Anda di halaman 1dari 33

REFLEKSI KASUS

Kepanitraan Klinik Bagian Kedokteran Jiwa

Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Periode 3 Mei – 5 Juni 2021

“SKIZOFRENIA PARANOID”

Disusun oleh :

Nama : Niken Prasasti


NIM : 30101700130

Pembimbing Klinik :
dr. Elly Noerhidajati, Sp. KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

1
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 35 tahun
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 20 Mei 1985
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pedurungan Semarang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Janda
Tanggal periksa : 4 Mei 2021
No. RM : 000404xx
b. Identitas Pengantar
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pedurungan Semarang
Hubungan dengan pasien : Ayah
II. KELUHAN UTAMA
- Autoanamnesis : Mendengar suara-suara
- Alloanamnesis : Marah-marah
III. Riwayat Penyakit Sekarang
3 bulan SMRS terkadang pasien sering memikirkan masa depannya dan
merasa sedih, sering menyendiri, dan tidak bersemangat. Pasien terkadang
memikirkan untuk bunuh diri saat sedang sendiri. Pasien merasa bersalah dan tidak
berguna terhadap keluarganya sehingga pasien ingin membantu ekonomi keluarga
dengan bekerja. Pasien sulit tidur karena memikirkan masalah masa depannya apa
yang harus dilakukan dan pasien menjadi sulit berkonsentrasi. Hal tersebut dirasakan
pasien beberapa hari. Keseharian pasien hanya di rumah membantu ibunya berjualan
gorengan. Waktu luang pasien digunakan untuk di rumah menyendiri, pasien menarik
diri dari luar dan sudah tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungannya dan tidak
pernah bertemu tetangganya. (GAF 20)

2
2 bulan SMRS pasien merasa mendengar ada suara-suara yang menyindir dan
menjelek-jelekannya. Saat pasien melihat tetangganya dia merasa tetangganya jahat
karena telah menyakitinya sehingga menyebabkan pasien mengalami keluhan
tersebut. Selain itu pasien tidak mau bergaul dengan tetangganya karena berpikir
bahwa tetangganya sedang menjelek-jelekkannya. Pasien juga pernah mendengar
suara mantan suaminya seperti mengajak rujuk kembali. Pasien mendengar suara-
suara tersebut saat pasien sedang sendiri. Sesekali saat tidur pasien mendengar suara-
suara sehingga pasien terbangun. Pasien pernah melihat ada tank dan tentara di jalan
raya Semarang saat pasien hendak pulang ke rumah, sesampainya di rumah pasien
masih melihat tank tersebut di depan rumahnya. Pasien pernah melihat tisu menjadi
tali pocong sehingga ayahnya membawa pasien ke RSJD. Pasien pernah mencium bau
rokok sukun pada malam hari saat tidak ada orang yang merokok, pasien meyakini
bahwa hal tersebut menandakan ada makhluk halus yang datang. (GAF 40)
Pada hari pemeriksaan, pasien menginjak salah satu teman di ruangannya
karena merasa pernah melihat orang tersebut di mimpinya. Saat di mimpi pasien
dijelek-jelekkan oleh orang tersebut, keburukannya diceritakan ke orang-orang dan
dianggap tidak bisa menjadi orang yang lebih baik. Pasien melihat teman
seruangannya dan marah sehingga menginjak temannya. Tetapi pasien sadar bahwa
pasien salah karena pasien bermimpi bertemu temannya diluar rumah sedangkan
pasien sadar bahwa pasien tidak pernah keluar rumah. (GAF 20)
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan keluarga adiknya. Anak pasien
sekolah di pondok. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan orang tua dan
anaknya tetapi pasien memiliki masalah dengan adiknya. Pasien ditinggal pergi dan
diceraikan oleh suaminya pada tahun 2010. Pada saat dibawa ke RSJD oleh ayahnya
pasien menolak dan berpikir bahwa dia baik-baik saja. Tetapi setelah itu pasien sadar
bahwa pasien sakit dan mau menerima pengobatan. Pasien merasa dirinya sakit
karena masalah yang tidak mau diceritakan oleh pasien. Pasien pernah ingin bunuh
diri karena masalah tersebut tetapi pasien ingat ucapan dari gurunya saat sekolah dulu
untuk tidak pernah putus asa dan bunuh diri karena hal tersebut tidak benar. (GAF 20)
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit/gangguan psikiatrik :
Pada tahun 2005, pasien pertama kali di bawa ke RSJD Amino
Gondohutomo karena keluhan mendengar suara-suara. Awalnya pasien
mengikuti kegiatan kampus kemudian pasien seperti kesurupan dan gelisah.

