1,2Teknik
Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu, Indonesia
e-mail : 1ev.hertna@gmail.com, 2helmig85@gmail.com
3TeknikMesin
Politeknik SAKTI, Surabaya, Indonesia
e-mail : 3azizankoe@gmail.com
ABSTRAK
Hidrofoil adalah sebuah kapal dengan bagian seperti sayap yang dipasang pada penyangga di bawah
lambung kapal. Ketika kapal meningkatkan kecepatannya, hidrofoil memproduksi gaya angkat sehingga
lambungnya terangkat dan keluar dari air. Ini menyebabkan pengurangan gesekan dan oleh karena itu
peningkatan dalam kecepatan. Pemilihan foil menjadi salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan
prinsip kerja kapal (Suryadi, Arief, & Amiadji, 2017). Geometri foil yang dirancang dalam penelitian ini
diharapkan mampu menghasilkan gaya angkat (lift) yang maksimal serta menghasilkan gaya hambat (drag)
seminimal mungkin pada waktu yang bersamaan. Sehingga nantinya geometri foil pada kapal hidrofoil
tersebut adalah yang memiliki rasio koefisien gaya angkat (CL) terhadap koefisien gaya hambat (CD) paling
besar (CL/CD maksimum). Selanjutnya proses optimasi menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO)
untuk mendapatkan nilai CL/CD maksimum. Penelitian dilakukan melalui empat tahapan yaitu: (1)
penentuan sudut serang dan Bilangan Reynold; (2) penentuan foil NACA 63(3)018; (3) iterasi dengan XFoil
solver; (4) proses optimasi menggunakan GNU Octave 4.4.1. Hasil penelitian menunjukkan validasi pada
MA409 menghasilkan nilai CL metode panel yang cukup baik dan akurat dengan rata-rata kesalahan
sebesar 3.65%, sedangkan validasi untuk CD rata-rata kesalahan 9.31%. Hasil ini dalam toleransi yang
diijinkan sesuai literatur (Reid, 2006) yaitu di bawah 9.5%. Kesimpulan penelitian adalah nilai rasio gaya
angkat terhadap gaya hambat (CL/CD) maksimum dipengaruhi oleh bilangan Reynold. Semakin besar
bilangan Reynold maka nilai CL/CD maksimum juga semakin tinggi. Ketebalan (thickness) dan camber
maksimum hidrofoil setelah dioptimasi mempunyai kecenderungan semakin meningkat dengan
peningkatan bilangan Reynold.
79
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
seminimal mungkin. Atau dengan kata lain, profil Octave 4.4.1. Adapun tahapan tersebut dijelaskan
hidrofoil yang diinginkan adalah yang memiliki sebagai berikut : Pertama penentuan bilangan
rasio koefisien gaya angkat (CL) terhadap koefisien Reynold yaitu 150,000; 200,000; dan 250,000;
gaya hambat (CD) atau CL/CD maksimum. serta sudut serang 2o , 4o, 6o, 8o, dan 10o. Sesuai
Menurut Aji dalam (Suryadi et al., 2017), (Williamson et al., 2012) koordinat hidrofoil untuk
sudut serang divariasikan sebesar 10, 20 dan 30. Naca 63(3)018 sudah diketahui. Selanjutnya, setiap
Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa sudut koordinat hidrofoil yang diperoleh dianalisis
serang terbaik berbeda-beda pada tiap kecepatan. menggunakan XFoil untuk mendapatkan CL/CD
Kecepatan 20 knot memiliki sudut serang hidrofoil maksimum. Koefisien drag dan rasio lift-drag juga
terbaik sebesar 30. Kecepatan 30 knot memiliki ditampilkan.
sudut serang hidrofoil terbaik sebesar 20. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung
Kecepatan 40 knot kapal sudah mencapai kondisi apakah nilai CL/CD sudah maksimum? Apabila
stall dimana kapal hidrofoil sudah kehilangan gaya sudah maksimum proses berhenti, artinya
angkat. didapatkan nilai CL/CD maksimum, namun apabila
Khurana dan Sinha (Khurana, Winarto, & belum maksimum, geometri hidrofoil diupdate dan
Sinha, 2009) mengkaji aplikasi algoritma Particle proses diulang sampai maksimum. Tahap
Swarm Optimization (PSO) untuk optimasi bentuk berikutnya adalah proses optimasi menggunakan
airfoil. Metodologi optimasi meliputi integrasi GNU Octave 4.4.1. Pada proses ini sebagai fungsi
fungsi bentuk Parsec untuk representasi bentuk obyektif adalah CL/CD maksimum, sedangkan
airfoil, algoritma swarm sebagai agen pencari dan variabel perancangannya adalah koordinat pada
model ANN untuk perhitungan. PSO diusulkan hidrofoil. Untuk lebih jelas tentang tahapan
untuk pengujian dua varian. Hasilnya dipetakan ke penelitian disajikan dalam Gambar 1.
grafik yang menunjukkan bahwa model tersebut
Mulai
adaptif dan cocok untuk aplikasi desain airfoil.
