perlakuan
Peningkatan hasil belajar ini dianalisis dengan rumus gain score menurut
(S i−S f )
<g> = (Hake 1999)
( 100−S f )
Keterangan :
<g> = skor gain dinormalisasi.
Si = skor pretest.
Sf = skor posttest.
100 = skor maksimum yang dicapai (100).
Skor
Skor Skor Skor
No Nama siswa pretes kategori
posttest maks gain
t
1 Responden 1 68,88 84,44 100 0,32 Sedang
2 Responden 2 75,55 86,66 100 0,45 Sedang
3 Responden 3 48,88 68.88 100 0,38 Sedang
57
STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar MRL di kelas eksperimen, dilihat
C. Pembahasan
para siswa memiliki peran penting dalam pembelajaran dan menjadi lebih aktif.
Para siswa dengan metode pembelajaran STAD ini terlihat kompak dan saling
positif dari metode pembelajan ini begitu terlihat dalam proses pembelajaran
hanya dibuat aktif di dalam kelompok, tetapi juga aktif secara individu.
Keaktifan siswa pada metode STAD ini adalah dengan membantu teman
yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi
pembelajaran berlangsung.
59
Uji gain score yang dilakukan pada penelitian ini, diawali dengan
pemberian pretest untuk melihat kemampuan awal para siswa yang dijadikan
skor = 64,30, nilai ini belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah.
delapan kali pertemuan selama dua bulan proses penelitian. Setelah proses
memperoleh skor rata-rata = 80,45 perolehan ini sudah melebihi nilai KKM
Kemudian uji normalitas juga dilakukan pada skor posttest ini, dan data
Hasil perolehan gain score ini didapatkan rata-rata hasil keseluruhan adalah
individu ≤70. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa
kepada kelompok dengan skor tertinggi. Skor yang memiliki skor kelompok
tertinggi yaitu kelompok IV dengan skor perolehan 81,26, untuk lebih jelasnya
berupa jam dinding kepada juara kelompok yaitu kelompok I dan kartu rumus
ilmu kelistrikan keseluruh siswa TOI. Jam dinding bertujuan agar siswa tidak
terlambat dalam masuk kelas dan memulai pelajaran baik di pagi hari maupun
sesudah jam istirahat. Kartu ilmu kelistrikan diberikan keseluruh siswa agar
siswa dapat dengan mudah meingat rumus kelistrikan, dan juga rumus
kelistrikan bertujuan agar kartu tersebut dapat dibaca setiap saat baik dluar