Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.

3, Juli 2014

PENGARUH PROGRAM DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION


BERBASIS KELUARGA TERHADAP KUALITAS HIDUP PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS II
BATURRADEN

Eva Rahayu*, Ridlwan Kamaluddin*, Made Sumarwati*


* Staf Pengajar Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman
Email: ummufawwaz.rahayu@gmail.com

ABSTRACT
Diabetes Melitus (DM) is one of the chronic diseases that require serious
management. It requires the involvement of patients and families in self-care
management. One of self-care management approach is Diabetes Self-
Management Education (DSME). DSME is a process to facilitate knowledge,
skills and abilities in self-care of diabetes. The purpose of this study was to
analyze the influence of family-based DSME on the quality of life of diabetes
melitus type 2 patients in Puskesmas 2 Baturraden. This study used a quasi-
experimental design with a purposive sample of 18 patients. DSME was given 3
times for 3 months. Analysis of data was conducted using the paired t test with
95% CI. The result showed the significant value of p = 0.000 (p <α; α = 0.05).
The results showed a significant influence of family-based DSME on the quality of
life of diabetes melitus type 2 patients. Nurses can apply DSME as an approach to
improving patient self-care diabetes, so that Patients’ quality of life can be
improved.
Keywords: Diabetes Self-Management Education Program, Quality of Life,
Diabetes mellitus

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang memerlukan
penanganan serius melibatkan penderita dan keluarga dalam penatalaksanaan
perawatan mandiri, salah satunya melalui pendekatan Diabetes Self Management
Education (DSME). DSME adalah proses untuk memfasilitasi ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan dalam perawatan mandiri diabetes. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh DSME berbasis keluarga terhadap kualitas
hidup penderita DM tipe II di Puskesmas 2 Baturraden. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen pada 18 sampel penelitian dengan teknik
purposive sampling. Diabetes Self Management Education dilakukan sebanyak 3
kali pertemuan selama 3 bulan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan
(pair t test) dengan CI 95 %. Hasil penelitian menunjukkan nilai p = 0,000 (p < α;
α = 0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan antara program Diabetes Self
Management Education berbasis keluarga terhadap kualitas hidup penderita DM.
Perawat dapat melakukan DSME sebagai pendekatan dalam meningkatkan self
care diabetes sehingga kualitas hidup mereka dapat ditingkatkan.
Kata Kunci: Program Diabetes Self Management Education, Kualitas Hidup,
Diabetes mellitus

163
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

PENDAHULUAN dunia setelah India, China dan


Amerika Serikat (Wild S, et al,
Diabetes Melitus (DM) adalah 2004).
penyakit gangguan dalam Berdasarkan data dari Dinas
metabolisme karbohidrat, lemak dan Kesehatan Jawa Tengah tahun 2012,
protein sehingga kadar glukosa darah prevalensi DM tipe 2 pada tahun
cenderung mengalami peningkatan 2012 adalah sebesar 0,55 %.
yang diakibatkan oleh kerusakan Prevalensi tertinggi adalah Kota
sintesis pada sel beta pankreas atau Magelang sebesar 7,93%.
pengeluaran insulin, atau Peningkatan prevalensi DM juga
ketidakmampuan jaringan dalam terjadi di Kabupaten Banyumas.
menggunakan insulin (Grossman, Mengacu pada data Dinas Kesehatan
et.al, 2014). DM terbagi menjadi Kabupaten Banyumas (2012)
beberapa tipe yaitu DM tipe 1, DM proporsi diabetes melitus tipe 2
tipe 2, DM gestasional dan DM jenis menduduki peringkat ke- 6 dari total
lain. DM merupakan salah satu penyakit tidak menular di Wilayah
penyakit kronis yang jumlah Kabupaten Banyumas yakni sebesar
penderitanya dari tahun ke tahun 6,91% sedangkan diabetes melitus
cenderung mengalami peningkatan. tipe 1 menduduki peringkat ke-10
DM tipe 2 adalah jenis penyakit DM yakni sebesar 1,14%. Kasus
yang paling banyak diderita oleh terbanyak penderita diabetes melitus
penduduk dunia (85-95%), DM tipe tipe 2 terbanyak pada wanita dengan
2 adalah DM yang disebabkan oleh jumlah 755 kasus sedangkan pada
terganggunya sekresi insulin dan laki-laki 604 kasus.
resistensi insulin.Perkiraan jumlah Berdasarkan data dari
pasien DM tipe 2 di dunia sebanyak Puskesmas 2 Baturraden, sejak Bulan
439 juta jiwa pada tahun 2030 dari Januari hingga Mei 2013, jumlah
total populasi dunia sebanyak 8,4 penderita DM yang tercatat adalah
miliar jiwa (Sicre et al, 2009). Data sebanyak 56 orang.Hasil wawancara
yang dilansir dari International terhadap beberapa penderita DM
Diabetes Federation ([IDF ], 2013), didapatkan informasi bahwa
saat ini terdapat 382 juta orang hidup sebagian besar dari mereka masih
dengan diabetes, dan diperkirakan rendah dalam penatalaksanaan DM
akan terjadi peningkatan menjadi 471 secara mandiri dikarenakan
juta jiwa pada tahun 2035. Indonesia pengetahuan yang kurang terkait
merupakan salah satu negara manajemen DM. Penyakit DM
berkembang yang memiliki angka sebagai penyakit tidak menular
kejadian DM tipe 2 yang cukup terbanyak ke-dua di kecamatan ini
tinggi. Jumlah penderita DM tipe 2 d memerlukan penanganan yang serius
Indonesia pada tahun 2010 mencapai dengan melibatkan keluarga dalam
8,4 juta jiwa dan diperkirakan pada penatalaksanaan perawatan yang
tahun 2030 akan mengalami dilakukan oleh pasien DM dalam
peningkatan menjadi 21,3 juta jiwa. pengaturan diet, olahraga dan
Jumlah penderita DM yang semakin pengobatan DM. Salah satu upaya
tinggi tersebut membawa Indonesia yang dapat diterapkan adalah
menduduki peringkat ke-empat di program Diabetes Self Management

