PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan
jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan
jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit
misalnya penyakit gout arthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause
pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak
dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause
perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka
mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout
adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan
jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan,
trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-
mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya
penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang
gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan
Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan Gout
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Gout
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien den
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Gout merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2003:407)
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic
pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada
tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas pergelangan dan kaki bagian tengah.
(Markie, Carrie. 2005)
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri
pada tulang dan sendi.
B. Klasifikasi
a. Gout primer, meningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis dalam
jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat
tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena
gangguan metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah
satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP
(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1 % saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan purin
menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan
karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar
proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang
penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang
berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat
dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat
abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang
dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang
akan menyebabkan : Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
3. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan etambutol.
D. Manifestasi klinis
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi yang
tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibu
jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan
tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan gejala demam
dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa
pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih
lama.
Secara klinis ditandai dengan adnya artritis,tofi dan batu ginjal. Yang penting diketahui bahwa
asm urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah
terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga,siku,lutut,dorsum
pedis,dekat tendo Achilles pada metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya.
Gejala umum gangguan Gout meliputi:
a. Nyeri tulang sendi
b. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
c. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
d. Peningkatan suhu tubuh.
E. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat
tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequate akan menghasilkan akumulasi asam urat
yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam
urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purin abnormal.
2. Menurunnya ekskresi asam urat
3. Kombinasi keduanya
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,maka asam urat tersebut
akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau
menumpuk di jaringan konektiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan
memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak
jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi tidak akan
menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya
penumpukan asam urat pada ginjal.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu 19 mg/dl. normalnya pada pria 3,4-
7,0 mg/dl dan pada wanita 2,4-6,0 mg/dl.
2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna
putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
H. Komplikasi
a. Gout kronik bertophus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang
meradang. Tofi adalah timbunan Kristal monosodium urat disekitar persendian seperti ditulang
rawan sendi, synovial, bursa atau tendon.
b. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia, terjadii akibat dari pengendapan
Kristal asm urat dalam tubulus ginjaln bisa berbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak
glomerulus.
c. Nefrolitiasi asam urat (batu ginjal)
Terjadi pembentukn massa keras seperti batu didalam ginjal, bias menyebabkan nyeri,
pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-garam
yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat,sistin dan mineral struvit (campuran
magnesium, ammonium, fosfat)
d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
e. Peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
f. Batu ginjal (kencing batu) serta gagal ginjal.
J. Pengkajian keperawatan
a. Anamnesis
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin (lebih sering pada pria daripadawanita), usia (terutama pada
usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan ,asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosis medis. Pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada sendi
metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat poli ± artikular. Gout biasanya
mengenai satu atau beberapa sendi. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang
nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.
Provoking Incident : hal yang menjadi factor presipitasi nyeriadalah gangguan metabolism puroin
yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang.
Quality of pain: nyeri yang dirasakan bersifat menusuk.
Region, Radiation, Relief: Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki.
Severity (Scale) of pain: Nyeri yang dirasakan antara 1-3 pada rentang pengukuran 0-4.
Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat pada
pemeriksaan radiologi.
Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting ditanyakan berapa lama
pemakaian obat analgesic, alopurinol
3. Riwayat Penyakit dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout (mis:
penyakit gagal ginjal kronis,l eukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang
perluditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan masalah yang sama. Kaji adanya
pemakaian alcohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretik.
4. Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama dengan
klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada produksi/ sekresi asam urat
yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
5. Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat. Respons didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan
rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan
program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat pada sirkulasi.
Adanya perubahan perandalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas
fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium diniterlihat perubahan yang
berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yangringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi
tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out)
K. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
L. Rencana (intervensi keperawatan)
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi dan Rasioanl
keduanya mempunyai
efek membantu
pengeluaran endorfin dan
dingindapat menghambat
impuls-impuls nyeri
4. usahakan untuk
meningkatkan kembali
pada aktivitas yang
normal.
