Anda di halaman 1dari 4
JPKLSBA/. ntuke Pihak I Untuk Pegawat Pendaftaran Awal Kapal PERJANJIAN KERJA LAUT Pada hati ini .tanggal . tahun. ai telah terjadi Pexanjan Kegja Laut (PKL) antara Nama Jabatan Alamat a dalam hal ini bertindak untuk dan atas)-nama Perusahaan Pelayaran PT. , - sna borkedudukan di . yang selanjutnya disebut sebagai Pihak I. Dengan seorang Warga Negara Indones ‘Nama ‘Tempat / Tanggal Lahir Kode Pelaut Alamat 1 selanjutnya disebut sebagai Pihak II. Bahwa Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Laut (PKL) sebagai berikut : PASAL 1: PENEMPATAN KERJA, 8) Pihak I akan menempatkan Pihak II diatas kapal ‘Nama Kapal Bendera Kapal ‘Ukuran (GT) Kapal Jabatan 'b)_ Pia I bersedin dipekerjkan pada bagian administrasidan/atau teknike didarat, bila mana dikehendaki oleh Pihakc 1. PASAL2: UPAH DAN KESEJAHTERAAN 8) Selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini, Pihak II dipekerjakan dan dibayar upahnya setapbulan dengan sncin sebagai Berit: © Gaji Pokok © Tusjangan Tetap © Lembur Tetap © Jumlah Upah ') Selain seperti yang disebutkan pada aya ) dita, Pibak I harus menyediakan makanan dan minuman ‘yang memadai serta tempat tidur yang layak bagi Pihak TI sesuai dengan jabatannya diatas kapal PASAL3 : UANG PENGGANTI HARI-HARI LIBUR 4) Pihak I akan menerima Uang Pengganti Hari-hariLibur (Ieavepay) paling sedikit 2.5 hari (dua sctengah hari) perbulan atas dasar gaji pokok yang berlaku, ') Vang Penggsti Hari-hari Libur tersebut diatas akan dibayarkan kepada Pihak TI pada saat turun dari kapal (sign off) PASAL 4: JAM KERJA DAN JAM ISTIRAHAT #8), Jam kerja untuk Pihak I adalah 8 (delapan) jam schar,dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumt dan 4 (empat) jam untuk hari Sabtu sehingga jumlah jam kerja tidak melebihi 44 (empat puluh empat) Jam perMinggu dengan catatan hari Minggu dan hari Raya Resmi dianggap sebagai hari Libus, by Pihak I barus mempunyai waktu istrahat paling sedkit 10 (sepuluh) jam perhari atau palin sedikit 77 (tujuh putt tujub) jam per Minggu, kecuali dalam keadaan darurat (emergency) waktu istirabat boleh ‘kurang dari 10 (sepuluh) jam per har, 6) Jika jam kerja Pihak I Tebih dari 44 (empat puluh empat) jam per Minggu, maka kelebiban jam kerja tersebutdikitung sebagai lembu (overtime), 4) Bagsimanapun juga, jumlah jam kerja lembur tidak bolch mengurangi jumah waktu istirahat Pihake TI yang paling seikit 10 (sepuluh jam perhar, ») » a) » 9 d a) ») 9 4d PASALS : SANTUNAN KEMATIAN Dalam hal Pihak II meninggal dunia akibat kecslakaan Kerja (kecelakean yang terjdi dalam hulbungan kerja) maka ahli warisnya yang sah akan menerima santunan sebesar minimal Rp. 150.000,000,- (seratus ima puluh juta rupiah) dan Pihak I wajib untuk membayarkannya, Dalam hal Pihak IT hilang dalam kecelakaan kerja, maka kedua belah Pibak sepakat bahwa tenggang ‘waktu untuk dinyatakan meninggal dunia adalah paling lama 6 (enam) bulan teritung sejak hari dan tanggal terjadinya kecclakaan kerja, Dalam hal Pihak II meninggal dunia karena sakit (Sakit dalam hubungan kerja), maka abli warisnya yang sah akan menerima santunan sebesar minimal Rp. 100,000,000, (seratus juta rupiah) dan Pihak I wajtb ‘untuk membayarnya, Pak [harus membiayai seluruh ongkos pemulangan jenazah Pihak Ike tempat yang dikehendaki oleh abli warisnya termasuk biaya pemakamannya, PASAL 6: SANTUNAN CACAT TETAP Dalam hal Pihak II mengalami cacat tetap yang mengakibatkan kemampuan kerja hilang 100% karena kecelakaan kerja, maka Pibak II berhak menerima santunan sebesar paling sedikit Rp. 150.000.000,- (Geratus lima puluh juta rupiab) dan Pihak I wajib untuk membayamya, Dalam hal cacat tetap yang mengakibatkan kemampuan kerja berkurang, besarmya santunan ditetapkan sebesar persentase dari jumlah nilai cacat tetap 100% dengan daftar sebagai berikut : © Satu lengan 40% © Kedua lengan 100% © Satu telapak tangan 30% * Kedua telapak tangan 80% © Satu kaki dari paha 40% © Kedua kaki dari paha 100% © Satu telapak kaki 30% © Kedua telapak kaki 80% © Satu mata 30% © Kedua mata 100% * Pendengaran satu telinga 15% # Pendengaran kedua telinga 40% © Satujari tangan 10% © Satu jari kaki 5% Dalam hal eacat tetap sebagian yang tidak tercantum dalam daftar tersebut diatas, Pihak I wajib ‘memberikan