Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA

DALAM PELAKSANAAN PHK

ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA


KERJA DALAM PELAKSANAAN PHK

Oleh :

Niru Anita Sinaga, SH., MH 1


(anita_s1naga@yahoo.com)
------------------------------------------

Abstrak:

Hubungan kerja dapat menimbulkan barbagai akibat salah satu diantaranya PHK. Dampaknya sangat
kompleks, karena itu mekanisme dan prosedurnya harus diatur sedemikian rupa. Tujuannya agar
pekerja/buruh tetap mendapatkan perlindungan yang layak dan memperoleh hak-hak normatifnya
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Karena tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dari tujuan pembangunan Nasional yaitu mewujudkan
masyarakat yang sejahtera,adil, makmur, yang merata baik material maupun spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Perlindungan hukum bagi pekerja
didasarkan pada ketentuan Pasal 27 (1), ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), ayat (2), UUD 1945. Apabila
PHK terjadi harus mendapat kompensasi hak-hak dari pekerja/buruh yg di PHK berupa: uang
Pesangon, Uang Jasa, dan Penggantian hak sesuai dengan ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 dan UU
No.2 Tahun 2004 Didalam menyelesaikan PHK, hakim harus dapat memberikan kepastian dan
perlindungan hukum bagi Tenaga Kerja. Pertimbangan hakim merupakan jiwa dan intisari putusan

Kata Kunci : Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja yang mengalami PHK.

1
Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Suryadarama dan aktif di Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas Suryadarama

21
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

I. PENDAHULUAN sosial ekonomis, kedudukan buruh /


Kita mengetahui sejak sebelum dan pekerja adalah tidak bebas. Sebagai
sesudah Indonesia merdeka telah orang yang tidak mempunyai bekal
banyak peraturan perundang – hidup lain daripada itu, ia terpaksa
undangan yang mengatur tentang bekerja pada orang lain. Dan majikan
ketenagakerjaan, namun peraturan inilah yang pada dasarnya
perundang - undangan tentang menentukan syarat - syarat kerja3.
ketenagakerjaan yang berlaku selama Mengingat kedudukan buruh/pekerja
ini termasuk sebagian yang yang lebih rendah daripada majikan
merupakan produk kolonial maka perlu adanya campur tangan
menempatkan buruh / pekerja pada pemerintah untuk memberikan
posisi yang kurang menguntungkan perlindungan hukumnya.
dalam pelayanan penempatan tenaga Perlindungan hukum bagi buruh /
kerja dan sistim hubungan industrial pekerja pada dasarnya ditujukan
yang menonjolkan perbedaan untuk melindungi hak - haknya.
kedudukan dan kepentingan sehingga
dipandang sudah tidak sesuai lagi Perlindungan terhadap hak
dengan kebutuhan masa kini dan yang buruh/pekerja bersumber pada Pasal
akan datang maka dinyatakan dicabut 27 ayat (2) , Pasal 28 D ayat (1), Pasal
dan diganti dengan UU No.13 Tahun 28 D ayat (2) UUD’45. Ketentuan
2003. tersebut, menunjukkan bahwa di
Dengan melihat realita tentang Indonesia hak untuk bekerja telah
ketenagakerjaan selama ini maka memperoleh tempat yang penting dan
hukum ketenagakerjaan hendaklah dilindungi oleh UUD 1945.
dibentuk, disahkan dan diberlakukan Perburuhan (ketenagakerjaan),
disemua negara secara universal, berkaitan erat dengan hak atas
termasuk Indonesia sebagai salah satu pekerjaan yang merupakan salah satu
anggota PBB sudah seharusnya secara hak azasi manusia yang harus
tegas menegakkan masalah mendapat jaminan hukum dari
perlindungan dan jaminan terhadap pemerintah/ negara, sehingga semua
tenaga kerja. buruh / pekerja / karyawan akan
Hal ini karena dalam perburuhan mendapatkan hak-hak normatif dari
(ketenagakerjaan) dalam istilah majikan atau pengusaha, juga
bahasa Inggris dikenal dengan istilah mendapatkan kepastian hukum dan
labour, merupakan kelompok warga / keadilan secara normatif.
masyarakyat yang dalam kehidupan Intervensi pemerintah dalam bidang
berada dalam posisi yang sangat perburuhan / ketenagakerjaan
lemah baik dalam jaminan dan melalui peraturan perundang
perlindungan hukum maupun hak undangan tersebut telah membawa
hidup dalam mencari pekerjaan untuk perubahan mendasar yakni
dapat hidup secara layak.2 Secara menjadikan sifat hukum perburuhan/

2
H.R Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan 3
Joseph. E Stiglitz, Making globalization work
(Hukum Perburuhan), Restu Agung, ed. Revisi, (menyiasati globalisasi menuju dunia yang lebih
Jakarta, 2009, hlm.1 adil), Mizan, Jakarta, 2007, hlm.6.