Model yang diusulkan membutuhkan desain lebih
lanjut, pengembangan dan validasi untuk Sudut serang
mengurangi persentase kesalahan simulasi. Bilangan Reynold
Suatu optimasi perancangan airfoil
menggunakan metode panel pada bilangan
NACA 63-018
Reynold rendah telah dilakukan oleh (Stalewski &
Sznajder, 2010). Sistem persamaan linear dimensi
n + 1 diturunkan dari panel vortex dan source pada Koordinat Hidrofoil Update geometri
permukaan airfoil. Hasil analisis aerodinamis
menggunakan XFOIL menunjukkan bahwa
koefisien angkat memiliki beberapa peningkatan
Iterasi dengan XFoill
solver
pada sudut serang kisaran 0-12. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode panel sangat cocok
untuk proses perancangan dan optimasi karena CL dan CD
80
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
81
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
82
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
83
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
ketebalan (thickness) dan camber maksimum Marzocca, P. (2017). The NACA Airfoil Series.
hidrofoil setelah dioptimasi mempunyai Retrieved from http://people.clarkson.edu/
kecenderungan semakin meningkat dengan Ouyang, H., Weber, L. J., & Odgaard, A. J. (2006).
peningkatan bilangan Reynold. Design optimization of a two-dimensional
hydrofoil by applying a genetic algorithm.
Engineering Optimization, 38(5), 529–540.
UCAPAN TERIMA KASIH Reid, M. (2006). Thin/cambered/reflexed airfoil
development for micro-air vehicles at
Pada kegiatan penilitian ini penulis Reynolds numbers of 60,000 to 150,000.
menyampaikan terima kasih kepada : Selig, M. S., & Guglielmo, J. J. (1997). High-lift low
1. DIKTI melalui hibah Penelitian Dosen Pemula Reynolds number airfoil design. Journal of
sehingga penulis mempunyai kesempatan untuk Aircraft, 34(1), 72–79.
menyumbangkan pemikirannya. Stalewski, W., & Sznajder, J. (2010). Application of a
2. Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu, panel method with viscous-in-viscid
Laboratorium Komputer, para staf, laboran, interaction for the determination of
toolman, yang telah memberikan waktu, aerodynamic characteristics of Cesar Base-
sehingga pemrograman dan olah data bisa Line aircraft. Prace Instytutu Lotnictwa, 76–
dilaksanakan 97.
Suryadi, A., Arief, I. S., & Amiadji, A. (2017). Analisa
Pengaruh Sudut Serang Hidrofoil Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Gaya Angkat Kapal Trimaran Hidrofoil.
Jurnal Teknik ITS, 5(2).
Abbott, I. H., & Von Doenhoff, A. E. (1959). Theory Williamson, G. A., McGranahan, B. D., Broughton, B.
of wing sections, including a summary of A., Deters, R. W., Brandt, J. B., & Selig, M. S.
airfoil data. Courier Corporation. (2012). Summary of low-speed airfoil data.
Acosta, A. J. (1973). Hydrofoils and hydrofoil craft. University of Illinois Low Speed Airfoil Tests.
Annual Review of Fluid Mechanics, 5(1), 161– Zhang, F., Chen, S., & Khalid, M. (2002).
184. Optimizations of airfoil and wing using
Hepperle, M. (2011). Xfoil User’s Guide. December. genetic algorithm. In 23rd Congress of
Karim, M. M., Suzuki, K., & Kai, H. (2004). Optimal International Council of the Aeronautical
design of hydrofoil and marine propeller Sciences, Toronto, Canada.
using micro-genetic algorithm (µGA). Journal
of Naval Architecture and Marine
Engineering, 1(1), 47–61.
Katz, J., & Plotkin, A. (2001). Low-speed
aerodynamics (Vol. 13). Cambridge
university press.
Khurana, M., Winarto, H., & Sinha, A. (2009). Airfoil
optimisation by swarm algorithm with
mutation and artificial neural networks. In
47th AIAA Aerospace Sciences Meeting
including the New Horizons Forum and
Aerospace Exposition (p. 1278).
(ABBOTT & VON DOENHOFF, 1959; ACOSTA, 1973; HEPPERLE, 2011; KARIM, SUZUKI, & KAI, 2004; KATZ
& PLOTKIN, 2001; OUYANG, WEBER, & ODGAARD, 2006; SELIG & GUGLIELMO, 1997; ZHANG, CHEN, &
KHALID, 2002)
84
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
LAMPIRAN
85
E H Herrapraastanti, dkk / Teknika : Engineering and Sains Journal, Vol. 2, No.2, Desember 2018, 79-86
86