OLEH
Susanti R. Tampilang
07351711022
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan proposal ini dengan judul “Perbandingan Metode Dempster Shafer
Dan Naive Bayes Untuk Mendiagnosa Penyakit Sapi Berbasis Website” Penyusunan
laporan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pada
Universitas Khairun Ternate Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika.
Penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Khairun
Ternate.
2. Ibu Lita Asriyanti Latif, ST., M.TM., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Khairun Ternate.
3. Orang tua, kakak, adik, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan
dan perhatian luar biasa yang penuh hingga penulis dapat menyelesaikan laporan
proposal ini.
4. Bapak Amal Khairan, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
5. Bapak Saiful Do Abdullah.ST,M.T sebagai dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, saran, arahan yang sangat berarti serta
melayani dan mengarahkan kami dalam proses ujian serta pengumpulan laporan.
6. Bapak Munazat Salmin.S.Pd.,M.Cs selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing saran, serta arahan yang sangat
berarti, hingga terselesaikannya laporan proposal ini.
7. Civitas akademika Fakultas Teknik Universitas Khairun yang telah membantu dalam
pelaksanaan pembuatan laporan proposal ini.
8. Teman-teman angkatan 2017 yang telah berpartisipasi baik saran maupun kritik
atas laporan proposal ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan
proposal ini.
ii
Akhir kata penulis ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila ada
yang tidak tersebutkan namanya penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Dan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini semoga amal dan
kebaikannya dapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
iv
2.6 Word Wide Web.........................................................................................................19
2.8 MYSQL.......................................................................................................................19
2.9 XAMMP......................................................................................................................20
2.12 Flowchart....................................................................................................................20
2.16 Akurasi........................................................................................................................25
v
3.6 Metode Pengembangan.............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Metode Pengembangan prototype (Pressman,2001) 2
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terkait...................................................................................................7
Tabel 2.2 Simbol Dan Fungsi Flowchart..............................................................................23
Tabel 2.3 Notasi use case diagram (Haviliddin, 2011).........................................................24
Tabel 2.4 Entity Relationship Diagram.................................................................................26
Tabel 3.1 Detail Spesifikasi hardware..................................................................................30
Tabel 3.2 Detail Spesifikasi Software...................................................................................31
Tabel 3.3 Fakta gejala penyakit pada sapi...........................................................................33
Tabel 3.4 Fakta penyakit sapi...............................................................................................34
Tabel 3.5 Fakta penyakit sapi dan gejalanya.......................................................................35
Tabel 3.6 Probabilitas keyakinan gejala pada suatu penyakit.............................................36
Tabel 3.7 Persentase Kesimpulan........................................................................................36
Tabel 3.8 Nilai bobot gejala yang terdapat pada penyakit sapi............................................39
Tabel 3.9 Gejala dan bobot penyakit Myasis......................................................................40
Tabel 3.10 Ilustrasi keyakinan gejala 1 dan 2.....................................................................40
Tabel 3.11 Ilustrasi keyakinan gejala 3................................................................................41
Tabel 3.12 Gejala dan bobot penyakit Myasis.....................................................................41
Tabel 3.12 Jadwal Penelitian..............................................................................................48
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sapi merupakan hewan ternak yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi,
baik sebagai ternak bibit maupun sebagai produk hewani yang dapat diambil daging, susu,
kulit, dan lainnya. Kesehatan ternak menjadi faktor utama untuk dapat menghasilkan
daging dengan kualitas yang baik. Peternak sapi diharapkan dapat mengetahui informasi
mengenai hewan ternak sapi, seperti penyakit sapi pada umumnya ditandai dengan
adanya sekumpulan gejala. Dengan gejala-gejala tersebut maka jenis penyakit dapat
diketahui, serta cara pencegahan awalnya. Namun karena minimnya fasilitas yang tersedia
dan juga kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan ternak tersebut
juga dapat berdampak terhadap produksi dari sapi menjadi terhambat, sehingga
Setiap melakukan diagnosa terhadap penyakit sapi maka biaya harus dipenuhi
kepada dokter hewan meskipun penyakit yang dialami sapi tidak harus ditindak dengan
pengobatan melainkan hanya mengetahui gejalanya saja. Hal ini tentunya sangatlah tidak