22
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

ketenagakerjaan menjadi ganda yakni Ikut campur tangan pemerintah dalam


sifat privat dan publik. Mengenai sifat menetapkan besarnya standar upah
ganda hukum perburuhan / (Upah minimum).5
ketenagakerjaan tersebut juga Juga mengingat bahwa pembangunan
diungkapkan oleh Philipus M Hadjon, Nasional dilaksanakan dalam rangka
yang mengatakan bahwa hukum pembangunan manusia Indonesia
perburuhan merupakan disiplin seutuhnya dan pembangunan
fungsional karena memiliki karakter masyarakat Indonesia seluruhnya
campuran yaitu hukum publik dan dalam rangka mewujudkan
hukum privat.4 Karakter hukum privat masyarakat yang sejahtera, adil,
mengingat dasar dari hubungan makmur, yang merata baik material
hukum yang dilakukan oleh pemberi maupun spiritual berdasarkan
kerja dengan buruh / pekerja adalah Pancasila dan UUD Negara Republik
hubungan kerja. Adanya hubungan Indonesia tahun 1945.
kerja berdasarkan perjanjian kerja. Sehingga dalam rangka pelaksanaan
Perjanjian kerja merupakan salah satu pembangunan nasional tenaga kerja
jenis perjanjian yang tunduk pada mempunyai peranan dan kedudukan
ketentuan hukum kontrak. Hukum yang sangat penting sebagai pelaku
kontrak adalah bagian dari hukum dan tujuan pembangunan, maka
privat. Sementara mempunyai sangat diperlukan perlindungan hak –
karakter hukum publik karena hak bagi tenaga kerja. Sebab manusia
hubungan hukum yang dilakukan oleh sebagai tenaga kerja adalah makhluk
pemberi kerja dengan buruh/pekerja ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
harus diatur dan diawasi atau mengemban tugas mengelola dan
difasilitasi oleh pemerintah dalam memelihara alam semesta dengan
rangka pemberian jaminan penuh ketakwaan dan penuh tanggung
perlindungan hukum bagi buruh / jawab untuk kesejahteraan umat
pekerja. manusia, oleh penciptaNya manusia
Pendapat lain mengatakan mengenai dianugrahi hak azasi untuk menjamin
sifat ganda tersebut dimana sifat privat keberadaan harkat dan martabat
melekat pada prinsip dasar adanya kemuliaan dirinya serta keharmonisan
hubungan kerja yang ditandai dengan lingkungan. Hak Azasi Manusia
adanya perjanjian kerja antara buruh / adalah merupakan hak dasar yang
pekerja dengan pengusaha/majikan, secara kodrati melekat pada diri
sedangkan sifat publik dapat dilihat manusia, bersifat universal dan
dari : Adanya sanksi pidana, sanksi langsung oleh karena itu harus
administratif bagi pelanggar ketentuan dilindungi, dihormati, dipertahankan,
di bidang perburuhan / dan tidak boleh diabaikan, dikurangi
ketenagakerjaan. atau dirampas oleh siapapun.6 Untuk

5
Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,
4
Philipus M Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, Ed. Rev., PT Raja Grafindo Perkasa, Jakartas,
Argumentasi Hukum, UGM Press, Surabaya, 2009, hlm .12.
6
Pelanggaran Hak Asasi Manusia memuat, UU RI
2005, hlm. 41.
No. 39 Th 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
penerbit CV. Eko Jaya, Jakarta, hlm. 57.

