Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DESA TELUK MAJELIS


KEC. KUALA JAMBI KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR

Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh:
Kelompok Mahasiswa PBL
Desa Teluk Majelis
Jalur Khusus Kelas Tanjung Jabung Timur

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TA. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DESA TELUK MAJELIS KECAMATAN KUALA JAMBI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Laporan Kelompok Praktik Kebidanan Komunitas ini telah diperiksa dan telah disetujui
oleh Pembimbing pada tanggal 9 September 2021

MENYETUJUI ,

DEKAN KAPRODI

SUBANG AINI NASUTION SKM,M.KES DIANE MARLIN.SST,M.KEB

NIK 0106018503 NIK 1010301018091

MENGESAHKAN

REKTOR WAKIL REKTOR I

SENO ADJI,S.Pd,M.Eng,Prac DRS.H.SYAIFULAMRI,S.KOM,M.


NIK.10114401580000935 NIK. 1010300220333

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Pelayanan
Kebidanan Komunitas yang telah dilaksanakan di Desa Teluk Majelis Kec. Kuala Jambi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tanggal 26 Agustus-11 September 2021 dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban kami kepada pendidik dan
masyarakat yang didapat dari hasil selama melakukan kegiatan Pelayanan Kebidanan
Komunitas di Desa Teluk Majelis. Dalam penyusunan laporan ini kami banyak
menemukan kesulitan – kesulitan mulai dari awal hingga selesainya kegiatan PBL
Kebidanan Komunitas ini, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
akhirnya kegiatan dan laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Seno Aji.,S.Pd., M.Eng, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Subang Aini Nasution., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farm asi
Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Diane Marlin., SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
dan Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi.
4. Lidya Kurniasari, SSiT., M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah kebidanan komunitas.
5. Ns. Ernawati, S.kep, M.Kes. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
6. Taufiq Kurniawan. S.STP selaku camat Kecamatan Kuala Jambi
7. Sukardi selaku Kepala Kepala Desa, Desa Teluk Majelis.
8. Darma Satria, S.Farm, ME. Apt selaku Kepala Puskesmas Rawat Inap Kampung Laut
Sukardi selaku Kepala Kepala Desa, Desa Teluk Majelis.
9. Seluruh Staf dosen Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Universitas Adiwangsan Jambi
10. Seluruh masyarakat Kecamatan Kuala Jambi terkhusus masyarakat Desa Teluk Majelis yang
telah bersedia membantu mahasiswi S1 Kebidanan Adiwangsa Jambi untuk menemukan masalah
kesehatan dan mencari solusi dalam menyelesaikan kesehatan di Desa Teluk Majelis.
11. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Adiwangsa Jambi Prodi S1 Kebidanan semester III serta
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan di masa mendatang.

ii
Kami mengharapkan semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan pembaca khususnya.

Sabak, 9 September 2021

JK Tanjung Jabung Timur

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN MATERI
A. Komunitas .................................................................................................. 4
B. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas ........................................................... 8
BAB II HASIL LAPORAN KEGIATAN
A. Demografi Wilayah ..................................................................................... 11
B. Tabulasi Data ............................................................................................ 11
C. Identifikasi Masalah .................................................................................... 16
D. Prioritas Masalah ......................................................................................... 17
E. Analisa Swot .............................................................................................. 17
F. Intervensi ................................................................................................... 20
G. Implementasi ............................................................................................... 20
H. Evaluasi ..................................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 22
B. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan nasional bertujuan untuk meningkatkan hidup sehat bagi


