Pemantauan berkala terpenting adalah penentuan tingkat gangguan susunan saraf pusat
pasien yang dilakukan dengan pemeriksaan:
a. Pola pernapasan
b. Ukuran pupil dan reaksi terhadap rangsangan
c. Doll’s eye movement
d. Respon motorik terhadap rangsangan
Hasil pemantauan berkala ini harus selalu diberitahukan kepada orangtua pasien, sehingga
orangtua dapat mengetahui keadaan anaknya saat itu.
Sumber:
1. Trihono PP., Windiastuti E., Gayatri P., et all. Kegawatan pada Bayi dan Anak. Jakarta:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.2012.
Kejadian aspirasi benda asing pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti belum
berkembangnya gigi geraham, mekanisme menelan belum sempurna, jalan napas sempit,
kebiasaan meletakkan objek ke dalam mulut dan aktivitas fisik yang aktif. Kurangnya
pengawasan orangtua juga meningkatkan risiko aspirasi benda asing.
Sumber : Suganda PU. Aspirasi Benda Asing pada Anak. Jurnal CDK. 2018;45(2).
Evakuasi benda asing dengan bronkoskopi merupakan pilihan utama. Bronkoskopi kaku
biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Adanya bronkoskopi lentur dan virtual mampu
menurunkan angka penggunaan bronkoskopi kaku, serta menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas. Komplikasi saat evakuasi benda asing tergantung keterampilan operator, jenis
anestesi, kondisi pasien dan ketersediaan instrumen. Pencegahan dengan edukasi orangtua
diharapkan dapat menurunkan kejadian aspirasi.
Sumber : Suganda PU. Aspirasi Benda Asing pada Anak. Jurnal CDK. 2018;45(2).
5c. Penilaian status dehidrasi pada pasien anak setelah kondisi tersedak teratasi