164
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Education (DSME). DSME olahraga, dan lain-lain. Melalui


merupakan suatu proses pelibatan keluarga dalam program
berkelanjutan yang dilakukan untuk Diabetes Self Management
memfasilitasi pengetahuan, Education ini diharapkan dapat
keterampilan, dan kemampuan klien meningkatnya kepatuhan perawatan
diabetes melitus untuk melakukan yang dilakukan oleh pasien DM
perawatan mandiri (Funnell, et al., sehingga berdampak pada
2011). DSME bertujuan untuk peningkatan kualitas hidupnya.
mendukung pengambilan keputusan,
perilaku perawatan diri, pemecahan METODE PENELITIAN
masalah dan kolaborasi aktif dengan Desain penelitian
tim kesehatan untuk memperbaiki menggunakan quasi experiment one
hasil klinis, status kesehatan, dan group with pre and post test design.
kualitas hidup (Haas, et al., 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
DSME mengintegrasikan lima pilar semua penderita DM dan keluarga
penatalaksanaan DM yang yang berdomisili di Wilayah Kerja
menekankan pada intervensi perilaku Puskesmas 2 Baturraden. Jumlah
secara mandiri (Norris et al., 2002). sampel sebanyak 18 penderita DM
DSME menggunakan metode yang tinggal bersama keluarga.
pedoman, konseling, dan intervensi Sampel diambil secara purposive
perilaku untuk meningkatkan sampling. Kriteria inklusi dari
pengetahuan mengenai diabetes dan sampel adalah sebagai berikut: 1)
meningkatkan keterampilan individu penderita DM tipe 2 yang tinggal di
dan keluarga dalam mengelola wilayah kerja Puskesmas 2
penyakit DM (Jack et al., 2004). Baturraden, 2) penderita tinggal
Pendekatan pendidikan kesehatan bersama keluarga, 3) bersedia
dengan metode DSME tidak hanya menjadi responden penelitian, 3)
sekedar menggunakan metode penderita dan keluarga dapat
penyuluhan baik langsung maupun membaca dan menulis 4) Menderita
tidak langsung namun telah penyakit DM > 6 bulan, dan 5) usia
berkembang dengan mendorong penderita >40 tahun.
partisipasi dan kerjasama diabetesi Instrumen penelitian yang
dan keluarganya (Glasgow & digunakan untuk menilai kualitas
Anderson, 1999). hidup menggunakan instrument
Peran keluarga sangatlah DQOL (Diabetes Quality of Life)
penting dalam pemeliharaan dan dari Munoz dan Thiagarajan (1998)
perawatan kesehatan. Keluarga yang dimodifikasi oleh Tyas (2008).
adalah pihak yang pertama kali Kuesioner terdiri dari 15 item
memberikan pertolongan bila salah pertanyaan yang menilai kualitas
satu anggotanya mengalami hidup terkait dengan kepuasan terapi,
gangguan kesehatan. Keluarga kualitas hidup terkait dengan
juga merupakan pihak yang pengaruh terapi yang dijalani oleh
membantu setiap anggota dalam pasien, kualitas hidup terkait dengan
memelihara kesehatan, seperti ketakutan karena diabetes yang
pemenuhan kebutuhan makan, diderita,serta kualitas hidup terkait
minum, mandi, istirahat, rekreasi,