setiap penduduk agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Salah satu upaya
untuk mencapainya adalah melalui kesehatan utama yang merupakan rangkaian masyarakat
yang dilakukan berdasarkan gotong royong dan swadaya untuk mendorong diri mereka
sendiri, mengenal dan memecahkan masalah masyarakat dalam bidang kesehatan atau yang
berkaitan, agar mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang sejahtera.
Kebidanan Komunitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional yang
bertujuan pada komunitas dengan penekanan kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan komunitas
sebagai mitra perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan.
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu pilar pembangunan nasional Indonesia.
Oleh karena itu, Universitas Adiwangsa Jambi (UNAJA) sebagai salah satu institusi
pendidikan tenaga kesehatan sangatlah perlu untuk mendalami faktor-faktor yang
menyebabkan kejadian yang ada di masyarakat Sijenjang khusunya untuk ibu dan anak.
Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, untuk itu perlu dilakukan pengkajian
secara komprehensif dan berkesinambungan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat
diketahui penyebab terjadinya masalah dan faktor yang mempengaruhinya. Tenaga kesehatan
khususnya bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak
kesehatan pemerintah dalam masyarakat untuk mendukung program kesehatan yang
diselenggarakan pemerintah Indonesia dalam rangka mencapai derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
Dalam rangka peningkatan kompetensi dan kemampuan analisa penyebab dari kejadian
masalah yang ada dan upaya peningkatan kesehatan masyarakat desa, maka dosen dan
mahasiswa akan mengadakan kegiatan Pembangunan Kegiatan Masyarakat Desa (PKMD)
bagi mahasiswa program studi S1 Kebidanan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengkajian
sekaligus pembinaan terhadap masyarakat secara individu sehingga diperoleh masalah-
masalah kesehatan dalam masyarakat dan ini merupakan upaya untuk memberdayakan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut khususnya ibu dan anak.

1
2
B. Tujuan

Pemberian asuhan kebidanan di komunitas harus terarah atau mempunyai tujuan yang jelas,
adapun tujuan pemberian asuhan kebidanan dikomunitas sebagai berikut.
1. Tujuan Umum

Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya


kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai permasalahan atau


terdapat kehamilan , persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, gangguan
reproduksi, remaja dan lansia.

b. Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.

c. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dam
perinatal secara terpadu.

d. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan, nifas
dan perinatal

e. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan dan


kematian ibu dan anak.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi
Meningkatkan kepustakaan dan dapat menambah referensi dalam laporan PBL selanjutnya
serta peningkatan penerapan metode asuhan kebidanan komunitas secara langsung di masyarakat.
2. Bagi Puskesmas
Memberikan gambaran kepada tenaga kesehatan tentang adanya permasalahan yang ada di
desa, sehingga tenaga kesehatan lebih meningkatan lagi pelayanan yang diberikan masyarakat.
3. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan tambahan informasi dan sumber daya kesehatan untuk memecahkan masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.
b. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.
c. Memperoleh data terbaru tentang masyarakat terutaman tentang kesehatan.
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan

4
4. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh pengalaman dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam pengembangan dan


pengorganisasian masalah kesehatan di kaitkan dengan kebidanan komunitas.
b. Mendapatkan pengalaman tentang penerapan teori manajemen kebidanan komunitas di
masyarakat.
c. Mendapatkan pengetahuan tentang pengorganisasian masyarakat.

d. Mendapatkan pengalaman bersosialisasi dengan masyarakat.


BAB II
TINJAUAN MATERI

A. Komunitas
1. Pengertian Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa Latin “comunitas” yang berarti kesamaan, kemudian
comunitas dapat diturunkan dari comunitas yang berarti sama. Dalam komunitas manusia atau
individu-individu didalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, prefensi, kebutuhan,
risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Jadi komunitas adalah orang yang
saling perduli satu sama lain dari yang seharusnya terjadi, dimana dalam sebuah komunitas
terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan
interest atau values. Komunitas juga dapat dikatakan sebagai sebuah identifkasi dan interaksi
sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. (Safrudin, 2009).
Pengertian lain, komunitas merupakan suatu kelompok di dalam masyarakat, dimana para
anggotanya mempunyai kesamaan kriteria sosial yang menjadi ciri khas. Misalnya seperti
kesamaan minat, kesamaan profesi, kesamaan agama, kesamaan tempat tinggal, dan kesamaan
yang lainnya.
2. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas merupakan pelayanan kebidanan yang menekanakn pada aspek-aspek
psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat sekitar). (Wahyuni. D, 2018).
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kebidanan.
Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik,
biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi
prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Kebidanan komunitas didasarkan pada asumsi berikut :
a. System pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen system pelayanan
kesehatan.

