Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN CARING


MENURUT J. WATSON

Penyusun

Kelompok 6

1. Umi Rahayu Widyasmara / B2001034

2. Rini Yuni Astuti / B2001026

3. Eni Susilowati / B2001012

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN AJARAN 2021


KATAPENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapatmenyelesaikan penulisan makalah tentang
“Teori dan ModelKeperawatan Jean Watson ” ini dengan baik. Makalah ini
adalah tugas kelompok padamatakuliah“Falsafah dan Teori Keperawatan”di
Program Studi Keperawatan STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN .

Makalah ini terdiri dari 3 Bab: Bab Imembahas tentang latar belakang
masalah,tujuan, dan sistematika penulisan; Bab II membahas tentang Teori dan
ModelKepera-watan Jean Watson, meliputi konsep utama teori, hubungan dengan
konsep utama kepe-rawatan, hubungan dengan konsep keperawatan, hubungan
dengan ciri teori, serta pene-rapan Teori Jean Watson; sedangkan Bab III
membahas tentang kesimpulan dari Teori dan Model Keperawatan Jean Watson.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


dan kele-mahannya. Oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran
yang bersifat memba-ngun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah
ini menjadi lebih bermanfaat untuk para mahasiswa pada umumnya dan untuk
teman sejawat perawat pada khususnya.

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i
KATAPENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson...........................3
1. Pengertian Caring...............................................................................................3
2. Karakteristik caring.........................................................................................5
3. Mengembangkan dan meningkatkan sikap caring..............................................5
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring...........................................6
B. Hubungan Teori Jean Watson Dengan Konsep Keperawatan.........................8
C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan..........................10
D. Hubungan Teori Jean Watson dengan Ciri Teori............................................11
E. Penerapan Teori Jean Watson..........................................................................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................20
A. KESIMPULAN...................................................................................................20
B. SARAN................................................................................................................20
Daftar Pustaka................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang


diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbanyak di rumah sakit
dan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan kesehatan dapat terwujud dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
yang profesional. Profesionalisme perawat diikuti oleh pengetahuan dan
keterampilan khusus yang meliputi keterampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang pelaksanaannya harus mencerminan
perilaku caring (Dwidiyanti, 2007).

Perawat harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar


meningkatkan perilaku caring  kepada pasien. Hal ini sesuai dengan salah
satu caratif caring Watson dalam Alligood dan Tomay (2006) yaitu
menggunakan metode sistematis dalam pemecahan masalah dengan
menumbuhkan kemampuan pengambilan keputusan pada klien dan keluarga.
Berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat
tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterpretasikannya serta
mengevaluasi pendapat-pendapat tersebut untuk mendapat kesimpulan tentang
adanya perspektif/ pandangan baru (Strader dalam Maryam, Setiawati & Ekasari,
2008). Berpikir kritis merupakan komponen penting dari perawatan karena
perawat selalu dihadapkan dengan situasi yang kompleks, yang menuntut
penilaian akurat, pengambilan keputusan yang tepat dan merupakan proses
pembelajaran terus menerus. Zori dan Morrison (2009) menyatakan bahwa
berpikir kritis dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh manajer perawat setiap

1
2

hari.

Perawat merupakan pemikir kritis yang efektif, sehingga perawat diharapkan


dapat melakukan asuhan keperawatan dan mampu memecahkan masalah klinis,
baik yang bermanfaat bagi pasien, perawat, dan lembaga. Berpikir kritis dalam
keperawatan sangat dipengaruhi oleh sifatsifat psikologis, fisiologis dan
lingkungan seperti usia, tingkat kepercayaan, bias, keterampilan, stress, kelelahan,
dan rekan kerja (American Society of Registered Nurses, 2007). Namun
kemampuan berpikir kritis perawat dalam proses keperawatan tidak dipengaruhi
oleh umur, jenis kelamin, pendidikan,  pengalaman kerja dan status perkawinan
(Sumartini, 2010).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep caring?


2. Apa teori keperawatan yang dikemukakan oleh Jean Watson?
3. Apa hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan konsep
keperawatan ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menghubungkan antara konsep/ilmu dengan segala


pemikiran dan tingkah lakunya dalam merancang atau menyusun suatu
rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai
kasus secara teori dengan benar.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

a. Dapat mengetahui konsep caring


b. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Jean Watson.
c. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan
Paradigma Keperawatan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean Watson

1. Pengertian Caring

Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik


keperawatan yang bersifat etik dan filosifikal. Caring bukan semata-mata
perilaku. caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Caring adalah
manifestasi dari perhatian kepada oraang lain, berpusat pada orang,
menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah
terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen,
menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan,
otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan,
penghargaan dan menyenangkan (Meidiana, 2007). Tujuh asumsi yang
mendasari konsep Caring menurut (Meidiana, 2007), yaitu :

a) Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara


interpersonal.
b) Caring terdiri dari faktor karatif tang berasal dari kepuasan dalam
membantu memenuhi kebutuhan manusiaatau klien.
c) Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan
keluarga.
d) Caring merupakan respon yang diterima seseorang tidak hanya saat
itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang
tersebut nantinya.
e) Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung

3
4

perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam


memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
f) Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan
antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku
manusia yang berguna meningkatkan derajat kesehatan dan
membantu klien yang sakit.
g) Caring merupakan inti dari keperawatan.

