Anda di halaman 1dari 27

7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

BAB I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Batu buli-buli disebut juga batu vesica, vesical calculi, vesical stone, bladder 
stone. Batu buli-buli atau vesikolitiasis adalah masa yang berbentuk kristal yang
terbentuk atas material mineral dan protein yang terdapat pada urin. Batu saluran
kemih pada dasarnya dapat terbentuk pada setiap bagian tetapi lebih banyak pada
saluran penampung terakhir. Pada orang dewasa batu saluran kencing banyak 
mengenai sistem bagian atas (ginjal, pyelum) sedang pada anak-anak sering pada
sistem bagian bawah (buli-buli). Di negara berkembang batu buli-buli terbanyak 
ditemukan pada anak laki-laki pre pubertas. Komponen yang terbanyak penyusun
 batu buli-buli adalah garam calsium. Pada awalnya merupakan bentuk yang sebesar 
 biji padi tetapi kemudian dapat berkembang menjadi ukuran yang lebih besar.
Kadangkala juga merupakan batu yang mulitipel.
1.2 Anatomi

Buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor 
yang saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah
merupakan otot sirkuler, dan yang paling luar adalah longitudinal mukosa vesika
terdiri dari sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa pelvis renalis, ureter 
dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra
internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Secara anatomis
 buli-buli terdiri dari tiga permukaan, yaitu (1) permukaan superior yang berbatasan
dengan rongga peritoneum (2) permukaan inferoinferior dan (3) permukaan posterior.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 1/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Gambar 1. Sistem
urinarius

Gambar 2.
Anatomi Buli-buli

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 2/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian


mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme berkemih. Dalam menampung
urin, buli-buli mempunyai kapasitas yang maksimal, yang volumenya untuk orang
dewasa kurang lebih adalah 300-450 ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada anak 
menurut formula dari koff adalah:

Kapasitas buli- buli = ( umur (tahun)+ 2 )x 30

Pada saat kosong, buli-buli terdapat di belakang simpisis pubis dan pada saat
 penuh berada pada atas simpisis pubis sehingga dapat dipalpasi atau di perkusi. Buli-
 buli yang terasa penuh memberikan rangsangan pada saraf afferen dan menyebabkan
aktivasi miksi di medulla spinalis segmen sacral S 2-4. Hal ini akan menyebabkan
kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli dan relaksasi spingter uretra
sehingga terjadilah proses miksi.
1.3 Etiologi

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu buli-buli
yaitu faktor instrinsik yang terdiri dari herediter (keturunan)  penyakit ini diduga
diturunkan dari orang tuanya, umur, serta jenis kelamin, jumlah pasien laki-laki tiga
kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Sedangkan faktor 
ekstrinsik terdiri dari keadaan geografi, iklim, temperatur, asupan air, diet, dan
 pekerjaan. Geografi, kebanyakan didaerah pegunungan, padang pasir, dan daerah
tropis. Iklim, individu yang menetap di daerah beriklim panas dengan paparan sinar 
ultraviolet tinggi akan cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan produksi
vitamin D3 (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat) sehingga insiden batu

saluran kemih akan meningkat. Asupan air, kurangnya asupan air dan tingginya kadar 
mineral kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden batu saluran
kemih. Diet, obat sitostatik untuk penderita kanker juga memudahkan terbentuknya
 batu saluran kemih, karena obat sitostatik bersifat meningkatkan asam urat dalam
tubuh, diet banyak  purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 3/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

 batu saluran kemih. Dan pekerjaan,  penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
 pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitasnya.
Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita
gangguan miksi atau terdapat benda asing di buli-buli yang aktivitasnya sebagai inti
 batu. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien hiperplasia prostat, striktura uretra,
divertikel buli-buli dan buli-buli neurogenik. Pada suatu studi dilaporkan pada pasien
dengan cidera spinal dimana ia mempunyai kelainan neurogenik blader dalam
delapan tahun, 36%nya berkembang menjadi batu buli-buli. Benda asing tersebut
dibedakan menjadi iatrogenic dan non iatrogenik. Benda iatrogenic terdiri dari bekas

