Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2301– 5691

Artikel Penelitian
STUDI LITERATUR : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN MENTAL REMAJA

LITERATUR REVIEW: DETERMINE THE FACTORS THAT AFFECT MENTAL


HEALTH IN ADOLESCENTS

Sachraini A. Tahir1, Firmawati2, Anik Indarwati3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
ameliatahir24@gmail.com

ABSTRAK
Remaja dengan resiko gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan perasaan yang tidak stabil, mudah
tersinggung, cemas, takut, rasa rendah diri, sombong dan sedih yang tak beralasan. Penelitian bertujuan
diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja. Penelitian berjenis
literature review, pencarian literatur menggunakan database google cendekia dan IOS dan Garuda.
Kriteria inklusi berupa terbitan 5 tahun terakhir, full text, berbahasa Indonesia, subjek remaja dan Tidak
dalam bentuk abstrak saja maupun buku artikel dalam bentuk full teks. Hasil penelitian didapatkan 7
literatur nasional dan 1 literatur internasional yang relevan mengenai faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental pada remaja. Kesimpulan: terdapat pengaruh faktor keagamaan (religiusitas), keluarga
(pola pengasuhan, bimbingan orang tua, kontrol orang tua dan ekonomi), media (media sosial dan
intensitas akses gadget), teman sebaya, lingkungan sekolah dan peran guru, lingkungan sosial
bermasyarakat serta motivasi terhadap kesehatan mental pada remaja.
Kata kunci : Kesehatan mental, Remaja

ABSTRACT
Adolescents at risk for mental health problems can cause feelings of instability, irritability, anxiety, fear,
low self-esteem, arrogance and unreasonable sadness. The present research aims to determine the factors
that affect mental health in adolescents. This type of research is literature review, literature search uses
google scholar database and IOS and Garuda. Inclusion criteria are in the form of publication of the last
5 years, full text, Indonesian language, teenager subjects and not only in abstract form or article books in
full text form. The results obtained 7 national literatures and 1 relevant international literature regarding
factors that affect mental health in adolescents. Conclusion: there is an influence of religious factors
(religiosity), family (parenting patterns, parental guidance, parental and economic control), media (social
media and intensity of gadget access), peers, school environment and the role of teachers, social
environment and motivation on mental health in adolescents.
Keywords : Mental Health, Adolescents

PENDAHULUAN

1
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Remaja merupakan generasi penerus seseorang mengalami perasaan yang tidak stabil,
suatu bangsa. Proses perkembangan remaja mudah tersinggung, cemas, takut, rasa rendah
sangat rawan dan penuh resiko sehingga diri, sombong dan sedih yang tak beralasan.
1
dibutuhkan kesehatan diri yang baik. Pada Mungkin juga mempengaruhi kemampuan
dasarnya remaja akan mengalami perubahan fisik berfikir berkonsentrasi, sehingga seseorang
maupun mental remaja untuk mencapai kesehatan menjadi pelupa, tidak bersemangat, lesu, malas
mental. Kesehatan mental merupakan kondisi dan menjadi bodoh serta tidak ada kemauan untuk
sejahtera yang disadari individu yang didalamnya belajar atau menambah pengetahuan. Kesehatan
terdapat kemampuan untuk mengelola stress jasmani dapat pula terganggu, sehingga orang
dalam hidup secara wajar, bekerja secara dihadapkan oleh berbagai macam penyakit yang
produktif, serta mampu berperan serta didalam tidak ada obatnya, sukar disembuhkan, yang biasa
2
komunitas pergaulannya. terkenal dengan penyakit kejiwaan badan
Pada kesehatan mental remaja, senantiasa (psikomatik), gejala yang tidak jarang terjadi,
disertai dengan kompleksitas masa transisi terutama pada anak remaja adalah kelakukan
kehidupan dan perkembangan. Meskipun nakal.7 Terdapat beberapa faktor yang
kesehatan mental seolah bersifat sangat personal menimbulkan masalah kesehatan mental pada
terkait kualitas kehidupan, namun berbagai remaja yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
perubahan di sekitar remaja membuat konteks sekolah, lingkungan teman sebaya dan
8
kesehatan mental remaja menjadi satu hal yang lingkungan sosial masyarakat.
3
luas. Berdasarkan latar belakang tersebut,
Menurut WHO (world health peneliti memandang perlu untuk dilakukan
organization) tahun 2019 diperkirakan 10-20% penelitian mengenai faktor-faktor yang
remaja secara global mengalami kondisi mempengaruhi kesehatan mental keluarga dalam
kesehatan mental, tetapi ini masih kurang bentuk studi literatur.
terdiagnosis dan diobati.4 Data Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) Republik Indonesia pada METODE
Tahun 2018 merilis data bahwa prevalensi Metode yang digunakan dalam penelitian
gangguan kesehatan mental dan jiwa pada remaja ini adalah metode studi kepustakaan atau literatur
berusia 15-24 tahun sebesar 9,8% meningkat dari review. Proses pengumpulan data dilakukan
hasil Riskesdas tahun 2013 yang sebesar 6% 5.
Sementara itu, di Provinsi Gorontalo prevalensi
gangguan mental pada penduduk berusia remaja
tahun 2019 tercatat 17,7%.6
Faktor resiko gangguan kesehatan mental
pada kehidupan seseorang dapat menyebabkan

