Pendahuluan
1
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya angkatan
tahun 2019.
2
Kementerian Agama RI, “Kurikulum PAI Dan Bahasa Arab Di Madrasah,” 2019, 1–466.
1
maupun gagasan untuk menulis, begitu juga sebaliknya. Namun demikian,
menulis memiliki ciri khas yang khusus untuk membedakannya dari yang lainnya.
Sifat aktif dan produktif di dalam menulis memberikan ciri khusus dalam ragam
bahasa yang digunakannya.3
Pengertian istima’
Istima’ adalah suatu proses yang menerima suatu kumpulan sumber bunyi
yang didalamnya mengandung kosa kata atau kalimat yang memiliki makna yang
berhubungan dengan kata sebelumnya dan ada didalam sebuah topik tertentu.
Istima’ bisa juga diartikan dengar (hearing), akan tetapi lebih tepatnya
pengartiannya lebih ditujukan kepada menyimak(auding) dengan tidak terlepas
dari konteks atau kalimat tersebut.4
Pada proses belajar istima’ seorang peserta didik adalah memahami aspek
bunyi dari bahasa tersebut. Bunyi bahasa akan menjadi sempurna dan dipahami
3
Fajriah, “Strategi Pembelajaran Maharah Kitabah Pada Tingkat Ibtidaiyah,” PIONIR Jurnal Pendidikan 6,
no. 2 (2017): 33.
4
Taufik, M. Pd. I, Pembelajaran Bahasa Arab MI, UIN SA Press, 2016.
5
Taufik.
2
oleh lawan bicaranya. Pada fase belajar istima’ ini peran pengajar sangat penting
karena butuh ketelatenan untuk melatih peserta didik dalam melafalkan bunyi –
bunyi yang dapat didalam bahasa arab.6
1) Agar mengetahui dan membedakan bunyi yang ada didalam bahasa arab
2) Agar dapat membedakan tanda baca atau harakat yang dibaca panjang dan
dibaca pendek
3) Agar dapat membedakan kesamaan dari dua bunyi kata yag hampir sama
4) Agar dapat memahami penggunaan bentuk kata dalam bahasa arab
5) Agar dapat memahami pola pola yang digunakan dalam bahasa arab ketika
digunakan untuk kata ganti laki – laki, perempuan, waktu, hitungan dan lain
sebagainya.
1) Ketika mendengar bunyi – bunyi kata tanpa ada yang membekas didalam
pikiran
2) Ketika mendengar setengah – setengah
3) Ketika mendengar yang dimuali dengan merangkai idenya
4) Ketika menyimak untuk menentukan ide pokok dan ide ide didalam
pedukungnya
5) Ketika menyimak sampai hanyut didalam perasaan (tadzawwuq)
6
Dudung Hamdun, “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Karakter Di Sekolah Dasar,” Fenomena 8, no. 1
(2016): 39–54, https://doi.org/10.21093/fj.v8i1.304.
7
Taufik.
8
Taufik.
3
Langkah – langkah dalam pembelajaran istima’
1) Pendahuluan, pada pendahuluan ini peserta didik didorong untuk fokus dalam
kegiatan menyimak, lalu memberi tahu bawa menyimak atau istima’ itu
adalah hal yang penting, dan menjelaskan apa tujuan pembelajaran yang akan
dibahas pada materi pelajaran saat itu
2) Penyampaian materi, pada langkah ini pengajar harus memikirkan apa dan
bagaimana cara memberikan strategi pembelajaran yag baik
3) Memberikan pajangan gambar – gambar atau tulisan tentang pembelajaran
agar dapat membantu proses pemahaman dalam pembelajaran istima’ untuk
peserta didik
4) Mengasih waktu agar peserta didik mendisukusikan tentang materi yang telah
diberikan
5) Memberi tugas kepada peserta didik untuk menyimpulkann apa yang telah
dibicarakan
6) Pengajar memberikan latihan kepada peserta didik dengan memberi
pertanyaan yang berhubungan dengan isi pokok materi, agar pengajar tahu
sampai mana bahasa yang dikuasi peserta didik.9
9
Taufik.
4
Contoh Istima’ Pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 1 sampai 6
5
Pengetian kalam
10
Dudung Hamdun, “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Karakter Di Sekolah Dasar,” Fenomena 8, no. 1
(2016): 39–54, https://doi.org/10.21093/fj.v8i1.304.
11
Taufik.
6
Faktor pendukung pembelajaran kalam
7
menyampaikan pikiran yang baik. Dan pengajar harus mengurutkan
pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dberikan.
2) Tingkat menengah (mutawashith)
Pada tingkat ini pengajar dapat mengembangkan suasana belajarnya dengan
menguunakan teknik bermain peran atau bercerita tentang kejadian yang telah
dialami siswa, dan lain sebagainya
3) Tingkat lanjut (mutaqaddim)
Pada tingkatan yang paling tinggi ini, pengajar meminta peserta didik untuk
menceritakan hal hal yang paling mereka sukai atau benci dan disertai
alasanya, pada tingkatan ini terdapat unsur analitik dan penilaian, jadi peserta
didik diarahka untuk latihan agar bisa mengungkapkan yang terjadi didalam
beban pikirannya
8
Contoh Kalam Pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 1 sampai 6
9
Pengertian Qirā’ah
Kata qirā’ah berasal dari kata قرأ- يقرأ- قراءةyang berarti membaca.