6
c. Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, hasil pendidikan dan penelitian yang
melandasi praktik.
d. Fokus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga kebidanan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan utama.
Kebidanan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang
melibatkan komunitas secara aktif dans sesuai keyakinan komunitas. Beberapa keyakinan yang
mendasari praktik kebidanan komunintas adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dan dapat diterima semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini komunitas.
c. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu menjalin kerja
sama yang baik.
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang mendukung maupun
mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus pada


kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang
tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan
eksternal. Intervensi kebidanan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan,
mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas, melalui intervensi
kebidanan yang memerlukan keahlian bidan (konseling pasangan yang akan menikah, melakukan
kerja sama lintas- program dan lintas-sektoral) untuk mengatasi masalah komunitas serta
melakukan rujukan kebidanan dan non kebidanan jika perlu.
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai berikut.
a. Prenvensi primer
Prevensi primer adalah pencegahan dalam arti yang sebenarnya, ketika teridentifikasi factor
risiko di masyarakat. Pencegahan primer mencakup peningktan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit, health promotion, health education, specific
protection dan environmental protection. Contoh kegiatan di bidang prevensi primer, seperti
imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan penyuluhan untuk mencegah keracunan.
b. Prevensi sekunder
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosis dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu sait dan tingkat
keparahan/keseriusan penyakit, contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang
anak/belita atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala.
c. Prevensi sekunder
Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan atau ketidakmampuan atau tidak dapat
diperbaiki. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses

penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan individu pada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya. Contoh: bidan mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
anak dengan kolostomi di rumah atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
3. Prinsip Pelayanan atau Asuhan Kebidanan Komunitas

a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarkat, social,


psikolgi, ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang mendukung peran bidan di komunitas.
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bias
berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala keluarga, jumlah laki-laki,
jumlah nonatus, jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan kawasan
perumahan/perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran pelayanan, namun
perubahan pola pikir dan terjalinnya kemitraan seperti: PKK, kelompok ibu-ibu pengajian
dan kader kesehatan.
e. System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di klinik. System
pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Bekerja di Komunitas dan Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
Bidan yang bekrja di komunitas membutuhkan suatu kemitraan yang berguna untuk
pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
memecahkan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Kemitraan dibentuk dengan klien,
keluarga, dan masyarakat. Keterlibatan komponen tersebut sangat penting demi keberhasilan
upaya- upaya kesehatan yang dilakukan kebidanan.
Program kemitraan komunitas mencakup konsep pemberdayaan dan pengembangan
komunitas. Kemitraan adalah proses kompleks sebagai upaya untuk mengarahkan para akademisi,
pemuka masyarakat, dan pemberi pelayanan kesehatan untuk bersama-sama mencapai perubahan.
Unsur yang penting dalam menjalin jaringan di komunitass adalah sensitivitas terhhadap
aspek kultural, yang berarti bahwa pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan presepsi
masyarakat.
Ada 10 pelayanan kesehatan komunitas yang sangat penting dan dapat digunakan untuk
menjamin praktik kebidanan komunitas yang komperhensif, yaitu :
a. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan melalui pengkajian
komunitas dengan menggunakan data statistk vital atau profil risiko.
b. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan komunitas dan hal- hal yang dapat
membahayakan kesehatan komunitas, contohnya pengawasan melekat di komunitas.
c. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat mengenai issue.
d. Memobilisasi kemitraan komunitas dan tindakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah kesehatan contoh, mendiskusikan dan memfasilitasi kelompok komunitas untu
promosi kesehatan.
e. Menyusun rencana dan kebijakan yang mendukung masalah kesehatan kounitas individu.
Mendorong kepatuhan masyarakat terhadap undang-undang dan peraturan yang melindungi
dan menjamin keamanan.
f. Menghubungkan masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan personal yang dibutuhkan
dan memastikan penyediaan layanan kesehatan tersebut.
g. Memastikan kompetensi petugas pemberi layanan kesehatan masyarakat atau individu.
h. Mengevaluasi efektivitas, keterjangkauan, dan kualitas layanan kesehatan individu dan
masyarakat.
i. Melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan wawasan baru dan solusi terhadap
masalah kesehatan masyarakat.
Bekerja di komunitas mempunyai keunikan tersendiri. Ada beberapa strategi umum dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas yaitu:
a. Pendekatan pada masyarakat
 Pengenalan masyarakat (dengan cara survey tentang keberadaan masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan ibu bayi, dan anak serta kesehatan reproduksi dengan
mengikutsertakan masyarakat).
 Bersama masyarakat menganalisis survey dan melihat masalah yang ada di masyarakat.
 Bersama masyarakat menentukan proritas masalah kesehatan yang ada.
 Penanganan masalah kesehatan bersama dengan masyarakat.
b. Pemasaran social
c. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan.
d. Mengikutsertakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan serta pelaksanaan program
kesehatan di masyarakat.
5. Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran umum dari kebidanan komunitas adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi masyrakat, tokoh masyarakat, dan kelompok masyarakat, sedangkan sasaran khusus
kebidanan komunitas adalah perempuan selama dalam siklus kehidupannya, yaitu mulai sejak
konsepsi sampai usia lanjut, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Anak
Asuhan kesehatan yang diberikan kepada anak sejak dalam kandungan, masa bayi, balita, dan
usia prasekolah sampai sekolah.
b. Ibu
Asuhan dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan selama dalam masa menuju ke
kehamilan berikutnya (masa interval).
c. Keluarga
Asuhan keluarga yang meliputi pelayanan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, pemeliharaan
anak, pemeliharaan ibu masa nifas, perbaikan gizi, dan imunisasi.
d. Lanjut Usia
Asuhan lebih difokuskan kepada masalah gangguan sistem reproduksi.
e. Masyarakat
Pemberian asuhan ditujukan kepada remaja, calon ibu, dan kelompok ibu.

B. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas


Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, meliputi upaya- upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), diagnosis dini dan pertolongan tepat guna/kegawatdaruratan,
meminimalkan kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitative), merujuk tepat waktu, follow up care,
serta kemitraan (termasuk membangun partisipasi dan peran serta masyarakat).

1. Promotif

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol terhadap dan memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain dengan
memberikan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,pemiliharaan kesehatan
perorangan,pemiliharaan kesehatan lingkungan, pemberian makanan tambahan, rekreasi, dan
pendidikan kesehatan seks.
2. Preventif

Ruang lingkup preventif ditunjukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan-
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya preventif dapat
dilakukan di antara dengan melakukan imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil. Pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas, serta kunjungan rumah pada ibu nifas dan
neonatus. Pemberian tablet vitamin A dan garam beryodium ibu nifas dan balita. Pemberian tablet
tambah darah dan senam ibu hamil.

3. Diagnosis Dini dan Pertolongan Tepat Guna

Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk membantu menekan
angkat kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.

4. Meminimalkan Kecacatan

Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan memberikan
pengobatan individu, keluarga, atau kelompok orang yang menderita penyakit. Upaya yang bisa
dilakukan di antaranya dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan tali
pusat bayi baru lahir.

5. Rehabilitas

Rehabilitas merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
ataupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit. Misalnya upaya pemulihan bagi
pecandu narkoba, serta penderitan TBC dengan latihan napas dan bantuk efektif.

6. Merujuk Tepat Waktu

Kasus kematian ibu dan bayi secara umum banyak terjadi di masyarakat, sehingga salah satu
upaya untuk meminimalkan adalah dengan melakukan rujukan tepat waktu, karena meupakan
program unggulan asuhan saying ibu dalam mendukung keselamatan ibu dan bayi baru lahir.

Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting dalam


mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi, yaitu sebagai berikut :
a. B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang
kompeten untuk menata laksana gawat darurat obstetric dan bayi baru lahir untuk dibawa ke
fasilitas rujukan.
b. A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan bayi baru
lahir (tabung suntik, slang IV, alat resusitasi, dan lain-lain) bersama ibu ke tempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam
perjalanan menuju fasilitas rujukan.
c. K (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi serta alasan ibu
dan/atau bayi perlu dirujuk, jelaskan pada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas
rujukan tersebut serta suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi
baru lahir hingga ke fasilitas rujukan.
d. S (Surat)Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identitas ibu dan atau
bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan, atau obat-
obatan yang diterima ibu dan atau bayi baru lahir. Selain itu, sertakan juga partograf yang
dipakai untuk membuat keputusan klinik.
e. O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan
tersebut mungkin diperlukan selama perjalanan.
f. K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada
waktu yang tepat.
g. U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu
dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan. (Safrudin, 2009).
BAB III
HASIL LAPORAN KEGIATAN