diharapkan apabila persoalan atau kondisi tersebut ditemukan di daerah terpencil yang
memiliki keterbatas akses khususnya ketersediaan dokter hewan. Untuk itu perlu
dikembangkan suatu sistem yang dapat menggantikan para ahli dan dapat digantikan oleh
Expert System atau sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artifical Intelligence
di mana sebuah sistem mampu menirukan penalaran atau pengetahuan seorang ahli ntuk
nyelesaikan masalah tertentu. Dimana peran penting seorang pakar dapat digantikan atau
1
2
dibantu oleh program komputer yang pada prinsipnya untuk memberikan solusi dan
menentukan keputusan – keputusan ini dibutuhkan sebuah metode yang diantara adalah
Dalam penerapan sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit sapi
perlu membandingkan beberapa metode diantaranya Dempster Shafer dan Naive Bayes
yang nantinya dapat digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan pakar dan tingkat
probabilitas terhadap penyakit Sapi sehingga dapat diketahui metode yang paling tepat
namun memakai metode yang sama dengan judul “Analisis Perbandingan Metode
Dempster Shafer Dan Naive Bayes Untuk Mendiagnosa Penyakit Unggas Berbasis
Android” Dalam penelitian tersebut sistem dapat menghasilkan nama penyakit serta
persentase tingkat keyakinan pakar terhadap penyakit yang diderita unggas. Hasil yang
didapat untuk kasus penyakit Newcastel Deseas, untuk nilai Dempster Shafer dan Naive
Bayes masing-masing sebesar 99,99% dan 85,54% (Andi Mulyadi John Adler 2019). Dan
pada penelitian selanjutnya yang berjudul “Perbandingan Certainty Factor Dan Dempster-
Shafer Mendiagnosis Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan (Tht) Dengan Sistem Pakar”
Pada penelitian ini pengujian yang digunakan yaitu pengujian akurasi menggunakan teori
Confusion Matrix dengan membandingkan hasil yang diberikan oleh sistem pakar
berdasarkan kedua metode dan data dari pakar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
3
akurasi yang diberikan metode Certainty Factor sebesar 98,9% dan 99,2% pada akurasi
Dari latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan perbandingan kedua
metode tersebut dengan mengambil topik penelitian yang berjudul “Perbandingan Metode
Dempster Shafer dan Naive Bayes untuk Mendiagnosa Penyakit Sapi Berbasis Website”.
sistem untuk mendiagnosis penyakit pada ternak sapi serta memberikan solusi
Setelah melihat latar belakang belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka
timbul
3. Hasil yang ditampilkan berupa diagnosis dari penyakit sapi serta solusi
penanganannya.
Naïve Bayes dan Metode Dempster Shafer dalam mendiagnosis penyakit pada hewan
1. Peternak mengetahui penyakit yang timbul pada sapi dengan gejalanya dan cara
penyakit sapi tanpa harus bertemu dokter hewan langsung dan dapat membantu
3. Mengetahui perfoma Metode Naïve Bayes dan Metode Dempster Shafer dalam
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pendukung yang berhubungan dengan
pembagunan sistem.
Pada bab ini menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan peneliti, mencakup cara
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini bukan dilakukan pertama kali namun sudah di lakukan beberapa
penelitian yang terkait pada perbandingan metode antara metode naïve bayes dan
damster shafer dan terkait dengan sistem pakar mendiagnosa penyakit. Pada bagian ini
akan di paparkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan serta penelitian yang
Penelitian yang dilakukan oleh (Andi Mulyadi John Adler 2019) melakukan penelitian
untuk mendiagnosa penyakit unggas, Aplikasi sistem pakar ini akan mendiagnosa penyakit
diantaranya Dempster Shafer dan Naive Bayes. Sehingga dapat diketahui metode yang
paling tepat dan terbaik dalam melakukan pendiagnosaan. Setelah proses diagnosa
selesai, maka output yang akan ditampilkan adalah nama penyakit serta persentase
tingkat keyakinan pakar terhadap penyakit yang diderita unggas. Hasil yang didapat untuk
kasus penyakit Newcastel Deseas, untuk nilai Dempster Shafer dan Naive Bayes masing-
masing sebesar 99,99% dan 85,54%. Hal ini menunjukan bahwa metode Dempster
Mendiagnosis Penyakit Tht (Telinga Hidung Tenggorokan) Dengan Sistem Pakar hasil dari
penelitian ini yaitu Output yang dihasilkan berupa nama penyakit, proses perhitungan dan
5
6
hasil perhitungan dari kedua metode.Pada penelitian ini pengujian yang digunakan yaitu
yang diberikan oleh sistem pakar berdasarkan kedua metode dan data dari pakar. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa nilai akurasi yang diberikan metode Certainty Factor
Penelitian dengan metode yang sama pernah dilakukan oleh (Puji Sari Ramadhan
2018) Dalam penerapan Sistem Pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit
Inflamasi Dermatitis Imun pada anak perlu membandingkan beberapa metode diantaranya:
Certantiy Factor, Dempster Shafer, dan Teorema Bayes sehingga nantinya dapat
diketahui metode yang paling tepat dan terbaik dalam melakukan pendiagnosaan. Dengan
adanya Sistem Pakar ini nantinya dapat dijadikan layanan konsultasi untuk membantu
dalam mendiagnosa jenis penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada anak berdasarkan
gejala-gejala klinis yang terjadi pada pasien anak, sehingga dapat digunakan dalam
adalah Eksim Dermatitis dengan nilai probabilitas 0.80, sementara untuk metode
Dempster Shafer mendapatkan nilai probabilitas 0.6 untuk penyakit Atopik, dan metode
Teorema Bayes menyimpulkan bahwa penyakit yang terpilih adalah Eksim Dermatitis
dengan nilai probabilitas 0.51. Dari hasil tersebut maka metode Certainty Factor adalah
metode yang memiliki nilai probabilitas tertinggi dari metode Dempster Shafer dan
Teorema Bayes.
yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat
menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan
sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem
pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman
(Dahria, 2011).
Konsep dasar dari sistem pakar yaitu meliputi keahlian ( expertise), ahli (experts),
pengetahuan yang mendalam tentang suatu masalah tertentu, dimana keahlian bisa
diperoleh dari pelatihan/pendidikan, membaca dan pengalaman dunia nyata. Ada dua
macam pengetahuan yaitu pengetahuan dari sumber yang ahli dan pengetahuan dari
sumber yang tidak ahli, Pengetahuan dari sumber yang ahli dapat digunakan untuk
mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Ahli ( experts) adalah seorang yang
memiliki keahlian tentang suatu hal dalam tingkatan tertentu. Ahli dapat menggunakan
suatu permasalahan yang ditetapkan dengan beberapa cara yang berubah-ubah dan
merubahnya ke dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh dirinya sendiri dengan cepat
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat
dipahami.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang dituntun oleh
10
secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. User Inference
engine Knowledge-based 9
5. Meningkatkan kualitas.
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk
keahlian langka).
9. Memiliki reliabilitas.
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian.
1. Untuk membuat suatu pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan
2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar
dibidangnya.
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti
sebelum digunakan.
Komponen yang terdapat dalam struktur sistem pakar ini adalah know base (rule),
inference engine, working memory, explanation facility, knowledge acquisition facility, dan
sistem pakar disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta
aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari
fakta yang telah diketahui. Knowledge base disini untuk menyimpan pengetahuan
dari pakar berupa rule / aturan (if <kondisi>then <aksi> atau dapat juga disebut
condition-action rules).
2. Inference engine (Mesin inferensi); Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah
sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control structure (struktur kontrol)
atau rule interpreter (dalam sistem pakar berbasis kaidah). Komponen ini
mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar
dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi disini adalah processor pada
12
sistem pakar yang mencocokan bagian kondisi dari rule yang tersimpan didalam
3. Working Memory; Berguna untuk menyimpan fakta yang dihasilkan oleh inference
6. User Interface; Mekanisme untuk memberikan kesempatan kepada user dan sistem
pakar untuk berkomunikasi. Antar muka menerima informasi dari pemakai dan
sebagai berikut :
1. Kecacingan
Salah satu jenis penyakit pada sapi yang paling umum tersebar di seluruh dunia
adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh infeksi cacing. Pada umumnya,
penyakit ini jarang menimbulkan penyakit serius bahkan kematian, akan tetapi
merugikan peternak. cacing akan menyerap sebagian zat makanan dan nutrisi untuk
pertumbuhan, merusak jaringan-jaringan organ vital seperti saliran pencernaan, hati, paru-
13
paru dan darah serta mampu mengurangi nafsu makan ternak.Gejala cacingan tergantung
dari jenis cacing yang menyerang ternak. Pada umumnya, ternak menunjukkan gejala
kurus, bulu kusam dan berdiri, diare atau bahkan sembelit, nafsu makan ternak berkurang,
telinga sapi tampak terkulai, dan bagian anus ternak terlihat kotor akibat diare bahkan tidak
jarang pada kasus yang parah, dapat ditemukan cacing pada feses ternak. Namun, pada
2. Diare
Diare merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan atau penyakit
pencernaan. Faktor predisposisi atau faktor pendukung terjadinya diare pada ternak antara
lain lantai kandang yang kotor, lembab, basah, kandang kurang terkena sinar matahari,
populasi ternak yang berdesak-desakan serta timbunan kotoran yang menumpuk. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi bibit penyakit atau penyakit infeksius maupun non-infeksius.