 jahitan, balon folley kateter yang pecah, kalsifikasi yang disebabkan karena iritasi
 balon kateter, staples, uretral stens, peralatan kontrasepsi, prostetik uretral stents.
 Noniatrogenik disebabkan adanya benda yang terkandung pada buli-buli seusai
 pasien rekreasi atau alasan yang lain. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu
ginjal atau batu ureter yang turun ke buli-buli yang banyak dijumpai pada anak-anak 
yang menderita kurang gizi atau yang sering menderita dehidrasi atau diare. Infeksi
 pada saluran kemih akan mempercepat timbulnya batu. Inflamasi pada buli-buli dapat
disebabkan karena hal sekunder misalnya sinar radiasi atau infeksi shiztomiasis yang
 juga merupakan predisposisi batu buli-buli.
Gangguan metabolik juga merupakan faktor predisposisi terjadi pembentukan
 batu. Pada pasien ini batu umumnya terbentuk dari bahan calsium dan struvit. Pada
 pasien yang mempunya predisposisi dilakukan evaluasi ada tidaknya hal yang
memicu statisnya urin, misalnya BPH. Pada perempuan yang memakai celana ketat,
dan cystocele.

1.4 Patofisiologi
Pada umumnya batu buli-buli terbentuk dalam buli-buli, tetapi pada beberapa
kasus batu buli terbentuk di ginjal lalu turun menuju buli-buli, kemudian terjadi
 penambahan deposisi batu untuk berkembang menjadi besar. Batu buli yang turun

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 4/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

dari ginjal pada umumnya berukuran kecil sehingga dapat melalui ureter dan dapat
dikeluarkan spontan melalui uretra.

Gambar 3.
Batu Buli-buli

Secara
teoritis batu dapat

terbentuk diseluruh
saluran kemih
terutama pada
tampat- tempat
yang sering mengalami
hambatan aliran urine (statis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli.
Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretro-pelvis), divertikel,
obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostate benigna, striktura, dan
 buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya
 pembentukan batu. Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan
organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap
 berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-
keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang
saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum
cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat kristal menempel pada
epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain
diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk 
menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi oleh pH larutan, adanya

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 5/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

koloid di dalam urine, konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak 
sebagai inti batu. Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik 
yang berikatan dengan oksalat maupan dengan fosfat, membentuk batu kalsium
oksalat dan kalsium fosfat; sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu
magnesium ammonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis
lainnya. Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu diatas hampir sama, tetapi
suasana didalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak 
sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam asam,

sedangkan batu magnesium ammonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa.
Pada penderita yang berusia tua atau dewasa biasanya komposisi batu
merupakan batu asam urat yaitu lebih dari 50% dan batu paling banyak berlokasi di
vesika. Batu yang terdiri dari calsium oksalat biasanya berasal dari ginjal. Pada batu
yang ditemukan pada anak umumnya ditemukan pada daerah yang endemik dan
terdiri dari asam ammonium material, calsium oksalat, atau campuran keduanya. Hal
itu disebabkan karena susu bayi yang berasal dari ibu yang banyak mengandung zat
tersebut. Makanan yang mengandung rendah pospor menunjang tingginya ekskresi
amonia. Anak-anak yang sering makan makanan yang kaya oksalat seperti sayur akan
meningkatkan kristal urin dan protein hewan (diet rendah sitrat).
Batu buli-buli juga dapat terjadi pada pasien dengan trauma vertebra/ spinal
injury, adapun kandungan batu tersebut adalah batu struvit/Ca fosfat. Batu buli-buli
dapat bersifat single atau multiple dan sering berlokasi pada divertikel dari ventrikel
 buli-buli dan biasanya berukuran besar atau kecil sehingga menggangu kerja dari
vesika. Gambaran fisik batu dapat halus maupun keras. Batu pada vesika umumnya
mobile, tetapi ada batu yang melekat pada dinding vesika yaitu batu yang berasal dari
adanya infeksi dari luka jahitan dan tumor intra vesika.
1.5 Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau
kalsium fosfat, asam urat, magnesium ammonium fosfat, xanthin, sistein, silikat dan