A. Demografi Wilayah
Desa Teluk Majelis terletak di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi
jambi.
1. Luas Desa : 23,5 Km
2. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara : Desa Majelis Hidayah
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Kampung Singkep
c. Sebelah barat : Desa Manunggal Makmur
d. Sebelah Timur : Desa Kota Raja
3. Kondisi Geografis
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 2-5 meter
b. Banyaknya curah hujan : 2000-3000 mm
c. Tofografi (dataran rendah, tinggi, pantai) : dataran rendah
d. Daerah abrasi : ½ Km
4. Orbitasi ( jarak dari pusat pemerintahan )
a. Jarak dari pusat pemerintahan provinsi : 78 Km
b. Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten : 23 Km
c. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 7,2 Km

B. Tabulasi Data
Jumlah penduduk Desa Teluk Majelis tahun 2020 sebanyak 2434 jiwa. Untuk jelasnya jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk Desa teluk Majelis

Jumlah penduduk
No. Wilayah Nama Dusun Jumlah Presentase
Laki² Perempuan
1. Dusun 1 Darul Ta’zim 438 432 870 35,74
2. Dusun 2 Payung Mas 246 270 516 21,19
3. Dusun 3 Teluk Dalam 308 293 601 24,69
4. Dusun 4 Cempaka Putih 141 136 277 11,38
5. Dusun 5 Makmur Jaya 63 77 170 6,98
Total Keseluruhan 1226 1208 2434 100 %
Sumber : Profil Desa Teluk Majelis

13
Tabel 2
Distribusi frekuensi perkembangan Penduduk Desa Teluk Majelis

Tambahan Pengurangan
Jumlah penduduk awal bulan Jumlah penduduk akhir bulan
Bulan ini Bulan ini
Jml
anggo Jml
Jml
WNI WNA Lahir Datang Mati Pindah WNI WNA ta Jiwa
Nama KK
No Jml Jml keluar 3+8
Dusun Jml
anggota Jiwa
KK ga
keluarga 3+8
WNI WNA WNI WNA WNI WNA WNI WNA
L P L P L P L P
L P L P L P L P L P L P L P L P

1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 13 27 30 31 32
0 1 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 8 9
Dusun 1
1. Darul 248 438 434 0 0 624 872 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 438 435 0 0 248 625 873
ta’zim
Dusun 2
2. 151 255 274 0 0 378 529 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3 1 0 0 251 272 0 0 150 373 523
Payung mas
Dusun 3
3. Teluk 170 314 301 0 0 445 615 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 314 301 0 0 170 445 615
Dalam
Dusun 4
4. Cempaka 96 146 138 0 0 188 284 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 147 139 0 0 97 189 286
putih
Dusun 5
5. Makmur 56 94 82 0 0 120 176 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 94 82 0 0 56 120 176
jaya
122
Jumlah 721 1247 1229 0 0 1755 2476 2 1 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 4 1 0 0 1244 0 0 721 1752 2473
9
Sumber : Data perkembangan penduduk desa Teluk Majelis sampai bulan Juli 2021
Tabel 3
Distribusi frekuensi tingkat Pekerjaan di Desa Teluk Majelis

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Pedagang 38 5,27
2. PNS 39 5,41
3. Polri 1 0,14
4. Honorer (guru honorer) 36 4,99
5. Bengkel 4 0,55
6. Nelayan 191 26,49
7. Petani 160 22,19
8. Tidak bekerja 32 4,44
9. Swasta 48 6,66
10. Tukang ojek 15 2,08
13. Peternak
a. Ayam 148 20,53
b. Bebek / itik 5 0,69
c. Kambing 3 0,42
Jumlah 721 100%

Tabel 4
Distribusi frekuensi Agama di Desa Teluk Majelis

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Islam 2434 100%
2. Kristen 0 0
3. Budha 0 0
4. Hindu 0 0
5. konghuchu 0 0
Jumlah 2434 100%
Tabel 5
Distribusi frekuensi jumlah Ibu Hamil dari Januari-Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. 0-12 mg 6 25
2. 13-28 mg 11 45,83
3. > 28 mg 7 29,17
Jumlah 24 100%