2. diskusikan tentang
pentingnya diit yang
terkontrol, misal dengan
menghindari makanan
tinggi purin seperti hati,
ginjal, sarden. Program
latihan dan istirahat yang
teratur perlu dibicarakan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GOUT
A. Kasus terkait
Seorang wanita lansia bernama Ny.A umur 65 tahun mengeluh rasa nyeri pada lutut
kananya sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan sampai ke tungkai kaki kanan bawah serta
bengkak dan terasa panas, akibatnya klien sulit berjalan. Klien mengatakan tidak merasakan
demam, klien juga menyangkal pusing, sesak nafas, nyeri pada perut. Menurut Ny.A keluhan
ini dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, ia sering mendapat serangan nyeri di lutut kanan,
biasanya jika mendapat serangan Ny.A hanya beristirahat sambil memijat daerah yang sakit
sampai keluhan berkurang, klien tidak terlalu memperdulikan tentang penyakitnya karena
selama 3 bulan ini gejala tersebut sering hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, namun
saat serangan terakhir ini keluhaan tidak berkurang. Sehingga klien mau untuk diperiksa. Dari
hasil pemeriksaan klinis diketahui asam urat klien 12 mg/dl, TD 130/90 mmHg, RR 21x/m, SB
37˚C , N 72x/m .
B. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Identitas klien
Nama : Ny.A
Umur : 50 tahun
Alamat rumah : mogolaing
Jenis kaelamin : Perempuan
Suku bangsa : Mongondow/Indonesia
Agama : islam
Status pernikahan : janda
Tanggal pengkajian : 03-10-2013
Diagnosa medis : Gout
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. P
Usia : 32 tahun
Alamat : mogolaing
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Anak
3. Keluhan utama
Rasa nyeri pada lutut kanan sampai ke tungkai
4. Riwayat kesehatan sekarang
Klien merasa nyeri pada lutut kanan sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan sampai ke
tungkai kaki kanan bawah serta bengkak dan terasa panas, akibatnya klien sulit
berjalan.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Sejak 3 bulan yang lalu, ia sering mendapat serangan nyeri di tungkai kaki. Klien
memiliki riwayat penyakit hipertensi. Riwayat DM disangkal
6. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit yang serupa dengan kien.
7. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: klien
8. Riwayat psikososial
Klien kurang berinteraksi dengan sesama lansia, klien tampak pemalu dan orang lain
yang harus menyapa lebih dahulu.
9. Riwayat spiritual
Klien menganut agama Islam dan sesekali klien terlihat melakukan ibadah solat.
10. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit
Saat nyeri kambuh klien hanya memijatnya, klien tidak terlalu memperdulikan
kesehatannya. Klien tidak tahu tentang penyakitnya.
Selama sakit
Klien terlihat sangat perduli dengan kesehatannya, klien sering bertanya tentang
penyakitnya
b. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit
nafsu makan baik, makan 3 kali sehari, porsi dihabiskan. Klien jarang mekan sayur
karena klien tidak menyukai sayuran. Klien menyukai makanan seperti kacang, dan
daging. Klien jarang minum air.
Selama sakit
Nafsu makan baik, klien menjalani program diet rendah purin
c. Pola eliminasi
Sebelm sakit
BAB dan BAK baik, BAB ± 1-2 x/hari feses berarna kuning dan berbau khas. BAK
±4x/hari.
Selama sakit
BAB dan BAK tidak mengalami gangguan
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
klien tidur siang 1 jam, malam 9 jam.
Selama sakit
klien lebih banyak istirahat, tidur tidak mengalami gangguan.
e. Pola aktivitas
Sebelum sakit
Klien melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
Selama sakit
klien tidak bisa melakukan aktivitas karena sendi terasa nyeri pabila digerakan.
klien sangat ketergantungan pada orang lain.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik, kesadaran kompos mentis
Tanda-tanda vital: TD 130/90 mmHg
N 72x/menit
R 21x/menit
SB 37°C
1. Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala lonjong. Kesimetrisan, simetris kiri dan kanan.
Keadaan rambut tampak kotor dan warna putih uban, kulit kepala kotor, tidak ada
penonjolan, dan tidak ada luka.
2. Mata
Inspeksi
kelopak mata cekung, kunjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), penglihatan jelas
3. Telinga
Inspeksi : telinga luar tampak bersih, pendengaran klien masih jelas
4. Mulut
Inspeksi
Mukosa bibir kering.
5. Leher
Inspeksi
Tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi
Kelenjar limfonodi leher tidak teraba
6. Thorak
Pemeriksaan fisik jantung
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda inflamasi, dinding dada simetris kanan dan kiri,
Palpasi : tidak teraba massa
Perkusi : redup dibagian jantung
Auskultasi : suara jantung I dan II regular, tidak ada bising
Pemeriksaan fisik paru
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda inflamasi, dinding dada simetris kanan dan kiri,
pergerakan dada sama, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada krepitasi
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : tidak ada wheezing dan ronki.