2
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo
dengan pencarian literatur menggunakan kata 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah
kunci “kesehatan mental remaja”, pada situs Mental Emosional Remaja di Sekolah
google cendekia dan Indonesia One Search (IOS). Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Kota
Penyaringan berdasarkan kriteria yang ditentukan Padang Panjang Tahun 2018.9
oleh penulis dari setiap jurnal yang diambil. 2. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Keadaan
Adapun kriteria inklusi yang digunakan dalam Ekonomi Keluarga terhadap Kesehatan
studi literatur ini adalah literatur yang Mental Remaja di Kelurahan Aek
10
berhubungan dengan faktor-faktor yang Tampang.
mempengaruhi kesehatan mental remaja, rentang 3. Pengaruh Bimbingan Orangtua terhadap
penerbitan jurnal minimal 5 tahun terakhir mulai Kesehatan Mental Remaja di Desa Pujo Asri
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung
berbahasa Indonesia, sasaran atau subjek remaja Tengah.11
serta apat diakses dalam format pdf dan shcolarly 4. Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan Peran
(peer reviewed journal) dan full text. Pada Guru di Sekolah terhadap Kesadaran
penelitian ini menggunakan analisis isi. Religius dan Kesehatan Mental Siswa di
MTsN 1 Kota Batu dan SMPN 1 Kota
HASIL Batu.12
5. Pola Asuh Orangtua, Motivasi dan
Kedisiplinan dalam Meningkatkan
Kesehatan Mental Remaja Papua.4
6. Pengaruh Intensitas Mengakses Fitur-Fitur
Gadget dan Tingkat Kontrol Orang Tua
terhadap Kesehatan Mental Remaja.13
7. Hubungan Religiositas dan Kesehatan
Mental pada Remaja Pesantren di Tabanan. 14
8. Pengaruh Perceraian Orang Tua terhadap
Kesehatan Mental Remaja di Kelurahan
Pasir Sialang Kecamatan Bakinang.15
9. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Masalah Mental Emosional Remaja.16
10. Dampak Sosial Intensitas Penggunaan Media
Gambar 1. Proses Pencarian literatur
Sosial terhadap Kesehatan Mental berupa
Literatur yang ditemukan dan dibahas pada
Sikap Apatis di SMP Kabupaten Sukoharjo.17
penelitian ini yaitu:
11. Intensitas Penggunaan Media Sosial mental remaja dalam beragama lebih mudah
Instagram Stories dengan Kesehatan tercapai, yakni dengan tersedianya nafkah yang
Mental.18 dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
12. Pengaruh Media Sosial (Facebook) terhadap beragamanya.10
Kesehatan Mental Remaja (Studi terhadap Penelitian Zeni (2018) mendapatkan hasil
Remaja RT 24 dan RT 25 Kelurahan Lorok bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
Pakjo Kecamatan Ilir Barat I Palembang).19 terhadap bimbingan orangtua dan kesehatan
mental remaja di Desa Pujo Asri Kecamatan
PEMBAHASAN Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Orang tua