23
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

menjamin perlindungan terhadap hak- Manusia sebagai makluk yang paling


hak dasar pekerja / buruh dan mulia dari antara makluk ciptaan
menjamin kesamaan kesempatan, Tuhan yang lainnya adalah sebagai
serta perlakuan tanpa diskriminasi makluk sosial, selalu berinteraksi satu
atas dasar apapun dalam mewujudkan dengan yang lainnya dan saling
kesejahteraan pekerja / buruh dan membutuhkan. Dalam berinteraksi
keluarganya dengan tetap biasanya akan menimbulkan akibat
memperhatikan perkembangan yang baik dan ada akibat yang buruk.
kemajuan dunia usaha. Sehingga Sebagai manusia biasa tidak luput dari
untuk mengatur hubungan kekurangan - kekurangan atau
ketenagakerjaan ini perlu dibentuk kesalahan - kesalahan baik yang
suatu undang - undang tentang disengaja maupun yang tidak
ketenagakerjaan. Pembinaan disengaja. Terjadinya kesalahan itu
hubungan industrial sebagai bagian bisa menimbulkan terjadinya
dari pembangunan ketenagakerjaan perselisihan. Hal ini sangat lumrah
harus diarahkan untuk terus terutama karena makin kompleksnya
mewujudkan hubungan industrial permasalahan yang dihadapi manusia
yang harmonis, dinamis, dan saat ini terutama menghadapi krisis
berkeadilan. Untuk itu, pengakuan global yang mengakibatkan sebagian
dan penghargaan terhadap hak azasi besar perekonomian mengalami
manusia sebagaimana dituangkan keterpurukan dan menyebabkan
dalam TAP MPR No. XVII / MPR / semakin sulitnya menghadapi biaya-
1998 harus diwujudkan. Dalam biaya hidup sehari-hari. Hal ini
bidang ketenagakerjaan, ketetapan menyebabkan orang sangat sensitif
MPR ini merupakan tonggak utama dan mudah tersinggung. Apabila
dalam menegakkan demokrasi di timbul perselisihan yang menjadi
tempat kerja. suatu hal yang harus diperhatikan
Penegakan demokrasi di tempat kerja adalah bagaimana mencegah atau
diharapkan dapat mendorong setidaknya memperkecil perselisihan
partisipasi yang optimal dari seluruh tersebut. Dan apabila perselisihan ini
tenaga kerja dan pekerja / buruh terjadi maka haruslah diusahakan agar
Indonesia untuk membangun Negara dapat diselesaikan dengan baik .
Indonesia yang dicita-citakan, yaitu Demikian juga halnya dalam bidang
dalam rangka menciptakan manusia perburuhan tidak tertutup
Indonesia seutuhnya dan kemungkinan timbulnya perselisihan
mewujudkan masyarakat yang antara pengusaha dan buruh/pekerja.
sejahtera, adil dan makmur, yang Biasanya pemacunya adalah berawal
merata baik materiil maupun spiritual dari adanya perasaan-perasaan kurang
berdasarkan Pancasila dan UUD puas karena sudut pandang yang
1945.7 berbeda. Pengusaha memberikan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
menurutnya sudah baik dan dapat
7
UU Republik Indonesia Nomor 13 Th 2003, diterima oleh para buruh/pekerja.
Tentang Ketenagakerjaan, cetakan II, November
Namun para buruh/pekerja yang
2007, Penerbit Pustaka Pelajar,hlm 119.
bersangkutan mempunyai pandangan
dan pertimbangan yang berbeda-beda,

24
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

maka akibatnya kebijaksanaan yang dari keluarga tersebut untuk


diberikan oleh pengusaha itu menjadi menopang hidup keluarganya.
tidak sama. Buruh /pekerja yang Apabila PHK terjadi hendaklah hak-
merasa puas akan bekerja semakin hak dari pekerja tersebut terlindungi,
baik sedangkan bagi sebagian dan untuk melindungi hak–hak dari
buruh/pekerja yang tidak merasa puas pekerja tersebut maka diperlukan
akan menunjukkan semangat kerja peraturan- peraturan yang jelas untuk
yang menurun sehingga terjadi mengaturnya. Juga jika PHK terjadi
perselisihan-perselisihan. Yang sering menimbulkan perselisihan,
menjadi pokok permasalahan ketidak dimana apabila perselisihan
puasan itu pada umumnya berkisar Hubungan industrial ini tidak
pada masalah-masalah 8 mengindahkan hak dan kewajiban,
perselisihan tersebut dapat mengarah
a. Pengupahan.
kepada terjadinya pelanggaran HAM.
b. Jaminan sosial.
Oleh karenanya pemerintah Indonesia
c. Perilaku penugasan yang kadang-
juga berusaha mengeluarkan
kadang dirasakan kurang sesuai
peraturan perundang-undangan
dengan kepribadian.
maupun peraturan pelaksanaannya
d. Daya kerja dan kemampuan kerja
yang mengatur tentang
yang dirasakan kurang sesuai
ketenagakerjaan dan penyelesaian
dengan pekerjaan yang harus
Perselisihan Hubungan Industrial
diemban.
tersebut.
e. Adanya masalah pribadi.
Semua pihak yang terlibat dalam
II. PERMASALAHAN
dunia perburuhan sama-sama tidak
pernah menghendaki terjadinya 1. Bagaimanakah Pelaksanaan
perselisihan tersebut, karena apabila Perlindungan Hukum Terhadap
perselisihan ini terjadi akan Tenaga Kerja yang mengalami
mengakibatkan berbagai akibat, salah PHK di Indonesia?
satunya yang paling besar 2. Bagaimana Peranan Hakim PHI
kemungkinannya terjadi adalah dalam memberikan kepastian
mengakibatkan terjadinya PHK. Hukum dan perlindungan hukum
Apabila PHK terjadi maka biasanya terhadap penyelesaian Pemutusan
pihak buruh / pekerja sebagai pihak Hubungan Kerja?
yang lemah kedudukannyalah yang
lebih menderita karena harus
kehilangan pekerjaan dan
penghasilan. Hal ini juga otomatis III. PEMBAHASAN
berdampak pada kehidupan ekonomi Dengan lahirnya Undang-Undang
keluarganya terutama bagi buruh / No. 13 Tahun 2003 tentang
pekerja yang hanya sendiri bekerja ketenagakerjaan dan mengingat
Bangsa Indonesia sebagai anggota
PBB haruslah mengemban tanggung
8
Gunawi Kartasapoetra, Pokok - pokok Hukum jawab moral dan hukum untuk
Perburuhan, Cet I, Armico, Bandung, 1982, menjunjung tinggi dan melaksanakan
hlm. 246 - 247