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 6/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

senyawa lainnya. Data mengenai kandungan atau komposisi batu sangat penting
untuk pencegahan timbulnya batu yang residif.
a. Batu Kalsium
Batu ini merupakan batu yang paling banyak ditemukan yaitu sekitar 70- 80%
dari seluruh batu saluran kemih. Adapun kandungannya adalah kalsium oksalat,
kalsium fosfat atau campuran keduanya. Faktor terjadinya batu oksalat adalah sebagi
 berikut:
• Hiperkalsiuri merupakan kenaikan kadar kalsium dalam urin yang
melebihi 250-300mg/24jam, disebabkan oleh peningkatan absorbsi
kalsium melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium oleh ginjal, dan
 peningkatan reabsorbsi tulang karena hiperparatiroid atau tumor 
 paratiroid.
• Hiperoksaluri merupakan peningkatan ekskresi oksalat melebihi 45 gram/
hari, keadaan ini banyak diderita oleh penderita yang mengalami kelainan
usus karena post operasi dan diet kaya oksalat, misalnya teh, kopi instant,
minuman soft drinks, kokoa, jeruk, sitrun, dan sayuran yang berwarna

hijau terutama bayam.


• Hiperurikosuri merupakan kadar asam urat di dalam urin melebihi 850mg/
24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin bertindak sebagai inti batu
terhadap pembentukan batu kalsium oksalat. Sumber asam urat dalam urin
 berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari
metabolisme endogen.
• Hipositraturia merupakan sitrat berikatan dengan kalsium di dalam urin
sehingga calsium tidak lagi terikat dengan oksalat maupun fosfat,
karenanya merupakan penghambat terjadinya batu tersebut. Kalsium sitrat
mudah larut sehingga hancur dan dikeluarkan melalui urin.
• Hipomagnesia, magnesium juga merupakan penghambat seperti halnya
sitrat. Penyebab tersering dari hipomagnesia adalah inflamasi usus yang

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 7/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

diikuti gangguan absorbsi. Penyebab tersering hipomagnesuria ialah


 penyakit inflamasi usus (inflammatory bowel disease) yang diikuti dengan
gangguan malabsorbsi.
 b. Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini karena
 proses infeksi pada saluran kemih. Hal ini disebabkan karena infeksi yang
sebagian besar karena kuman pemecah urea, sehingga urea yang menghasilkan
suasana basa yang mempermudah mengendapnya magnesium fosfat, ammonium,
karbonat. Kuman tersebut diantaranya adalah Proteus spp, Klebsiella,
Enterobacter, Pseudomonas, dan stafilokokus.

c. Batu Asam urat merupakan batu yang terjadi pada 5-10% kasus batu. 75- 80%
adalah batu asam urat murni dan sisanya merupakan campuran dengan asam
oksalat. Batu ini banyak diderita oleh pasien dengan gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapat terapi antikanker, dan banyak 
menggunakan obat urikosurik diantaranya tiazid, salisilat, kegemukan, peminum
alkohol, diet tinggi protein. Adapun faktor predisposisi terjadinya batu asam urat
adalah urin yang terlalu asam, dehidrasi atau konsumsi air minum yang kurang
dan tingginya asam urat dalam darah.
d. Batu jenis lain diantaranya batu sistin, batu santin, dan batu silikat sangat jarang
dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme yaitu kelainan
absorbsi sistin di mukosa usus. Pemakaian antasida yang mengandung silikat
 berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat memungkinkan terbentuknya
 batu silikat.
1.6 Pemeriksaan klinis
Pasien yang mempunyai batu buli sering asimtomatik, tetapi pada anamnesis
 biasanya dilaporkan bahwa penderita mengeluh nyeri suprapubik, disuria, gross
hematuri terminal, perasaan ingin kencing, sering kencing di malam hari, perasaan
tidak enak saat kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar 
kembali dengan perubahan posisi tubuh. Gejala lain yang umumnya terjadi dalam
menyertai nyeri yaitu nyeri menjalar dari ujung penis, scrotum, perineum, punggung

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 8/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

dan panggul, perasaan tidak nyaman tersebut biasa bersifat tumpul atau tajam,
disamping sering menarik-narik penisnya pada anak laki-laki dan menggosok-gosok 
vulva pada anak perempuan. Rasa sakit diperberat saat pasien sedang beraktivitas,
karena akan timbul nyeri yang tersensitisasi akibat batu memasuki leher vesika.
Pasien anak dengan batu buli sering disertai dengan priapism dan disertai ngompol.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesika urinaria tampak penuh pada
inspeksi, ketika dipalpasi didapatkan blader distended pada retensi akut. Adapun
tanda yang dapat dilihat adalah hematuri mikroskopik atau bahkan gross hematuri,
 pyuria, bakteri yang positif pada pemeriksaan kultur urin.