Studi literature mendapatkan 8 penelitian harus memberikan pengarahan, bimbingan dan

yang membahas dimensi faktor keluarga yang pendidikan kepada anak secara maksimum dan

berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja. sempurna, baik berbentuk perintah maupun

Ditinjau dari faktor keluarga tersebut, meliputi larangan atau baik dalam bentuk motivasi, atau

pola pengasuhan, bimbingan orang tua, kontrol bisa dalam bentuk ajakan kepada kebaikan

orang tua dan ekonomi keluarga, menjadi faktor maupun peringatan dari perbuatan tercela.11

yang mempengaruhi kesehatan mental pada Penelitian Mubarok (2020), mendapatkan

remaja. bahwa keluarga merupakan institusi pertama

Penelitian Fitri et al. (2019) mendapatkan dalam masyarakat sebagai tempat pertama bagi

hasil bahwa faktor lingkungan keluarga berupa individu dalam meniti kehidupannya, tempat

pola asuh orang tua berpengaruh terhadap terjadinya interaksi antara individu dengan

masalah mental emosional remaja di SMK Swasta lingkungan terdekat. Dengan tumbuhnya

Se-Kota Padang Panjang. Pola asuh otoriter dan kesadaran religius, memiliki spiritual yang tinggi

permisif sangat berdampak pada masalah mental dengan keimanan yang kuat kepada Allah SWT

emosional remaja yaitu rata – rata berada pada dan menjalankan segala ajaranNya, secara

kategori borderlain. Kategori borderline berarti otomatis menjadi sebab terwujudnya mental yang

bahwa remaja tersebut berisiko mengalami sehat pada diri seseorang. Bahkan menjadi

emosional symptoms, conduct problem, indikator yang paling kuat seseorang memiliki

hyperactivity dan peer problem serta berpeluang kesehatan mental yaitu harus memilki kesadaran

untuk mengalami masalah psikososial jika tidak religius.12

ditangani dengan baik.9 Penelitian dari Desi (2016) mendapatkan

Sementara itu, Replita (2018) menyatakan bahwa tingkat kontrol orang tua memberikan

bahwa keadaan ekonomi keluarga dapat juga pengaruh yang signifikan sebesar 57.8% terhadap

mempengaruhi kesehatan mental beragama kesehatan mental pada remaja. Keluarga

remaja, dalam arti apabila perekonomian keluarga konsesnsual ini sangat menghargai komunikasi