7. Abdomen
Inspeksi : bentuk dinding perut datar, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : peristaltic (+) 18x/m
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), tidak ada pembesaran hepar dan limpa
Perkusi : timpani dikeempat kuadran abdomen
8. Pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi : pada lutut kanan terlihat pembengkakan.
Palpasi : daerah tersebut teraba hangat, ada nyeri tekan.
9. Pemeriksaan kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang, kulit kusam dan tampak kotor
Palpasi : kulit tidak elastic
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat dalam darah yaitu 12 mg/dl
Leukosit 15.000/mm3
C. Analisa data
mandi
Rambut dan kulit kepela Penurunan kemampuan
E. Intervensi keperawatan
No Dx.
Tujuan & KH Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. 1. Kaji keluhan nyeri, 1. 1. Membantu dalam mengendalikan
nyaman : tindakan catat lokasi dan kebutuhan manajemen nyeri dan
Nyeri keperawatan intensitas (skala 0-10). keefektifan program.
berhubungan selama 3x24 2. 2. Berikan posisi yang 2. Bantalan yang empuk/lembut
dengan jam,diharapkan nyaman, sendi yang akan mencegah pemeliharaan
Terbentuknya nyeri klien nyeri (kaki) kesejajaran tubuh yang tepat dan
thopi berkurang. diistirahatkan dan menempatkan stress pada sendi
KH : diberikan bantalan. yang sakit.
nyeri berkurang 3. Berikan kompres 3. Pemberian kompres dapat
dari skala 7 menjadi hangat atau kompres memberikan efek vasodilatasi dan
skala 4 atau 3 dingin. keduanya mempunyai efek
pasien tampak 4. Cegah agar tidak membantu pengeluaran endorfin
rileks terjadi iritasi pada tofi, dan dapat menghambat impuls-
misal menghindari impuls nyeri.
penggunaan sepatu yang 4. Bila terjadi iriitasi maka akan
sempit, terbentur benda semakin nyeri. Bila terjadi luka
yang keras akibat tofi yang pecah maka
5. Berikan masase yang rawatlah sucara steril dan juga
lembut perawatan drain yang dipasang
6. Ajarkan penggunaan pada luka.
tehnik manajemen 5. Meningkatkan
stress,misalnya relaksasi relaksasi/mengurangi tegangan otot,
progresif, sentuhan memudahkan untuk ikut serta
terapeutik, dan dalam terapi
pengendalian nafas. 6. Meningkatkan relaksasi,
7. Ajarkan klien untuk memberikan kontrol dan mungkin
sering mengubah posisi meningkatkan kemampuan koping.
tidur 7. Mencegah terjadinya kelelahan
8. Anjurkan klien untuk umum dan kekakuan sendi.
minum 2 liter air atau Menstabilkan sendi, mengurangi
lebih setiap hari gerakan atau rasa sakit pada sendi.
9. Kolaborasi dengan 8. membantu pembuangan asam
dokter dalam pemberian urat, dan meminimalkan
obat-obatan colchille, pengendapan urat dalam saluran
Allopurinol (Zyloprin) kemih
10.Kolaborasi dengan 9.. menurunkan kristal asam urat
ahli gizi tentang diet yang mempunyai efek samping,
makanan yang nausea, vomitus, diare, oliguri,
mengandung senyawa hematuri.Allopurinol menghambat
purin. asam urat.
10. Purin merupakan senyawa yang
akan dirombak menjadi asam urat
dalam tubuh
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. 1. Pertahankan istirahat 1. Istirahat yang sistemik selama
mobilitas fisik tindakan tirah baring/duduk jika eksaserbasi akut dan seluruh fase
berhubungan keperawatan diperlukan. Jadwal penyakit yang penting untuk
dengan nyeri selama 3x24 jam, aktifitas untuk mencegah kelelahan,
persendian diharapkan tidak memberikan periode mempertahankan kekuatan. Dan
hambatan mobilitas istirahat yang terus mengurangi pergerakan pada sendi
fisik teratasi, menerus dan tidur yang sakit
KH : malam hari yang tidak 2. Menghindari cedera akibat
Klien dapat terganggu. kecelakaan atau jatuh.
berjalan secara 2. Ajarkan kepada klien 3. Berguna dalam
bertahap, tanpa untuk malakukan memformulasikan program
mengalami ambulasi dengan latihan/aktifitas yang berdasarkan
kesulitan bantuan misal dengan pada kebutuhan, individual dan
menggunakan tongkat dalam mengidentifikasi mobilisasi.
dan berikan lingkungan
yang aman misalnya
lantai jangan sampai
licin.
