Kelas : 8C
Absen : 25
Khalifah pertamanya adalah Abdullah as-saffah bin Muhammad bin ali. Dinamakan dinasti Abbasiyah
karena pendirinya keturunan Abbas bin Mutalib, paman nabi Muhammad SAW. Masa kekuasaan dinasti
Abbasiyah, yaitu tahun 132 H/750 M s/d 656 H/ 1258 M. Dinasti Umayyah dilatar belakangi oleh siapa yang
berhak memimpin setelah Rasulullah meninggal. Bani Hasyim (alawiyun) sebagai keturunan Rasulullah. Ada
tiga kota utama yang menjadi pusat kekuasaan, yaitu kota al-humaymah (perencanaan), Kota khupah
(penghubung), dan kota Khurasan (Gerakan langsung).
Para keluarga Abbas melakukan berbagai strategi, salah satunya dengan mempropaganda bahwa orang
Abbasiyah lebih berhak dari pada bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, yakni keturunan Bani Hasyim.
Pemimpinnya adalah imam Muhammad bin ali, yang tinggal di Humaymah. Ia menggunakan nama bani Hasyim
untuk menghindari perpecahan dengan kelompok Syiah. Untuk melakukan berbagai macam propaganda, di
angkatlah 12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah, seperti di Khurasan, Khufah, Irak, dan makkah.
1
Ia juga melakukan penerjemahan besar-besaran buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang
merupakan bahasa resmi. Dewan penerjemah pun dibentuk, ketuanya Yuhana bin Masawih. Kota bagdad
menjadi kota impian 1.001 malam yang tidak ada tandingannya pada Abad pertengahan. Wilayah kekuasaannya
membentang dari Afrika Utara sampai ke Hindukus, India. Ada seorang cerdik pandai yang sering memberikan
nasehat kebaikan kepadanya, yaitu Abu Nawas, yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan Khalifah Harun ar-
Rasyid.
Kebijakan dan kecakapannya dalam pemimpin mampu membawa Negara dalam situasi, aman, damai,
dan tenteram. Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal dunia di khurasan pada tanggal 3 atau 4 Jumadissani 193
H/809 M pada usia 45 tahun, juga setelah menjadi khalifah selama 32 tahun 6 bulan. Dinasti Abbasiyah dan
dunia Islam saat itu benar-benar kehilangan sosok pemimpin yang saleh, adil, dan bijaksana.
Abdullah bin Harun ar-Rasyid lebih di kenal dengan Al-Makmun. Lahir pada 15 Rabiul’Awal 170-786
M, bertepatan dengan hari wafat kakeknya (Musa Al-Hadi) dan pengakatan ayahnya, Harun ar-rasyid. Ibunya
bernama Muraji yang meninggal setelah melahirkannya. Sebelum berusia 5 tahun, ia mendapat pendidikan
agama dan baca Al-Qur’an dari dua orang ahli terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi. Untuk mendalami
Hadist, Al-Makmun dan Al-Amin dikirim ayahnya, berguru kepada Imam Maliki di Madinah, khususnya untuk
mempelajari kitab Al-Muwatta karangan Imam Maliki.
Dalam waktu yang sangat singkat, Al-Makmun sudah menguasai berbagai ilmu. Ia juga hafal Al-
Qur’an dan ahli juga menafsirkannya. Setelah Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal, jabatan kekhalifahan
diserahkan kepada Al-Amin, sementara Al-Makmun mendapatkan jabatan sebagai gubernur di daerah khurasan.
Setelah Al-Amin meninggal, Al-Makmun menggantikannya menjadi khalifah. Al-Makmun adalah khalifah
Dinasti Abbasiyah yang besar dan menonjol.