persentase yang tepat berdasarkan pertimbangan dan akibat cacat tetap sebagian dalam daftar secara spesifik, alam hal Pihak II kehilangan beberapa anggota badan akibat kecelakaan kerja, jumlah pembayaran santunan ditentukan dengan cara menjumlah persentase yang bersangkutan namun demikian jumlah santunan tidak akan melebihi Rp. 150,000.000,- seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana yang tertera pada ayat (a) pasal ini. PASAL7: ASURANSI KECELAKAAN KERJA Pihak I diwajibkan untuk mengikut sertakan Pihak Il ke dalam program asuransi kecelakaan kerja dari [BPIS (Badan Peayelenggara Jaminan Sosial) ketenagakerjaan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan atau program asuransi kecelakaan kerja lainnya yang serupa, ‘Apabila Pibak I telah mengikutsertakan Pihak Il ke dalam program asuransi kecelakaan kerja sebagaimana yang dimaksud pada ayat (a) tersebut diatas maka pasal 5 ayat (a), pasal 6 ayat (a) sampai dengan ayat (@ dari Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini tidak diberlakukan lagi dan yang diberlakcukan adalah ketentuan yang diatur di dalam program asuransikecelakaan kerja yang diikuti, ‘Bagaimanapun juga nilai pertanggungan dari asuransi kecelakaan kerja tersebut pada ayat (a) diatas, tidak boleh lebih kecil dari yang ditentukan pada pasal $ ayat (a), pasal 6 ayat (a) sampai dengan ayat (4) dari Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini, Diikut-sertakannya Pihak Il ke dalam program asuransi kecelakaan kerja sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (a) dari pasal ini, hanya dapat dibuktikan dengan bukti keikutsertaannya sebagai Peserta Program Asuransi Kecelakaan Kerja oleh Pihak a) ») 9 4d » » @ a » » a » ° ) » 9 PASALS8 : GANTI RUGI alam hal Pihak Il kehilangan pekerjaan akibat dari musnah atau tenggelaranya kapal tempat ia bekerja, dalam masa berlalunya Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini, Pihak T harus membayar gantirugi kepada Pihak TI sebesar 2 (dua) kali jumlah upah bulanannya besertahak-hak lainnya, Bogaimanapun juga pembayaran 2 (dua) kali jumlah upah bulanan tersebut pada ayat (a) diatas tidak ‘menghilangkan santunan cacat tetap sebagaimana yang dicantumkan pada pasal 6 Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini, atau yang diatur oleh program asuransi kecelakaan kerja yang ditkuti, ‘erjadi pernutusan hubungan kerja karena kapal tempat Pihak II bekerja dianggurkan atau dijual ‘maka Pihak I diwajibkan memberikan pesangon kepada Pihak II sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, ‘Dalam hal Pihak II kehilangan barang-barang pribadi termasuk dokumen-dokumen kepelautan akibat dari tenggelamnya atau terbakamya kapal, Pihak I diwajibkan untuk memberi ganti rugi sebesar paling sedikit Rp. 20.000,000,- (dua puluh juta rupiah) kepada Pibak I PASAL9: JAMINAN KESEHATAN hak I wajib membiayai biaya perawatan dan pengobatan bagi Pihak II yang mengalami sakit atau cidera ‘kibat kecelakaan kerja dan Pihak II tetap berhak menerima upah penuh selama ia dirawat diatas kapal, 4ika Pihak II harus dirawat di darat Pihak I harus membayar upab Pihak II sebesar 100% pada bulan ppertama dan 80% pada bulan-bulan berikutnya sampai Pihak If dinyatakan sembub, namun demikian tidak lebih dari 6 (enam) bulan bagi yang sakit alamiah dan tidak lebih dari 12 (dua betas) bulan bagi yang cidera akibat kecelakaan kerja, Biaya perawatan dan pengobatan bagi Pihak Il yang cidera akibat kecelakaan kerja, bagaimanapun juga tidak mengurangi hak-hak Pihak IT yang mengalami cacat tetap scbagaimana yang diatur dalam pasal 6 ‘atau pasal 7 sorta ganti rugi yang distur dalam pasal 8 ayat (a), (b) dan (4) dari Perjanjian Kerja Laut KL) ini, Seluruh biaya pemulangan Pihak II yang sakit atau cidera akibat kecelakaan kerja ketempat asalnya, ‘wajibditanggung oleh Pihak I dengan tidak mengurangi hak-hak Piak If yang lainnya, PASAL 10 : FASILITAS KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA. Pihak I harus menyediakan seluruh fasilitas keselamatan kerja i kapal sesuai dengan ketentuan peraturen ‘perundang-undangan yang berlaku, Demikian juga Pihak I harus menyediakan fasilitas keamanan kerja di kapal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 11 : PERATURAN PERUSAHAAN PPihok IT