Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HEMATOLOGI III

(Apusan Darah Tepi)

OLEH:

NAMA : OBRILIAN WAISMAN MUH

NIM : B1D119038

KELAS : 2019 A

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu sarana untuk mengetahui
serta memonitoring kondisi kesehatan. Salah satu pemeriksaan yang sering
dilakukan adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi
pemeriksaan hematologi rutin dan pemeriksaan hematologi khusus.
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari beberapa jenis pemeriksaan,
diantaranya pemeriksaan hemoglobin, hitung jumlah eritrosit, jumlah
trombosit, jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hematokrit, laju endap darah,
retikulosit dan pemeriksaan hemostasis (Nurul, Zainal, dan Pancawati, 2019).
Hematologi merupakan bidang studi kesehatan yang mempelajari tentang
kondisi darah yang meliputi komponen darah, fungsi darah, struktur darah, dan
pembentukan darah. Merupakan suatu pemeriksaan untuk mengidentifikasi
masalah dengan berbagai tes darah diagnostik laboratorium klinis untuk
mendiagnosa suatu keadaan pasien. Pemeriksaan dengan teknik mikroskopik
yangberfungi unutk mengamati morfologi sel darah bahkan komponen lain
yang dapat memberikaninformasi yang cukup banyak dan bermakna terhadap
keadaan hematologi seseorang (Subakir dkk, 2020).
Pemeriksaan darah rutin seperti hitung jenis sel darah dapat dimanfaatkan
untuk menentukan karakteristik morfologi darah. Hitung jenis ini dilakukan
dengan prosedur tertentu yaitu mengoleskan setetes darah vena atau kapiler
setelah itu dengan hati-hati ditipiskan diatas objek glass (kaca obyek)
kemudian dilakukan pengecetan dengan giemsa/wright. Pemeriksaan ini
disebut apusan darah tepi (Aan dkk, 2018).
Sediaan apus darah tepi yang baik secara makroskopis dan mikroskopis
sangat penting dalam menilai keberhasilan dalam pembuatan sediaan apusan
darah tepi. Secara makroskopis, bentuk dan tampilan preparat merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan, sediaan kering yang tipis dan telah dipulas
memungkinkan untuk dipelajari keadaan sel darah. Salah satu faktor penentu
dalam hal ini yaitu teknik pembuatan sediaan apus darah tepi serta faktor-
faktor lainnya (Aan dkk, 2018).
Guna pemeriksaan apusan darah yaitu evaluasi morfologi dari sel darah
tepi (eritrosit, leukosit, dan trombosit). SADT juga merupakan pemeriksaan
Laboratorium pada pasien dengan anemia yang biasa dilakukan. Pemeriksaan
apusan darah tepi memberikan informasi penting tentang sifat anemia dan
merupakan alat penting dalam mendiagnosis banding dan indikasi pemeriksan
yang diperlukan lebih lanjut, diagnosis cepat karena infeksi tertentu, dan
merupakan peran utama untuk diagnosis banding anemia (Tirta dan Satriani,
2019).

