QOLBI ( 1076 )
RANDHI J ( 1089 )
SEMESTER : 2 ( DUA )
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2011
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
1.2 Sejarah Teropong
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang
tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan
kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya
penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan
neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut
dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut
teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi.
Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui
mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan
bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat
perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh
ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit
Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
1. Teropong bias
Teropong bias terdiri dari beberapa buah lensa, yang termasuk teropong ini adalah :
a. Teropong bintang
b. Teropong bumi
c. Teropong prisma
d. Teropong panggung ( teropong Galileo )
e. Teropong periskop
2. Teropong pantul
Teropong adalah alat untuk mengamati benda-benda yang jauh letaknya sehingga
tampak lebih jelas. Teropong Astronomi atau lebih dikenal dengan nama teropong
bintang digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa seperti planet, bintang, dan
komet.
Dasar Kerja:
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh (tak terhingga), berkas cahaya
datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk
bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik api (fokus).
Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat
pada titik fokus lensa okuler (untuk penggunaan normal / mata tidak berakomodasi)
Ilustrasi :
Teropong
Bintang
Sesuai namanya, teropong ini digunakan untuk
melihat benda-benda langit yang sangat jauh
jaraknya.
fo
Panjang teropong bintang = d = fob + fok
b
Perbesaran bayangan = M fo
=
k
Lensa
Lensa okuler
objektif
d = f ob + f ok
f ob = f ok
Perbesaran
f ob f ok
f
Sifat bayangan ob
M a
=
Maya , Diperbesar, Terbalik S ok
Contoh benda:
Teropong bumi menggunakan dua lensa juga menggunakan lensa cembung ketiga
yang disisipkan di antara lensa objektif dan okuler. Lensa ketiga (lensa pembalik) ini
berfungsi untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah benda semula.
Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, diperbesar dan tegak. Hal ini dapat diperoleh
dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan
lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa
perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut lensa pembalik.
Dasar Kerja:
Benda yang terletak di jauh tak hingga akan dibiaskan oleh lensa objektif, tepat di fokus
lensa objektif, dimana sifat bayangan ini adalah terbalik diperbesar dan nyata. Oleh lensa
pembalik, bayangan ini dianggapsebagai benda dan terletak pada jarak 2f (jari-jari) di
depan lensa pembalik, sehingga bayangan yang terbentuk pada jarak 2f juga, di belakang
lensa pembalik dan terbalik. Jadi bayangan yang semula terbalik oleh lensa objektif akan
dibiaskan menjadi tegak seperti semula oleh lensa pembalik. Bayangan oleh lensa
pembalik ini akan menjadi benda bagi lensa okuler yang bersifat sebagai lup.
Ilustrasi :
Teropong
Bumi
Teropong ini digunakan untuk melihat objek yang
jauh di permukaan bumi.
Teropong ini memiliki 3 lensa positif, yaitu lensa
objektif, lensa pembalik dan lensa okuler. Lensa
pembalik berfungsi membalik bayangan yang
terbentuk, sehingga bayangan yang dibentuk oleh
teropong tidak terbalik
fo
Panjang teropong = d = fob + 4 fp + fok
b
fo=
Perbesaran bayangan = M
k
Lensa Lensa
Lensa okuler
pembalik
objektif
Lensa Pembalik
f ob
Sifat Maya M a=
Diperbesar Perbesaran
bayangan S
Tegak ok
Contoh benda:
Ilustrasi:
TEROPONG PRISMA
Teropong panggung atau teropong Galilei disebut juga teropong Belnada atau
teropong tonil. Teropong ini menghasilkan bayangan akhir yang tegak dan diperbesar
dengan menggunakan dua buah lensa, lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa
negatif sebagai lensa okuler. Teropong panggung mirip dengan teropong bumi, bedanya
hanya lensa okuler diganti dengan lensa cekung.
Benda yang terletak di jauh tak hingga (bisa juga benda berada pada jarak tertentu)
akan dibiaskan oleh lensa objektif, tepat di fokus lensa objektif, dimana sifat bayangan
ini adalah terbalik diperbesar dan nyata. Oleh lensa okuler, bayangan ini akan menjadi
benda dan dibiaskan. Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan dari lensa obyektif ini
terletak di fokus lensa okuler, jadi berhimpit dengan fokus lensa obyektif
Ilustrasi:
Teropong Panggung
Lensa okuler
Lensa objektif (-)
(+)
d = f ob + f ok
T f ok
f ob = f ok
L. Obyektif L. Okuler
f ob
Ilustrasi:
Berkas sinar yang berasal dari sebuah kapal, setelah menembus lensa objektf
L1 dipantulkan sempurna oleh prisma-prisma siku-siku sama kaki P1 dan P2.
Berkas sinar ini akhirnya menembus lensa okuler L2 masuk ke mata pengamat.
Teropong jenis ini menggunakan satu lensa positif, satu cermin cekung dan satu
cermin datar, yaitu obyektif yang menggunakan cermin cekung dan okuler menggunakan
lensa cembung. Sedangkan cermin datar diletakkan diantara obyektif dan okuler.
Dasar Kerja:
Sinar datang sejajar yang dipantulkan oleh cermin cekung (lensa objektif), dipantulkan
kembali oleh cermin datar ke lensa okuler. Berkas-berkas sinar yang dipantulkan oleh
lensa datar dipantulkan berpotongan di titik fokus lensa okuler, sehingga sinar-sinar bias
okuler akan sejajar
TEROPONG PANTUL
obyektif
sebagai
cekung
cermin
cermin
datar
f ob
lensa
okuler
Wikipedia
Olimpiade Fisika Indonesia
Antamedika.blogspot