tersebut baik, maka untuk mewujudkan kesehatan secara terbuka namun, tetap menghendaki
kewenangan orang tua yang jelas. Orang tua tipe maka akan semakin tinggi masalah mental
ini biasanya mendengarkan pendapat atau apa emosional remaja.16
yang dikatakan anaknya, tetapi mereka tetap Namun, studi literature juga menemukan
membuat keputusan yang terkadang keputusan itu bahwa penelitian dari Mustamu (2020), yang
tidak sejalan dengan keinginan si anak.13 mendapatkan hasil sedikit berbeda bahwa secara
Penelitian Janna (2020) yang dilakukan di bersamaan, pola asuh, disiplin dan motivasi
Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan Bakinang memiliki hubungan linier dengan kesehatan
mendapatkan bahwa perceraian orang tua mental remaja. Namun secara terpisah, hanya
berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental disiplin dan motivasi yang memiliki hubungan
remaja di Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan erat dengan kesehatan. Pola pengasuhan tidak
Bangkinang. Anak akan merasakan kepedihan memiliki hubungan linier dengan kesehatan
yang luar biasa dan sangat mendalam. Tidak mental remaja. Dengan kata lain, pola
jarang anak malah menyalahkan dirinya sendiri pengasuhan keluarga hanya akan berpengaruh
serta menganggap bahwa merekalah penyebab pada kesehatan mental jika berlaku stimulant
perceraian kedua orang tuanya. Dalam dengan disiplin dan motivasi dari remaja itu
menghadapi masalah yang demikian, seorang sendiri.4
remaja dapat menarik dirinya dari lingkungan Hal tersebut sejalan dengan apa yang
karena dia merasa malu memiliki keluarga yang dikemukakan oleh Nainggolan (2016), Kondisi
terpecah belah, dan ini sangat mengganggu pada fisik dan mental seseorang cenderung mengalami
15
kesehatan mentalnya. pergolakan besar pada masa remaja. Namun,
Sementara itu, penelitian dari Devita bagaimana kemudian kesehatan mental
(2020) mendapatkan bahwa ada hubungan antara berkembang bergantung pada kondisi di rumah
pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola yaitu keluarga. Situasi rumah tangga dan
asuh permisif dengan masalah mental emosional pengasuhan adalah pokok, seberapa beruntung
remaja. Pola asuh otoriter memiliki kekuatan remaja berada pada rumah tangga yang ideal. Jika
korelasi sangat lemah dan arah korelasi negatif, tercapai dengan baik, maka besar kemungkinan
yang artinya dengan menurunnya pola asuh remaja berada dalam kondisi mental yang baik.
otoriter akan meningkatkan masalah mental Sementara, jika belum, perlu dipikirkan
emosional remaja. Pola asuh demokratis memiliki bagaimana agar anak tetap sehat jiwa.20
kekuatan lemah dan arah korelasi negatif, yang Peneliti berkesimpulan bahwa lingkungan
artinya dengan menurunnya pola asuh demokratis keluarga berpengaruh terhadap kesehatan mental
akan meningkatkan masalah mental emosional pada remaja. Keluarga memiliki peranan penting
remaja. Pola asuh permisif memiliki arah korelasi dalam proses pembentukan kesehatan mental
positif, yang artinya semakin permisif pola asuh anak. Pola asuh, pola komunikasi dan interaksi
yang dijalankan dalam keluarga memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan dan juga mendapatkan bahwa terdapat pengaruh yang
pembentukan kesehatan mental anak. Ketika signifikan antara media sosial (facebook)
peran ayah atau ibu dalam keluarga hilang, maka terhadap kesehatan mental remaja RT 24 dan RT
bisa mengembangkan gangguan mental dimana 25 RW 07 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir
terjadi ketidak seimbangan dalam pengasuhan Barat I Palembang. Seseorang yang mempunyai