3
Pasien tidak bisa tidur selama satu minggu kemudian dibawa ke RS
Bhayangkara saat diinfus pasien melepas infus dan berlari-lari kemudian
dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo (GAF 20)
Keadaan pasien sempat membaik dan pasien sempat keluar dari rumah
sakit. Pasien menikah pada tahun 2009 kemudian pada tahun 2010 pasien
ditinggal oleh suaminya kemudian pasien masuk kembali ke RSJD Amino
Gondohutomo pada tahun 2013 karena pasien pergi dari rumah dan tidak
pulang kemudian pasien diantar pulang oleh seseorang. Pasien mengaku ada
suara yang menyuruhnya untuk keluar dari rumah (GAF 40)
Kemudian pasien sempat membaik dan pulang ke rumah, setelah itu
pasien dibawa kembali ke RSJD Amino Gondohutomo pada tahun 2015
karena sering tertawa sendiri. Pasien merasa bahwa pasien adalah istri dari
seorang artis yang dia sukai. Saat pasien hendak dibawa oleh ayahnya ke
RSJD pasien menolak karena merasa baik-baik saja. (GAF 40)
Pasien dulu pernah tinggal bersama saudaranya kemudian ayah pasien
mengatakan bahwa pasien ingin dibunuh oleh pamannya setelah itu pasien
dibawa oleh ayahnya ke suatu tempat kemudian dipukuli dan ditanya-tanya
oleh sekelompok orang, pasien meyakini bahwa hal tersebut dilakukan oleh
ayahnya agar pasien tidak dibunuh oleh pamannya. (GAF 40)
Setelah perawatan yang ketiga pada tahun 2015 pasien dinyatakan
sembuh dan dipulangkan. Pasien mulai bekerja sebagai guru IPS dan PKN
selama satu tahun tetapi berhenti karena pasien tidak bisa menggunakan
computer untuk mengerjakan program tahunan. Pasien juga pernah mengikuti
kursus menjahit karena ingin bisa bekerja menjadi penjahit. Hubungan pasien
dengan keluarganya baik dan masih sering berkomunikasi di rumah. Pasien
merasa lebih berhati-hati sehingga tidak sering bergaul dengan tetangganya
dan ikut kegiatan di lingkungannya. Keseharian pasien di rumah bersama
keluarganya. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
Waktu luang pasien digunakan untuk membantu orang tua nya atau menonton
TV. (GAF 90)

2. Riwayat penyakit medis umum :


- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : disangkal

4
- Jantung : disangkal
- Asma : disangkal
- Trauma Kepala : disangkal
- Penyakit Lain : disangkal
3. Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya :
Pasien tidak pernah meminum alkohol dan merokok. Pasien tidak pernah
mengkonsumsi atau menyalahgunakan obat-obatan seperti NAPZA.

V. Kurva GAF

2005 Masuk RS 2015 Masuk 2015- 2021 Saat


Premorbid 2013 Masuk Masuk RS
Pertama RS Kedua RS Ketiga 2021 Keempat
ini

VI. Riwayat Pramorbid dan Pribadi


1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien lahir secara normal
di rumah dengan bantuan dukun beranak. Menurut pasien tidak ada masalah
selama proses kehamilan dan kelahiran. Kedua orang tua pasien sayang dengan
pasien.
2. Riwayat Masa Anak-anak Awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun)

5
Pasien minum ASI sampai usia 2 tahun dan imunisasi lengkap. Mulai makan
bubur bayi saat usia 3 bulan. Pasien mulai bisa berdiri usia 1 tahun dan mulai bisa
berbicara pada usia 2 tahun. Pasien mulai belajar BAK dan BAB sendiri pada usia
2 tahun. Pasien tidak pernah jatuh hingga menyebabkan cidera. Perkembangan di
masa kanak awal sama seperti anak pada usianya.
3. Riwayat Masa Anak-anak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Kehidupan social pasien dengan teman-teman seumurnya kurang karena menurut
pasien saat masa anak-anak pasien sering berantem dengan temannya kemudian
pasien menangis dan diejek.
Pada usia 5 tahun pasien mulai bersekolah di MI selama 6 tahun, pasien tidak
mempunyai banyak teman karena merasa temannya tidak ada yang baik dan tidak
ada yang disukai. Saat pasien berusia 8 tahun, pasien diperlihatkan kata-kata yang
kotor oleh temannya yang menurut pasien jahat. Sejak saat itu pasien merasa ada
masalah di dirinya. Pasien tidak mau menceritakan masalah tersebut kepada
orang tua ataupun keluarganya dan menyimpannya sendiri.
4. Riwayat Masa Anak-anak Akhir-Remaja (usia 11 – 17 tahun)
Pasien pernah menyukai teman sekelasnya saat di MAN dan pernah
berpacaran satu bulan tetapi putus karena disuruh ayahnya. Hubungan dengan
teman sebayanya masih sama seperti sebelumnya, pasien membatasi diri dari
pergaulan.
5. Masa dewasa (lebih dari 17 tahun)
a. Riwayat Pendidikan
Pada usia 5 tahun pasien mulai bersekolah di MI selama 6 tahun, kemudian
melanjutkan Pendidikan di MTS selama 3 tahun. Setelah lulus dari MTS pasien
melanjutkan pendidikan di MAN selama 3 tahun. Selanjutnya pasien meneruskan
Pendidikan di Fakultas Hukum Unissula pada tahun 2002 sampai 2006. Pada saat
kuliah pasien pernah cuti karena pada tahun 2005 pasien masuk ke RSJD Amino
Gondohutomo setelah mengikuti kegiatan kampus. Pasien tidak pernah tinggal
kelas, walaupun setelah kelas 4 MI pasien merasa sulit berkonsentrasi dan nilai
menjadi turun.
b. Riwayat Pekerjaan
Saat lulus kuliah pasien pernah bekerja menjadi guru Bahasa inggris
tetapi berhenti bekerja karena ada masalah dengan teman di sekolah tempat
pasien bekerja. Pada tahun 2016 pasien pernah bekerja menjadi guru IPS dan