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana cara pembuatan apusan darah tepi?
2. Apa fungsi dari apusan darah tepi didalam pemeriksaan hematologi?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara pembuatan apusan darah tepi
2. Untuk mengetahui fungsi apusan darah tepi dalam pemeriksaan
hematologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan bagian yang penting dari
rangkaian pemeriksaan hematologi. Keunggulan dari pemeriksaan apus darah tepi
ialah mampu menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti morfologi sel (eritrosit,
leukosit, trombosit), menentukan jumlah dan jenis leukosit, mengestimasi jumlah
trombosit dan mengidentifikasi adanya parasit (Rinny A dan sherly R,2018)
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang berada pada kondisi konsistensi
cair menyerupai sirup dengan berat jenis 1,055 dan memiliki kekentalan dua
setengah kali dari air. Darah beredar dalam tubuh melalui suatu sistem tertutup
(pembuluh darah). Fungsi darah yaitu sebagai alat transpor serta hemostasis. Sel
darah putih (leukosit) adalah sel yang terdapat dalam darah, yang memiliki fungsi
sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing. Biasanya leukosit tidak hanya
satu jenis, tapi ada 5 jenis leukosit yang terdapat dalam darah normal (Bain,
2017). Pada pemeriksaan sel darah secara mikroskopik dapat diamati jenis sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) serta keping darah (trombosit).
(Subakir S dan Dzikra A,2020)
Hematologi merupakan bidang studi kesehatan yang mempelajari tentang
kodisi darah yang meliputi komponen darah, fungsi darah, struktur darah, dan
pembentukan darah. Merupakan suatu pemeriksaan untuk mengidentifikasi
masalah dengan berbagai tes darah diagnostik laboratorium klinis untuk
mendiagnosa suatu kondisi pasien. Pemeriksaan dengan teknik mikroskopik yang
berfungsi untuk mengamati morfologi sel darah bahkan komponen lain yang dapat
memberikan informasi yang cukup banyak dan bermakna terhadap keadaan
hematologi seseorang (Subakir S dan Dzikra A,2020)
Sediaan apusan darah tepi (SADT) merupakan sel darah manusia yang
dibuat apusan kemudian diwarnai dalam pemeriksaan hematologi untuk menilai
berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit. Salah satu
jaminan validitas hasil pemeriksaan SADT adalah kualitas pewarnaa SADT.
Terdapat beberapa metode pewarnaan SADT yang dianjurkan oleh The
International Council For Stadardization in Hematology seperti Wright’s stain,
Lieshman, May-Grünwald, dan pewarnaan Giemsa (Subakir S dan Dzikra
A,2020)
Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) merupakan sel darah manusia yang
dibuat apusan kemudian diwarnai dalam pemeriksaan hematologi untuk menilai
berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit. Salah satu
jaminan validitas hasil pemeriksaan SADT adalah kualitas pewarnaan SADT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati morfologi sel darah pada sediaan apusan
darah tipis menggunakan ekstrak antosianin dari ubi ungu sebagai pewarna alami
pengganti pewarna Giemsa. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium
dengan cara mengamati dan membandingkan gambaran morfologi sel darah
(eritrosit, trombosit dan leukosit) pada sediaan apusan darah tipis menggunakan
pewarnaan giemsa dan menggunakan pewarnaan alternatif ekstrak antosianin dari
ubi ungu. Sampel pada penelitian ini menggunakan darah vena yang ditampung
pada tabung vakum menggunakan antikoagulan EDTA kemudian dibuat sebagai
preparat apusan darah tipis. (Subakir S dan Dzikra A,2020)
Pemeriksaan darah rutin seperti hitung jenis sel darah dappat dimanfaatkan
untuk menentukan karakteristik morfologi darah.Hitung jenis ini dilakukan
dengan prosedur tertentu yaitu mengoleskan setetes darah vena atau kapiler
setalah itu dengan hati – hati ditipiskan diatas objek glass (kaca obyek) kemudian
dilakukan pengecetan dengan giemsa/wright. Pemeriksaan in disebut sediaan apus
darah tepi (Dzikra dan Islawati 2018).
Sediaan apus darah tepi yang baik secara makroskopis dan mikroskopis
sangat penting dalam menilai keberhasilan dalam pembuatan sediaan apusan dara
tepi. Secara makroskopis, bentuk dan tampilan preparate merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan, sediaan kering yang tipis dan tela dipulas
memungkinkan untuk mempelajari keadaan sel darah. Salah satu factor penentu
dalam hal ini yaitu Teknik pembuatan sediaan apus darah tepi serta factor – factor
lainnya (Dzikra dan Islawati 2018).
Dalam pemeriksaan sediaan apusandarah tepi terdapat kendala dalam
melakukan pemeriksaan yaitu pemeriksan ditunda setelah sampel berhasil
diambul mengakiatkan kerusakan sel – sel darah, kaca objek yang kotor
mengakibatkan bitnik – bitnik pada apusan, tetesan terlalu banyak atau sedikit
mengakibatkan apusan yang tebal akan Panjang dan terlalu tipis akan pendek,
geseran terlalu lambat mengakibatkan penyebaran sel tidak baik, dan penyebab
hasil pewarnaan yang tidak baik seperti terlalu biru, terlalu ungu, dan hasil
pewarnaan pucat. Beberapa kendala yang dialami dalam pemeriksaan apusandarah
tepi yang dapat berakibat dalam menentukan kesan jumlah leukosit yang
memberikan hasil yang tidak baik (Dzikra dan Islawati 2018).
Pemeriksaan sediaan apusan darah tepi bertujuan untuk evaluasi morfologi
bentuk, warna, dan ukuran, evaluasi leukosit meliputi bentuk dan jumlah,
sedangkan evaluasi trombosit meliputi bentuk, ukuran, dan warna. Penentuan