165
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

dengan ketakutan karena masalah keluarga terhadap kualitas hidup


sosial. penderita DM. Analisis penelitian
Langkah-langkah penelitian dilakukan dengan dua pendekatan,
yang telah dilaksanakan adalah yaitu analisis univariat dan analisis
sebagai berikut : setelah peneliti bivariat. Analisis univariat digunakan
menetapkan sampel yang sesuai untuk mengetahui karakteristik
kriteria inklusi, peneliti kemudian responden, sedangkan analisis
melakukan penilaian tahap pertama bivariat dilakukan untuk mengetahui
(pre test) untuk mengetahui kualitas pengaruh variabel independen
hidup penderita DM sebelum terhadap variabel dependen.
dilakukan intervensi. Setelah itu, A. Karakteristik Responden
peneliti melakukan program DSME 1. Distribusi Responden
selama 3 bulan melalui pelatihan dan menurut Pendidikan
kunjungan rumah, dengan prosedur Distribusi responden menurut
sebagai berikut: peneliti memberikan pendidikan disajikan pada tabel 1
pendidikan dan pelatihan kepada berikut.
penderita DM tentang penyakit DM Tabel 1.Distribusi Responden
dan perawatannya, peneliti juga menurut Pendidikan
memberikan motivasi kepada No Pendidikan Jumlah (%)
keluarga dan penderita bahwa 1. Pendidikan
perawatan secara rutin pada dasar (SD &
penderita DM penting dilakukan SMP) 17 94
untuk menghindari komplikasi, 2. Pendidikan
kemudian peneliti mengadakan menengah
follow up secara berkala setiap bulan (SMA) 1 6
yaitu sebanyak 2 kali kunjungan Jumlah 18 100
rumah. Setelah program DSME
selesai diselenggarakan, peneliti Berdasarkan tabel 1 di atas
kemudian melakukan pengukuran dapat diketahui bahwa sebagian
tahap kedua (post test) untuk menilai besar penddikan respnden adalah
kualitas hidup penderita DM setelah pendidikan dasar yaitu sebanyak 17
intervensi. responden (94%), dan pendidikan
Data yang telah didapatkan menengah sebanyak 1 responden
selanjutnya dilakukan analisis. (6%).
Analisis data yang dipergunakan
yaitu uji t berpasangan (pair t test), 2. Distribusi Responden
untuk menilai perbedaan kualitas menurut Umur
hidup penderita DM sebelum dan Distribusi responden menurut
sesudah intervensi. umur disajikan pada tabel 2 berikut.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen yang
bertujuan untuk mengetahui
pengaruh program edukasi Diabetes
Self Management Education berbasis

166
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Tabel 2. Distribusi Responden 4. Distribusi Responden


menurut Umur menurut Lamanya Menderita
No Umur Jumlah (%) DM
Responden Distribusi responden menurut
1. <45 tahun 1 6 lamanya menderita DM disajikan
2. 45 – 60 tahun 8 44 pada tabel 4 berikut.
3. >60 tahun 9 50 Tabel 4. Distribusi Responden
Jumlah 18 100 menurut Lamanya Menderita DM