6
PKN di sekolah tempat saudaranya bekerja kemudian berhenti karena pasien
tidak bisa computer. Setelah itu pasien hanya di rumah membantu ibunya
berjualan gorengan.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah pernah menikah pada tahun 2009 dan dikaruniai satu orang
anak perempuan kemudian pada tahun 2010 ditinggal dan diceraikan
suaminya.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan berkata bahwa dirinya sholat 5 waktu saat
tidak sakit, pasien sering mengaji dan mengingat Allah. Kedua orang tua
pasien beragama islam. Pasien bersekolah di sekolah islam sejak kecil sampai
kuliah.
e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum dan berhubungan dengan
polisi.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Hubungan pasien dengan tetangganya tidak baik karena pasien merasa
tetangganya menjelek-jelekannya sehingga pasien tidak pernah keluar rumah
dan sudah tidak pernah berhubungan dengan tetangganya. Pasien tidak
memiliki banyak teman karena menganggap orang lain tidak baik dengannya.
Dahulu pasien sering bermain ke rumah saudaranya tetapi sekarang pasien
menarik diri dari dunia luar dan selalu di rumah. Hubungan pasien dengan
orang tua baik tetapi dengan adiknya tidak baik.
g. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orang tua nya dan keluarga adiknya.
Hubungan dengan orang tua masih sering mengobrol tetapi dengan adik tidak
mengobrol karena menurut pasien adiknya tidak suka diganggu pasien. Pasien
sudah cerai dengan suaminya dan sudah tidak bekerja. Anak pasien sekolah di
pondok. Keseharian pasien hanya di rumah membantu ibunya berjualan
gorengan. Pasien tidak pernah bersosialisasi ke tetangganya lagi.
h. Riwayat Psikoseksual
Pasien pernah berpacaran dengan teman seangkatannya saat masih
MAN, pasien pernah menyukai kakak tingkat lelaki saat kuliah. Pasien tidak

7
pernah menerima/melakukan pelecehan seksual. Pasien berhubungan seksual
hanya dengan mantan suaminya.

VII. Riwayat Keluarga


Pasien memiliki saudara dari ayah pasien yang menderita retardasi mental ringan.

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan

= Pasien

= Penderita RM ringan

= Tinggal serumah

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Penampilan

8
Seorang perempuan usia 35 tahun, penampilan sesuai usia, kebersihan dan kerapihan
cukup.

B. Kesadaran
- Psikiatri : Jernih
- Sensorium : Kompos mentis
a. Tingkah laku b. Sikap
Hipoaktif ( - ) Apatis ( - )
Kooperatif ( + )
Hiperaktif ( - )
Akti ( - )
Normoaktif ( + ) Permusuhan ( - )
Stupor ( - ) Dependent ( - )
Negativisme Pasif ( - )
Agresif ( - ) Negativisme Aktif ( - )
Verbigrasi ( - ) Rigid ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )

C. Mood dan Afek


A. Mood 2. Afek
Eutimik ( + ) Serasi ( - )
Tidak serasi ( - )
Hipertimik ( - )
Datar ( - )
Hipotimik ( - ) Tumpul ( + )
Disforik ( - ) Labil ( - )

Tension ( - )

9
D. Pembicaraan
a. Kualitas : Cukup (intonasi jelas, artikulasi jelas, volume dan isi baik)
b. Kuantitas : Cukup
E. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
F. Kontak psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
G. Persepsi dan Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada
i. Visual ( + )
ii. Auditorik ( + )
iii. Olfaktorik ( + )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
vi. Gustatorik ( - )

Halusinasi Auditorik phonema (+) :


Kalimat: pasien mendengar bisikian-bisikan berupa suara yang menejelek-jelekan
dan menyindir. Pasien pernah mendengar suara yang menyuruhnya
untuk pergi dari rumah. Pasien pernah mendengar suara mantan
suaminya untuk mengajak rujuk kembali.
Halusinasi Visual (+) :
Kalimat : Pasien melihat ada tank dan tentara di jalan raya Semarang saat pasien
hendak pulang ke rumah, sesampainya di rumah pasien masih melihat
tank tersebut di depan rumahnya.
Halusinasi olfaktorik (+) :
Kalimat : Pasien mencium bau rokok sukun malam-malam tetapi tidak ada yang
merokok, pasien meyakini bahwa jika mencium bau tersebut berarti ada
makhluk halus

2. Ilusi: ada
i. Visual ( + )
ii. Auditorik ( - )
iii. Olfaktorik ( - )

10
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
Ilusi visual (+) : melihat tisu menjadi tali pocong, melihat teman seruangannya
menjadi orang yang pernah menjelek-jelekannya.

3. Depersonalisasi ( - )
4. Derealisasi ( - )

H. Gangguan proses pikir


a. Bentuk pikir : realistik/non-realistik/autistik
b. Arus pikir vi. Hedonisme ( - )
i. Flight of idea ( - ) vii. Retardasi ( - )
ii. Asosiasi longgar ( - ) viii. Regresi ( - )
iii. Inkoherensi ( - ) ix. Blocking ( - )
iv. Sirkumstansial ( - ) x. Prevalensi ( - )
v. Koheren ( + ) xi. Verbigerasi ( - )
c. Isi pikir : Ada
 Tough of echo ( - )
 Tough of insertion ( - )
 Tough of withdrawal ( - )
 Tough of broadcasting ( - )
 Delution of control ( - )
 Delution of influence ( - )
 Delution of pasivity ( - )
 Delution of perception ( - )
 Waham somatik ( - )
 Waham kebesaran ( - )
 Waham kejar ( + )
 Waham curiga ( + )
 Waham berdosa ( - )
 Waham magistik ( - )
 Miskin isi pikir ( - )
 Fobia ( - )
11
 Obsesif kompulsif ( - )
 Preocupation ( - )

Waham curiga
Kalimat : - Pasien merasa tetangganya membicarakannya, menjelek-
jelekannya dan mengejeknya.
Waham kejar
Kalimat : - Pasien mengatakan bahwa dia diberitahu ayahnya jika pamannya
ingin membunuhnya, kemudian ayahnya membawanya ke suatu tempat dimana
dia dipukuli dan ditanya-tanya agar tidak dibunuh oleh pamannya.