kesan jumlah leukosit ditentukan dalam jumlah sel perlapang pandang. Sementara
jumlah sel perlapangan pandang yang dinyataan cukup masih bervariasi (Dzikra
dan Islawati 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Spuit 3 cc
b. Tabung EDTA
c. Preparat
d. Torniquet
2. Bahan :
a. Alkohol swab
b. Kapas
B. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan untuk mengambil darah vena pasien dan
pembuatan apusan darah
2. Diambil darah vena pasien menggunakan Teknik venipuncture
3. Darah vena yang telah di ambil kemudian di masukkan kedalam
tabung EDTA
4. Homogenkan darah dengan EDTA pada tabung vakum
5. Diambil sedikit darah dari tabung EDTA menggunakan supit 3 cc
6. Di teteskan satu tetes darah pada ujung preparate
7. Ambil preparate yang kedua dan letakkan ujung preparat tersebut di
atas tetesan darah, kemudian tunggu darah merata pada ujung preparat.
8. ditarik sedikit preparate ke beakang kemudian di dorong kedepan
hingga darah membentuk seperti lidah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang dilakukan senin 21 juni 2021 di
laboratorium patologi klinik Universitas Megarezky Makassar dimana
praktikan membuat apusan darah tepi.
Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan bagian yang
penting dari rangkaian pemeriksaan hematologi. Keunggulan dari
pemeriksaan apus darah tepi ialah mampu menilai berbagai unsur sel darah
tepi seperti morfologi sel (eritrosit, leukosit, trombosit), menentukan
jumlah dan jenis leukosit, mengestimasi jumlah trombosit dan
mengidentifikasi adanya parasite.
Sediaan apus darah tepi yang baik secara makroskopis dan
mikroskopis sangat penting dalam menilai keberhasilan dalam pembuatan
sediaan apusan dara tepi. Secara makroskopis, bentuk dan tampilan
preparate merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, sediaan kering
yang tipis dan tela dipulas memungkinkan untuk mempelajari keadaan sel
darah. Salah satu factor penentu dalam hal ini yaitu Teknik pembuatan
sediaan apus darah tepi serta factor – factor lainnya
Kesulitan dalam pembuatan apusan darah tepi terdapat pada jumlah
darah yang diteteskan pada preparat, darah yang terlalu sedikit dapt,
membuat apusan darah tidak Panjang dan tidak rata, tetesan darah yang
banyak membuat apusan darah terlalu tebal dan tidak efektif digunakan
untuk pemeriksaan karena jika dilihat pada mikroskop sel darah akan
menumpuk dan sulit untuk dilakukan pemeriksaan.
Posisi praktikan yang membuat sediaan apusan darah tepi juga
sangat berpengaruh, berdiri merupakan posisi yang baik untuk membuat
sediaan apusan darah tepi, jika dalam posisi duduk keseimbangan pada
saat mendorong preparat menjadi tidak stabil dan membuat apusan darah
tidak lurus dan miring ke samping. Posisi jari padasaat menekan preparate
juga sangat berpengaruh terhadap hasil pembuatan apusan darah tepi,
posisi jari yang baik untuk membuat apusan darah tepi yaitu jari telunjuk
menekan bagian tengah preparat yang akan di dorong, perlakuan ini
bertujuan untuk membuat preparate yang di dorong menempel dengan
baik pada preparat yang terdapat darah.
Gerakan preparat pada saat di dorong sangat berpengaruh pada
hasil apusan darah tepi. Gerakan yang lambat pada saat mendorong
preparat akan menyebabkan apusan darah terputus – putus dan tidak
merata, hal ini apusan darah tidak layak dan tidak efektif untuk dilakukan
pemeriksaan
Factor yang lainnya mempengaruhi hasil apusan darah tepi yaitu
kebersihan preparat yang tida bersih akan menyebabkan lubang lubang
pada apusan darah, sebaiknya saat membersihkan preparat menggunakan
alcohol dan kain bersih, menggunakan kapas kurang disarankan karena
serat kapas yang mudah menepel pada preparat dan akan mempengaruhi
hasil pembuatan apusan darah tepi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Untuk membuat apusan darah tepi di teteskan darah pada permukaan
preparate kemudian diletakkan ujung preparate lainnya di atas tetesan darah,
kemudian ditunggu hingga darah merata pada ujung preparat lalu di Tarik
sedikit kebelakang kemudian di dorong dengan cepat kedepan hingga
membuat bentuk seperti lidah
2. Kegunaan apusan darah tepi untuk pemeriksaan hematologi yaitu untuk
melihat morfologi sel darah dan menghitung jumlah sel darah
B. Saran.
Diharapkan pada praktikum selanjutnya praktikan dapat melakukan pewarnaan
pada sediaan apusan darah tepi dan di amati pada mikroskop
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Aan Yulianingsih, dkk. 2018. Penentuan Kriteria Penilaian Kesan
Jumlah Pada Pemeriksaan Apusan Darah Tepi. Vol. 3, No. 2.
Salnus, Subakir, dkk. 2020. Ekstrak Antosianin Dari Ubi Ungu
(Ipomoea Batatas L.) Sebagai Pewarna Alami Pada Apusan Darah
Tepi. Vol. 11, No. 2.
Tirta, Satriani Syarif. 2019. Perbandingan Penilaian Morfologi Eritrosit
menggunakan Nilai Indeks dengan Sediaan Apusan Darah Tepi
Padapenderita TB Paru di Puskesmas Perumnas. Vol. 3, No.1.

Warsita, Nurul, Zainal Fikri, dan Pancawati Arianti. 2019. Pengaruh Lama
Penundaan Pengecatan Setelah Fiksasi Apusan Darah Tepi Terhadap
Morfologi Eritrosit. Vol.6, No.2.
Dzikra, Arwie, dan Islawati. 2018. Penentuan Kriteria Penilaian Kesan Jumlah
Leukosit Pada Pemeriksaan Apusan Darah Tepi. Vol. 3, No. 2.
Ardina, Rinny, dan Rosalina Sherly. 2018. Morfologi Eosinofil Pada Apusan
Darah Tepi Menggunakan Pewarnaan Giemsa, Wright, Dan
Kombinasi Wright-Giemsa. Vol. 3, No. 2

Anda mungkin juga menyukai