25
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

Deklarasi Universal tentang HAM perlindungan yang mendasar bagi


tersebut. Termasuk melaksanakan tenaga kerja dan pekerja/ buruh serta
berbagai instrument internasional pada saat yang bersamaan dapat
lainnya mengenai hak – hak Tenaga mewujudkan kondisi yang kondusif
Kerja yang telah diratifikasi oleh bagi pengembangan dunia usaha.
Negara Indonesia. Karena Hak Azasi
Manusia adalah merupakan hak dasar Pembangunan ketenagakerjaan
yang secara kodrati melekat pada diri mempunyai banyak dimensi dan
manusia, bersifat universal dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak
langsung oleh karena itu harus hanya dengan kepentingan tenaga
dilindungi, dihormati, dipertahankan, kerja selama, sebelun dan sesudah
dan tidak boleh diabaikan, dikurangi masa kerja tetapi juga keterkaitan
atau dirampas oleh siapapun.9 Selain dengan kepentingan pengusaha,
hak azasi, manusia juga .mempunyai pemerintah dan masyarakyat. Untuk
kewajiban dasar antara manusia yang itu diperlukan pengaturan yang
satu dengan yang laindan terhadap menyeluruh dan komprehensif, antara
masyarakat secara keseluruhan dalam lain mencakup pengembangan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa sumberdaya manusia, peningkatan
dan bernegara. produktifitas dan daya saing tenaga
kerja Indonesia, upaya perluasan
Juga masih didalam penjelasan kesempatan kerja, pelayanan
undang- Undang no 13 tahun 2003 penempatan tenaga kerja, dan
dikatakan bahwa : Pembangunan pembinaan hubungan industrial.
ketenagakerjaan sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional Dibidang ketenagakerjaan
berdasarkan Pancasila dan Undang- internasional penghargaan terhadap
Undang Dasar Negara Republik hak asasi manusia ditempat kerja
Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan dikenal melalui 8 (delapan) konvensi
dalam rangka pembangunan manusia dasar Internasional Labour
Indonesia seutuhnya dan Organization (ILO), konvensi dasar
pembangunan masyarakyat Indonesia ini terdiri dari 4 (empat) kelompok
seluruhnya untuk meningkatkan yaitu:
harkat , martabat dan harga diri 1. Kebebasan berserikat (konvensi
tenaga kerja serta mewujudkan ILO NO. 87 dan no 98).
masyarakyat sejahtera, adil dan
makmur, dan merata baik material 2. Diskriminasi (konvensi ILO NO.
maupun spiritual. 100 dan no.111);

Untuk mencapai hal tersebut diatas 3. Kerja paksa(Konvensi ILO NO.


maka Pembangunan ketenaga kerjaan 29, dan No. 105); dan
harus diatur sedemikian rupa
sehingga terpenuhi hak - hak dan 4. Perlindungan Anak (Konvensi ILO
No. 138 dan No. 182).
9
Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Op. Cit, Komitmen bangsa Indonesia terhadap
hlm. 57 penghargaan pada hak asasi manusia
ditempat kerja antara lain diwujudkan

