PENDAHULUAN
1
Penting bagi kita untuk mengerti manfaat terapi alternatif bagi seseoang
penderita yang HIV-positif.Walapun kita tidak boleh menutup kemungkinan
adanya keajaiban dan terjadi kesembuhan, namun sampai saat ini belum terjadi
status orang HIV-positif berubah menjadi HIV-negatif.Tetapi kita harus bisa
positif dalam menjalankan terapi ini untuk meningkatkan kualitas hidup dari
penderita.
Alternatif komplementer khususnya terapi informasi ini bisa dijadikan
alternatif untuk menambah wawasan selain dengan obat-obatan untuk menjaga
kekebalan tubuh dari penderita HIV/AIDS dan juga untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dengan HIV positif.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari terapi komplementer dan terapi informasi pada
pasien HIV/AIDS.
b. Untuk mengetahui tujuan dari terapi informasi pada pasien HIV/AIDS.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer pada pasien HIV/AIDS.
d. Untuk memberikan terapi komplementer khususnya terapi informasi pada pasien
HIV/AIDS
1.3 Manfaat
a. Mampu memberikan informasi tentang terapi komplementer dan terapi informasi
pada pasien HIV/AIDS
b. Mampu memberikan inforrmasi pentingnya pengobatan pada pasien HIV/AIDS.
c. Mampu memberikan informasi jenis-jenis terapi komplementer.
d. Mampu memberikan informasi tentang terapi komplementer khususnya terapi
informasi pada pasien HIV/AIDS
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Tujuan
3
kita mau mendengarkanya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang
baik dan juga perawatan dan terapi yang tepat pula.
2.3 Jenis-Jenis
4
f. Terapi relaksasi : tehnik terapi relaksasi meliputi meditasi, hipnotis dan relaksasi
otot. Walaupun tehinik-tehnik ini bisa mengurangi stress dan membuat tubuh
lebih bugar, tetapi masih belum jelas efektifitas tekhnik terapi relakasasi terhadap
penyakit asma.
5
dalam keadaan stres, kita lebih mungkin terinfeksi penyakit seperti flu dan ini
juga akan menambah rasa khawatir dan takut, terutama bagi odha.
Pertolongan pertama untuk mengobati ketakutan terhadap hal yang tak
diketahui adalah informasi yang jelas dan tepat. Bila kita mulai memahami apa
arti menjadi HIV-positif, kita dapat mulai menerima penyakit ini, mungkin bahwa
itu bukan vonis mati, dan mulai merencanakan tanggapan kita sendiri yaitu
kumpulan terapi lain yang kita akan mengukutinya. Dengan perncanaan begitu
dan tindakanya dan rasa ketakutan kita akan berkurang dan stress yang terkait
denganya akan mulai menurun juga. Jadi, informasi untuk membantu kita jadi
paham.
Sarafino menyebutkan bahwa dukungan informasi ini termasuk pemberian
nasehat, arahan, saran dan feedback atau umpan balik tentang apa yang sedang
dan telah dilakukan seseorang, misalnya: pemberian informasi tentang penyakit
oleh dokter pada pasien yang membutuhkannya.ODHA perlu diberikan informasi
berupa pendidikan kesehatan tentang penyakit HIV/AIDS agar mereka
mengetahui bagaimana terjadinya perjalanan virus HIV sampai menyebabkan
AIDS, tanda dan gejalanya, serta mekanisme penularan penyakitnya. Informasi
ini akan membuat masyarakat dapat lebih bijaksana dalam mmenyikapi ODHA
dan akan memberikan dukungan sepenuhnya pada ODHA.
Ketidak tahuan ODHA akan mekanisme penularan virus HIV ini akan
mempercepat perluasan penyebaran virus HIV kepada masyarakat. Kampanye
tentang pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV/AIDS ini sangat perlu
digalakkan, terutama pada masyarakat luas agar masyarakat lebih meningkatkan
perhatian dan kewaspadaannya terhadap ODHA yang berada disekitarnya
sehingga dapat mengantisipasi penularan lebih lanjut.
Halangan untuk harapan yang digambarkan sebagai faktor yang turut
campur, mengganggu, atau menghalangi kemungkinan dari pencapaian atau
memelihara harapan, yang terdapat:
1 ketertinggalan dan pengasingan, kehilangan pskis dan emosional, seperti suami
atau istri yang tidak akan atau tidak bisa mendukung kesabaran secara psikologi,
komunikasi yang buruk dengan professional
2 Rasa sakit yang tidak dapat dikontrol dan tidak nyaman, keberlanjutan dari
rasa sakit yang berlebihan atau ketidaknyamanan meskipun berulang kali
6
berusaha untuk di control; dan evaluasi dari perseorangan, diperlakukan seperti
tidak ada orang yang memiliki sedikit nilai.
7
sahabatnya) pertama akan merasa mati kutu. Konseling pasca (atau sesudah) tes
yang paling sempurna pun tidak mungkin dapat menjawab semua pertanyaan kita
dan kita tidak berada dalam keadaan untuk bertanya, atau pun menangkapi
jawaban. Pasti kita merasa muram, kita tidak dapat membayangkan masa depan.
Apa pengobatan untuk dperesi ini? Bukan obta, bukan pengobatan medis, tetapi
jawaban terhadap pertanyaan kita. Informasi, dengan bentuk dan bahasa yang
dapat kita pahami dn pada waktu kita perlukan. Informasi akan mengobati
ketidakpahaman kita, depresi kita, memulihkan dan menyelakan jiwa kita. Dan
seperti halnya berbagai macam terapi, terapi informasi adalah suatu perjalanan,
sebuah proses yang akan berlangsung secara terus-menerus.
