Disusunoleh:
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Model Tajdid dalam Muhammadiyah.................................................. 2
B. Konsep Muhammadiyah seputar hadits............................................... 4
C. Kedudukan hadis dalam Muhammadiyah............................................ 5
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 6
kesimpulan ..................................................................................................... 6
Daftar pustaka................................................................................................ 7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas berkat taufik
dan hidayahnya, makalah dengan judul Agama Adalah Nasihat dapat tersusun dan terselesaikan
dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.Ucapan terima kasih
penulis haturkan kepada selaku dosen pembimbing Moh. Barmawi S.Th I M.Hum matakuliah
Pemikiran Hadis di Indonesia. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, saran, masukan, dan kritik yang bersifat membangun, akan penulis perhatikan
dengan sebaik-baiknya guna perbaikan dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dilain waktu
yang akan datang.
Akhirnya kepada Allah SWT kita memohon mudah-mudahan makalah ini dapat berguna
bagi kita semua. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dinamika hadis hingga tingkat aplikasi dilingkungan Muhammadiyah sebagai salah satu
organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia Islam. Sebuah kewajaran jika muncul
dinamika umum yang berkembang dikalangan anggota Muhammadiyah. Hadis berbeda dengan
al-Quran yang qat’iy wurud (mutlak). Hadis bersifat dzanni al-wurud (relatif) sehingga
memerlukan proses validasi untuk didapatkan mana yang otentik dari Nabi dan tidak.
Islam sebagai agama dalam kajian sosiologi menjadi salah satu bentuk dari institusi sosial
yang ada di masyarakat, yang dalam pandangan Spencer dianalogikan sebagai sebuah organisme.
Bagi para pemeluknya, Islam adalah unsur utama yang dibutuhkan dalam kehidupan sekaligus
sebagai pedoman yang berisikan nilai-nilai dari Tuhan, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadis.
Nilai-nilai tersebut menyatukan para pemeluknya dalam satu barisan umat. Namun, Islam
sebagai ajaran ketika diintroduksi dan dipraktikan oleh pemeluknya akan menghasilkan beragam
pemahaman yang berimplikasi pada munculnya beragam kelompok, mazhab, dan organisasi.
Adanya tatacara ibadah seperti shalat yang berbeda dalam mazhab fikih Sunni yang empat
(Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali) adalah bukti adanya institusionalisasi Islam.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
Model Tajdid Muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi dalam 3 bidang, yaitu
Bidang Keagamaan, Pendidikan, dan Kemasyarakatan.
1. Bidang Keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip
dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin
menyebabkan dasar dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasaan dan pemikiran
tambahan lain.
Dimensi kelasyarakatan, agar islam tetap berada di tengah tengah masyarakat bahkan
dapat memiliki kontribusi yang sangat positif dalam memecahkan masalah masalah
kemasyarakatan. Muhammadiyah secara teologis berdasarkan islam yang berkemajuan,
namun secara sosiologis memiliki kolerasi dengan konteks hidup umat islam dan masyarakat
indonesia yang berada dalam keterbelakangan.Muhammadiyah berorientasi pada kemajuan
dalam pembaharuannya, yang mengarahkan hidup umat islam untuk beragama secara benar
dan melahirkan rahmat bagi kehidupan.
Dalam masalah akidah muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah islam yang
murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bid'ah dan curahat tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut islam. Sedangkan dalam ibadah, muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
ibadah tersebut sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah tanpa perubahan dan tambahan
dari manusia.Usaha pemurnian yang dilakukan Muhammadiyah terhadap keadaan
keagamaan yang tampak dari serapan berbagai unsur kebudayaan yang ada di Indonesia.
Yaitu :
a. Penentuan arah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya tepat kearah barat.
c. Menyelenggarakan sholat bersama dilapangan terbuka pada hari raya islam, Idul Fitri
dan Idul Adha.Sebagai ganti seperti sholat yang serupa dalam jumlah jamaah yang
lebih kecil yang diselenggarakan di masjid.