pada anak remaja. Oleh karena itu faktor sosial kebiasaan bermain facebook ini biasanya ada
paling utama yang berpengaruh terhadap dorongan yang terjadi dalam dirinya sendiri.
kesehatan mental anak remaja adalah lingkungan Karena adanya dorongan untuk memenuhi
keluarga. kebutuhan mereka, misalkan mereka berperilaku
Peneliti mendapatkan 4 literatur terkait berlama-lama bermain facebook karena merasa
tentang faktor sosial remaja yang berpengaruh asik dengan hal yang dilakukannya. Sehingga ini
terhadap kesehatan mental remaja. Lingkup faktor menunjukkan perilaku yang buruk dan
media yang dimaksudkan dalam penelitian ini membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak
yaitu media sosial dan Intensitas Akses Gadget bermanfaat.19
dalam bersosialisasi. Penelitian Desi (2016) mendapatkan
Penelitian Pratama & Sari (2020), intensitas mengakses fitur gadget memberikan
mendapatkan hasil bahwa intensitas penggunaan pengaruh yang signifikan 40.8% terhadap
media sosial memiliki dampak sosial pada remaja kesehatan mental pada remaja. Berkurangnya
yaitu timbulnya gangguan kesehatan mental komunikasi tatap muka dengan keluarga dan
berupa sikap apatis, dengan arah hubungan positif temannya, interaksi sosial yang digantikan
sehingga semakin tinggi tingkat intensitas dengan interaksi dalam online, hal itu
penggunaan media sosial maka sikap remaja menyebabkan responden menjadi pribadi yang
semakin apatis. Semakin tinggi tingkat intensitas antisosial, tidak suka berbaur dengan keluarga
penggunaan media sosial maka sikap remaja dan lingkungannya atau mengikuti musyawarah
semakin apatis.17 baik di lingkungan maupun keluarga dan asosial,
Penelitian Taqwa (2018), mendapatkan menjadi bersikap acuh tak acuh dengan
13
bahwa adanya pengaruh negatif antara variabel sekitarnya.
intensitas penggunaan media sosial instagram Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
stories dengan kesehatan mental. Tingginya Hidayatun (2015) bahwa penggunaan internet
intensitas penggunaan media sosial di kalangan tampaknya terkait dengan pengurangan kontak
remaja maupun dewasa memberikan dampak tatap muka, peningkatan isolasi sosial, stres,
buruk bagi kesehatan mental secara tidak depresi dan kurang tidur. Hal tersebut juga
langsung.18 diklaim untuk memfasilitasi perilaku ofensif dan
Sejalan dengan penelitian-penelitian tersebut berbahaya, bisa dibilang merugikan kesehatan
diatas, Salamuddin (2016) dalam penelitiannya mental.22
Berdasarkan hal tersebut, peneliti individu untuk mengolah rangsangan, ajakan dan
berkesimpulan bahwa pada remaja media sosial dorongan yang datang dari dalam maupun luar
bisa saja mempengaruhi kesehatan mental. diri. Remaja yang memiliki religiusitas tinggi,
Gangguan kesehatan mental pada remaja ini, lebih dapat mengarahkan dan mengembangkan
terkadang kurang diperhatikan oleh orang tuanya. trend tersebut, membantu mengarahkan pola pikir
Masalah kesehatan jiwa sama pentingnya dengan dan mencegah terjadinya penyimpangan-
masalah kesehatan fisik. Perubahan kejiwaan penyimpangan terhadap nilai-nilai ajaran agama.
pada masa remaja meliputi perubahan emosi, dan Studi literature mendapatkan pada penelitian
perkembangan intelegensia. Perubahan kejiwaan Fitri et al. (2019), didapatkan pengaruh teman
ini seringnya memicu timbulnya masalah sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap
kejiwaan seperti masalah mental emosional pada kesehatan mental pada remaja. Tidak jarang peer
remaja. group berpotensi menggantikan pengaruh positif
Studi literature mendapatkan penelitian dari dari keluarga dan guru menjadi perilaku
Winurini (2019) yang menjelaskan bahwa menyimpang atau kenakalan remaja. Penerimaan