Sikap caring  diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat


baik. caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam
aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien
dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan
esensi keperawatan. Meidiana (2007), menguraikan bahwa profesional
caring adalah seseorang yang mempraktekkan, merancang dan
menyediakan atau memberikan bantuan kepada orang lain. Dia juga
menjelaskan bahwa penekanan keperawatan adalah asuhan keperawatan
yang bersifat humanistik yang ditunjukan pada pandangan
hubungan profesional kepada manusia dari perawat kepada pasien dan
pengakuan pasien atas aspek penting dalam keperawatan humanistik.
Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional
dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan.
Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara
aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. Prasyarat
bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain dengan
keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang optimal.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa


perilaku caring perawat adalah sifat dasar perawat sebagai manusia untuk
membantu, memperhatikan, mengurus dan menyediakan bantuan serta
memberi dukungan untuk kemandirian klien melalui hubungan perawat-
klien yang terapeutik dan melalui intervensi keperawatan dalam rangka
mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan
berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral. Dengan caring  ini

5
5

memungkinkan terjalinnya hubungan dan interaksi terapeutik  antara


perawat-klien. Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan pofesional untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dan memberikan kepuasan kepada klien. 

2. Karakteristik caring

Menurut Meidiana (2007), karakteristik caring adalah :

a) Be ourself, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tergantung


pada orang lain,
b) Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain,
c) Respect, selalu menghargai orang lain,
d) Separateness, dalam caring perawat tidak terbawa dalam depresi
atau ketakutan dengan orang lain,
e) Freedom, memberi kebebasan kepada orang lain untuk
mengekspresikan perasaannya,
f) Empathy,
g) Communicative, komunikasi verbal dan non verbal harus
menunjukan kesesuaian dan evaluasi dilakukan secara bersama-
sama.

3. Mengembangkan dan meningkatkan sikap caring

Proses pembentukan caring sebenarnya sudah dimulai sejak awal


kehidupan bersosialisasi dan perawat dapat mengembangkan melalui
budaya profesi. Caring tidak dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui genetika. Caring menentukan aspek waktu,
energi dan keterampilan dapat ditingkatkan melalui budaya profesi,
mengembangakan pengetahuan dan meningkatkan kualitas hubungan
interpersonal serta meningkatkan kemampuan dalam keterbukaan
(Sundeen & Stuart, 1995).
6

Meidiana (2007), menjelaskan bahwa caring ditunjukan dengan


sikap jujur, berprilaku penuh kebenaran, dan kesediaan membantu,
memiliki sensitivitas terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Sedangkan Wolf Bannum (1994) yang telah mengembangkan daftar
inventarisasi perilaku caring menuliskan sepuluh peringkat tertinggi
perilaku caring tersebut adalah : mendengarkan dengan penuh perhatian,
memberi rasa nyaman, berkata jujur, mempunyai kesabaran, tanggap,
menyediakan informasi, sehingga klien dapat menentukan keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh, memberikan sentuhan,
memperlihatkan sensitivitas, memperlihatkan rasa hormat, memanggil
klien atau pasien dengan namanya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring

Caring  merupakan aplikasi dari proses keperawatan sebagai bentuk


kinerja yang ditampilkan oleh seorang perawat. Gibson, James, & John
(2000) mengemukakan 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
individu meliputi: faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi.

a. Konsep Teori Jean Watsoon

1) Teori Keperawatan Jean Watsoon

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal


dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di
antaranya :

1. kebutuhan biopysical ( keb. makan, cairan, eliminasi,ventilasi )


2. kebutuhan psikofikal ( keb. aktifitas, istirahat dan sexsual )
3. kebutuhan psikososial ( keb. berpretasi dan berorganisasi )
7

4. kebutuhan intrapersonal dan interpersonal ( keb. aktualisasi diri )

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami


bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan,
antara lain :