pakan, kondisi udara yang dingin maupun kondisi pasca transportasi. Sedangkan penyakit
infeksius yang mengakibatkan diare pada ternak yakni adanya infeksi bakteri
Mucosal Disease (BVD-MD) atau sering disebut diare ganas pada sapi serta infeksi parasit
3. Bloat/kembung
kejadian kembung tidak teramati, seperti pada sapi yang digembalakan,sapi penggemukan
atau sapi perah dalam masa kering. Pada sapi perah yang sedang laktasi, dimana
Adapun gejala yang dapat dilihat adalah: ternak nampak resah karena ada rasa
sakit, sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) bila dibanding ukuran
normalnya, bila perut ditepuk-tepuk (perkusi) mirip suara drum, berbaring pada posisi
bagian kanan bawah, pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi, cenderung menendang
dengan kaki belakang, mata merah, namun dapat berubah menjadi kebiruan yang
Penyakit Bali Ziekte yaitu penyakit yang menyerang Sapi Bali yang diakibatkan
tanaman perdu yang merupakan indikator lahan kritis, berdaun kecil kasar dan berbau
khas yang tidak sedap, serta terdapat biji-biji kecil bulat. Tanaman-tanaman ini sangat
mudah tumbuh dan mampu beradaptasi dalam situasi kering sehingga terkadang menjadi
pilihan makanan oleh ternak sapi yang dipelihara dengan pola penggembalaan
Gejala yang timbul Pada kondisi awal, sapi yang mengalami penyakit Bali Ziekte
pada selaput lendir akan berlanjut menjadi luka-luka dangkal yang tertutup. Kerusakan
kulit berupa eksim akan mengering, kemudian mengelupas menyerupai kerupuk dan
5. Myasis
Myasis atau belatungan adalah infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup
hewan berdarah panas termasuk manusia. Myasis adalah invasi belatung atau lalat pada
15
jaringan tubuh sehingga menyebatkan kerusakan pada jaringan tersebut. Myasis berawal
dari luka karena trauma yang dibiarkan terbuka yang didukung oleh lingkungan kandang
Gejala myasis yaitu Investasi lalat yang menembus kulit menyebabkan kesehatan
sapi terganggu, terlebih jika menembus otot dengan luka dalam membentuk celah. Jelas
diketehui bahwa banyak sekali menifestasi larva yang bisa sangat dalam menembus otot.
Biasanya akan diikuti oleh kondisi sapi yang stres, nafsu makan menurun, gelisah,
kelumpuhan karena sakit yang luar biasa. Myasis dapat menyebabkan penurunan kondisi
hewan dengan cepat, karena kerusakan jaringan dan rasa sakit sehingga nafsu makanpun
berkurang.
6. Laminitis
Laminitis adalah peradangan jaringan tanduk kuku yang disebabkan oleh gangguan
sirkulasi darah. Ada beberapa gejala klinis dari laminitis, diantaranya Sapi yang terkena
laminitis lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berbaring dan punggung akan
melengkung ketika kaki ditempatkan dibawah lebih dari biasanya. Kadang-kadang berdiri
atas bantalan tumit, Distensi vena pada bagian kaki bawah sehingga pulsus digital dapat
dipalpasi.
7. Prolapse Uteri
Kasus prolapsus / prolaps uteri (broyong) adalah kondisi pengeluaran sebagian atau
seluruh organ uterus sebagai komplikasi umum yang terjadi pada tahap ketiga kelahiran
16
(yakni setelah fetus berhasil dikeluarkan). Kasus ini lebih sering terjadi pada ternak sapi
dan domba Faktor penyebab prolapsus uteri masih belum jelas diketahui, namun dapat
dikatakan bahwa kasusnya sering terjadi selama tahap ketiga proses melahirkan, yakni
beberapa jam setelah pengeluaran fetus dan setelah beberapa cotiledon dari fetus lepas
8. Distokia
Distokia merupakan kesulitan beranak pada sapi. Faktor induk yang menyebabkan
distokia anatra lain peradangan rahim, ukuran panggul kecil, kekurangan nutrisi selama
kebuntingan pada umur terlalu muda (kurang dari 1,5 tahun) ataupun kurang gerak selama
kebuntingan.