semakin tinggi tingkat religiusitas yang dirasakan teman sebaya merupakan hal yang terpenting
oleh remaja pesantren, maka akan diiringi dengan dalam kehidupan remaja, karena memungkinkan
semakin tingginya kesehatan mental yang dimiliki remaja untuk mengembangkan identitas dirinya. 9
oleh remaja tersebut, begitu juga sebaliknya.14 Peneliti berpendapat bahwa pengaruh teman
Sejalan dengan teori yang menyatakan sebaya mempunyai korelasi yang erat dengan
bahwa remaja yang berhasil menuntaskan tugas kesehatan mental pada remaja dimana korelasi
perkembangan untuk periode kehidupan tersebut bernilai positif, artinya semakin tinggi
selanjutnya akan menjadikan remaja sebagai dukungan sosial teman sebaya maka semakin
pribadi yang sehat secara mental. Dalam tinggi tingkat kapasitas kesehatan mental remaja.
sejarahnya, keterkaitan antara religiusitas dengan Studi literature mendapatkan pada penelitian
kesehatan mental relative buruk. Tiga mazhab Fitri et al. (2019), didapatkan lingkungan sekolah
besar psikologi menilai religiusitas secara berpengaruh secara signifikan terhadap kesehatan
pesimis. Mazhab behavioristic mengatakan mental pada remaja. Lingkungan sekolah terdiri
bahwa agama hanyalah suatu perilaku yang teman sekolah dan guru. Cara mengajar, bersikap
dipelajari dari lingkungan dan tradisi. Mazhab dan berinteraksi seorang guru tidak hanya
humanisme menganggap manusia terlalu optimis mempengaruhi akademik seorang peserta didik
dan sangat antroposentris sehingga namun juga mempengaruhi perkembangan
menyingkirkan urusan ketuhanan dalam mental, emosional, sikap, moral, dan spiritual
kajiannya.23 remaja. Fungsi utama sekolah bukan hanya
Peneliti berkesimpulan, penyesuaiaan diri tempat pengembangan dan pelatihan intelektual
berhubungan dengan cara-cara yang dipilih namun juga meliputi banyak hal seperti
pengembangan sosial, emosional, moral, dan Studi literature yang dilakukan peneliti
spiritual.9 mendapatkan penelitian Fitri et al., (2019), yang
Penelitian Mubarok (2018), mendapatkan mendapatkan hasil bahwa faktor lingkungan
hasil bahwa dalam konteks kesehatan mental, masyarakat berpengaruh signifikan terhadap
sekolah dalam hal ini peran guru seharusnya kesehatan mental pada remaja. Sosial budaya
berperan dalam empat aspek kesehatan mental yang sudah melekat pada masyarakat sekitar
yaitu spiritual, psikologis, sosial dan biologis. Hal ternyata turut mempengaruhi perkembangan
yang mungkin mempengaruhi peran guru di mental emosional remaja. Jika kondisi lingkungan
sekolah tidak berpengaruh langsung atau tidak masyarakat dapat menempatkan aturannya
terhadap kesehatan mental adalah adanya dengan tepat, hal ini sangat menguntungkan bagi
ekspektasi guru terlalu tinggi terhadap siswa perkembangan mental emosional remaja menjadi
untuk mencapai nilai kognitif yang tinggi, lebih terarah. Sehingga remaja bisa bertingkah
sehingga dari sudut pandang siswa sekolah laku sesuai nilai dan norma yang ada.9
dinggap lembaga dianggap lembaga yang tidak Penelitian dari Replita (2018), mendapatkan
menyenangkan, membosankan dan membuat hasil bahwa lingkungan sosial banyak
12
stress. memberikan warna kepada remaja di Kelurahan
Penelitian-penelitian tersebut sejalan dengan Aek Tampang Kota Padangsidimpuan, hal ini
teori yang menyebutkan bahwa sekolah dapat disebabkan oleh karena kondisi mental
memegang peranan penting bagi perkembangan remaja sering tidak stabil, dimana para remaja di
mental dan emosional bagi siswa-siswinya. Guru Kelurahan Aek tampang banyak bergaul dengan
harus berfungsi juga sebagai orang tua bagi teman sebayanya yang belum memiliki jiwa