1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan


dipraktekkan  hanya  secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan
yang hasilnya dapat memuaskan kebutuhan manusia yang
memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan
berkembang ke arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada
saat di rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi
setelah pasien pulang.
5. suhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga 
bisa  menawarkan kepada pasien untuk  mengembangkan 
potensinya  untuk  memilih apa  yang terbaik untuk dirinya saat 
itu.
6. Asuhan  keperawatan  lebih “ healthogenic” dari pada  pengobatan.
Praktek  asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal dengan  pengetahuan  tentang  perilaku  manusia untuk
8

meningkatkan kesehatan dan untuk memberikan bantuan /


pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

B. Hubungan Teori Jean Watson Dengan Konsep Keperawatan

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat)


bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Beeing)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau


orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat
memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang
yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai
fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia
juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi
yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus selalu 
beradaptasi dengan  lingkungan  sosialnya. Jika  adaptasi  tersebut tidak
berhasil, maka akan terjadi ko nflik (terutama kngi.onflik psikososial), yang
berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut
perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang
baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain
yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu: Fungsi
manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi, adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-
hari dengan lingkungannya, tidak adanya penyakit, asuhan kesehatan yang
benar fokusnya pada (gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan) dan
kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa
9

serta kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa 


yang dirasakan dengan  apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah


lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai
-nilai tersebut  dipengaruhi oleh  lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual.

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap


masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain.
Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang
yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari
generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi
sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan,


pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu:
masalah penanganan  stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang
tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat
menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson
mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
10

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

a) Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.


b) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e) Meningkatkan intuisi, peka terhadap ekspresi perasaan baik positif/
negative.
f) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang


lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik
dengan kebutuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu
melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga
menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-langkah yang sama
dengan proses ilmiah.

1. Pengkajian

Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan


menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature. Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan 
baik sesuai  kerangka kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih
dalampengetahuanyang terkait secara konseptual. Dalam  pengkajian  juga 
11

mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai  hubungan dan factor-faktor yang


mempengaruhi masalah. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu
mencantumkan definisi dari   variable-variable yang akan diperiksa dalam
pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan

Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan


bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu
pemecahan masalah yang mengacu pada  rencana  asuhan keperawatan tetap
melalui pendekatan konseptual. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum
data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.

3. Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan

4. Evaluasi

Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil


pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada. Disamping itu menurut
Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap
hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang  mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan
masalah.

D. Hubungan Teori Jean Watson dengan Ciri Teori

Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah


pengelompokkan dari ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan
mengenai fenomena-fenomena. Dia menolak konsep tradisional, dan
moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat mendapatkan pengetahuan
baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan dapat
12

dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi


variabel sementara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk
melihat berbagai alternatif dalam merawat manusia, baik sehat, maupun sakit,
serta mendorong peningkatan kesehatan. Karya Watson telah dikembangkan
dalam konteks tradisional:

Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam


membangun solusi berbeda dalam  melihat fenomena tertentu.

1. Teori harus logis secara alami.


2. Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
3. Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji
4. Teori berkontribusi dan membantu dalam  pengembangan  pengetahuan
secara umum sesuai disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai
sesuatu yag valid.
5. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan 
meningkatkan mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
yang diberikan.
6. Carrative Factor

Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi


manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang
yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :

a) Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic- Altruistic System


Values). Watson mengemukakan bahwa asuhan
keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan (humastik) dan
perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas kepentingan
pribadi (altruistik)

b) Keyakinan dan harapan (Faith and Hope). Menekankan pentingnya obat-


13

obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi tahu individu


alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau
kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)

c) Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and
others). Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas
terhadap diri pribadi dan oranglain serta bersikap lebih otentik.

d) Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam


perawatan secara manusiawi. Ciri hubungan helping-trust adalah
harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara jujur dan terbuka),
empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha merasakan
apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara
positif).

e) Pengekspresian perasaan positif dan negative. Perawat harus menerima


persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.

f) Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-


solving caring process). Metode ini merupakan metode yang
memnberikan control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri
sendiri.

g) Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning).


Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi
yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.

h) Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual.


Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu
mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi
sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus
menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada
klien.
14

i) Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance. Menurut


hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional,
kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk
mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya.

j) Eksistensi fenomena kekuatan spiritual. Kedua faktor ini membantu


seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta membantu
seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan


menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh
sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini
berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya
pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya
berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness,
compassion”.

7. Clinical Caritas Process

Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP),


untuk menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani
“cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical
Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh
hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan
mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar
nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-
cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri
dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan
15

segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari


caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua
level,f isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang
memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan kedamaian.
Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan
sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan
mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.

8. Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu


berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral
perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat
manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.

Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk


melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak
memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran
bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak,
hubungan, pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.

Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui


penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas
seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri.
Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan
pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini menyoroti
keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga
hubungan saling mneguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar
dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat
keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi
keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman
16

spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.

Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah


berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan
martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.

9. Caring Occation Moment

Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan


orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya
dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human.

Bagi Watson (1988-1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan


kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang ,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-
harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya
berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa
yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini
sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak
perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan
yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari
pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal
bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan –kemampuan untuk berkembang”. (A.Aziz Alimul Hidayat 2002
hal. 116-117)

E. Penerapan Teori Jean Watson

a. pengkajian:
17

Pengkajianbiofisik(Lowerorderneeds): makanan, cairan, eliminasi,


dan ventilasi.

1. Bagaimana pasien menilai tubuhnya?

2. Apakah tubuhnya dalam batas normal sesuai dengan tinggi, berat, dan
umur?

3. Apakah pasien cukup mengkonsumsi kalori untuk menjaga


pertumbuhan yang normal?

4. Apakah dari pengkajian fisik,semua sistem berfungsi secara normal?

5. Apakah hasil laboratorium menunjukan defisiensi nutrisi ?

b. Pengkajian psikofisik(Lowerorderneeds):aktifitas tubuh, seksualitas

1. Apakah body imagenya realita?

2. Apakah iaberpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan umum sesuai dengan


umurnya?

c. Pengkajian psikofisik (Higherorderneeds):kebutuhan untuk


berprestasi, dan berfiliasi

1. Apakah hubungannya dengan kelompok sebaya memuaskan?

2. Bagaimana dia menilai kondisi seksualitasnya?

3. Apakah lingkungan mendukung perkembangan pribadinya

4. Apakah pasien merasa mencintai dan dicintai?

5. Apakahpasienmerasamempunyaiotonomipadadirinya?

d. Pengkajian interpersonal (Higherorderneeds): kebutuhan untuk


aktualisasi diri

1. Bagaimanaperasaanpasienperasaanpasien mengenaidirinya?
18

2. Apakahdiamenyukaidunianya?

3. Apakahdiamerasatelahmencapaitujuan-tujuandalamhidupnya?

e. Diagnosa Keperawatan

Diagnosakeperawatanyangdapatdijabarkansesuaidenganmasalahyang
ditemukanadalah:

1. Gangguan pada kebutuhan-kebutuhan biofisikal yang berhubungan


dengan makanan, cairan, elimi-nasi, dan ventilasi

2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan gangguan body


image, rasa tidak percaya, dan lain-lain

3. Rusaknya gangguan interaksi sosial

4. Ketergantungan atau kemandirian yang belum terselesaikan.

f. Perencanaan dan Implementasi

Pada perencanaan dan implementasi dianjurkan untuk


menggunakan“careativefactor”:

1. Membangun lingkungan yang “caring” melalui pemahaman yang


empatik.

2. Mengembangkan hubungan “helping - trust” dengan meningkatkan


perhatian terhadap perasaan takut terhadap hal - hal sebagai berikut:
takut beratbadan bertambah, marah terhadap rencana pengobatan
atau perawatan,kesal terhadap wibawa seorang tokoh.

3. Menggunakan cara yang empati, hangat, dan sesuai untuk


menciptakan komunikasi yang terbuka

4. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching–learning” dengan


melibatkan pasien, misal:dalam merencanaan nutrisi
19

5. Ajarkanpasien,bagaimana cara menghadapi konflik pada diri sendiri

6. Fasilitasi hubungan dengan keluarganya yang dapat dipergunakan


untuk mengembangkan keman-dirian

7. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres

8. Bantu untuk mengenali masalah seksual

9. Tingkatkan interaksi social pasien dan bantu untuk mengembangkan


rasa puas dengan hasil interaksinya tersebut

10. Tekankan pada kepuasan terhadap kemampuan pribadi, dan jangan


terlalu berharap terhadapke-sempurnaan.

g. Evaluasi

1. Apakah telah tercipta hubungan saling percaya?

2. Apakah masalah–masalah yang terdapat dalam pengkajian telah


dapat diatasi dan telah menunjukan kenormalan?

3. Apakah pasien telah mempejajari ketrampilan –ketrampilan yang


diperlukan, agar dapat memelihara kesehatannya
20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Konsep utama  teori  Jean  Watson  adalah “ Human  Science and  Human


Care ”, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor,
dimana  dia  berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan
dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama  keperawatan,
yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang
mengatakan  bahwa  manusia  adalah makhluk yang sempurna yang
memiliki berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya
penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat  dihubungkan dengan
proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-
langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

B. SARAN

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan


Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi  keperawatan di Indonesia.

21
Daftar Pustaka

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan


Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta:


Salemba Medika

22
23

Anda mungkin juga menyukai