9. Stephanofillariasis
sapi yang ditandai dengan dermatitis. Penyakit ini disebabkan oleh cacing dari genus
Stephanofi laria dedoesi diketahui dari luka pada kulit yang tertutup oleh keropeng dan
kelihatan tebal. Pada tahap awal, kelainan kulit berupa lepuh kecil, kemudian menjadi luka
yang besar. Proses ini meluas ke perifer, dan pada keadaan lanjut dapat menjadi luka
dengan garis tengah mencapai 25 cm. Luka tersebut sering terdapat pada bagian atas
Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval: Belief (Bel) adalah
ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0
17
maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence dan jika bernilai 1 maka menunjukan
adanya kepastian (A. Sulistyohati dan T. Hidayat 2008). Plausibility (Pl) dinotasikan
sebagai:
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan
bahwa Bel(⌐s)=1, dan Pl(⌐s)=0. Pada teori Dempster Shafer dikenal adanya frame of
discrement yang dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari
θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu
adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-
elemen θ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka
subset θ adalah 2n . Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada
informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai m{θ} = 1,0 Apabila diketahui X
adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan
subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi
∑ m1 ( X ) .m2 (Y )
X ∩ Y =Z
m 3 ( Z )= …………………………………………………..2.2
1− ∑ m1 ( X ) . m2 (Y )
X ∩ Y =∅
Dengan :
Metode Naïve Bayes atau Naïve Bayes Classifier yang di temukan oleh Thomas
Bayes adalah salah satu metode machine learning yang menggunakan perhitungan
dengan “Naïve” yang berarti setiap atribut/variable bersifat bebas. Naïve Bayes Classifier
memperkirakan parameter (sarana dan varians dari variabel) yang diperluan untuk
klasifikasi (Zhang, 2014). Karena variable independen diasumsikan hanya variasi dari
variable untuk masing – masing kelas harus ditentukan. Bukan seluruh matriks kovarians.
p ( H i|E ¿= p ( E| H i ¿ × p (H i) ¿ × p ( H k )¿
n
……………………………………
∑ p ( E| H k ¿
k=1
……………..2.3
Keterangan:
Pengertian World Wide Web (WWW) lebih dikenal dengan web merupakan salah
satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet. Web pada
awalnya adalah ruang informasi dalam internet dengan menggunakan teknologi hypertext,
pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan
dalam dokumen web yang ditampilkan dalam web browser. Web adalah salah satu aplikasi
didalamnya yang menggunakan protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) dan untuk
PHP merupakan skrip yang dijalankan di server, dimana kode yang menyusun
program tidak perlu diedarkan ke pemakai sehingga kerahasiaan kode dapat dilindungi.
PHP didesain khusus untuk aplikasi web. PHP dapat disisipkan diantara bahasa HTML
dan bahasa server-side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga dikirimkan
ke browser adalah “hasil jadi” dalam bentuk HTML, dan kode PHP tidak akan terlihat PHP.
PHP termasuk Open Source Product. PHP dapat berjalan di berbagai Web Server (Kadir,
2002).
2.8 MYSQL
MySQL adalah sebuah software open source yang digunakan untuk membuat
kesimpulan bahwa MySQL adalah suatu software atau program yang digunakan untuk
2.9 XAMMP
berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MYSQL di komputer lokal. XAMPP
berperan sebagai server web pada komputer lokal. XAMPP juga dapat disebut sebuah
server virtual, yang dapat membantu melakukan preview sehingga dapat dimodifikasi
website tanpa harus online atau terakses dengan internet (Wicaksono, 2008).
HTML adalah salah satu bahasa scripting yang dapat menghasilkan halaman
website sehingga halaman tersebut dapat diakses pada setiap komputer pengakses /
client. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan dalam browser web surfer.
Dokumen ini berisi informasi ataupun interface aplikasi dalam internet. HTML atau
hypertext markup language merupakan kumpulan perintah untuk web browser tentang
bagaimana menampilkan isi ke user. HTML ini merupakan standar terbuka yang telah di
dikhususkan untuk mengatur gaya atau layout sebuah halaman web”. CSS digunakan oleh
pembuat halaman web dan juga pengakses halaman web, untk mendefinisikan warna,
2.12 Flowchart
Flowchart adalah unit symbol gambar ( chart) yang menunjukkan aliran (flow) dari
proses terhadap data. Flowchart suatu gambar yang menjelaskan urutan pembacaan
21
data, pemrosesan data, pengambilan keputusan akhir dan penyajian hasil pemerosotan
data (Abdul Kadir, 2004). Simbol dari flowchart dapat dilihat pada tabel 2.2.
No Bentuk Keterangan
pada variabel
22
Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan
tindakan yang memberikan nilai terukur untuk actor. Sebuah use case digambarkan
sebagai elips horizontal Haviliddin, (2011). Berikut adalah simbol dan keterangan use case
hubungan/relasi antar entitas (Entity), dan setiap entity terdiri atas satu atau lebih atribut
yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari dunia nyata yang kita tinjau. Dengan
ERD kita berusaha untuk mentransformasikan keadaan dari dunia nyata kedalam bentuk
Nama_atribu
Field atau kolom data yang butuh
2 t
Atribut
disimpan dalam suatu entitas
Nama_atribut
Atribut Filed atau kolom data yang butuh
3 multinilai / disimpan dalam suatu entitas yang
multivalue dapat memiliki nilai lebih dari satu
operasi, atau bentuk-bentuk yang harus dilakukan oleh interaksi manusia dan mesin
(Pressman, 2001). Dalam situasi seperti ini salah satu model yang cocok digunakan
dibutuhkan berikutnya.
pembuatan prototype.
memperjelas kebutuhan software.