siswa-siswinya ketika di sekolah. Hal ini beragama yang kuat.10
bertujuan agar anak tidak kehilangan sosok orang Peneliti berkesimpulan, lingkungan sosial
tua yang bisa mengarahkan dan mengayomi dalam hal ini lingkungan masyarakat merupakan
ketika ia mendapatkan depresi atau stres karena faktor penting bagi kesehatan mental seseorang
masalah ketika ia berada di lingkungan sekolah.24 remaja. Jika seseorang berada di lingkungan yang
Peneliti berkesimpulan ketidaksiapan dalam positif, maka kesehatan mental orang tersebut
menghadapi ujian, ketidakpercayaan diri, juga akan positif. Apabila remaja bergaul dengan
kehamilan di luar nikah, bahkan perilaku bunuh orang-orang baik, maka besar kemungkinan
diri karena tidak lulus ujian nasional merupakan remaja tersebut akan memiliki kesehatan mental
beberapa indikasi adanya ketidakmampuan pada yang baik pula, demikian juga sebaliknya jika
pribadi siswa dalam menangani masalah pada lingkungan sosial disekitarnya kurang bagus
dirinya yang juga merupakan tanda adanya maka kesehatan mental remaja kurang bagus pula.
gangguan kesehatan mental, mengingat remaja Studi literature mendapatkan pada penelitian
merupakan fase yang rawan dan labil. Mustamu (2020), memperoleh hasil bahwa
motivasi remaja berpengaruh terhadap kesehatan dengan kesehatan mental remaja dapat dikaitkan
mental pada remaja. Menghormati dan dengan lingkungan keluarga, sekolah, maupun
menghormati serta meningkatkan motivasi, dan media sehingga dapat diketahui urgensi
perspektif remaja akan sangat cocok untuk permasalahan mendasar yang menyebabkan
digunakan selama masa transisi seperti remaja terjadinya gangguan kesehatan mental pada
dan dewasa muda, di mana otonomi merupakan remaja.
tugas perkembangan yang penting.4 DAFTAR PUSTAKA
Peneliti berkesimpulan, terdapat pengaruh 1. Lubis, L. T. Peningkatan Kesehatan
Mental Anak dan Remaja Melalui Ibadah
motivasi remaja terhadap kesehatan mental pada
Keislaman. J. Agama dan Ilmu Pengetah.
remaja. Motivasi remaja yang tinggi cenderung 16, 120–129 (2019).
untuk melakukan yang terbaik, menjadi sukses 2. Rachmayani, D. & Kurniawati, Y.
Gambaran Literasi Kesehatan Mental pada
dan mampu atau memiliki kompetensi.
Remaja Pengguna Teknolog. in SEMNAS
Sebagaimana motivasi pada umumnya, motivasi Penguatan Individu di Era Revolusi
Informasi. Prosising SEMNAS Penguatan
berprestasi diasumsikan akan mendorong dan
Individu di Era Revolus (2018).
memberi energi tertentu sesuai dengan situasi
3. Yunanto, T. A. Perlukah Kesehatan
yang ada. Jika seseorang tersebut mengalami Mental Remaja? Menyelisik Peranan
Regulasi Emosi dan Dukungan Sosial
frustrasi, maka motivasi akan terganggu dan tidak
Teman Sebaya dalam Diri Remaja. J. Ilmu
fokus untuk melalukan banyak hal / aktivitas. Perilaku 2, 75–88 (2018).
Hal tersebut sejalan dengan yang 4. Mustamu, A. C. Pola Asuh Orangtua,
Motivasi dan Kedisiplinan dalam
dikemukakan oleh Suranto (2012), bahwa orang
Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja
yang sehat mentalnya memiliki integrasi fungsi- Papua. J. Keperawatan Muhammadiyah
Bengkulu 8, 17–25 (2020).
fungsi jiwa yang serasi, sehingga tidak terjadi
5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar
pertentangan batin. Keserasian fungsi jiwa (RISKESDAS). (2018).
tersebut akan memberikan kontribusi kepada 6. Maman. Prevalensi Gangguan Mental
sikap yang mantap dan tegas tidak terpengaruh Emosional Umur ≥ 15 Tahun di Gorontalo
17,7%. Hulondalo.id (2019).
oleh sikap-sikap negatif. 25
7. Susanti, S. S. Kesehatan Mental Remaja
KESIMPULAN DAN SARAN dalam Perspektif Pendidikan Islam. As-
Berdasarkan Studi literature maka dapat Salam I. 7, 1–20 (2019).

disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi 8. Santrock, J. W. Remaja. (Erlangga, 2013).

kesehatan mental remaja adalah faktor faktor 9. Fitri, A., Neherta, M. & Sasmita, H.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
keagamaan (religiusitas), keluarga, media, teman Masalah Mental Emosional Remaja di
sebaya, lingkungan sekolah dan peran guru, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Swasta Kota Padang Panjang Tahun 2018.
lingkungan sosial dan motivasi remaja itu sendiri. J. Keperawatan Abdurrab 2, 68–72
Disarankan bagi bagi keperawatan, dapat (2019).

mengkaji dan merumuskan intervensi berkaitan 10. Replita. Pengaruh Lingkungan Sosial dan
Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Gaster 18, 65–75 (2020).
Kesehatan Mental Remaja di Kelurahan
18. Taqwa, M. I. Intensitas Penggunaan Media
Aek Tampang. J. Kaji. Gend. dan Anak
Sosial Instagram Stories dengan
02, (2018).
Kesehatan Mental. (Universitas
11. Zeni, M. Pengaruh Bimbingan Orangtua Muhammadiyah Malang, 2018).
terhadap Kesehatan Mental Remaja di
19. Salamuddin, A. I. Pengaruh Media Sosial
Desa Pujo Asri Kecamatan Trimurjo
(Facebook) terhadap Kesehatan Mental
Kabupaten Lampung Tengah. (Institut
Remaja (Studi terhadap Remaja RT 24 dan
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2018).
RT 25 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan
12. Mubarok, H. Pengaruh Pengasuhan Orang Ilir Barat I Palembang). (Universitas Islam
Tua dan Peran Guru di Sekolah terhadap Negeri (UIN) Raden Fatah, 2016).
Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental
20. Nainggolan, S. Y. Keadaan Keluarga
Siswa di MTsN 1 Kota Batu dan SMPN 1
Tentukan Kondisi Mental Remaja. (2018).
Kota Batu. (Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020). 21. Hidayatun, U. Pengaruh Intensitas
Penggunaan Media Sosial dan Dukungan
13. Desi, K. H. Pengaruh Intensitas
Teman Sebaya terhadap Perilaku
Mengakses Fitur-Fitur Gadget dan Tingkat
Konsumtif pada Siswa Kelas XI SMA
Kontrol Orang Tua terhadap Kesehatan
Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Mental Remaja. (Universitas Diponegoro
(Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).
Semarang, 2016).
22. Sudrajat, A. Apakah Media Sosial Buruk
14. Winurini, S. Hubungan Religiositas dan
untuk Kesehatan Mental dan
Kesehatan Mental pada Remaja Pesantren
Kesejahteraan? Kajian Perspektif Remaja.
di Tabanan. Aspir. J. Masal. Sos. 10,
J. Tinta 2, 41–52 (2020).
(2019).
23. Corrigan, P. W. et al. Mental Health
15. Janna, W. Pengaruh Perceraian Orang Tua
Stigma and Primary Health Care
terhadap Kesehatan Mental Remaja di
Decisions. Psychiatry Res. 218, 35–38
Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan
(2014).
Bakinang. (Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, 2020). 24. Kuswadi, E. Peran Lingkungan Sekolah
dalam Pengembangan Mental Siswa. EL-
16. Devita, Y. Hubungan Pola Asuh Orang
BANAT J. Pemikir. dan Pendidik. Islam 9,
Tua dengan Masalah Mental Emosional
(2019).
Remaja. J. Ilm. Univ. Batanghari Jambi
20, 503–513 (2020). 25. Suranto. Hubungan Antara Kesehatan
Mental dan Motivasi dengan Kedisplinan
17. Pratama, B. A. & Sari, D. S. Dampak
Siswa Kelas XI SMA Negeri di
Sosial Intensitas Penggunaan Media Sosial
Kecamatan Purbalingga. (Universitas
terhadap Kesehatan Mental berupa Sikap
Sebelas Maret Surakarta, 2012).
Apatis di SMP Kabupaten Sukoharjo. J.

Anda mungkin juga menyukai