Berdasarkan tabel 2 di atas, No Lama Jumlah Persentase


nampak bahwa rata-rata umur menderita
responden adalah lebih dari 60 tahun 1 < 1 tahun 1 5
yaitu sejumlah 9 responden (50%), 2 1-5 tahun 2 11
selanjutnya berusia 45 – 60 tahun
sejumlah 8 responden (44%), dan 3 5-10 15 83
umur kurang dari 45 tahun sejumlah tahun
1 responden (6%). Jumlah 18 100
3. Distribusi Responden BerdasBerdasarkan tabel 4 di
menurut Jenis Kelamin atas, dapat diketahui bahwa sebagian
Hasil tabulasi data responden besar responden telah menderita DM
menurut jenis kelamin disajikan pada selama 5-10 tahun (83%), dan
tabel 3 berikut. sisanya sejumlah 11 % menderita
Tabel 3.Distribusi Responden DM antara 1-5 tahun , dan hanya 5 %
menurut Jenis Kelamin yang menderita DM < 1 tahun.
N Jenis Jumla Persentase(
o Kelamin h %) B. Analisis Hubungan DSME
1. Laki-laki 5 27,7 dengan Kualitas Hidup
2. Perempu Analisis bivariat dilakukan
an 13 72,2 dengan membandingkan mean
Jumlah 178 100 kualitas hidup sebelum intervensi
dengan setelah pemberian intervensi.
Berdasarkan tabel 3 tentang Hasil uji Paired t- test tentang
jenis kelamin, mayoritas responden pengaruh program DSME terhadap
berjenis kelamin perempuan, yaitu kualita hidup penderita DM d
sejumlah 13 responden (72,%), dan Kecamatan Baturraden dapat dilihat
sisanya laki-laki sejumlah 5 pada tabel 5 di bawah ini:
responden (27,2%).

167
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Tabel 5. Hasil analisis Paired t- test intervensi) rata-rata kualitas hidup


Kualitas Hidup Penderita meningkat menjadi 2.7061.
DM di Kecamatan Kualitas hidup telah
Baturraden didefinisikan oleh WHO-QOL Group
Kualitas Hidup Mea SD P sebagai persepsi individual terhadap
n val posisi mereka dalam hidup dalam
ue konteks budaya dan sistem nilai
- Penguk 2.35 .239 0.0 dimana mereka tinggal dan
uran I 83 10 00 dihubungkan dengan tujuan-tujuan
- Penguk 2.70 .250 mereka, pengharapan, standar-
uran II 61 67 standar dan perhatian mereka (The
WHOQOL Group, 1998). Kualitas
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat hidup juga dapat didefinisikan
dilihat bahwa rata-rata kualitas hidup sebagai perasaan seseorang terhadap
responden pada pengukuran pertama kesejahteraan, tujuan dalam hidup,
adalah 2.3583, dengan standar otonomi, kemampuan untuk
deviasi 0.23910. Pada pengukuran menjalankan peran-peran yang
kedua didapat rata-rata kualitas hidup berharga dan kemampuan untuk
adalah 2.7061 dengan standar deviasi berpartisipasi dalam hubungan
0.25067. Hasil uji statistik dengan orang lain yang signifikan
didapatkan nilai p = 0.000 maka (Schipper et al.,1996 dalam Carod-
dapat disimpulkan bahwa terdapat Artal & Egido, 2009 ).
perbedaan yang signifikan antara Kualitas hidup telah menjadi
pengukuran kualitas hidup suatu alat ukur yang relevan dalam
pengukuran pertama (sebelum uji klinis, penggunaannya semakin
perlakuan) dengan pengukuran kedua meluas dan berkembang sebagai
(setelah perlakuan). Hal ini indikator yang valid dan
menunjukkan bahwa penerapan menguntungkan dalam sebuah
Diabetes Self Management penelitian medis (Spilker, 1996).
Education pada penderita DM Perubahan kualitas hidup yang
berpengaruh secara signifikan kecenderungannya semakin membaik
terhadap kualitas hidup mereka. pada penelitian ini dikarenakan
pendekatan yang dilakukan pada
Pembahasan DSME menggunakan prinsip edukasi
Hasil penelitian yang diberikan secara bertahap dan
memperlihatkan adanya perubahan berkelanjutan, yang lebih
kualitas hidup yang signifikan pada menekankan pada diskusi dan
penderita diabetes melitus tipe 2 di sharing, serta ada proses penguatan,
wilayah kerja Puskesmas 2 motivasi dan penyadaran diri yang
Baturraden setelah diberikan edukasi diberikan kepada responden dan
dengan pendekatan DSME, hal ini keluarganya. Proses DSME yang
dapat diketahui dari rata-rata kualitas dilakukan selama 3 kali pertemuan,
hidup pada pengukuran pertama baik pertemuan klasikal maupun
(sebelum intervensi) adalah 2.3583 follow up dengan kunjungan rumah
dan pada pengukuran kedua (setelah telah menumbuhkan motivasi dan
kesadaran responden dan keluarga