2.16 Akurasi
Untuk pengujian sistem pakar ini, dilakukan dengan membandingkan akurasi hasil
akhir berupa kemungkinan jenis penyakit pada penderita yang dihasilkan oleh sistem
26
dengan yang dihasilkan oleh pakar (Rahmanita, 2019). Untuk mengetahui tingkat akurasi
Nilai Akurasi=
∑ kasus yang sesuai × 100…………………………………2.4
∑ kasus
2.17 Black Box Texting
Black-Box Testing (pengujian kotak hitam) yaitu menguji perangkat lunak dari segi
spesifikasi fungsional tanpa menguji desain kode program”. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui apakah fungsi-fungsi masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat
kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan Sukamto dan Shalahuddin dalam (Nuryamin &
Hermawan, 2017).
Kasus ini yang dibuat untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan
kasus benar atau kasus salah, misalkan untuk kasus proses login maka kasus uji yang
dibuat adalah:
2. Jika user memasukan username dan password yang salah, misalnya username
2. Black-Box Testing bukan teknik alernatif dari pada white-box testing. Lebih dari
pada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas
dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai behavioral testing
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah Hewan Ternak sapi yang berlokasi dilingkungan
dinas pertanian & ketahanan pangan Kab-Halsel. serta tempat dimana peneliti
waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini yaitu kurang lebih selama 5
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa spesifikasi alat penelitian yang harus
dipenuhi. Spesifikasi alat penelitian maksudnya adalah standar minimal dari alat (tools)
yang digunakan sebagai wadah utama dalam melakukan analisis klasifikasi penelitian ini.
N Jenis Spesifikasi
o
1 PC HP Pavilion Labtop 15-cw1xxx
29
30
2.10 GHz
3 Memori 16,0 GB (13,9 GB usable)
4 Harddisk 465,76 GB (500.105.249.280 bytes)
5 I/O Monitor, Keyboard, Mouse
Teknik pengumpulan data dalam tahapan membuat proposal skripsi ini penulis
mengumpulkan kebutuhan data yang diperoleh dengan wawancara, dan studi literatur,
1. Wawancara
Yaitu dengan melakukan wawancara kepada pakar, yaitu dokter Hewan yang
2. Studi Literature
Yaitu dengan melakukan studi mengenai sistem pakar, metode Naïve Bayes dan
Damster shafer, tools yang akan digunakan, dan Penyakit sapi melalui literatur–literatur
seperti buku, jurnal, dan sumber ilmiah lain seperti laman web, artikel, dan dokumen teks
yang berhubungan.
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa data baik tertulis
dari buku, literature, dan tutorial-tutorial dari internet, dan wawancara sebagai bahan
pernyataan JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan sistem
pakar ini premis adalah gejala-gejala yang terlihat pada flashdisk dan konklusi adalah jenis
penyakit flashdisk, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [penyakit].
Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi yaitu berarti
pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu gejala.Gejala-gejala
adalah:
JIKA [gejala 1]
32
DAN [gejala 2]
DAN [gejala 3]
MAKA [penyakit]
terlebih dahulu menentukan gejala-gejala untuk suatu penyakit yang diderita. Gejala-gejala
yang diproleh merupakan hasil dari analisa buku dan wawancara terhadap dokter hewan.
