Anda di halaman 1dari 2

2 Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang


berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan),
mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut,
meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda (Mulyana, 2015 : 82).

Komunikasi kelompok ini secara umum terbagi menjadi dua bagian, yakni kelompok
besar dan kelompok kecil. Komunikasi kelompok dianggap lebih cenderung kepada
komunikasi kelompok kecil (small group communication) yang bersifat tatap muka, layaknya
keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi, dan sebagainya. Dengan
demikian komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi,
karena itu, kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga apda komunikasi
kelompok.

Adapun, beberapa pakar komunikasi, menggunakan istilah komunikasi kelompok-


besar (large-group communication) untuk komunikasi publik (public communication).
Komunikasi publik ini merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering kali
dikenal sebagai pidato, ceramah, atau kuliah (umum).

Komunikasi publik pun biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada
komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut
persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.
Daya Tarik fisik pembicara bahkan seringkali menjadi faktor penting yang menentukan
efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara. Pihak komunikan (pendengar)
cenderung pasif, umpan balik yang diberikan pun terbatas, terutama umpan balik bersifat
verbal.

Umpan balik nonverbal lebih jelas diberikan orang-orang yang duduk di jajaran
depan, karena mereka yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima umpan balik
bersifat serempak, seperti tertawa atau tepuk tangan. Ciri-ciri komunikasi public atau
kelompok besar ini terjadi di tempat umum (publik), misalnya auditorium, kelas, tempat
ibadah (masjid, gereja) atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan
peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang
tidak terstruktur;terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi
khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya; acara-acara lain mungkin
direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi public
atau kelompok besar pun sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan, atau membujuk (Mulyana, 2015 : 82).

Dalam sistem komunikasi kelompok terdapat klasifikasi kelompok, yakni tidak setiap
himpunan orang yang berkumpul dikatakan sebagai kelompok, bisa saja berupa agregat
layaknya orang-orang yang berada di terminal bus, belanja di pasar dan sebagainya. Agar
agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang
sama yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai dua tanda psikologis, pertama,
anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (sense of belonging). Kedua, nasib
anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara
tertentu dengan hasil yang lain (Rakhmat, 2011 :140). Klasifikasi kelompok ini terbagi
menjadi beberapa, yakni, kelompok primer dan sekunder, ingroup dan outgroup, kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan, terakhir kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
(Rakhmat, 2011 : 139-145). Kelompok pun dapat berpengaruh pada perilaku, hal ini
dikarenakan perubahan perilaku individu terjadi karena--apa yang lazim disebut dalam
psikologi sosial sebagai—pengaruh sosial (social influence) Baron dan Byrne 1979 : 253.
Terdapat tiga macam pengaruh kelompok yakni, konformitas, fasilitasi sosial, dan polarisasi
(Rakhmat, 2011 : 147).

Anda mungkin juga menyukai