Ketakutan terhadap hal yang tak dikenal adalah macam ketakutan yang buruk.
Kita semua pernah mengalami kekhawatiran yang diakibatkan oleh ketakutan kita
tahu dampaknya terhadap tidur, nafsu makan, terhadap kemampuan kita untuk
melanjutkan kehidupan kita sehari-hari. Kita semua tahu bagaimana ketakutan ini
dapat memepengaruhi kesehatan kita sendiri. Adalah terkenal bahwa stres dapat
mempengaruhi system kekebalan tubuh kita, jadi dalam keadaan stres, kita lebih
mungkin terinfeksi penyakit seperti flu dan ini juga akan menambah rasa
khawatir dan takut, terutama bagi odha.
Pertolongan perta auntuk mengobati ketakutan terhadap hal yang tak
diketahui adalah informasi yang jelas dan tepat. Bila kita mulai memahami apa
arti menjadi HIV-positif, kita dapat mulai menerima penyakit ini, mungkin bahwa
itu bukan vonis mati, dan mulai merencanakan tanggapan kita sendiri yaitu
kumpulan terapi lain yang kita akan mengukutinya. Dengan perncanaan begitu
dan tindakanya dan rasa ketakutan kita akan berkurang dan stress yang terkait
denganya akan mulai menurun juga. Jadi, informasi untuk membantu kita jadi
paham.
8
tinggi, kayak Tipus, Pasienmemiliki pengetahuan yang cukup baik tentang
HIV/AIDS, “Penyakit AIDS adalah penyakit penurunan daya tahan tubuh yang
berbahaya, penyakit yang tidak bisa diobatin, dan Penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian. Tapi dengan adanya Terapi Komplementer ini
pemenuhan nutrisi dan ketenangan spiritural bisa memperpanjang harapan hidup.
Pasien tidak terinformasi tentang penyakitnya
Seperti yang dituturkan oleh pasien: “ Awalnya Saya tidak tahu penyakit ini
(HIV/AIDS), Saya cuma sakit di dalem, diare, sakit sariawan, dan penurunan
berat badan. Sebelum muncul segaja ini, dulu saya mengunsumsi narkoba selama
7 tahun, pada tahun 2000 saya berhenti menggunakan narkoba suntik karena drop
dan pada tahun 2005 saya terdiagnosa penyakit HiV/AIDS, saya mulai
pengobatan dari tahun 2006 hingga sekarang. Saya melakukan pengobatan Terapi
Komplementer selama 12 tahun-sekarang.
Kepercayaan ODHA tentang HIV/AIDS dan cara penularannya
Kepercayaan yang dimiliki oleh pasien HIV/AIDS dan keluarga kemungkinan
berhubungan dengan pengetahuan yang mereka miliki, seperti yang diutarakan
oleh pasien: “Penyakit yang tidak bisa disembuhkan, sangat menular, penyakit
yang paling buruk.Saya kaget sekali dan sangat shock setelah saya terdiagnosa
HIV, Saya merasa putus asa dan saya takut keluarga serta masyarakat sekitar
tidak bisa menerima saya dalam arti mengucilkan saya.
Perasaan tersisih/ diskriminasi oleh keluarga dan kelompok tertentu
Selain perasaan takut diskriminasi, ada beberapa pasien yang memang oleh
lingkungannya, keluarga atau kelompok tertentu, diskriminasi karena dirinya
diketahui telah mengidap HIV positif. Kata pasien “ kebanyakan salah pengertian
sehingga mereka diskriminasi orang HIV/AIDS, saya sempat berpikir juga bahwa
nantinya respon dari keluarga negative tentang penyakit saya dan masyarakat
mungkin akan diskriminasi saya karena mengangap penyakit ini penyakit yang
sangat berbehaya, tapi keadaan berbalik ternyata keluarga saya malah mensupport
saya dan itu menjadi dorongan tersendiri buat saya sampai sekarang dan tentang
masyarakat memang ada beberapa yang bertingkah seolah-olah mau
mendiskriminasi saya, tapi tidak separah yang saya pikirkan.
Harapan pasien HIV/AIDS
Pasien dan keluarga secara tidak sengaja memiliki harapan-harapan yang
disampaikan berkenaan dengan kondisi mereka dan juga keluarganya. Harapan
9
pasien agar tidak menularkannya lagi pada orang lain, tetapi semua yang
diharapkan tidak berjalan sesuai keinginan pasien terdiagnosa HIV sebelum
menikah dan setelah menikah seiring berjalannya waktu ternyata istri pasien juga
tertular dan terpapar HIV juga, untuk mencegah lebih banyaknya anggota
keluarganya yg tertular dalam hal ini anak-anaknya pasien dan istrinya
melakukan konseling dan juga terapi dari awal program kehamilan sampai proses
persalinan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HIV/AIDS kini bukan dari akhir segalanya, dengan kemajuan diagnosis dan
terapi, orang yang terinfeksi HIV/AIDS memiliki harapan hidup lebih panjang
dan bisa menjalani hidup yang produktif.
Meski tidak bisa menyembuhkan, terapi komplementer dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien khusus nya pada terapi informasi, dapat mempengaruhi
kondisi dan psikologis pasien dan bertujuan untuk meningkatkan kondisi atau
kualitas hidup dari pasien.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya.Dan penulis juga menyadari makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
untuk menyempurnakan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
12