26
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

dengan meratifikasi kedelapan dinamis dan berkeadilan antar


konvensi dasar tersebut. Sejalan para pelaku proses produksi.
dengan ratifikasi konvensi mengenai 8. Pembinaan kelembagaan dan
hak dasar tersebut, maka undang - sarana hubungan industrial ,
undang ketenagakerjaan yang disusun termasuk perjanjian kerja
ini harus pula mencerminkan ketaatan bersama, lembaga kerja sama
dan penghargaan pada prinsip-prisip bipartite, lembaga kerjasama
dasar tersebut. tripartite, pemasyarakyatan
hubungan industrial dan
Disamping itu Undang-Undang no 13 penyelesaian perselisihan
tahun 2003 juga memuat hal-hal yang industrial.
penting dan mendasar berupa: 9. Perlindungan pekerja/ buruh
1. Landasan, asas, dan tujuan termasuk perlindungan atas hak-
pembangunan ketenagakerjaan; hak dasar pekerja / buruh untuk
2. Perencanaan tenagakerja dan berunding dengan pengusaha,
informasi ketenagakerjaan; perlindungan keselamatan , dan
3. Pemberian kesempatan dan kesehatan kerja , perlindungan
perlakuan yang sama bagi tenaga khusus bagi pekerja/buruh,
kerja dan pekerja / buruh; perempuan, anak, dan
4. Pelatihan kerja yang diarahkan penyandang cacat , serta
untuk meningkatkan dan perlindungan tentang upah,
mengembangkan ketrampilan kesejahteraan dan jaminan sosial
serta keahlian tenaga kerja guna tenaga kerja.
meningkatkan produktifitas kerja 10. Pengawasan ketenagakerjaan
dan produktifitas perusahaan. dengan maksud agar dalam
5. Pelayanan penempatan tenaga peraturan perundang -undangan
kerja dalam rangka dibidang ketenagakerjaan ini
pendayagunaan tenaga kerja benar-benar dilaksanakan
secara optimal dan penempatan sebagaimana mestinya.
tenaga kerja pada pekerjaan yng Apabila kita berbicara masalah
sesuai dengan harkat dan perlindungan hak-hak bagi tenaga
martabat kemanusiaan sebagai kerja, yang paling penting bahwa
bentuk tanggung jawab didalam implementasinya
pemerintah dan masyarakyat buruh/pekerja pun mendapat jaminan
dalam upaya perluasan perlindungan hak yang sama oleh
kesempatan kerja. Negara. Perlindungan hukum bagi
6. Penggunaan tenaga kerja asing buruh/ pekerja didasarkan pada
yang tepat sesuai dengan ketentuan Pasal 27 (1) dan ayat (2),
kompetensi yang diperlukan . Pasal 28 D ayat (1), dan ayat (2),
7. Pembinaan hubungan industrial Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 27
yang sesuai dengan nilai-nilai (1) UUD’45, yaitu segala warga
Pancasila diarahkan untuk negara bersamaan kedudukannya di
menumbuh kembangkan dalam hukum dan pemerintahan dan
hubungan yang harmonis, wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada

27
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

kecualinya. Pasal 27 ayat (2) UUD’45, adil, makmur, dan merata, baik
yaitu tiap-tiap warga negara berhak materiil maupun spiritual.
atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Pembangunan ketenagakerjaan harus
diatur sedemikian rupa sehingga
Selain itu jaminan perlindungan atas terpenuhi hak-hak dan perlindungan
pekerjaan, dituangkan pula dalam yang mendasar bagi tenaga kerja dan
ketentuan Pasal 28 D ayat (1) pekerja/buruh serta pada saat yang
UUD’45, yaitu setiap orang berhak bersamaan dapat mewujudkan kondisi
atas pengakuan, jaminan, yang kondusif bagi pengembangan
perlindungan dan kepastian hukum dunia usaha.
yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum. Pasal 28 D ayat Dalam pembentukan UU No. 13
(2) UUD’45, yaitu setiap orang berhak Tahun 2003, dapat diketahui bahwa
untuk bekerja serta mendapat imbalan pembentuk undang-undang
dan perlakuan yang adil dan layak menghendaki dibuatnya suatu aturan
dalam hubungan kerja. Ketentuan hukum yang memberikan
tersebut, menunjukkan bahwa di perlindungan hukum kepada tenaga
Indonesia hak untuk bekerja telah kerja. Perlindungan hukum itu
memperoleh tempat yang penting dan diberikan mengingat peranan dan
dilindungi oleh UUD 1945. Dibidang kedudukan yang sangat penting
ketenagakerjaan, perlindungan hukum sebagai pelaku dan tujuan
bagi pekerja didasarkan pada UU No. pembangunan. Pembangunan
13 Tahun 2003, UU No. 2 Tahun nasional dilaksanakan dalam rangka
2004 dan peraturan pelaksana pembangunan manusia Indonesia
lainnya. seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya
Pengaturan perlindungan hukum bagi untuk mewujudkan masyarakat yang
pekerja di dalam UU No. 13 Tahun sejahtera, adil, makmur, yang merata,
2003 diatur dalam Pasal 67-101. Dasar baik materiil maupun spiritual
filosofi itu dijelaskan lebih lanjut berdasarkan Pancasila dan UUD
mengenai pembangunan 1945. Pembangunan nasional ini
ketenagakerjaan dalam penjelasan sesuai dengan tujuan negara yang
umum UU No. 13 Tahun 2003, yaitu terdapat di dalam alinea keempat
sebagai bagian integral dari Pembukaan UUD 1945, yaitu
pembangunan nasional berdasarkan membentuk suatu Pemerintah Negara
Pancasila dan Undang-undang Dasar Indonesia yang melindungi segenap
Negara Republik Indonesia Tahun bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
1945, dilaksanakan dalam rangka darah Indonesia dan untuk
pembangunan manusia Indonesia memajukan kesejahteraan umum,
seutuhnya dan pembangunan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
masyarakat Indonesia seluruhnya ikut melaksanakan ketertiban dunia
untuk meningkatkan harkat, martabat, yang berdasarkan kemerdekaan,
dan harga diri tenaga kerja serta perdamaian abadi dan keadilan sosial.
mewujudkan masyarakat sejahtera,
Jiwa UU Ketenagakerjaan adalah
menempatkan pekerja sebagai mitra

