Oleh
NPM. 1413024005
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asam Amino dan Protein”. Makalah ini dibuat sebagai
tugas biokimia. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca yang sekiranya dapat membangun dan
memotivasi penulis untuk berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah biokimia yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini dengan baik.
Dan pada akhirnya kepada Allah jualah penyusun mohon taufik dan hidayah,
semoga usaha kami mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho Allah
SWT. Amin ya rabbal alamin.
2
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... 1
Kata pengantar ................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Pembahasan .............................................................................. 5
BAB II Pembahasan
2.1 Sifat amfoter asam amino..................................................................... 6
2.2 Sifat asam basa asam amino................................................................. 8
2.3 Analisis protein ................................................................................... 10
2.4 Klasifikasi protein ................................................................................ 13
2.5 Denaturasi dan renaturasi protein......................................................... 17
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19
3.2 Saran ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2.2 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu
kation.
b. Jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu
anion
6
3. Sifat optis aktif
Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral)
sehingga bersifat optis aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi
kecuali glisin. Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat
optis aktif.
Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan
memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan
menerima proton dari basa kuat. Semua asam amino yang ditemukan pada protein
mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon
yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya,
yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air.
Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-
nya.
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang
dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut :
7
4. Asam amino yang bermuatan positif pada gugus R, yang beranggotakan
Lisin, Arganin, dan histidin. Yang memiliki ciri-ciri rantai R bersifat basa
dan bersifat polar. Pada asam amino Histidin mempunyai muatan
mendekati netral.
5. Asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R, yang beranggotakan
aspartat dan glutamat. Dengan ciri-ciri bermuatan negatif dan bersifat
asam.
8
8. Di bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan
sebaliknya di atasnya bermuatan negatif.
Sifat Basa
Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Suatu senyawa
dikelompokan menjadi basa jika zat tersebut dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion hidroksida (OH). Zat yang bersifat basa antara lain: Natrium
Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun. Secara
umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa pahit
2. Terasa licin jika terkena air, misalnya sabun
3. Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor)
4. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)
5. Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
6. Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru
7. Memiliki pH lebih dari
8. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya.
Sifat Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Pengertian
asam menurut Arhenius adalah zat yang menghasilkan ion H+ didalam air. Jadi
asam dapat diartikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hydrogen (H+)
ketika dilarutkan ke dalam air. Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida
(HCI), air aki (asam sulfat) dan pembersih porselin. Secara umum senyawa asam
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mempunyai rasa asam 2. Dapat merubah
warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi merah 3. Bersifat korosif
terhadap logam 4. Dapat menghantarkan listrik (konduktor) 5. Jika dilarutkan ke
dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+) 6. Memiliki nilai pH (derajat
keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai pH suatu zat maka semakin kuat
sifat keasamannya. Zat yang bersifat asam basa banyak terdapat dalam kehidupan
sehari hari Asam sitrat, vitamin C tidak lain dari asam askorbat, asam asetat, yaitu
9
cuka, asam karbonat dapat memberikan rasa segar dalam minuman ringan, asam
sulfat untuk Akumulator.
Contoh basa : Amoniak untuk pelarut desinfektan. Soda api (natrium hidroksida)
untuk membersihkan saluran bak cuci, alumunium hidroksida dan magnesium
hidroksida untuk obat nyeri lambung.
A. Metode Kjeldahl
Metode Kjeldahl dikembangkan pada taun 1883 oleh pembuat bir
bernama Johann Kjeldahl. Makanan didigesti dengan asam kuat sehingga
melepaskan nitrogen yang dapat ditentukan kadarnya dengan teknik titrasi yang
sesuai. Jumlah protein yang ada kemudian dihitung dari kadar nitrogen dalam
sampel. Prinsip dasar yang sama masih digunakan hingga sekarang, walaupun
dengan modifikasi untuk mempercepat proses dan mencapai pengukuran yang
lebih akurat. Metode ini masih merupakan metode standart untuk penentuan kadar
protein. Karena metode Kjeldahl tidak menghitung kadar protein secara langsung,
diperlukan faktor konversi (F) untuk menghitung kadar protein total dan kadar
nitrogen. Faktor konversi 6,25 (setara dengan 0,16 g nitrogen per gram protein)
digunakan untuk banyak jenis makanan, namun angka ini hanya nilai ratarata, tiap
protein mempunyai faktor konversi yang berbeda tergantung komposisi asam
aminonya. Metode Kjeldahl terdiri dari tiga langkah : digesti, netralisasi dan
titrasi.
10
B. Prinsip
a. Digestion Sampel makanan yang akan dianalisis ditimbang dalam labu
digesti dan didigesti dengan pemanasan dengan penambahan asam
sulfat (sebagai oksidator yang dapat mendigesti makanan), natrium
sulfat anhidrat (untuk mempercepat tercapainya titik didih) dan katalis
sepert tembaga (Cu), selenium, titanium, atau merkurium (untuk
mempercepat reaksi). Digesti mengubah nitrogen dalam makanan
(selain yang dalam bentuk nitrat atau nitrit) menjadi amonia,
sedangkan unsur oganik lain menjadi CO2 dan H2O. Gas amonia
tidak dilepaskan ke dalam larutan asam karena berada dalam bentuk
+ 2
ion amonium (NH4 ) yang terikat dengan ion sulfat (SO4 ) sehingga
yang berada dalam larutan adalah : N(makanan) • (NH4)2SO4 (1).