168
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

karena melibatkan mereka secara penderita DM tipe 2 yang berdampak


langsung. Keterlibatan responden kepada peningkatan kualitas
maupun keluarga dalam proses hidupnya. Lukman (2010)
pemberdayaan penderita sangat menyatakan bahwa ada pengaruh
diperlukan untuk kesuksesan DSME terhadap kemauan dan
program pemberdayaan dan kemampuan pelaksanaan
kemandirian penderita dalam pemantauan BB dan IMT pada
mengelola penyakitnya sehingga penderita DM tipe 2 dimana BB dan
dapat mencegah komplikasi akut IMT adalah langkah awal untuk
maupun kronis yang berdampak pada dapat melakukan perencanaan
peningkatan kualitas hidup penderita makan. Hasil penelitian Yuanita dkk
DM tipe 2. Dukungan keluarga juga (2014) juga memperlihatkan adanya
semakin memperkuat perubahan pengaruh DSME terhadap penurunan
kualitas hidup penderita. risiko terjadinya ulkus diabetik.
Keterlibatan keluarga dalam Dalewitz, dkk serta Rubin &
pendampingan, pemberi masukan Peyrot (dalam Keers, dkk, 2004)
dan pengingat penderita agar patuh menyebutkan bahwa banyak pasien
terhadap pengelolaan diabetes mengalami kesulitan melakukan
merupakan contoh dukungan positif manajemen diri sehingga
yang diberikan keluarga pada mengakibatkan kontrol glukosa
penderita. Friedman (2003) buruk atau mengalami masalah
menyebutkan bahwa anggota psikososial. Berdasarkan kenyataan
keluarga akan lebih mudah menerima tersebut, maka perlu dilakukan upaya
suatu informasi, jika informasi pencegahan agar penyakit diabetes
tersebut didukung oleh anggota tidak semakin memburuk. Menurut
keluarga lainnya. WHO (2000), upaya pencegahan
Penelitian ini sejalan dengan bagi seseorang yang terkena diabetes
penelitian Laili (2012) yang perlu dilakukan untuk menghindari
memperlihatkan bahwa edukasi atau memperlambat terjadinya
dengan pendekatan prinsip Diabetes komplikasi. Strategi yang dapat
Self Management Education (DSME) dilakukan antara lain adalah dengan
terbukti dapat meningkatkan perilaku pengawasan metabolik yang ketat
kepatuhan diet pada penderita serta pendidikan dan pengobatan
diabetes melitus tipe 2. Penelitian yang efektif. Edukasi atau
Ariyanti (2012) juga menyebutkan pendidikan merupakan salah satu
bahwa setelah dilakukan DSME pilar penting dalam pengelolaan
mengenai meal planning, responden diabates sebagaimana yang
menjadi tahu jenis makanan yang dinyatakan WHO bahwa education is
boleh dikonsumsi banyak dan a comer stone of diabetic therapy
makanan yang sebaiknya dikurangi. and vital to integration of the
Penerapan edukasi dengan diabetic into society ( Soegondo
pendekatan prinsip DSME dapat dalam Wiyono, 2004). Diabetes Self
menimbulkan kemampuan Management Education (DSME)
manajemen diri yang baik sehingga merupakan salah satu contoh edukasi
dapat meningkatkan perilaku yang dapat diterapkan pada penderita
kepatuhan manajemen diri pada diabetes yang bertujuan untuk

169
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

memberdayakan pasien agar


terhindar dari berbagai komplikasi
sehingga kualitas hidup mereka dapat
meningkat.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan dari penelitian ini
Edukasi dengan pendekatan prinsip
Diabetes Self Management
Education (DSME) dapat
meningkatkan kualitas hidup pada
penderita DM tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas 2 Baturraden.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
saran yang dapat diberikan antara
lain:
1. Bagi penderita DM dan
keluarga: dapat menerapkan
empat pilar pengelolaan diabetes
secara mandiri di rumah
sehingga penderita dapat
menikmati kehidupan yang sehat
tanpa komplikasi serta mencapai
kualitas hidup yang optimal.
2. Bagi Puskesmas: dapat
mengembangkan metode
edukasi pada penatalaksanaan
DM dengan pendekatan
Diabetes Self Management
Education (DSME) dan
memaksimalkan komponen
DSME dalam penatalaksanaan
DM.
3. Peneliti
Perlu adanya penelitian yang
serupa dengan melihat variabel
lain yang dapat dipengaruhi atau
mempengaruhi program edukasi
Diabetes Self management
Education pada diabetes.

170
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

DAFTAR PUSTAKA Glasgow, R. and Anderson, R.