Tablet 6
Distribusi frekuensi jumlah Bumil Resti dari Januari- Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. 0-12 mg 2 25
2. 13-28 mg 4 50
3. > 28 mg 2 25
Jumlah 8 100%
Sasaran ibu hamil 43 orang

Tabel 7
Distribusi frekuensi jumlah PUS

No Kelompok usia Jumlah Persentase


1 41 - 45 tahun 28 7,57
2 36 - 40 tahun 98 26,49
3 31 - 35 tahun 113 30,54
4 26 - 30 tahun 84 22,70
5 20 - 25 tahun 31 8,38
6 < 20 tahun 2 0,54
7. PUS 4T 14 3,78
Total 370 100
Tabel 8
Distribusi frekuensi jumlah yang Ber-KB dari Januari – Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Pil 98 36,43
2. Suntik 127 47,21
3. Implan 5 1,86
4. IUD 2 0,74
5. Kondom 5 1,86
6. Tidak pakai KB 32 11,90
Jumlah 269 100%
Sasaran PUS 370 orang

Tabel 9
Distribusi frekuensi jumlah Balita dari Januari – Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Laki-laki 16 55,17
2. Perempuan 13 44,83
Jumlah 29 100%

Tabel 10
Distribusi frekuensi jumlah Bayi dari Januari – Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Laki-laki 14 60,87
2. Perempuan 9 39,13
Jumlah 23 100%

Tabel 11
Distribusi frekuensi jumlah Anak Prasekolah dari Januari – Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Laki-laki 8 53,33
2. Perempuan 7 46,67
Jumlah 15 100%
Tabel 12
Distribusi frekuensi jumlah Ibu Nifas dari Januari – Agustus 2021

No. Indikator Jumlah Presentase


1. Persalinan di Nakes
a. Fasilitas 15 78,95
b. Non Fasilitas 4 21,05
2. Persalinan Non-Nakes 0 0
19 100%

Tabel 13
Distribusi frekuensi cakupan pelayanan UsiaLanjut (morbiditas)

No Kelompok usia Jumlah Persentase


1 Hipertensi 15 60
2 Artritis 0 0
3 Stroke 0 0
4 PPOK 0 0
5 DM 4 16
6 Tumor / Kanker 0 0
7. Ispa 0 0
8. Hipotensi 0 0
9. Anemia 3 12
10. TBC 0 0
11. Lain-lain 3 12
Total 25 100%
Jumlah lansia seluruhnya 95 orang

C. Identifikasi Masalah
1. Masih terdapat ibu hamil dengan Resiko Tinggi (Resti)
2. Masih terdapat PUS 4T
3. Masih Kurangnya minat penggunaan kontrasepsi IUD dan Implan dan masih ada yang tidak
menggunakan KB
4. Terdapat lansia yang mempunyai penyakit (Morbiditas)
D. Prioritas Masalah

No Masalah Jumlah Indikator Sasaran Presentase


1 Bumil Resti 8 43 18,60
2 PUS 4T 14 370 3,78
3 KB 7 269 2,60
4 Lansia yg Morbiditas 25 95 26,31

E. Analisa Swot
1. Analisa Swot pada Bumil Resti
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
 Sudah adanya sarana dan prasarana yang  Kader tidak memantau
difasilitasi oleh puskesmas kondisi bumil resti
 Sudah adanya pemantauan secara  Masih kurangnya pengetahuan
berkala oleh bidan desa masyarakat tentang bahaya dari
 Adanya posyandu yang terjalin baik bumil dengan resti (resiko tinggi)
antara kader posyandu di Desa dengan  Semenjak pandemi terjadinya
tenaga kesehatan penurunan kunjungan bumil ke
 Bidan terjun langsung kepada pelayanan kesehatan.
masyarakat dengan melakukan  Masih ada ibu hamil yang belum
pemeriksaan secara langsung melalui termotivasi tentang pentingnya
posyandu pada ibu hamil pemeriksaan kehamilan
 Memberikan pelayanan KIA langsung
di tengah-tengah masyarakat berkerja
sama dengan masyarakat
 Menyampaikan informasi tentang
kehamilan semaksimalnya kepada
ibu hamil
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
 Memberikan tambahan pengetahuan  Dapat mempengaruhi
terhadap bahaya dari bumil resti kesehatan bumil resti dan
supaya tidak terjadi hal yang tidak perkembangan disetiap
diinginkan. pertumbuhan pada janin yang
 Adanya pemberdayaan keluarga dan dikandung.
masyarakat dalam meningkatkan  Dapat mempersulit proses
kesehatan ibu persalinan