Dalam pembuatan aplikais ini penulis memasukan 45 gejala terhadap 9 penyakit yang
sering menyerang hewan ternak sapi . Berikut tabel gejala-gejala suatu penyakit unggas
Kode
Nama Gejala
Gejala
G01 Kurus
G02 bulu kusam dan berdiri
G03 diare dan sembelit
G04 nafsu makan berkurang
G05 telinga sapi tampak terkulai
G06 bagian anus ternak terlihat kotor
G07 ditemukan cacing pada feses
G08 feses encer
G09 pengeluaran feses meningkat
G10 warna feses tidak normal
G11 sapi tampak lesu
G12 Dehidrasi
G13 Kembung
G14 mengais ais perut
G15 ternak sulit bernafas
G16 sering kencing
G17 tidak dapat berdiri
G18 perut tegang
G19 anus menonjol
G20 nafas ngos-ngosan
33
1 Cacingan Kurus
bulu kusam dan berdiri
diare dan sembelit
nafsu makan berkurang
telinga sapi tampak terkulai
bagian anus ternak terlihat kotor
ditemukan cacing pada feses
2 Diare feses encer
pengeluaran feses meningkat
warna feses tidak normal
sapi tampak lesu
Dehidrasi
3 Bloat Kembung
kaki mengais-ais perut
ternak sulit bernafas
sering kencing
tidak dapat berdiri
perut tegang
anus menonjol
nafas ngos-ngosan
lidah kebiruan
4 Bali Ziekte Demam
Pucat
mata berlendir
hidung mengalami peradangan
kulit sapi sedikit/tidak berpigmen
rasa gatal pada bagian luka
5 Myasis nafsu makan menurun
Gelisa
kelumpuhan
6 Laminitis banyak berbaring
punggung melengkung
berdiri dengan kaki depan
menyilang
kebengkakan dan pelunakan diatas
coronet
hewan pincang
pengeluaran cornua secara
7 Prolapse Uteri keseluruhan
ambing (penghasil
8 Distokia susu)membengkak
kelamin membengkak
sering membungkuk
35
terdapat tabel presentase kesimpulan yang nanti akan digunakan untuk hasil diagnosa
Rancangan diagram alir yang akan digunakan pada sistem yang akan
Beberapa tahap yang dilakukan untuk menerapkan dua metode yaitu metode naïve
konklusi kepada suatu hipotesa yang dihasilkan. Nilai konklusi ini didapatkan dari seorang
pakar yaitu dokter hewan. Berikut tabel nilai kepercayaan suatu konklusi terhadap suatu
hasil hipotesa:
38
Tabel 3.8 Nilai bobot gejala yang terdapat pada penyakit sapi
Dari data diatas kita dapat menghitung menggunakan metode Dempster Shafer
Contoh kasus penyakit Myasis yang memiliki gejala dan nilai bobot sebagai berikut:
Gejala Bobot
nafsu makan menurun 0.4
Gelisa 0.4
Kelumpuhan 0.8
M2{P1}0,
4 M2{θ}0,6
M1{P1}
0,4 {P1}0,16 {P1}0,24
M1{θ } 0,6 {P1}0,24 {θ}0,36
Selanjutnya untuk menghitung tingkat keyakinan (M) combine dengan rumus maka:
¿ 0,16+ 0,24+0,24
¿ 0,64
( 0,6∗0,6 )
M 3 {θ }= =0,36
1−0
40
Nilai keyakinan yang dihasilkan untuk penyakit myasis (P1) yaitu 0,64 atau 64%
di dapat dari 2 gejala yaitu G1 dan G2
menggunakan metode damster shafer dari 3 gejala yaitu 0,928 atau 92%
Pada metode Naive Bayes pun hampir tidak jauh berbeda denga metode Dempster
Shafer yaitu untuk menentukan kepercayaan suatu konklusi kepada suatu hipotesa yang
dihasilkan. Nilai konklusi yang dipakai juga sama seperti yang dipakai dalam metode
Dempster Shafer.
Untuk contoh kasus yang diambil kita samakan dengan contoh kasus pada metode
Dempster Shafer yaitu penyakit Myasis dengan gejala dan nilai bobot sebagai berikut:
Gelisa = 0,4
Kelumpuhan = 0,8
0,4∗0,33 0,132
P ( H 1|E )= = =0,165
0,8 0,8
0,4∗0,33 0,132
P ( H 2|E )= = =0,165
0,8 0,8
0,8∗0,67 0,536
P ( H 3|E )= = =0,67
0,8 0,8
tingkat keyakinan penyakit myasis dengan 3 gejalah adalah 0.668 atau 66,8%
metode dalam pengembangan rekayasa software yang bertahap dan berulang, serta
kebutuhan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi mendiagnosa
penyakit pada hewan ternak sapi menggunaka metode naïve bayes dan damster shafer
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat sistem. Mulai dari
rencana awal. Hasil dari rencana awal peneliti yakni, flowchart metode naïve bayes dan
damster shafer, Flowchart sistem, Use Case Diagram, perancangan Database berupa
4. Pembentukan Prototype
Pada tahap ini, penelitin membangun atau membuat prototype sistem. Prototype
yang dibuat disesuaikan dengan hasil dari langkah-langkah sebelumnya pada tahap
Pada tahap ini, Prototype dari system di uji coba oleh pihak instansi atau tenaga
Pengembang kemudian kembali mendengarkan keluhan dari Dokter Hewan dan tenaga
Berikut use case diagram mendiagnoasa penyakit pada hewan ternak sapi
menggunakan metode naïve bayes dan damster shafer. Pada perancangan ini use case
Diagram terdiri dari dua Aktor atau pengguna yaitu admin dan user. Admin dapat login,
mengelola segala informasi, mengelola penyakit dan gejala, logout. User dapat registrasi,
melihat informasi, Konsultasi, melihat hasil diagnose, logout. Adapun use case diagram
(ERD). Pada ERD mendiagnosa penyakit pada hewan ternak sapi menggunakan metode
naïve bayes dan damster shafer, Berikut adalah gambaran Entity Ralation Diagram (ERD)
dan password, dan jika belum ada password dan username ada di minta untuk melakukan
Berikut ini merupakan tampilan dari rancangan halaman penyakit yang berfungsi
untuk menampilkan daftar gejala penyakit ketika user memilih penyakit, adapun desainnya
sebagai berikut.