28
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

kerja bagi pengusaha dalam Apabila terjadi Pemutusan Hubungan


menjalankan usaha. Pengusaha Kerja, maka perlindungan hak-hak
diharapkan dapat mewujudkan sikap dari tenaga kerja pengaturannya
sosialnya dan memperlakukan haruslah didasarkan pada BAB XII
buruh/pekerja sebagai teman Pasal 150 sampai dengan pasal 172
seperjuangan. Karena apabila sarana UU No. 13 THN 2003 juga
hubungan industrial dilaksanakan didasarkan pada Undang- Undang
dengan baik maka baik pengusaha No. 2 tahun 2004 tentang
maupun buruh/pekerja akan sama- Penyelesaian Perselisihan Hubungan
sama saling menguntungkan. Industrial

Selain itu juga buruh/pekerja Di dalam Undang-Undang


terlindungi haknya seperti yang diatur Ketenegakerjaan yang berlaku saat ini
dalam undang - undang No.3 Tahun jelas terlihat ada korelasi visi konsitusi
1992 tentang jaminan social tenaga didalamnya, dimana pekerja
kerja, misalnya disebutkan bahwa ditempatkan sebagai pelaku dan
pekerja berhak memperoleh tujuan pembangunan sehingga peran
perlindungan dan jaminan dalam dan kedudukannya sangat vital. Oleh
bentuk santunan, berupa uang sebagai karena itu pembangunan nasional
pengganti sebagian penghasilan yang memiliki tujuan :
hilang atau berkurang dan pelayanan
kesehatan sebagai akibat dari 1. memberdayakan dan
peristiwa atau keadaan yang mendayagunakan tenaga kerja
dialami oleh tenaga kerja, seperti secara optimal dan manusiawi.
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, 2. mewujudkan pemerataan
dan meninggal dunia. Pada tingkat kesempatan kerja dan penyediaan
operasional, jaminan sosial tenaga tenaga kerja yang sesuai dengan
kerja diberikan dalam bentuk asuransi kebutuhan pembangunan
tenaga kerja. nasional dan daerah.
3. memberikan perlindungan
Buruh/pekerja adalah bagian dari kepada tenaga kerja dalam
rakyat Indonesia yang perlu mewujutkan kesejahteraan.
dilindungi. Prinsip perlindungan 4. meningkatkan kesejahteraan
hukum bagi rakyat Indonesia adalah tenaga kerja dan keluarganya.
prinsip pengakuan dan perlindungan
terhadap harkat dan martabat Hal ini sangat berbeda dengan format
manusia yang bersumber pada undang - undang ketenagakerjaan
Pancasila dan UUD 1945. Selain itu sebelumnya karena didalamnya
juga masalah perlindungan hak-hak terdapat beberapa titik kemajuan
tenaga kerja dapat kita lihat dalam antara lain: peningkatan kualitas TK,
TAP MPR No. XVII/ MPR/1998. peningkatan perlindungan TK dan
Dalam bidang ketenagakerjaan keluarganya sesuai dengan harkat dan
ketetapan MPR ini merupakan martabat kemanusiaan, pembatasan
tonggak utama dalam menegakkan dan pengetatan bagi tenaga kerja
demokrasi ditempat kerja . asing, perlindungan pengupahan dan
kesejahteraan pekerja, hubungan