2. Analisa Swot PUS 4T


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
 Adanya Bidan di desa  Kurangnya pengetahuan masyarakat
 Adanya kerjasama antara tentang usia pernikahan

bidan dengan BKKN di  Kurangnya maksimal sosialisasi tentang


desa (PLKB) bahaya 4T kemasyarakat
 Adanya puskesmas pembantu

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


 Gencarnya melakukan  Mindset masyarakat tentang lebih baik
sosialisasi kembali ke cepat menikah dari pada sekolah
masyarakat  Penolakan dari sebagian masyarakat
 Melakukan kolaborasi atara
tenaga kesehatan (Bidan,
Perawat dan PLKB) dengan
pemerintahan stempat

3.
21

4. Analisa Swot KB Implan dan IUD


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
 Adanya Bidan yang  Tidak adanya media pendukung KIE
mempunyai kompetensi yang bisa diberikan ke pasien seperti
 Pelayanan KB di puskesmas leaflet atau brosur
buka setiap hari sesuai jam  Waktu untuk KIE yamg terbatas
kerja karena harus melayani pasien
 Adanya puskesmas pembantu berikutnya
 Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang KB implan dan
IUD
 Masih kurangnya ketersediaan
fasilitas untuk pemasangan IUD di
Puskesmas Pembantu
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
 Tersedianya alat kontrasepsi  Mindset masyarakat tentang banyak
secara gratis dari APBN anak banyak rezeki
 Gencarnya program KB oleh  Akseptor tidak mendapatkan solusi
pemerintah dari permasalahan KB yang dialami

5. Analisa Swot Lansia yang Morbiditas


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
 Adanya Bidan yang  Kurangnya pembinaan kader posyandu
mempunyai kompetensi lansia
 Pelayanan di puskesmas  Kurangnya pengetahuan dan
pembantu buka setiap hari keterampilan kader dalam
sesuai jam kerja melakukan penyuluhan kesehatan
 Sudah adanya sarana dan untuk lansia
prasarana yang difasilitasi oleh  Masih kurangnya pengetahuan
puskesmas masyarakat tentang kesehatan pada
 Sudah adanya pemantauan lansia
secara berkala oleh bidan desa
 Adanya posyandu yang terjalin
22

baik antara kader posyandu lansia


dengan tenaga kesehatan
 Bidan terjun langsung kepada
masyarakat dengan melakukan
pemeriksaan secara berkala
melalui posyandu lansia

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


 Melakukan inovasi pada  Kurang dukungan keluarga untuk
kegiatan lansia seperti mengantar jemput lansia ketempat
mengadakan pemeriksaan posyandu
kesehatan gratis dll  Jarak tempuh yang jauh
 Gencarnya program lansia oleh
petugas kesehatan

F. Intervensi

Dari beberapa masalah yang kami temukan saat PBL di Desa Teluk Majelis maka kami selaku
mahasiswi S1 Kebidanan mencoba untuk membantu memecahkan masalah dengan cara:
1. Penyuluhan pada ibu hamil dan senam hamil

2. Penyuluhan pada caten untuk mencegah terjadinya PUS 4T

3. penyuluhan tentang KB dan pemasangan KB implan dan IUD gratis serta berokalaborasi dengan
PLKB setempat