Form gejala penyakit merupakan tampilan dari rancangan halaman gejala penyakit
Pada form diagnosa ini melakukan konsultasi user atau peternakan dan melakukan
pertanyaan sesuai gejala yang ada di data, user memilih jawaban sesuai dngan keyakinan.
Form hasil berfungsi untuk menampilkan hasil dari pada diagnosa,form hasil
diagnosa ini akan otomatis muncul ketika user memilih “diagnosi” setelah mengisi gejala
penyakit untuk melihat hasil Hasil diagnosa dari dua metode yang digunakan, nilai
pengujian dari sistem tersebut merupakan hal terpenting yang bertujuan untuk
di uji yaitu tampialn login. Teknik pengujian yang dilakukan yaitu menggunakan pengujian
white box. Pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
48
DAFTAR PUSTAKA
Devi, U. (2016). Sistem Informasi Penjualan Barang Pada CV. Sinar Musi Group
Palembang Berbasis Web Menerapkan Metode Single Moving Average. Jurnal
Manajemen Informatika, 2(2), 12–22.
Dwi Oktavianing Tyas, R., & Andy Soebroto, A. (2015). Pengembangan Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Sapi Potong Dengan Metode Fuzzy K-Nearest Neighbour.
Journal of Enviromental Engineering and Sustainable Technology , 2(1), 58–66.
https://doi.org/10.21776/ub.jeest.2015.002.01.8
Han. (2019). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and Modeling , 53(9),
1689–1699.
Hasanah, H., Ridarmin, R., & Adrianto, S. (2019). Aplikasi Sistem Pakar Pendeteksi
Kerusakan Laptop/Pc Dengan Penerapan Metode Forward Chaining Menggunakan
Bahasa Pemrograman Php. I N F O R M a T I K A , 9(2), 40.
https://doi.org/10.36723/juri.v9i2.103
Irviani, R., & Oktaviana, R. (2017). Aplikasi Perpustakaan Pada SMA N1 Kelumbayan
Barat Menggunakan Visual Basic. Jurnal TAM ( Technology Acceptance Model ) ,
8(1), 64.
Liana, L. (2015). Di Susun Oleh : Linda Liana - 41813120100 PROGRAM STUDY SISTEM
INFORMASI. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak.
Mubarak, A. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Web Sekolah Menggunakan Uml (Unified
Modeling Language) Dan Bahasa Pemrograman Php (Php Hypertext Preprocessor)
Berorientasi Objek. JIKO (Jurnal Informatika Dan Komputer) , 2(1), 19–25.
https://doi.org/10.33387/jiko.v2i1.1052
Mulyadi, A., Adler, J., Mulyadi, A., & Adler, J. (2019). Analisis Perbandingan Metode
Dempster Shafer Dan Naive Bayes Untuk Mendiagnosa Penyakit Unggas Berbasis
Android Comparative Analysis Of Dempster Shafer And Naive Bayes Method To
Diagnose Poultry Diseases Based On Android . 8(2), 59–68.
Oktaviyani, E. D., Licantik, Christina, S., & Prasetyo, F. E. (2018). Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Hewan Ternak Sapi. Jurnal Teknika (Jurnal Teoritis Dan Terapan Bidang
Keteknikan), 2(1), 24–34.
Purwanto, H., & Dalis, S. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (Pkpr) Berbasis Web Pada Puskesmas. Seminar Nasional Sains
DanTeknologi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 18(218), 1–2.
Rahmanita, E., Agustiono, W., & Juliyanti, R. (2019). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Saluran Pencernaan Dengan Perbandingan Metode Forward Chaining Dan
Dempster Shafer. Jurnal Simantec, 7(2), 82–89.
https://doi.org/10.21107/simantec.v7i2.6743
Sigalingging, M. M., Andeswari, D., & Setiawan, Y. (2019). Perbandingan Certainty Factor
dan Dempster Shafer Mendiagnosis Penyakit THT(Telinga Hidung Tenggorokan)
dengan Sistem Pakar. Jurnal Rekursif, 7(2), 125–133.
Sulistiyah. (2020). Sistem Informasi Rekrutmen Magang di CV. Lasegar Indonesia
Tangerang. REMIK (Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer) , 5(1),
124–128.