29
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

industrial yang saling pelaksanaan Pemutusan Hubungan


menguntungkan, kemandirian serikat Kerja. Hakim dalam memutus perkara
pekerja dan jaminan perlindungan juga mendasarkan pada hukum yang
hak-hak pekerja. berlaku. Hakim dalam memutuskan
perkara perburuhan atau
Didalam hal melindungi Hak-hak dari ketenagakerjaan hendaklah dapat
pekerja/ buruh sesungguhnya, yang memberikan perlindungan dan
dibutuhkan sekarang adalah itikad kepastian hukum terhadap hak-hak
baik dari semua pihak secara tenaga kerja. Dalam setiap
komprehensif untuk memberikan pertimbangannya hakim hendaklah
perlindungan hukum bagi pekerja / bertindak adil dan jujur.
buruh apabila tidak ada jalan lain
selain melakukan Pemutusan Menurut Imam Supomo, Peraturan
Hubungan Kerja minimal sesuai perundang - undangan mengenai
dengan standard peraturan perundang perburuhan di Indonesia mengakui
- undangan yang berlaku. adanya suatu azas perburuhan, yang
menyatakan bahwa buruh berhak
Karena apabila Pemutusan Hubungan untuk tetap memperoleh pekerjaannya
Kerja terjadi maka biasanya pihak kecuali ada alasan-alasan tertentu
pekerja sebagai pihak yang lemah yang dapat menghentikannya.10
kedudukannyalah yang lebih Dengan demikian jelaslah bahwa
menderita karena harus kehilangan setiap pemutusan hubungan kerja
pekerjaan dan penghasilan.. Untuk haruslah dilaksanakan berdasarkan
melindungi hak - hak dari pekerja atas alasan - alasan tertentu yang telah
tersebut maka pemerintah Indonesia ditetapkan dalam UU
juga berusaha mengeluarkan ketenagakerjaan.
peraturan perundang-undangan
maupun peraturan pelaksanaannya Apabila permasalahan PHK sampai
yang mengatur tentang kepengadilan, maka pengadilan tidak
ketenagakerjaan dan penyelesaian boleh untuk menolak memeriksa,
Perselisihan Hubungan Industrial mengadili dan memutus perkara yag
tersebut. diajukan dengan dalil belum ada
hukum atau tidak ada/kurang jelas
Untuk terpeliharanya hubungan (sesuai dengan Pasal 16 Undang-
kemitraan antara pekerja dengan Undang Nomr 4 Tahun 2004). Hakim
pengusaha, penanganan perselisihan berkewajiban untuk menggali,
hubungan industrial perlu mengikuti dan memahami nilai-nilai
mempertimbangkan pelaksanaan hak - hukum dan rasa keadilan yang hidup
hak tenaga kerja. Untuk itu diperlukan dalam masyarakat (ditegaskan dalam
suatu usaha untuk terus melaksanakan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 4
deklarasi PBB yang telah diratifikasi Tahun 2004).
dan lebih mengedepankan aspek
kemanusiaan dan martabat bangsa,
dan sangat diperlukan juga sanksi
yang tegas bagi pengusaha yang telah
Imam
10
Soepomo Pengantar Hukum
melanggar perlindungan hak-hak dari Perburuhan, 1983, Op.cit, hlm.78.
tenaga kerjanya khususnya didalam

30
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

Pasal ini menegaskan bahwa hakim maupun kompenisasi-kompenisasi


berperan dan bertindak sebagai lainnya. Hal ini tentunya sudah
perumus dan penggali nilai-nilai diatur dalam pasal-pasal Undang-
hukum yang hidup di kalangan Undang Nomor 13 Tahun 2003,
masyarakat.11 khususnya mengenai upah yang
harus dibayarkan terdapat dalam
Peran hakim adalah melaksanakan Pasal 156.
tujuan hukum itu sendiri, yang
nantinya setiap putusan-putusan 2. Dalam memberikan rasa keadilan ,
hakim merupakan pelaksanaan dimana konsep keadilan menurut
konkrit dari tujuan hukum tersebut.12 bangsa Indonesia tertuang dalam
Sehubungan dengan hal ini, adapun Pancasila yang merupakan filsafat
yang menjadi peran dari hakim bangsa. Didalam literatur yang ada
khususnya hakim PHI, antara lain: , banyak pendapat yang
mengatakan Pancasila sebagai
1. Adanya kebutuhan hukum untuk filsafat.13Konsep keadilan dalam
memenuhi kekosongan dalam Pancasila dirumuskan dalam sila
pengaturan, munculah tuntutan ke -2 dan ke-5. Konsep-konsep
yang lebih praktis sifatnya, yaitu keadilan tersebut berdasarkan
keharusan adanya peraturan, yaitu pandangan bangsa Indonesia yang
dengan memberikan kepastian intinya adalah keadilan sosial.
hukum. Peran hakim dalam Dalam lapangan hukum
memberikan kepastian hukum ketenagakerjaan, langkah pertama
terlihat dalam penerapan kearah tersebut adalah pasal 27
hukumnya. Dalam arti kata, bahwa Ayat 2 UUD 1945. Didalam setiap
setiap perbuatan yang merupakkan putusan hakim PHI, perlindungan
perbuatan melawan hukum, akan hak – hak dari pekerja/ buruh
disesuaikan dengan pelanggaran menjadi penentu nilai keadilan bagi
terhadap isi pasalnya. Maka untuk pekerja/ buruh tersebut. Dalam
lebih memberi rasa kepastian setiap putusannya hakim PHI
hukum terhadap buruh atau berusaha menciptakan rasa
pekerja, hakim mewajibkan kepada keadilan bagi pekerja / buruh
pihak pengusaha untuk memenuhi tersebut dengan mewajibkan
hak-hak normatif dari kepada pengusaha untuk
pekerja/buruh yang terlewatkan, membayarkan apa yang menjadi
baik itu upah karena terjadinya hak – hak dari pekerja/ buruh
PHK, upah pekerja/buruh yang sesuai dengan ketentuan undang-
dipangkas selama ia bekerja nundang ketenagakerjaan tentang
PHK yang berlaku
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata
11

Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,


Pembuktian dan Keputusan Pengadilan, Sinar
Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 798.
13
Bahder Johan Nasution , hukum
Ketenagakerjaan , kebebasan berserikat bagi pekerja
Chainur Arrasjid, Pengantar Ilmu Hukum,
12
, Bandung, CvMandar Maju, 2004, hlm. 61.
(Medan: Yani Corporation, 1988), hlm. 8.