I. Sensorium dan Kognisi


Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
1. Kesadaran :
- Kuantitatif (medis umum) : Kompos mentis
- Kualitatif (psikiatrik) : Jernih
2. Orientasi
a. Tempat : Baik
b. Waktu : Baik
c. Personal : Baik
d. Situasional : Baik
3. Daya ingat
a. Segera : Baik
b. Sesaat : Baik
c. Jangka panjang : Baik
4. Konsentrasi : Baik
5. Perhatian : Baik
6. Pikiran abstrak : Baik
- Pasien mengetahui arti dari peribahasa tong kosong nyaring bunyinya
7. Baca tulis : Baik
8. Visuospasial : Baik
9. Daya nilai : Baik
J. Pengendalian impuls : Baik

12
K. Reliabilitas : Reliabel
L. Pertimbangan (judgement) : Baik
M. Tilikan (insight) : 5 (Pasien menerima bahwa pasien sakit dan bahwa
gejala atau kegagalan dalam penyesuaian social adalah disebabkan oleh perasaan
irasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan
pengetahuan tersebut untuk pengalaman masa depan)

PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesadaran umum : Kompos mentis
2. Tanda vital
 Tek. Darah :120/80 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Suhu : 36,40C
 Pernafasan : 20 x/menit
1. Kulit : dalam batas normal
2. Kepala : dalam batas normal
3. Mata : dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
konjungtiva hemorraghi (-)
4. Telinga : dalam batas normal, tanda peradangan (-), nyeri mastoid (-),
serumen (+), darah (-).
5. Hidung : dalam batas normal, nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
6. Tenggorokan : dalam batas normal, tanda peradangan (-)
7. Leher : dalam batas normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
8. Thorax : dalam batas normal

13
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-),
penggunaan otot-otot bantu nafas (-/-)
 Palpasi : nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa (-/-), vokal fremitus
positif di kedua lapang paru, iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis.
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), suara jantung I , II
normal, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen : dalam batas normal
 Inspeksi : warna seperti kulit sekitar
 Auskultasi : bising usus (+) 6x/menit
 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak terba pembesaran, lien tidak teraba
pembesaran, ballotement (-/-)
 Perkusi : timpani
10. Urogenital : dalam batas normal
11. Ekstremitas : dalam batas normal
A. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Kaku kuduk : (-)
3. Nervus craniales : dalam batas normal
4. Motorik : dalam batas normal
5. Sensorik : dalam batas normal
6. Refleks fisiologis : dalam batas normal
1. Refleks patologis : (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Fungsi Hati
 SGOT : 37,4 U/L
 SGPT : 58,4 U/L
Karbohidrat
 GDS : 150 mg/dl
Serologi
 SARS CoV IgG, IgM : negative

14
EKG : Sinus takikardi
X Foto Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal

FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang perempuan usia 35 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, kerapihan
dan kebersihan cukup.

- AXIS I
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan pasien seorang
perempuan, usia 35 tahun, penampilan sesuai usia, kebersihan dan kerapihan
cukup. Pasien mengeluh sulit tidur dan sering mendengar suara-suara yang
menjelek-jelekkannya. Gejala tersebut timbul sejak tahun dua bulan yang lalu.
Pasien sudah tidak berkerja dan sudah tidak melakukan aktivitas social karena
pasien menarik diri dari lingkungan luar.
 Memenuhi konsep gangguan jiwa dengan adanya gejala klinis yang bermakna
berupa halusinasi auditorik phoneme, halusinasi visual, halusinasi olfaktorik, ilusi
visual, waham curiga, dan waham kejar sehingga menyebabkan adanya
penderitaan berupa rasa tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, dan
menyebabkan disabilitas dalam pekerjaan, waktu luang, dan hubungan social
(sulit tidur, menarik diri dari luar, senang menyendiri)
 Menyingkirkan diagnosis gangguan organic karena pada pemeriksaan fisik tidak
didapatkan kelainan.
 Menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akibat penggunaan NAPZA karena
pada pasien tidak mengkonsumsi rokok, alcohol, maupun obat-obatan NAPZA.
 Memenuhi kriteria umum diagnose skizofrenia  Memenuhi kriteria dengan
adanya gejala yang amat jelas berupa halusinasi auditorik phonema (pasien
mendengar bisikian-bisikan berupa suara yang menejelek-jelekan dan menyindir,
pasien mendengar suara yang menyuruhnya untuk pergi dari rumah, pasien
mendengar suara mantan suaminya untuk mengajak rujuk kembali), halusinasi
visual (pasien melihat ada tank dan tentara di jalan raya Semarang saat pasien
hendak pulang ke rumah, sesampainya di rumah pasien masih melihat tank
tersebut di depan rumahnya), halusinasi olfaktorik (pasien mencium bau rokok

15
sukun malam-malam tetapi tidak ada yang merokok, pasien meyakini bahwa jika
mencium bau tersebut berarti ada makhluk halus).
 Terdapat Ilusi Visual (pasien melihat tisu menjadi tali pocong, pasien melihat
teman seruangannya menjadi orang lain yang pernah menjelek-jelekannya)
 Terdapat Waham Curiga dan Waham Kejar (pasien merasa kejelekannya
dibicarakan oleh tetangganya dan pasien merasa diberitahu ayahnya bahwa akan
dibunuh oleh pamannya).
 Terdapat hendaya dalam melakukan pekerjaan, waktu luang dan hubungan
sosial (pasien tidak bekerja, menyendiri saat waktu luang dan menarik diri dari
lingkungan luar, sikap larut dalam diri sendiri)
 Gejala-gejala tersebut sudah berlangsung selama satu bulan atau lebih.
 Didapatkan gejala halusinasi auditorik dan waham yang menonjol (waham kejar
dan waham curiga)  sehingga masuk kriteria diagnosis F 20.0 Skizofrenia
Paranoid

