Resume Pertemuan 11 Matakuliah KUP Tentang PPH Pasal 25
Nama : Bhayu Utama Putra
Nim : 1905112204 Pembuatan : 6 Desember 2020 PPh pasal 25 adalah pajak yang dibayar secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban WP, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan. WP baik berupa orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan usaha dikenai PPh pasal 25 berupa angsuran PPh tiap bulannya. Keterlambatan baik dalam menyetor maupun melapor dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Besarnya angsuran PPh pasal 25 adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu, setelah dikurangi dengan PPh yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak lain dan PPh yang terutang atau dibayar diluar negeri yang dapat dikreditkan, dibagi 12. Besarnya angsuran PPh dalam tahun berjalan (Tahun pajak berikutnya setelah tahun yang dilaporkan SPT tahunan PPh) dihitung PPh yang terutang pajak tahun lalu yang dikurangi dengan : 1) PPh yang dipotong sesuai pasal 21 (yaitu sesuai tarif pasal 17 ayat 1) bagi pemilik NPWP dan tambahan 20% bagi yang tidak memiliki NPWP. Pasal 23 (15% berdasarkan deviden, bunga, royalty, dan hadiah – serta 2% berdasarkan sewa dan penghasilan lain serta imbalan jasa) – serta pajak penghasilan yang dipungut sesuai pasal 22 (Pungutan 100% bagi yang tidak memiliki NPWP). 2) Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan sesuai pasal 24, lalu dibagi 12 atau total bulan dalam pajak masa setahun. Terdapat 2 jenis pembayaran angsuran PPh pasal 25 untuk WP orang pribadi yaitu : 1) WP-OPPT yaitu melakukan usaha penjualan barang baik grosir maupun eceran serta jasa dengan satu atau lebih tempat usaha. PPh 25 bagi OPPT = 0,75% x Omzet bulanan tiap masing-masing tempat usaha. 2) WP-OPSPT yaitu pekerja bebas/ karyawan yang tidak memilki usaha sendiri. PPh 25 bagi OPSPT = PKP x Tarif PPh 17 ayat 1 huruf a UU PPh (12 bulan). Pembayaran angsuran PPh 25 untuk WP badan yaitu = PKP x 25% (Tarif pasal 17 ayat 1 huruf b UU PPh). Batas waktu pembayaran PPh pasal 25 : 1) Misalnya untuk bulan februari 2014, angsuran PPh harus dibayarkan paling lambat 15 maret 2014. Jika batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur maka pembayaran masih dapat dilakukan pada hari berikutnya. 2) Sesuai peraturan direktur jendral pajak nomor PER-22/PJ/2008 pada 21 mei 2008 pembayaran harus dilakukan dengan membawa SSP atau dokumen sejenisnya. Batas waktu pelaporan PPh pasal 25 : WP diwajibkan untuk meyampaikan SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir. Bagi WP pengusaha tentu berlaku juga ketentuan (Jika WP memiliki beberapa tempat usaha dalam satu wilayah kerja kantor pelayanan pajak maka harus mendaftarkan masing-masing tempat usahanya dikantor pelayanan pajak yang bersangkutan, WP yang memiliki beberapa tempat lebih dari satu wilayah kerja kantor pelayanan pajak maka harus mendaftarkan setiap tempat-tempat usahanya dikantor pelayanan pajak masing-masing tempat usaha WP berkedudukan, SPT tahunan PPh harus disampaikan dikantor pelayan pajak tempat domisili WP terdaftar dengan batas waktu seperti pada ketentuan butir 2. PPh pasal 25 dalam hal-hal tertentu : WP berhak atas kompensasi kerugian, WP memproleh penghasilan tidak teratur, SPT PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan, WP diberi perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT PPh, WP membetulkan SPT angsuran bulan > angsuran bulanan, Perubahan usaha atau kegiatan WP. Sanksi keterlambatan pembayaran PPh pasal 25 : apabila WP terlambat membayar pajak maka WP akan dikenai bunga 2% perbulan, dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran WP membetulkan sendiri SPT tahunan PPh yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar daripada angsuran bulanan sebelum pembetulan : 1) Besarnya PPh 25 dihitung kembali berdasarkan SPT tahunan PPh pembetulan tersebut dan berlaku surut mulai batas waktu penyampaian SPT tersebut. 2) Apabila besarnya PPh 25 setelah pembetulan SPT tahunan tersebut lebih besar daripada PPh 25 sebelum dilakukan pembetulan, atas kekurangan setoran PPh 25 tentang bunga 2% untuk jangka waktu yang dihitung jatuh tempo penyetoran PPh 25 dari masing-masing bulan sampai tanggal penyetoran. 3) Apabila penyetoran PPh 25 setelah pmbetulan SPT tahunan tersebut lebih kecil daripada PPh pasal 25 sebelum dilakukan pembetulan, atas kelebihan setoran PPh 25 dapat dipindah bukukan PPh 25 bulan-bulan berikutnya setelah penyampaian SPT tahunan pembetulan Terjadi perubahan usaha atau kegiatan WP : apabila sesudah 3 bulan atau lebih berjalannya tahun pajak, WP mengalami penurunan usaha dan dapat menunjukkan bahwa PPh yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% dari PPh yang terutang menjadi dasar perhitungan besarnya PPh 25 maka WP dapat mengajukan permohonan pengurangan besarnya PPh 25 dengan cara permohonan diajukan secara tetulis kepada kepala kantor pelayanan pajak tempat WP terdaftar, Pengajuan permohonan pengurangan besarnya PPh 25 tersebut harus disertai dengan perhtungan PPh yang terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan diterima/ diperoleh dan besarnya PPh 25 untuk bulan- bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan, Dan lain-lain PPh pasal 25 bagi WP baru : Bank, BUMN, BUMD, WP masuk bursa, dan WP lainnya yang berassarkan ketentuan perundang-undangan harus membuat laporan keuangan berkala dan WP orang pribadi pengusaha tertentu dengan tariff paling tinggi 0,75% dari peredaran bruto