3. Kolaborasi dengan
ahli terapi fisik/okupasi
dan spesialis vokasional.
3. Kurang Setelah dilakukan 1.bina hubungan saling 1. menciptakan kerja sama dengan
pengetahuan tindakan percaya klien
berhubungan keperawatan 2. kaji pengetahuan 2. mengetahui tentang pengetahuan
dengan selama 3x24 klien tentang penyakit dan menentukan intervensi
kurangnya jam,diharapkan gout 3. agar klien menjadi lebih
paparan klien dapat 3. jelaska pada klien memahami tentang penyakitnya
informasi mengerti tentang tentang pengertian, 4. untuk memastikan klien
penyakitnya penyebab, dan tanda- memahami penjelasan perawat
KH : gejala 5. meningkatkan rasa percaya diri
pasien dapat 4. menanyakan kembali klien
menjelaskan pada klien tentang
pengertia penyakit penyebab , pengertian ,
asam urat, dan tanda-gejala
penyebab serta 5. member pujian
tanda dan gejalanya terhadap kemampuan
klien memahami materi
yang di diskusikan
4 Defisit Setelah dilakukan 1. bina hubungan saling 1. agar klien percaya dan mau
perawatan diri: tindakan perawatan percaya melakukan segala proses perawatan
mandi/hygiene selama 3x24 jam 2. diskusikan bersama diri
berhubungan diharapkan klien klien pentingnya 2. agar klien dapat membedakan
dengan termotivasi untuk kebersihan diri dengan keadaan bersih dan yang tidak
penurunan mandi cara menjelaskan bersih
kemampuan KH : pengertian bersih dan 3. lansia biasanya sudah mengalami
merawat diri Klien mandi 2 kali tanda-tanda bersih penurunan daya ingat, sehingga
sehari 3.ingatkan klien untuk harus selalu diingatkan.
memelihara kebersihan 4.agar kebersihan diri klien
diri seperti mandi 2 kali terpenuhi meskipun dalam kedaan
sehari pagi dan sore sakit
4. bantu klien untuk
mandi
F. Implementasi
Hari ke 1
Implementasi Hari ke 2
Implementasi Hari ke 3
A. Contoh kasus
Seorang wanita lansia bernama Ny.A umur 65 tahun mengeluh rasa nyeri pada lutut
kananya sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan sampai ke tungkai kaki kanan bawah serta
bengkak dan terasa panas, akibatnya klien sulit berjalan. Klien mengatakan tidak merasakan
demam, klien juga menyangkal pusing, sesak nafas, nyeri pada perut. Menurut Ny.A keluhan
ini dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, ia sering mendapat serangan nyeri di lutut kanan,
biasanya jika mendapat serangan Ny.A hanya beristirahat sambil memijat daerah yang sakit
sampai keluhan berkurang, klien tidak terlalu memperdulikan tentang penyakitnya karena
selama 3 bulan ini gejala tersebut sering hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, namun
saat serangan terakhir ini keluhaan tidak berkurang. Sehingga klien mau untuk diperiksa. Dari
hasil pemeriksaan klinis diketahui asam urat klien 12 mg/dl, TD 130/90 mmHg, RR 21x/m, SB
37˚C , N 72x/m .
Dari kasus diatas jika diabandingkan dengan teori dari penyakit gout ini, penyebab dan
gejalanya sama yaitu :
1. Penyebabnya terjadi gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat
dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat
yang kurang dari ginjal.
2. Gejalanya yaitu nyeri pada sendi, bengkak dan kemerahan pada tulang sendi. Tofi pada
sendi
B. Faktor resiko
Klien mengalami penyakit ini karena usia klien yang sudah tua, karena lansia adalah salah
satu faktof yang beresiko terjadinya gout. Klien juga suka mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung senyawa purin.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Gout merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2003:407). Gout dapat diklasifikasikan
menjadi dua bentuk yaitu Gout primer, meningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin
yang disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati dan gout sekunder yaitu akibat
obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal. Tanda dan gejalanya Nyeri tulang sendi,
Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi, Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga,
Peningkatan suhu tubuh. Penatalaksanaan keperawatan Sendi diistirahatkan (imobilisasi
pasien) , diberikan kompres dingin atau kompres hangat dan Diet rendah purin
b. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat
mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan gout,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.
Daftar Pustaka
Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta. EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta. EGC.
http:/files/Bahan%20Keperawatan%20%20askep%20gout%20artritis.htm . update 25