Berdasarkan pemeriksaan status mental : kesadaraan pskiatri jernih, kesadaran


sensorium komposmentis, tingkah laku normoaktif, sikap kooperatif, kontak
psikis ada, wajar dan dapat dipertahankan, mood eutimik, afek serasi,
pembicaraan (kualitas : cukup, volume dan intonasi cukup. Kuantitas : Cukup),
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan ilusi visual.
Bentuk pikir non realistik, arus pikir koheren, isi pikir didapatkan waham curiga
dan waham kejar. Orientasi baik dan daya ingat baik, perhatian dan konsentrasi
baik. Tilikan 5  Pasien menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau
kegagalan dalam penyesuaian social adalah disebabkan oleh perasaan irasional
atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan
tersebut untuk pengalaman masa depan.
Sesuai PPDGJ III dapat dikategorikan F 20.0 Skizofrenia Paranoid

 Menyingkirkan dx Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)


o Afek depresi harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala
khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti
tercantum dalam uraian episode depresif. Dalam episode yang

16
sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua gejala
khas skizofenia.
 Namun pada pasien gejala depresif dengan gejala skizofrenia tidak
bersamaan dan gejala depresif tidak berlangsung selama dua
minggu.
 Menyingkirkan dx Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
o semua 3 gejala utama depresi dan sekurang-kurangnya 4 dari
gejala lainnya. Disertai dengan gejala psikotik (waham, halusinasi
atau stupor depresif).
 Namun pada pasien gejala depresif tidak berlangsung selama dua
minggu.
- AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak- kanak hingga dewasa dapat
disimpulkan pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retardasi mental.

- AXIS III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan tidak
didapatkan gangguan kondisi medik umum.

- AXIS IV
- Masalah pekerjaan  pasien keluar dari pekerjaan sebelumnya
- Masalah ekonomi  pasien janda memiliki anak satu. Ibunya penjual gorengan
dan ayahnya tidak bekerja. Pasien tidak bekerja hanya membantu ibunya.

- AXIS V
- GAF Mutakhir : 20
- GAF tertinggi satu tahun terakhir : 90

DIAGNOSIS MULTIAXIAL
- AXIS I : F 20.0  Skizofrenia Paranoid
- DD axis I :
- F25.1 Skizoafektif Tipe Depresif
- F32.3 Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

17
- AXIS II : Z03.2 Tidak ada diagnosis (Premorbid ciri kepribadian
paranoid)
- AXIS III : Tidak ada diagnosis
- AXIS IV : - Masalah pekerjaan (pasien keluar dari pekerjaan
sebelumnya)
- Masalah ekonomi (pasien janda memiliki anak satu. Ibunya
penjual gorengan dan ayahnya tidak bekerja. Pasien tidak
bekerja hanya membantu ibunya.)
- AXIS V :
GAF Mutakhir : 20
GAF tertinggi satu tahun terakhir : 90

18
PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmakoterapi/Pshycopharmacotherapy
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Jl. Brigjen Sudiarto No. 347, Gemah, Pedurungan , Kota Semarang


KHUSUS RAWAT INAP
Tanggal : 4/5/2021

Nama Dokter : dr. Niken

SIP : 7604xx
R/ Clozapine 100 mg tab No. XX

S 2 dd tab 1

Pro : Ny. K

Umur : 35 th

Alamat : Pedurungan Semarang

No. RM : 000404xx

b. Terapi non farmakologi


 Dukungan keluarga dan orang sekitar

PSIKOEDUKASI
1. Jadi dari wawancara psikiatri yang telah kita lakukan, ada gejala-gejala dari ibu K
mengarah ke skizofrenia. Jadi skizofrenia itu adalah gangguan mental yang disebabkan
adanya sesuatu di otak. Skizofrenia ini yang membuat gejala yang ibu K sebutkan
muncul seperti mendengar suara dan merasa orang lain menjelekkan ibu serta gejala
yang lainnya. Hal ini akan membuat pasiennya mengalami hambatan dalam aktivitas
sehari-harinya, seperti yang ibu K rasakan, yaitu terganggunya pekerjaan, tidak nyaman
berada di luar rumah, dan membuat ibu K tidak bisa tidur dan sering menyendiri.

19
2. Penyebab skizofrenia ini belum pasti diketahui, namun bisa disebabkan karena genetik,
keturunan, dan perubahan struktur dan ketidakseimbangan senyawa kimia pada otak
seseorang yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami ini muncul.
3. Jadi untuk rencana terapinya diberikan obat antipsikotik yang berguna untuk
mengurangi gejala-gejala yang ibu K rasakan sekarang yang mendengar bisikan,
merasa terganggu dengan orang sekitar seperti tetangga, serta melihat sesuatu yang
berubah wujudnya. Obat ini harus diminum teratur. Jika gejala yang dialami ibu K
belum hilang dengan konsumsi obat tersebut, maka akan dipertimbangkan terapi ECT
(Electro Convulsive Therapy).
4. Jika ibu K sudah dipulangkan oleh dokter maka ibu K wajib untuk kontrol lagi sesuai
anjuran dokter dan teratur mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter. Kenapa harus
kontrol? Karena untuk mengevaluasi dari terapi dan gejalanya apakah gejala ibu K
masih ada atau sudah hilang.
5. Selain terapi dengan obat, bisa didampingi dengan psikoterapi yang bertujuan untuk
mengontrol gejala yang dialami. Ini dilakukan dengan teknik individual, dimana nanti
pada teknik ini kami akan bertanya ke keluarga, bagaimana cara bertindak jika ibu
sedang kambuh, apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dihubungi. Yang kedua
adalah terapi perilaku kognitif untuk merubah perilaku dan pikiran dalam merespon
suatu masalah. Ini dapat membantu mengurangi gejala halusinasi dan gangguan pikiran
lainnya sehingga dapat melawan pikiran-pikiran yang mengganggu ibu K selama ini.
6. Sampai disini ada yang ditanyakan bu? Kalau tidak terimakasih bu tetap semangat, dan
semoga sehat selalu.

PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

20
PROTOKOL WAWANCARA
IDENTITAS
DM :Bismillahirohmanirohim. Assalamualaikum ibu, perkenalkan saya Niken, koas dari
Unissula. Dengan ibu siapa nggih?
P : K mba
DM : Ibu, saya ingin tanya-tanya dengan ibu, ibu berkenan?
P : Ya boleh
DM : Ibu usianya berapa nggih?
P : 35 tahun
DM : Ibu rumahnya dimana nggih?
P : Penggaron Kidul Pedurungan Semarang
DM : Ibu sebelumnya masih bekerja?
P : Saya di rumah bantu-bantu ibu jualan gorengan, dulu saya kerja jadi guru IPS dan
PKN di sekolah tante saya tapi saya berhenti.
DM : Kalau boleh tau kenapa ibu berhenti bekerja?
P : Saya tidak bisa menggunakan computer untuk program tahunan, adik saya
dimintain tolong tetapi tidak mau jadi saya berhenti saja. Dulu setelah kuliah saya
juga pernah kerja jadi guru Bahasa inggris di tempat lain tapi bukan di tempat tante
saya.
DM : Berapa lama bu jadi guru Bahasa inggris?
P : Gak lama kok
DM : Kenapa bu?
P : Saya ga suka sama temen saya yang kerja disana
DM : Kenapa ibu ga suka sama temennya?
P : Ya ga suka, dia orangnya suka ngomongin orang gitu
DM : Ibu merasa diomongin sama temennya ibu?
P : Ya gak tau, dia suka ngomongin orang aja
DM : Baik bu, ibu sudah menikah?
P : Saya sudah pernah menikah tahun 2009 tetapi tidak lama, tahun 2010 saya
ditinggal suami saya dan diceraikan suami saya.
DM : Ibu sudah mempunyai anak?
P : Sudah satu perempuan
DM : Ibu di rumah tinggal sama siapa?

21
P : Sama orang tua saya dan keluarga adik saya
DM : Anak ibu tinggal dimana?
P : Anak saya sekolah di pondok

22
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
DM : Baik ibu, ada keluhan apa bu?
P : Saya sulit tidur, sering denger suara-suara
DM : Suaranya bagaimana ya bu?
P : Suara omongan yang menjelek-jelekkan dan menyindir saya
DM : Ibu sering mendengar suara-suara tersebut?
P : Sering kalau saya sedang sendirian ngelamun
DM : Sulit tidurnya bagaimana bu? Karena mendengar suara-suara tersebut atau
bagaimana?
P : Iya, kadang waktu sedang tidur dengar suara-suara itu jadi terbangun.
DM : Sudah sejak kapan bu muncul keluhan sulit tidur dan mendengar suara tersebut?
P : Sudah dari lama tahun 2005. Saya masuk kesini sudah 4x
DM : Yang terakhir kali ini ibu kapan masuk kesini?
P : Sekitar dua minggu yang lalu
DM : Kapan ibu mendengar suara-suara tersebut sebelum masuk kesini yang terakhir ini?
P : Mungkin sudah dua bulanan
DM : Selain suara yang menjelek-jelekan ibu, ibu mendengar ada suara yang lain seperti
menyuruh ibu melakukan sesuatu atau mengajak bicara ibu?
P : Saya dengar suara suami saya mengajak rujuk kembali.
DM : Selain mendengar suara-suara ibu ada keluhan lain?
P : Saya tadi melihat teman saya seperti orang yang menjelek-jelekkan saya di mimpi
terus saya injek dia, tapi saya sadar kalau saya salah karena di mimpi saya bertemu dengan
dia di jalan padahal saya tidak pernah keluar rumah.
DM : Selain itu ibu pernah melihat benda lain berubah bentuk bu?
P : Saya pernah melihat tisu jadi tali pocong karena waktu itu ada yang meninggal
tetangga saya.
DM : Apakah ada orang lain yang melihat hal tersebut bu?
P : Tidak ada, saya sendirian. Tadi saya juga melihat teman seruangan saya menjadi
orang yang pernah menjelek-jelekkan saya dalam mimpi saya makanya saya marah terus
nginjek dia.
DM : Ibu pernah melihat hal yang aneh yang tidak bisa dilihat orang lain?
P : Saya pernah melihat ada tank dan tantara di jalan raya Semarang waktu saya pulang
ke rumah saya lihat tank nya ada didepan rumah saya. Saya pernah melihat dibelakang rumah

23
saya ada sekelompok orang arak-arakan menggunakan baju pramuka malam-malam terus ada
yang kayak malaikat di kepalanya ada bulatannya pakai daun-daun.
DM : Apakah ada orang lain yang melihat hal itu juga bu?
P : Tidak, saya sendirian
DM : Ibu pernah mencium bau aneh padahal tidak ada apa-apa di sekeliling ibu?
P : Pernah, saya mencium bau rokok sukun malam-malam katanya itu pertanda ada
makhluk halus yang datang.
DM : Ibu pernah merasakan seperti ada yang menyentuh tubuh ibu?
P : Tidak
DM : Ibu pernah saat sedang makan nasi tapi terasa seperti permen?
P : Tidak
DM : Ibu pernah mencium bau lantai di pel berubah menjadi bau busuk?
P : Tidak
DM : Ibu saat ini terdengar suara apa saja di sekeliling ibu?
P : Suara tv, suara perawat tertawa
DM : Ibu pernah merasa dikendalikan pikiran ibu oleh orang lain?
P : Tidak
DM : Ibu pernah merasa orang lain sedang membicarakan ibu?
P : Kalau saya lewat di depan tetangga saya, mereka seperti jelek-jelekkin saya
DM : Jelek-jelekinnya bagaimana bu?
P : Ya saya cuman waspada saja harus hati-hati
DM : Apakah ibu merasa ada yang mengikuti ibu atau menjahati ibu?
P : Saya merasa kakaknya teman saya suka sama saya tapi saya hati-hati. Dulu saya
pernah tinggal di rumah om saya, kata ayah saya om saya mau bunuh saya. Terus saya
dibawa ayah saya ke suatu tempat disitu saya ditanya-tanya dan dipukuli orang-orang.
DM : Ibu tau tempatnya dimana bu?
P : Tidak, saya merasa hal itu dilakukan agar saya tidak jadi dibunuh om saya
DM : Ibu pernah merasa memiliki keistimewaan khusus? Atau menjadi istri orang
terkenal?
P : (Tertawa) Iya saya pernah merasa jadi istri artis yang saya sukai. Tapi saya tau kalau
itu salah karena istrinya bukan saya.
DM : Kejadiannya itu kapan ya bu?