4. Penyuluhan lansia, senam pada lansia dan pemeriksaan kesehatan lansia

G. Implementasi
1. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil dan Melakukan senam hamil

2. Melakukan penyuluhan pada caten untuk mencegah terjadinya PUS 4T

3. Melakukan penyuluhan tentang KB dan pemasangan KB implan dan IUD gratis serta
berokalaborasi dengan PLKB setempat

4. Melakukan penyuluhan lansia, senam pada lansia dan pemeriksaan kesehatan lansia

Selain itu kami mahasiswi S1 Kebidanan JK Tanjung Jabung Timur Universitas Adiwangsa juga
23

melakukan kegiatan lainnya supaya masyarakat Desa Teluk Majelis lebih mengerti atau paham
tentang kesehatan, seperti :

1. Melakukan penyuluhan gizi balita di posyandu balita

2. Melakukan accupresure pada ibu yang baru melahirkan atau ibu nifas

3. Melakukan kegiatan pembuatan makanan bernutrisi dari bahan nanas (bisa membantu proses
persalinan, meredakan rasa cemas)

4. Melakukan pemeriksaan labor pada ibu hamil (tripel eliminasi) yang berkolaborasi dengan
Puskesmas Kuala Jambi

5. Melakukan pembuatan abon udang untuk perbaikan gizi anak balita yang bertujuan untuk
mencegah stunting

6. Melakukan pemeriksaan PTM gratis pada masyarakat

7. Melakukan senam sehat bersama di balai desa

8. Melakukan gotong royong bersama

9. Melakukan penyuluhan tentang covid di yasinan

H. Evaluasi
1. Keluarga sudah mengerti tentang penyuluhan pada ibu hamil dan ibu hamil bersemangat saat
melakukan senam hamil berama.
2. Caten sudah mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan
3. PUS sudah mengerti dengan penjelasan tentang KB implan dan IUD dan ada 5 orang yang
memasang KB implan serta 1 orang yang memasang KB IUD
4. Lansia menferti dengan penjelasan yang diberikan dan keluarga lansia juga bersedia untuk ikut
handil dalam pemantaun kesehatan lansia dan mau ikut turut serta dalam mengantar lansia ke
posyandu lansia untuk melakukan pengecekan lansia.
5. Semua kegiatan yang dilakukan juga berjalan dengan baik dan lancar.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pendataan diperoleh status kesehatan yang dijumpai pada masyarakat Desa Teluk
Majelis Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat beberapa masalah, yaitu
sebagai berikut :
1. Masih terdapat ibu hamil dengan Resiko Tinggi (Resti)
2. Masih terdapat PUS 4T
3. Masih Kurangnya minat penggunaan kontrasepsi IUD dan Implan dan masih ada yang tidak
menggunakan KB
4. Terdapat lansia yang mempunyai penyakit (Morbiditas)

Dari ke-4 masalah yang kami temukan selama kami Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Desa
Teluk Majelis Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kami telah melakukan
pendidikan kesehatan yang sesuai berdasarkan masalah yang ada serta program tersebut telah
dilaksanakan dengan baik sesuai waktu yang telah di jadwalkan.

B. Saran

1. Bagi Keluarga Binaan

Diharapkan pendidikan atau penyuluhan yang telah diberikan bermanfaat serta bisa terlaksana
dengan baik.
2. Bagi Masyarakat Desa Teluk Majelis Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung
Timur

Diharapkan dapat menggerakkan masyarakat agar lebih efektif dalam bidang pembangunan
kesehatan serta masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, Nurul. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA; 2011.


Lisnawati, Lilis. Panduan Praktis Menjadi Bidan Komunitas. Jakarta : Tran Info Media; 2012.
Proverawati, Atikah. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika;
2011.
Retna, Eny Ambarwati. Asuhan Kebidanan Komunitas. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika;
2009.
______________. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia; 2009.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/MENKES/SK/III/2007. Tentang Standar Profesi Bidan.
Friedman, Marilyn M. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. 2012.
Astuti, Puji Hutari. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta; Rohima Press; 2012.
Eka, Arsita Prasetyawati. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS-KIA). Departeman Kesehatan
RI; 2009.
Stanhope, Marcia. Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta : EGC ;2009.
Syafrudin, Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC; 2009.
Tarwoto. Buku Saku Anemia. Cetakan Pertama. Jakarta: Trans Info Media; 2007.
Yulifah, Rita. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
Yuniati, Ina. Catatan Dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV. Agung Seto; 2010.

25

Anda mungkin juga menyukai