Membaca ialah keterampilan berbahasa yang ketiga dari keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Suatu proses komunikasi antara pembaca
dengan penulis melalui teks yang ditulisnya disebut juga membaca. maka secara
langsung di dalamnya ada hubungan kognitif yaitu antara bahasa lisan dengan
bahasa tulis. Metode ini mempunyai tujuan yg terfokus dalam siswa supaya dapat
mempunyai kompetensi membaca yg baik. Keterampilan membaca merupakan
kemampuan mengenali dan tahu isi sesuatu yg tertulis (lambang-lambang tertulis)
menggunakan melafalkan atau mencerna pada pada hati. Khususnya sanggup atau
bisa membaca menggunakan memakai bahasa Arab yg baik dan benar.12
a. Tingkat Pemula :
1) Belajar dari simbol (simbol huruf)
2) Identifikasi kata dan kalimat
3) Tentukan ide utama dan kata kunci
4) Ulangi isi suatu bacaan pendek
b. Tingkat Menengah
12
S.Ag. MA M. Khalilullah, “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif (Kemahiran Istima’ Dan Takallum),”
Jurnal Sosial BudayaKhalilullah 8, no. 2 (2011): 219–35,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=275520&val=7161&title=STRATEGI
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB AKTIF (KEMAHIRAN ISTIMAâ€TM DAN TAKALLUM).
10
1) Temukan ide pokok dan ide pendukung
c. Tingkat Lanjut
11
Contoh Qiro’ah Pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 1 sampai 6
12
Pengertian Kitabah
Kitabah dalam bahasa Arab berasal dari kata dasar كتابةyang berarti
menulis atau tulisan adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata )كتبkataba)
yang berarti menulis. Kitabah dimaknai dengan kumpulan kata yang tersusun dan
teratur. Secara etimologi kitabah adalah kumpulan kata-kata yang telah disortir
dan mengandung makna, karena kecuali ada kata biasa kita tidak akan
terbentuk.Manusia dapat mengekspresikan isi hatinya dengan leluasa sesuai
dengan idenya, dan berharap pembaca dapat memahami pemikiran penulis dengan
menuangkannya ekspresi tertulis. Apa yang diungkapkan.13
Keterampilan menulis dalam bahasa Arab secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga macam yang tidak dapat dipisahkan, yaitu imlak (al-imla’), kaligrafi
(al-khath), dan mengarang (al-insya’).15
a. Dikte (Al-Imla’)
"Imla" adalah kategori tulisan yang menekankan pada tampilan atau
postur huruf saat membentuk kata atau kalimat. Menurut definisi Mahmud
Ma'ruf imlak, kata-kata akan ditulis dengan benar sesuai dengan posisi
13
Kuraedah, Siti, “Aplikasi Marahah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” Jurnal Al-Ta’dib 8, no. 2
(2015): 85.
14
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana: Jogjakarta), hal. 327.
15
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 151-
166
13
hurufnya agar tidak terjadi kesalahan makna. Secara umum, pembelajaran
keterampilan non-bahasa Inggris memerlukan pengembangan tiga
keterampilan dasar, yaitu observasi, ketelitian menyimak, dan fleksibilitas
menulis.16
a) Khath kufi
b) Khath naskhi
c) Khath tsulutsi
d) Khath faritsi
e) Khath diwani
16
Abd al-Rahman ‘Abd Latif al-Dihan, Mamduh Nur al-Din ‘Abd Rabb al-Nabiy, Mudakkirah fi Tadris al-
Kitabah, (Jakarta : Ma’had al-Ulum al-Islamiyah wa al-Arabiyah bi Indunisiya, tt), hal.8.
14
Contoh Kitabah Pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 1 sampai 6
15
Desain Pembelajaran Istima’ Bagi Pemula
1. Dengar Ucap
1) Guru menyiapkan huruf arab yang tertulis di papan tulis atau ditampilkan di
layar, kemudian guru menyebutkan bunyi huruf tersebut dengan benar atau
sesuai dengan bahasanya.
4) Kemudian ikuti siswa sampai mereka dapat menyebutkan huruf Arab yang
berbeda dan memahami panjang dan singkatnya bacaan.Guru
menyediakan huruf abjad Arab yang ditulis di papan tulis atau ditayangkan
melalui layar, kemudian guru menyebutkan pelafalan suara huruf tersebut
satu persatu dengan benar atau sesuai dengan makhrajnya.
2. Dengar Tulis
3. Menemukan Benda
16
1) Guru menyediakan benda-benda yang familiar dan mudah ditemukan,
kemudian dimasukkan kedalam satu box atau kotak dan letakkan kotak
tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama benda tersebut satu
persatu dengan jelas.
2) Pada saat waktu yang bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan
kata, menyusun kalimat dan mengutarakan pendapat atau pikiran.
Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi denan empty outlite, yaitu
strategi yang digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi
dari yang dibaca kedalam bentuk tabel. Misalnya siswa mampu membedakan isim
dan fi’il.
C. Kemudian bagikan bahan bacaan kepada setiap siswa, dan kemudian mintalah
mereka untuk membaca bersama.
17
d. Mintalah siswa untuk mengisi formulir yang telah disiapkan.
Daftar Pustaka
Abd al-Rahman ‘Abd Latif al-Dihan, Mamduh Nur al-Din ‘Abd Rabb al-Nabiy,
Mudakkirah fi Tadris al-Kitabah, (Jakarta : Ma’had al-Ulum al-Islamiyah wa
al-Arabiyah bi Indunisiya, tt), hal.8.
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana:
Jogjakarta), hal. 327.
Kementerian Agama RI, “Kurikulum PAI Dan Bahasa Arab Di Madrasah,” 2019,
1–466.
19