Ariyanti, M. (2012). Peningkatan 1999. Moving for
self empowerment penderita Compliance to Adherence is
diabetes mellitus not enough: Something
tipe 2 dengan pendekatan Entirely Different is Need.
diabetes self management Diabetes Care, 22: 403-408.
education (DSME) di http://care.diabetesjournals.o
Puskesmas Kebonsari rg/content/22/12/2090.full.p
Surabaya. Diunduh Tanggal df+html.
12 Maret 2014 dari
http://www.unair.jornals.com Glazier, Bajcar, Kennie and Wilson.
2006. A systematic review of
Carod-Artal, F.J., & Egido, J.A., intervention to improve
(2009). Quality of life after diabetes care in sicially
stroke: the importance of a disanvantaged population.
good recovery. Proquest Medical Library. 29
Cerebrovascular Diseases, (7).1675-1688.
27 (suppl 1), 204-214.doi:
10.1159/000200461. Grossman, S.C. & Porth, C.M. 2014.
Porth’s pathophysiology.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Philadelphia: Lippincott
Tengah. 2012. Profil William & Wilkins.
kesehatan provinsi Jawa
Tengah tahun 2012. Intenasional Diabetes Federation.
2011. Diabetes evidence
Dinas Kesehatan Kabupaten demands real action from the
Banyumas. 2012. Profil un summit on non-
kesehatan kabupaten communicable diseases.
Banyumas tahun 2012. Retrieved Juni 24, 2014, from
http://www.idf.org/diabetes-
Friedman, Marlyn M. 2003. evidence-demands-real-
Keperawatan keluarga. Jakarta: action-from-the-un-summit-
Buku Kedokteran EGC. on-non-communicable-
diseases
Funnel, M., Anderson, R. 2005.
Patient empowerment:
reflections on the challenge
of fostering the adoption of a Jack, L., Liburd, L., Spencer, T&
new paradigm. Airhihenbuwa, C.O.(2004).
http://www.hphconferences.o Understanding the
rg/archive/vienna07/htm/plen environmental issues in
aryabstracts/PatietEmpower diabetes self -management
ment.pdf. Tanggal 23 Maret education research: a re
2012. examination of 8 studies in
community-based settings.
Annal of Internal Medicine

171
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Journal 140,964-971. Blitar. Skripsi tidak


http://annals.org dipublikasikan.
.
World Health Organization. 1996.
Laili, Dewi, & Widyawati. (2012). WHOQOL-BREF:
Edukasi dengan pendekatan introduction, administration,
prinsip diabetes scoring and generic version
self management education of the assessment. Field trial
(DSME) meningkatkan perilaku version. Programme on
kepatuhan diet pada penderita mental health. World Health
diabetes mellitus tipe 2. Skripsi Organization: Geneva
tidak dipublikasikan. Fakultas
Keperawatan Universitas ___________________________.
Airlangga Surabaya. 1997. WHOQOL, measuring
quality of life. Programme on
Lukman, A. 2010. Pengaruh mental health. Division on
Diabetes Self Management mental health and prevention
Education (DSME) terhadap of substance abuse. World
Pengelolaan Diabetes Health Organization: Geneva
Mandiri pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di ___________________________.20
Wilayah Kerja Puskesmas 00.Pencegahan diabetes
Pacarkeling Surabaya. melitus. Laporan Kelompok
Skripsi tidak dipublikasikan. Studi WHO. Suyono, J.
Fakultas Keperawatan (editor). Arisman (alih
Universitas Airlangga bahasa). Jakarta: Hipokrates.
Surabaya. Wild, Sarah; Gojka Roglic, Anders
Green; Richard Sicree, &
Sicree R, Shaw J, Zimmet P. (2009) Hilary King. 2004. Global
The global burden. IDF Prevalence of Diabetes
Diabetes Atlas; 4th ed; Estimates for the Year 2000
and Projections for 2030.
Stanford Patient Education Research Diabetes care 27:1047–1053.
Center (2013). Sample
questionnaire diabetes.Palo Wiyono.2004. Pencegahan DM tipe
Alto CA 94304. 2 sebagai usaha menghambat
http://patienteducation.stan peningkatan prevalensinya.
ford.edu.self- Pidato pengukuhan Jabatan
management@stanford.edu Guru Besar pada Fakultas
diakses tanggal 12 April 2013 Kedokteran Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Tyas, M.D.C. 2008. Hubungan
perawatan diri dan persepsi
sakit dengan kualitas hidup
pasien DM tipe 2 dalam
konteks keperawatan di Kota

172

Anda mungkin juga menyukai