24
P : Setelah saya bercerai dengan suami saya
DM : Saat di rumah jika tidak membantu jualan ibu kesehariannya ngapain aja bu?
P : Kadang saya menyendiri melamun mikirin masa depan anak saya, mikirin masalah-
masalah kehidupan
DM : Ibu masih suka pergi ke tetangga atau keluar rumah bu?
P : Tidak, saya di rumah saja
DM : Hubungan dengan orang tua dan adiknya baik-baik saja ya bu? Masih sering
mengobrol di rumah?
P : Sama orang tua baik saja tapi sama adik saya agak tidak akur
DM : Kenapa begitu bu?
P : Adik saya tidak suka jika saya ganggu, kadang saya suka bercandain dia tapi dia
tidak suka
DM : Kalo mandi, makan, tidurnya baik-baik saja bu?
P : Baik-baik saja tapi kadang sulit tidur
DM : Ibu pernah merasa sedih lama tidak bersemangat begitu bu?
P : Pernah
DM : Itu kapan bu?
P : Sebelum denger suara-suara saya sulit tidur mikirin anak saya mikirin kehidupan
saya masa depan saya gimana. Ayah saya ga kerja, saya cuman bantu ibu saya jualan
gorengan. Jadi saya sering ngelamun tiap malem ga bisa tidur.
DM : Ibu ada pikiran ingin mengakhiri hidupnya bu? Putus asa ingin menyerah begitu bu?
P : Iya, saya pernah mikir begitu kalau saya lagi sendirian.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


DM : Tadi ibu bilang sudah pernah masuk ke RSJ 4x ya bu. Yang pertama tahun 2005
karena apa ya bu?
P : Waktu itu setelah saya kegiatan kampus saya seperti orang kesurupan, terus saya
dibawa pulang ke rumah. Di rumah saya tidak bisa tidur selama satu minggu, saya
dibawa orang tua saya ke RS Bhayangkara terus disana saya diinfus tapi infusnya
saya lepas terus saya lari-lari. Setelah itu saya dibawa ke sini.
DM : Setelah dirawat ibu sembuh dan pulang ke rumah ya bu?
P : Iya, saya melanjutkan kuliah dan saya menikah
DM : Setelah itu ibu dibawa kesini untuk yang kedua kali kapan bu?
25
P : Tahun 2013
DM : Waktu itu kenapa ibu dibawa kesini lagi?
P : Saya pergi dari rumah tidak pulang karena saya mendengar suara yang menyuruh
saya pergi dari rumah
DM : Setelah itu kapan ibu masuk yang ketiga kalinya?
P : Tahun 2015
DM : Kenapa ibu dibawa ke RSJ kembali bu?
P : Saya ketawa-ketawa sendiri
DM : Kenapa ibu ketawa-ketawa sendiri waktu itu?
P : Saya merasa menjadi istri dari artis yang saya sukai
DM : Ibu pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit lain bu?
P : Tidak
DM : Ibu apakah mengkonsumsi alkhol, rokok, maupun penyalahgunaan obat-obatan
NAPZA?
P : Tidak

RIWAYAT PRIBADI
DM : Ibu dikeluarga anak keberapa ya?
P : Aku pertama dari dua bersaudara
DM : Saat proses kelahiran ibu dulu dimana ya bu? Normal atau operasi?
P : Di rumah dengan bantuan dukun beranak, normal
DM : Selama proses kelahiran dan kehamilan tidak ada masalah ya bu?
P : Iya
DM : Saat anak-anak ibu sering bermain dengan teman sebayanya bu?
P : Awalnya iya tapi saya dijahatin teman-teman saya terus saya nangis terus saya
diejekin sama mereka akhirnya saya gak mau main lagi saya takut dijahatin
DM : Selama masa sekolah ibu memiliki teman?
P : Ya ada tapi kebanyakan saya tidak mau temenan karena temen saya orang tidak
baik
DM : Tidak baik bagaimana bu?

26
P : Dulu waktu saya kelas 4 di MI ada yang nakal teman saya terus dia nunjukin kata-
kata jorok. Sejak saat itu saya merasa ada masalah karena saya tidak mau cerita
dengan siapapun saya pendem sendiri
DM : Kalau boleh tau kata-kata jorok bagaimana ya bu?
P : Ya adalah, saya gak bisa cerita gak baik, sejak saat itu saya sulit konsentrasi gak
mau berteman lebih waspada lah kita harus hati-hati
DM : Begitu ya bu, saat di sekolah pernah suka sama teman cowoknya atau pacarana bu?
P : Pernah pacarana kelas 1 MAN tapi cuman sebulan karena ketawan ayah saya tidak
boleh pacaran. Saya pernah suka sama kakak tingkat waktu kuliah tapi cuman mengagumi
DM : Ibu mohon maaf apakah ibu pernah melakukan atau menerima pelecehan seksual
bu?
P : Tidak, saya berhubungan seksual hanya dengan mantan suami saya
DM : Apakah ibu pernah terlibat kasus hukum atau berurusan dengan polisi bu?
P : Tidak pernah
DM : Ibu tinggal di rumah dengan siapa saja bu?
P : Orang tua dan keluarga adik saya
DM : Anak ibu dimana bu?
P : Anak saya sekolah di pondok

