Anda di halaman 1dari 5

RESUME KULIAH UMUM AGAMA

Dosen Pengampu : dr. Ahmad Shauqy, M. Biomed


Nama : Astrid Asmy Putri
NIM : G1A120081

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
MERAWAT KEBHINEKAAN MELALUI MODERASI BERAGAMA

A. Relasi Agama & Negara Dalam Konteks Keindonesiaan

Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekuler. Merujuk pada pancasila dan
undang-undang dasar 1945, agama merupakan sumber nilai spiritual, moral, dan etik bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kerukunan umat beragama dan tata kelola kehidupan
beragama menjadi pilar penting bagi terwujudnya persatuan, kesatuan, dan ketahanan nasional
untuk pembangunan yang berkelanjutan.

B. NKRI Sebagai Kiblat Moderasi Pemikiran Keagamaan


1. Indonesia negara kepulauan (bukan continent), tapi bersatu.
2. Indonesia memiliki kebhinekaan yang luar biasa, tapi rukun: a. Suku b. Bahasa c.
Agama
3. Corak keberagamaan masyarakat indonesia sangat moderat;
4. Indonesia tidak butuh ideologi alternatif yang diimpor dari luar negeri. Sebab, indonesia
adalah negeri ajaib yang jadi rujukan dunia. 5. Pancasila adalah jimat nkri.

C. Tantangan & Ancaman Terhadap Keutuhan NKRI

Adapun tantangan dan ancaman terhadap keutuhan nkri adalah sebagai berikut:
1. Terpapar ideologi transnasional
2. Bermental dogmatik, ekslusif, & polemis
3. Berprilaku radikal (menyalahkan)

D. Tugas Utama Mk Pendidikan Agama Islam: Penguatan Nasionalisme

Tugas utama mata kuliah pendidikan agama islam adalah sebagai penguat rasa
nasionalisme yang harus ditanamkan sejak dini. Rasa nasionalisme ini sangat penting untuk
menghindari berbagai ancaman terhadap nkri. Misalnya, terdapat ideologi yang tidak sesuai
dengan indonesia yaitu neoliberal, kapitalisme, sosialisme, ideologi transnasional, ataupun
gerakan politik agama radikal, terorisme, dan fundamentalisme.
E. Karakteristik Ideologi & Gerakan Transnasional
1. Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalis atau radikal.
2. Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state (negara bangsa),
melainkan konsep ummah (khilafah).
3. Menjual jargon ”islam sebagai ideologi alternatif” , merongrong nkri (yang berdasarkan
pancasila & uud 1945), yang dianggap bukan islam (alias kafir)

F. Generasi Muda
1. Proses mencari identttas diri
2. Lahan subur persemaian paham-paham
3. Pengkajian ajaran agama tidak sebatas doktrin tekstualnya semata
4. Penggalian aspek-aspek ajaran agama secara konstektual dan interdisipliner
5. Cakrawala dan horizon berfikir luas

G. Langkah-Langkah Merawat Kebhinekaan


1. kontrol diri
− Menjaga diri agar tidak teracuni ideologi radikal
− Menumbuhkan pola pikir dan pola sikap yang moderat
− Mengenali dan memahami ideologi keagamaan radikal
− Mencegah diri sendiri
− Menolong orang lain
2. Opini
− Mengarustamakan moderalisme (wasathiyah)
− Diseminasi ke ruang publik secara massif ideologi keagamaan moderat dan toleran.
3. Gerakan moral
− Pressure group
− Kampanye moderatisme: makin moderat, makin indonesia

H. Perbedaan Merupakan Sunnatullah

Adanya perbedaan adalah simbol kebesaran allah (tadabbur). Perbedaan ada sebagai
ajang ujian & medan kompetisi kebaikan (tasabuq fil khairat ) yang diberikan allah pada
manusia. Selain itu, perbedaan dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi & interaksi sesama
manusia (ta’aruf).
Adanya perbedaan itu membuat manusia harus saling menghargai, menghormati, dan
bertoleransi terhadap sesamanya. Namun, terdapat beberapa intoleransi dalam kehidupan
beragama, yaitu:
1. Vonis penyesatan, pemurtadan, dan pengafiran melalui idiomidiom “ekskomunikasi”
berikut:
- Bid’ah
- Fasiq
- Murtad
- Kafir
2. Aksi dan sangsi fisik yang tegas
− Pembredelan buku dari peredaran
− Pengusiran dan pengucilan
− Hukuman bunuh/mati
Adanya perbedaan pemahaman keagamaan disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Perbedaan potensi intelektual (thaqah basyariyyah), yang berakibat pada perbedaan
pemahaman ketika berhadapan dengan nash-nash syara’.
2. Latar belakang dan kepentingan politik, pendidikan, budaya, dan sosial yang mengitari
diri setiap orang.
3. Uslub (gaya bahasa) al-qur’an dan hadis memiliki potensi multi-interpretasi (ta’wil). ❑
perbedaan prioritas dalam dakwah.

I. Revitalisasi Fiqhul Ikhtilaf

Fiqhul ikhtilaf adalah kesadaran berbeda pendapat dalam menyikapi silang pendapat di
tengahtengah umat (dr. Yusuf al-qardhawi). Ikhtilaf dapat sebagai faktor utama perpecahan
umat namun dapat juga sebagai faktor pendorong bagi bertumbuh-kembangnya dinamika
pemikiran islam. Oleh karena itu perlu di kelola melalui fiqhul ikhtilaf
J. Kunci Merawat Kebhinekaan Melalui Modernisasi Beragama
1. Menghargau pendapat orang lain
2. Memberikan hak yang sama kepada tiap orang atau kelompok untuk berpendapat
3. Tidak ada kecongkakan intelektual dan superioritas diri atau kelompok dan memandang
rendah yang lain
4. Tidak ada yang memonopoli kebenaran maupun kesalahan
5. Berbaik sangka
6. Bersikap adil dan objektif dalam menelaah dan menilai pikiran atau pendapat orang lain

Anda mungkin juga menyukai