31
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

IV. PENUTUP hakim merupakan pelaksanaan


konkrit dari tujuan hukum tersebut.
Dari uraian diatas dapat diambil Peran hakim dalam memberikan
kesimpulan bahwa Perlindungan kepastian hukum terlihat dalam
hukum bagi tenagakerja di Indonesia penerapan hukumnya. Maka untuk
didasarkan pada ketentuan Pasal 27 lebih memberi rasa kepastian hukum
(1) dan ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), terhadap buruh atau pekerja, hakim
dan ayat (2), Undang-Undang Dasar mewajibkan kepada pihak pengusaha
1945. Pasal 27 (1) UUD’45, yaitu untuk memenuhi hak-hak normatif
segala warga negara bersamaan dari pekerja/buruh yang terlewatkan,
kedudukannya di dalam hukum dan baik itu upah karena terjadinya PHK,
pemerintahan dan wajib menjunjung upah pekerja/buruh yang dipangkas
hukum dan pemerintahan itu dengan selama ia bekerja maupun
tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) kompenisasi-kompenisasi lainnya
UUD’45, yaitu tiap-tiap warga negara Dalam memberikan rasa keadilan ,
berhak atas pekerjaan dan dimana konsep keadilan menurut
penghidupan yang layak bagi bangsa Indonesia tertuang dalam
kemanusiaan. Selain itu jaminan Pancasila yang merupakan filsafat
perlindungan atas pekerjaan, bangsa dirumuskan dalam sila ke -2
dituangkan pula dalam ketentuan dan ke-5 konsep keadilan tersebut
Pasal 28 D ayat (1) UUD’45, yaitu berdasarkan pandangan bangsa
setiap orang berhak atas pengakuan, Indonesia yang intinya adalah
jaminan, perlindungan dan kepastian keadilan sosial. Didalam setiap
hukum yang adil serta perlakuan yang putusan hakim PHI, perlindungan
sama di hadapan hukum. Pasal 28 D akan hak – hak dari pekerja/ buruh
ayat (2) UUD’45, yaitu setiap orang menjadi penentu nilai keadilan bagi
berhak untuk bekerja serta mendapat pekerja/ buruh tersebut
imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
Dibidang ketenagakerjaan, DAFTAR PUSTAKA
perlindungan hukum bagi pekerja
didasarkan pada UU No. 13 Tahun Chainur Arrasjid, Pengantar Ilmu Hukum,
2003 diatur dalam Pasal 67 – 101, Yani Corporation, Medan, 1988
UU No. 2 Tahun 2004 dan UU No.
21 Tahun 2000, beserta peraturan Gunawi Kartasapoetra, Pokok-pokok Hukum
pelaksanaannya. Perburuhan, Cet I, Armico, Bandung, 1982.

Apabila PHK terjadi maka akan


Harahap, M.Yahya, Hukum Acara Perdata
diselesaikan menurut Undang –
Tentang Gugatan, Persidangan,Penyitaan
Undang No. 13 Tahun 2003 besarnya
Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar
uang Pesangon , Uang Jasa, dan
Grafika, Jakarta, 2005.
Penggantian hak diatur pada Pasal
156 ayat (1) sampai dengan ayat (5)
H.R. Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan
Peran hakim adalah melaksanakan (Hukum Perburuhan), Ed. Revisi, Restu
tujuan hukum itu sendiri, yang Agung , Jakarta, 2009
nantinya setiap putusan-putusan

32
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA
DALAM PELAKSANAAN PHK

Joseph. E Stiglitz, Making globalization work


( menyiasati globalisasi menuju dunia yang
lebih adil ), Mizan, Jakarta, 2007.

Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan


Indonesia, Ed.Revisi, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007

Nasution, Bahder Johan, hukum


Ketenagakerjaan, kebebasan berserikat bagi
pekerja, Cv. Mandar Maju, Bandung, 2004.

Philipus M Hadjon dan Tatiek Sri


Djatmiati, Argumentasi Hukum, UGM
Press, Surabaya, 2005.

Soepomo, Imam, Pengantar Hukum


Perburuhan, Ed. Revisi, Djambatan,
Jakarta, 2003.

Undang – Undang Republik Indonesia


Nomor 39 Th 1999, tentang Pelanggaran
Hak Asas Manusia, CV. Eko Jaya ,
Jakarta.

Undang-Undang Ketenagakerjaan, UU
Republik Indonesia Nomor 13 Th 2003,
cetakan II, November 2007, Penerbit
Pustaka Pelajar

33
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma | Volume 5 No.1, September 2014

Anda mungkin juga menyukai