2. Bidang Pendidikan
a. Segi Cita-cita
Dari segi ini ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam
agama, luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan bersedia berjuang
untuk kemajuan masyarakatnya.
3. Bidang Kemasyarakatan
Pesan yang terkandung dalam Surat Al Maun adalah, ajaran tolong menolong
sebagai bentuk dari amal shaleh yang dapat memunculkan solidaritas yang berujung pada
mahabbah atau saling mencintai yang dimulai dari Taaruf ( Mengenal ), Tafahum
( Memahami ), lalu Tadhamun ( Saling Menghargai ). Tadhamun akan melahirkan trahum
dan akhirnya terbentuklah suasana Ta'awun saling tolong menolong. Pembaharuan sosial
masyarakat yang dilakukan oleh muhammadiyah merupakan salah satu wujud dari ketaatan
beragama dalam dimensi sosialnya untuk tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama
islam sehingga terwujud agama islam yang sebenar benarnya.
1
Mukhlis Rahmanto, posisi hadits dalam ijtihad Muhammadiyah,
https://www.researchgate.net/publication/284492765_Posisi_Hadis_dalam_Ijtihad_Muhammadiyah, 08.40,2020.
2
Dr. Haedar Nasir, konsep.pemikiran Ahmad Dalan jadi bekal institusi pendidikan Muhammadiyah,
https://www.umy.ac.id/konsep-pemikiran-ahmad-dahlan-jadi-bekal-institusi-pendidikan-muhammadiyah-hadapi-
mea.html, 08.44, 2020.
C. Kedudukan Hadis didalam Muhammadiyah
Sunnah, hadis, dan khabar digunakan dalam beberapa putusan Muhammadiyah dengan
berbagai frasa mulai dari as-Sunnah, as-Shahihah, al-Khabar al-Mutawatir, dan sunnah al-
Maqbulah. Dinamika seputar penggunaan dan perubahan frasa ini hemat penulis menunjukan
bahwa Muhammadiyah ingin mengakomodir seluruh pendapat dalam perdebatan mengenai
epistemologi Hadis dan Sunnah di antara ahli Hadis, fuqaha’ serta ushuliyyin. Kalangan ahli
Hadis cenderung menyamakan antara Hadis dengan Sunnah, sementara fuqaha’ mengartikan
Sunnah sebagai ketetapan Nabi Muhammad Saw. namun bukan terkait hal-hal yang diwajibkan;
sedangkan ushuliyyin memaknai Sunnah sebagai segala sesuatu yang berasal dari Nabi Saw. yang
memuat ketentuan hukum (syariat), sedang Hadis bagi mereka adalah Sunnah qauliyah.
Akan tetapi yang cenderung dominan dalam alam pikiran umumnya anggota Muhammadiyah
adalah kata “Sunnah” sebagaimana semboyan Ar-Ruju’ Êilâ AlQurÊan wa As-Sunnah Al-
Maqbulah, yang jika dikaitkan dengan posisi Majelis Tarjih sebagai lembaga ijtihad
Muhammadiyah, dalam melakukan tugasnya sangat tergantung kepada manhaj ijtihad yang secara
khusus ke arah istinbath al-ahkam (memunculkan hukum Islam), dalam arti lain proses
menemukan hukum. Sehingga pemahaman Hadis Muhammadiyah lebih ke arah ranah hukum
Islam yang identic dengan Sunnah dan Hadis dalam pandangan , fuqaha’ dan ushuliyyin. 3
3
Mukhlis Rahmanto. posisi hadis dalam ijtihad Muahammadiyah, (UMY: artikel 2015). 51-52.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model Tajdid Muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi dalam 3 bidang, yaitu
Bidang Keagamaan, Pendidikan, dan Kemasyarakatan.
1. Bidang Keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang berlaku
abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar
dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasaan dan pemikiran tambahan lain.