harus patuh kepada peraturan perusahaan yang ditetapkan olch Pihak I dan kepada perintah- perintah yang diberikan oleh Pihak atasan yang ditunjuk oleh Pihak I, Demikian pula Pihak II harus ‘menyetujui Keschatannya diyji oleh dokter yang ditunjuk olch Pihak I bilamana dikchendaki oleh Pihak 1, Bageimanapun juga peraturan-peraturan yang dibuat oleh Pihak I tidak boleh bertentangan dengan, ‘peraturan perundang-undangan yang berlaku, PASAL 12: PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini berakhir dengan senditnya bilamana wakta yang dipcrjanjikan telah habs, Bagaimanapun juga berdasarkan kesepakatan kedua belah Pihak, Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini dapat diakhiri sebelum habis masa berlakunya, ‘Namun apabila salah satu Pibak tidak menyetujui apa yang tesebut dalam ayat (b) diatas, maka Pibak ‘yang memutuskan hubungan Kerja diwajibkan untuk membayar gant rugi kepada Pihak yang lain sebesar sisa waktu yang semestinya masih teu berlangsung. ‘Apabila Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini berakhir dengan habisnya waktu yang diperjanjikan, mak Pihak 1 diwajibkan untuk membiayai ongkos pemulangan Pihak I sampai tiba di tempat dimana ia diterima bekerja, ‘Apabila kedua belah Pihak sepakat untuk memutuskan hubungan kerja ini sebelum habis masa berlakunya, smaka pemulangan Pihak II ke tempat dimana ia diterima menjadi tanggungjawab Pihak I, ‘Namun bagaimanapun juga sehubungan dengan ayat (b) diatas, Pihak II harus memberikan tenggang. ‘waktu kepada Pihak I tintuk mendapatkan penggantinya paling sedikt 1 (satu) bulan di mana Pihak TL ‘masih menerima upah sampai penggantinya datang. PASAL 14: TUGAS NEGARA 8) Dalam keadaan perang maupun bahaya perang, Pihak TI harus tetap melakukan kewajibannya baik di darat maupun diatas kapal yang dicharter / disewa atau digunakan oleh Pemerintah RI, maupun yang tidak dicharter/ disewa atau digunskan oleh Pemerintah RI, b) Keadaan tersebut diatas tidak boleh dijadikan alasan oleh Pihak TT untuk memutuskan perjanjian atau Ihubungan kerja ini, PASAL 15 : PERUBAHAN PERJANJIAN 4) Bilamana dikernudian hari sewaktu perjanjan kerja ini masih berlaku, Karena satu dan Iain bal dipandang perlu untuk mengedakan perubahan atau penambahan dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini, make hal ‘yang demikian dapat dilakukan atas kehendak / persetujuan kedua belah Pibak, +) Apabila terjadi perubshan upah, yang berlaku adalah penerimaan upa teak yang diterima oleh Pibak I. PASAL 16: PERSELISIHAN 4) Jka timbul perselisihan dalam hubungan kerja, kedua belah Pihak sepakat unfuk menyelesaikannya secara kekeluargaan dihadapan Pegawai Pendaftaran Awake Kapal, ) Nan jika cara kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud di ayat (a) diatas tidak mencapai kesepakatan, ‘kedua belah Pibak sepakat untuk membawa perselisihan tersebut ketingkat mediasi, ©) Bagaimanapun juga jika penyelesaian secara mediasi pun tidak mendapatkan kesepakatan, perselisihan ini dapat dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial (PE) setempat atau yang terdekat, PASALI7 : PEMBERLAKUAN 4) Dengan menandatangani Perjenjian Kerja Laut (PKL) ini, maka semua Perjanjian Kerja Laut (PKL) yang. sebelumnya diadakan olch Pihak II dianggap tidak berlaku lagi, ') Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini akan mulai berlaku pada tanggal tanggal 7 ) Namun demikian, jka pada saat berakhimya Perjanjan Kerja Laut (PKL) ini, Pihak I masihtetap bekerja dibawah Pihak I tanpa pembaharvan Perjanjian Kerja Laut (PKL), maka perjanjian ini berlaku untuk ‘waktu yang tidak tertentu dan selanjutnya berlakulah pasal 450 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum ‘Dagang) dimana kedua belah Pihak dapat mengakhiri hubungan kerja dengan tenggang waktu 3 x 24 jam. .. sampai dengan Demikian Perjanjian Kerja Laut (PKL) ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut diatas, dan dibuat dalam rangkap tiga yang sama bunyinya serta sama kekuatan hukumnya, yang diperuntukkan bagi Piha I, Piha I, dan Pihak Pegawai pendaftaran Awak Kapal. Pihak Tt Pihak I ‘Mengetabui ‘An, Kepala Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama ‘Tanjung Perak Surabaya Kepala Bidang Keselamatan Berlayar

Anda mungkin juga menyukai