1.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan urin
Pemeriksaan urin sering dilakukan karena tidak mahal dan hasilnya dapat
menggambarkan jenis batu dalam waktu yang singkat. Pada pemeriksaan dipstick,
 batu buli berhubungan dengan hasil pemeriksaan yang positif jika mengandung nitrat,
leukosit esterase dan darah. Batu buli sering menyebabkan disuri dan nyeri hebat,
oleh sebab itu banyak pasien sering mengurangi konsumsi air minum sehingga urin
akan pekat. Pada orang dewasa, batu buli akan menyebabkan urin asam. Pemeriksaan
mikroskopis menunjukkan adanya sel darah merah dan pyuria( leukosit), dan adanya
kristal yang menyusun batu buli. Pemeriksaan urin juga berguna untuk memberikan
antibiotik yang rasional jika dicurigai adanya infeksi.

 b. Pemeriksaan Imaging


• Urografi

Pemeriksaan radiologis

yang digunakan harus dapat


memvisualisasikan saluran kemih
yaitu ginjal, ureter dan vesika
urinaria (KUB). Tetapi
 pemeriksaan ini mempunyai

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 9/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

kelemahan karena hanya dapat menunjukkan batu yang radioopaque. Batu asam
urat dan ammonium urat merupakan batu yang radiolucent. Tetapi batu tersebut
terkadang dilapisi oleh selaput yang berupa calsium sehingga gambaran akhirnya
radioopaque. Pelapisan adalah hal yang sering, biasanya lapisan tersebut berupa
sisa metabolik, infeksi dan disebabkan hematuri sebelumnya.
 

Gambar 4. BOF

• Cystogram/ intravenous pyelografi

Jika pada pemeriksaan secara klinik dan foto KUB tidak dapat
menunjukkan adanya batu, maka langkah selanjutnya adalah dengan pemeriksaan
IVP. Adanya batu akan ditunjukkan dengan adanya filling defek.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 10/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Gambar 5. IVP

• Ultrasonografi (USG)

Batu buli akan terlihat sebagai gambaran hiperechoic, efektif untuk 


melihat batu yang radiopaque atau radiolucent.

Gambar 6. USG

• CT scan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk banyak kasus pada pasien yang nyeri
 perut, massa di pelvis, suspect abses, dan menunjukkan adanya batu buli- buli
yang tidak dapat ditunjukkan pada IVP. Batu akan terlihat sebagian batu yang
keruh.
• MRI

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 11/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Pemeriksaan ini akan menunjukkan adanya lubang hitam yang semestinya


tidak ada pada buli yang seharusnya terisi penuh, ini diassosiasikan sebagai batu.
• Sistoskopi

Pada pemeriksaan ini dokter akan memasukkan semacam alat endoskopi


melalui uretra yang ada pada penis, kemudian masuk kedalam blader.

Gambar 7. Sistoskopi

1.8 Pengobatan
a. Konservatif 
Terapi ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Memberikan minum yang berlebihan disertai
diuretik. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong
 batu keluar dari saluran kemih. Pengobatan simptomatik mengusahakan agar nyeri,
khususnya kolik, yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik. Dan
 berolahraga secara teratur.

Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu
diberikan antibiotik. Batu strufit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah
 pembesarannya bila diberikan pengobatan dengan pengasaman urin dan pemberian
antiurease, seperti Acetohidroxamic acid. Ini untuk menghambat bakteri urease dan
menurunkan kadar ammonium urin.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 12/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Pengobatan yang efektif untuk pasien yang mempunyai batu asam urat pada
saluran kemih adalah dengan alkalinisasi supaya batu asam yang terbentuk akan
dilarutkan. Pelarutan batu akan terjadi apabila pH urin menjadi lebih tinggi atau
 berjumlah 6,2. Sehingga dengan pemberian bikarbonas natrikus disertai dengan
makanan alkalis, batu asam urat diharapkan larut. Potasium Sitrat (polycitra K, Urocit
K) pada dosis 60 mEQ dalam 3-4 dosis perhari pemberian digunakan untuk terapi
 pilihan. Tetapi terapi yang berlebihan menggunakan sediaan ini akan memicu
terbentuknya deposit calsium pospat pada permukaan batu sehingga membuat terapi
tidak efektif lagi. Atau dengan usaha menurunkan produksi kadar asam urat air kemih