b. Setelah proses digesti sempurna, labu digesti dihubungkan dengan
labu penerima (recieving flask) melalui sebuah tabung. Larutan dalam
labu digesti dibasakan dengan penambahan NaOH, yang mengubah
amonium sulfat menjadi gas amonia :
(NH4)2SO4 + 2 NaOH • 2 NH3 + 2 H2O + Na2SO4 (2)
Gas amonia yang terbentuk dilepaskan dari larutan dan berpindah
keluar dari labu digesti masuk ke labu penerima, yang berisi asam
borat berlebih. Rendahnya pH larutan di labu penerima mengubah gas
amonia menjadi ion amonium serta mengubah asam borat menjadi ion
+
borat: NH3 + H3BO3 • NH4 + H2BO3(3)
c. Titrasi Kandungan nitrogen diestimasi dengan titrasi ion amonium
borat yang terbentuk dengan asam sulfat atau asam hidroklorida
standar, menggunakan indikator yang sesuai untuk menentukan titik
+
akhir titrasi. H2BO3 + H • H3
BO3 (4)
11
d. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan kadar
nitrogen
FUNGSI PROTEIN
12
2.4 Klasifikasi protein
13
Berdasarkan senyawa pembentuk, terbagi sebagai berikut:
1.Enzim
Merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu
macam enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator
reaksi kimia dalam jasad hidup. pada jasad hidup yang berbeda terdapat macam
jenis enzim yang berbeda pula. Molekul enzim biasanya berbentuk bulat
14
(globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri
lebih dari satu polipeptida.
2.Protein Pembangun
Protein pembangun berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur.
Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan selubung pada
kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel; struktur
membrane, merupakan protein komponen membrane sel; α-Keratin, terdapat
dalam kulit, bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta;
fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam
jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang elastis
(ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).
3. Protein Kontraktil
Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak.
Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsure filamen tak bergerak dalam
myofibril; dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk).
4. Protein Pengankut
Protein pengangkut mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai
contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang mengandung
besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam
darah vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam
darah beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen
dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak dalam
darah; β-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin,
sebagai alat pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon
Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh
misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormone
15
adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormone
pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.
7. Protein Pelindung
Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai
contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada
antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk
senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam
proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam mekanisme
pembekuan darah.
8. Protein Cadangan
Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein yangterdapat dalam
putih telur; kasein, merupakan protein dalam biji jagung.
16
2.5 Denaturasi dan renaturasi protein
17
Mekanismenya adalah penambahan asam dan basa dapat mengacaukan jembatan
garam yang terdapat pada protein. Ion positif dan negatif pada garam dapat
berganti pasangan dengan ion positif dan negatif dari asam ataupun basa sehingga
jembatan garam pada protein yang merupakan salah satu jenis interaksi pada
protein, menjadi kacau dan protein dapat dikatakan terdenaturasi. Bentuk protein
terdenaturasi yang mengendap ini juga dapat diakibatkan oleh pengaruh logam-
logam berat. Dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk kompleks
garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat protein akan sulit untuk
larut. Dan sama dengan ketika protein terdenaturasi akibat asam dan basa, entalpi
pelarutannya akan naik. Protein bermuatan negatif atau protein dengan pH larutan
di atas titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam lebih mudah.
Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH larutan di bawah titik isoelektrik
membutuhkan ion-ion negatif. Contoh ion-ion positif yang dapat mengendapkan
protein misalnya Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+, dan Pb2+. Dan contoh
ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein misalnya ion salisilat,
trikloroasetat, piktrat, tanat, dan sulfosalisilat. Namun selain membentuk
kompleks garam protein-logam yang sukar larut, logam berat dapat menarik sulfur
pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan
menyebabkan protein terdenaturasi pula. Gangguan pada ikatan disulfida selain
disebabkan oleh logam berat juga dapat disebabkan oleh agen-agen pereduksi.
Agen pereduksi ini bisa menyebabkan ikatan disulfida putus dan dapat
membentuk gugus tiol (-SH) dengan penambahan atom hidrogen. Selain ikatan
disulfida, ikatan lain yang apabila terganggu dapat menyebabkan denaturasi
protein adalah ikatan hydrogen. Dengan adanya alkohol dapat merusak ikatan
hidrogen antar rantai samping dalam struktur tersier suatu protein. Selain itu,
alkohol juga dapat mendenaturasi protein. Alkohol seperti kita ketahui umumnya
terdapat kadar 70% dan 95%. Alkohol 70% bisa masuk ke dinding sel dan dapat
mendenaturasi protein di dalam sel. Sedangkan alkohol 95% mengkoagulasikan
protein di luar dinding sel dan mencegah alkohol lain masuk ke dalam sel melalui
dinding sel.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu ;
protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
B. SARAN
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung
protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang
sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://hardiyanti1992.wordpress.com/2013/01/22/asam-amino-biokimia/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Protein-kuliah%20ko2_0.pdf
http://lisadyprotein.blogspot.com/
http://www.membuatblog.web.id/2010/03/fungsi-protein.html
http://ziamaystri.blog.friendster.com/klasifikasi-protein/
http://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/#more-468
20