dan darah dengan bantuan alopurinol, usaha ini cukup memberi hasil yang baik.
Dengan dosis awal 300 mg perhari, baik diberikan setelah makan.
 b. Litotripsi
Pemecahan batu telah mulai dilakukan sejak lama dengan cara buta, tetapi
dengan kemajuan tehnik endoskopi dapat dilakukan dengan cara lihat langsung.
Untuk batu kandung kemih, batu dipecahkan dengan litotriptor secara mekanis
melalui sistoskop atau dengan memakai gelombang ultrasonic atau elektrohidrolik.
Makin sering dipakainya gelombang kejut luar tubuh (ESWL =  Extracorporeal 
Shock Wave Lithotripsy) yang dapat memecahkan batu tanpa perlukaan ditubuh sama
sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dan dipusatkan di batu yang
akan dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping dan keluar bersama kemih.

c. Terapi pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotriptor, alat gelombang
kejut atau bila cara non bedah tidak berhasil. Walaupun demikian kita harus
memerlukan suatu indikasi. Misalnya apabila batu kandung kemih selalu
menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu diadakan tindakan
 pengeluarannya. Litotriptor hanya mampu memecahkan batu dalam batas ukuran 3

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 13/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

cm kebawah. Batu diatas ukuran ini dapat ditangani dengan batu kejut atau
sistolitotomi.
1. Transurethral Cystolitholapaxy: tehnik ini dilakukan setelah adanya batu
ditunjukkan dengan sistoskopi, kemudian diberikan energi untuk membuat
nya menjadi fragmen yang akan dipindahkan dari dalam buli dengan alat
sistoskopi. Energi yang digunakan dapat berupa energi mekanik (pneumatic
 jack hummer), ultrasonic dan elektrohidraulik dan laser.
2. Percutaneus Suprapubic cystolithopaxy: tehnik ini selain digunakan untuk 
dewasa juga digunakan untuk anak- anak, tehnik percutaneus menggunakan

endoskopi untuk membuat fragmen batu lebih cepat hancur lalu


dievakuasi.sering tehnik ini digunalan bersama tehnik yang pertama denagn
tujuan stabilisasi batu dan mencegah irigasi yang ditimbulkan oleh debris
 pada batu.
3. Suprapubic Cystostomy: tehnik ini digunakan untuk memindah batu dengan
ukuran besar, juga di indikasikan untuk membuang prostate, dan
diverculotomy. Pengambilkan prostate secara terbuka diindikasikan jika
 beratnya kira- kira 80-100gr. Keuntungan tehnik ini adalah cepat, lebih mudah
untuk memindahkan batu dalam jumlah banyak, memindah batu yang melekat
 pada mukosa buli dan kemampuannya untuk memindah batu yang besar 
dengan sisi kasar. Tetapi kerugian penggunaan tehnik ini adalah pasien
merasa nyeri post operasi, lebih lama dirawat di rumah sakit, lebih lama
menggunakan kateter.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 14/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 15/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Gambar 8. Suprapubic Cystostomy

 
1.9 Pencegahan
• Diuresis yang adekuat

Untuk mencegah timbulnya kembali batu maka pasien harus minum


 banyak sehingga urin yang terbentuk tidak kurang dari 1500 ml. pada pasien

dengan batu asam urat dapat digunakan alkalinisasi urin sehingga pH


dipertahankan dalam kisaran 6,5-7, mencegah terjadinya hiperkalsemia yang akan
menimbulkan hiperkalsiuria pasien dianjurkan untuk mengecek pH urin dengan
kertas nitrasin setiap pagi.
• Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu

• Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit

BAB II. LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Febri
Umur : 17 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tegal Gede Sumbersari Jember  
Agama : Islam
Suku : Jawa
 No RM : 352259
Tgl MRS : Rabu, 28 September 2011
Tgl Pemeriksaan : Kamis, 29 September 2011
Tgl KRS :

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 16/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

II. ANAMNESIS
Dilakukan pada pasien Kamis, 29 September 2011
Riwayat Pribadi
• Keluhan Utama:  Nyeri pada waktu kencing 

• Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita mengeluh susah dan nyeri saat kencing sejak 1 tahun yang lalu,
kencing tidak lancar, sedikit-sedikit keluarnya. Kencing berwarna kuning
tidak ada darah dan tidak ada batu. Pasien tidak demam dan tidak nyeri perut.
• Riwayat Penyakit Dahulu 

Infeksi pada saluran kencing (-), demam (-).


• Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.


• Riwayat Pengobatan

III. PEMERIKSAAN FISIK 
(Dilakukan pada tanggal 29 September 2011)
Keadaan Umum : Baik 
Kesadaran : Composmentis
Vital sign: TD : 120/90 mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36˚C
• Status generalis:

Kepala:
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik 
Hidung : tidak ada sekret/bau/perdarahan

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 17/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Telinga : tidak ada sekret/bau/perdarahan


Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat.
Leher:
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
Thoraks:
Cor:
I: ictus cordis tidak tampak 
P: ictus codis teraba di ICS IV MCLS

P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL sinistra


A: S1S2 tunggal
Pulmo:
I: Simetris, tidak ada retraksi
P: Fremitus raba normal
P: Sonor 
A: Vesikuler +/+, Ronkhi:-/- Wheezing : -/-
Abdomen:
I: Flat
A: Bising usus (+) normal
P: Timpani
P: Soepel, nyeri tekan r. suprapubik 
Ekstremitas:
Akral hangat + + Oedem - -
+ + - -
• Status Lokalis:

Regio suprapubik:
Teraba pembesaran vesica urinaria, nyeri tekan +

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 18/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Foto BOF: Gas dalam usus normal, vesikolitiasis (+)

Gambar 9. BOF

Hasil Laboratorium:
Hematologi
Hb : 13,2 gr/dl
Lekosit : 7,1 x 109 /L
Hematokrit : 38,9
Trombosit : 368 x 109 /L
PPT : 13,3 detik 
APTT : 28,0 detik  
Faal Ginjal
Serum Kreatinin : 1,2 (0,6-1,3) mg/dl
BUN : 16 (6-20) mg/dl

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 19/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Urea : 34 (10-50) mg/dl


Asam Urat : 8,4 (3,4-7) mg/dl
Faal Hati
SGPT : 14
SGOT : 21
Albumin : 4,4
Urine Lengkap
Warna : kuning keruh
 pH : 7,0

BJ : 1,010
Protein : positif 1-25 mg/dl
Glukosa : normal
Urobilin : normal
Bilirubin : negatif  
 Nitrit : positif 
Eritrosit : 0-2
Leukosit : 50-99
Epitel Skuamosa : 2-5
Epitel Renal : negatif  
Kristal : negatif  
Silinder : negatif  
Bakteri/Yeast/Tricomonas: bakteri +
Keton : negatif  
IV. ASSESMANT
Batu Buli-buli

VI. PLANNING
Pro – Vesikolitotomi

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 20/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

LAPORAN OPERASI VESIKOLITOTOMI (30 September 2011)


1. Posisi supine dengan SAB
2. Desinfeksi lapangan operasi kemudian pasang duk steril
3. Insisi midline suprasimfisis diperdalam sampai membuka fascia.
4. Identifikasi buli dengan otot detrusor yang tebal, aspirasi urin (+).
5. Insisi dinding buli s/d tampak cavum buli, keluar urin jernih. Didapatkan batu buli
 berukuran 8 cm, mukosa buli tampak normal, massa(-).
6. Dilakukan ekstraksi batu.
7. Buli di jahit 2 lapis dan pasang drain.

8. Luka operasi dijahit lapis demi lapis.


Instruksi post op
Inf RD5 1500 cc/24 jam
Cefotaxim 3x1 g
Ketorolac 3x30 g

Tgl 1 Oktober 2011


S: Nyeri luka bekas op
O: Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Vital sign: TD : 120/80 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
t : 36,4˚C
Kepala/leher: Anemis/Icteris/Cyanosis/Dyspneu = - / - / - / -
Thoraks:
Cor =

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 21/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Inspeksi  ictus cordis tidak tampak 

Palpasi  ictus cordis tidak teraba

Perkusi  redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS V MCL sinistra

Auskultasi  S1 dan S2 tunggal, murmur -


Pulmo =
Inspeksi  simetris, tidak ada ketertinggalan gerak 

Palpasi  fremitus raba N/N

Perkusi  sonor +/+


Auskultasi suara nafas Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen:

Inspeksi  flat

Auskultasi  bising usus (+) normal

Perkusi  timpani

Palpasi  nyeri tekan r. lumbal D+S dan r. suprapubik 


Status lokalis : Kateter +
Verband region suprapubik, drain +,
A : Batu buli-buli post vesikolitotomi H2
P : Inf RD5 1500 cc/24 jam
Inj. Cefotaxim 3x1 g
Inj. Ketorolac 3x30 g

Tanggal 2 Oktober 2011


S: Nyeri pinggang kanan-kiri, nyeri luka bekas op
O: Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Vital sign: TD : 120/80 mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 22/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

t : 36,5˚C
Kepala/leher: Anemis/Icteris/Cyanosis/Dyspneu = - / - / - / -
Thoraks:
Cor =
Inspeksi  ictus cordis tidak tampak 

Palpasi  ictus cordis tidak teraba

Perkusi  redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS V MCL sinistra

Auskultasi  S1 dan S2 tunggal, murmur -


Pulmo =
Inspeksi  simetris, tidak ada ketertinggalan gerak 

Palpasi  fremitus raba N/N

Perkusi  sonor +/+

Auskultasi  suara nafas Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-


Abdomen:
Inspeksi  flat

Auskultasi  bising usus (+) normal

Perkusi  timpani

Palpasi  nyeri tekan r. lumbal D+S dan r. suprapubik 


Status lokalis : Kateter +
Verband region suprapubik, drain +,
A : Batu buli-buli post vesikolitotomi H1
P : Inf RD5 1500 cc/24 jam
Inj. Cefotaxim 3x1 g
Inj. Ketorolac 3x30 g

Tanggal 3 Oktober 2011


S: nyeri luka bekas op
O: Keadaan Umum : cukup

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 23/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Kesadaran : composmentis
Vital sign: TD : 120/80 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36,4˚C
Kepala/leher: Anemis/Icteris/Cyanosis/Dyspneu = - / - / - / -
Thoraks:
Cor =
Inspeksi  ictus cordis tidak tampak 

Palpasi  ictus cordis tidak teraba

Perkusi  redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS V MCL sinistra

Auskultasi  S1 dan S2 tunggal, murmur -


Pulmo =
Inspeksi  simetris, tidak ada ketertinggalan gerak 

Palpasi  fremitus raba N/N

Perkusi  sonor +/+

Auskultasi  suara nafas Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-


Abdomen:
Inspeksi  flat

Auskultasi  bising usus (+) normal

Perkusi  timpani

Palpasi  nyeri tekan r. lumbal D+S dan r. suprapubik 


Status lokalis : Kateter + 300 cc/2jam
Verband region suprapubik, drain + 5 cc
A : Batu buli-buli post vesikolitotomi H3
P : Inj. Cefotaxim 3x1 g
Inj. Antrain 3x1 amp
Diet bebas

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 24/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

Tanggal 4 Oktober 2011


S: nyeri luka bekas op
O: Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Vital sign: TD : 120/80 mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36,4˚C

Kepala/leher: Anemis/Icteris/Cyanosis/Dyspneu = - / - / - / -
Thoraks:
Cor =

Inspeksi  ictus cordis tidak tampak 

Palpasi  ictus cordis tidak teraba

Perkusi  redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS V MCL sinistra

Auskultasi  S1 dan S2 tunggal, murmur -

Pulmo =
Inspeksi  simetris, tidak ada ketertinggalan gerak 

Palpasi  fremitus raba N/N

Perkusi  sonor +/+

Auskultasi  suara nafas Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-


Abdomen:
Inspeksi  flat

Auskultasi  bising usus (+) normal


Perkusi  timpani

Palpasi  nyeri tekan r. suprapubik 


Status lokalis : Kateter +
Verband region suprapubik, drain +,

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 25/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

A : Batu buli-buli post vesikolitotomi H4


P : Inj. Cefotaxim 3x1 g
Inj. Ketorolac 3x30 g
Aff drain
Aff kateter 

DAFTAR PUSTAKA

de Jong, W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC

Purnomo, B. B. 2007.  Dasar-dasar Urologi. Malang: Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya.

Reksoprojo, S. 1995. Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., dan Setiati, S. 2006.  Buku Ajar Ilmu
 Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 26/27
7/23/2019 Lapsus Batu Buli-buli Mira

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-batu-buli-buli-mira 27/27

Anda mungkin juga menyukai