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


DM : Apakah di keluarga ada yang mengalami sakit seperti ini juga?
P : Tidak ada

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (GAMBARAN UMUM)


A. Penampilan : Seorang wanita umur 35 tahun penampilan sesuai usia, kebersihan dan
kerapihan cukup

B. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


1. Tingkah laku : Normoaktif
2. Sikap pasien : Kooperatif
3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
4. Kontak psikis : Ada, wajar, dapat dipertahankan

(TAMBAHAN) PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


V. Gangguan Perasaan (Mood dan Afek)

27
DM : Ibu perasaanya hari ini bagaimana?
P : Lebih baik dari hari ke hari
DM : Tadi katanya ibu habis berantem dengan temannya bu?
P : Iya tapi sekarang udah baikan

Kesimpulan.
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Serasi
3. Kesesuaian : Sesuai

VI. Gangguan Pikiran


DM : Baik ibu, ada keluhan apa bu?
P : Saya sulit tidur, sering denger suara-suara
DM : Suaranya bagaimana ya bu?
P : Suara omongan yang menjelek-jelekkan dan menyindir saya
DM : Ibu sering mendengar suara-suara tersebut?
P : Sering kalau saya sedang sendirian ngelamun
DM : Sulit tidurnya bagaimana bu? Karena mendengar suara-suara tersebut atau
bagaimana?
P : Iya, kadang waktu sedang tidur dengar suara-suara itu jadi terbangun.
DM : Sudah sejak kapan bu muncul keluhan sulit tidur dan mendengar suara tersebut?
P : Sudah dari lama tahun 2005. Saya masuk kesini sudah 4x
DM : Yang terakhir kali ini ibu kapan masuk kesini?
P : Sekitar dua minggu yang lalu
DM : Selain mendengar suara-suara ibu ada keluhan lain?
P : Saya tadi melihat teman saya seperti orang yang menjelek-jelekkan saya di mimpi
terus saya injek dia, tapi saya sadar kalau saya salah karena di mimpi saya bertemu dengan
dia di jalan padahal saya tidak pernah keluar rumah.
DM : Selain itu ibu pernah melihat benda lain berubah bentuk bu?
P : Saya pernah melihat tisu jadi tali pocong karena waktu itu ada yang meninggal
tetangga saya
DM : Apakah ada orang lain yang melihat hal tersebut bu?

28
P : Tidak ada, saya sendirian. Tadi saya juga melihat teman seruangan saya menjadi
orang yang pernah menjelek-jelekkan saya dalam mimpi saya makanya saya marah terus
nginjek dia.
DM : Ibu pernah melihat hal yang aneh yang tidak bisa dilihat orang lain?
P : Saya pernah melihat ada tank dan tantara di jalan raya Semarang waktu saya pulang
ke rumah saya lihat tank nya ada didepan rumah saya. Saya pernah melihat dibelakang rumah
saya ada sekelompok orang arak-arakan menggunakan baju pramuka malam-malam terus ada
yang kayak malaikat di kepalanya ada bulatannya pakai daun-daun.
DM : Apakah ada orang lain yang melihat hal itu juga bu?
P : Tidak, saya sendirian
DM : Ibu pernah mencium bau aneh padahal tidak ada apa-apa di sekeliling ibu?
P : Pernah, saya mencium bau rokok sukun malam-malam katanya itu pertanda ada
makhluk halus yang datang.
DM : Ibu pernah merasakan seperti ada yang menyentuh tubuh ibu?
P : Tidak
DM : Ibu pernah saat sedang makan nasi tapi terasa seperti permen?
P : Tidak
DM : Ibu pernah mencium bau lantai di pel berubah menjadi bau busuk?
P : Tidak
DM : Ibu saat ini terdengar suara apa saja di sekeliling ibu?
P : Suara tv, suara perawat tertawa
DM : Ibu pernah merasa dikendalikan pikiran ibu oleh orang lain?
P : Tidak
DM : Ibu pernah merasa orang lain sedang membicarakan ibu?
P : Kalau saya lewat di depan tetangga saya, mereka seperti jelek-jelekkin saya
DM : Jelek-jelekinnya bagaimana bu?
P : Ya saya cuman waspada saja harus hati-hati
DM : Apakah ibu merasa ada yang mengikuti ibu atau menjahati ibu?
P : Saya merasa kakaknya teman saya suka sama saya tapi saya hati-hati. Dulu saya
pernah tinggal di rumah om saya, kata ayah saya om saya mau bunuh saya. Terus saya
dibawa ayah saya ke suatu tempat disitu saya ditanya-tanya dan dipukuli orang-orang.
DM : Ibu tau tempatnya dimana bu?
P : Tidak, saya merasa hal itu dilakukan agar saya tidak jadi dibunuh om saya

29
DM : Ibu pernah merasa memiliki keistimewaan khusus? Atau menjadi istri orang
terkenal?
P : (Tertawa) Iya saya pernah merasa jadi istri artis yang saya sukai. Tapi saya tau kalau
itu salah karena istrinya bukan saya.

Kesimpulan.
1. Pembicaraan
a. Kualitas : Cukup
b. Kuantitas : cukup
2. Ganggaun Pikiran
a. Bentuk pikir : non-realistik
b. Arus pikir : koheren
c. Isi pikir : Waham curiga, waham kejar

VII. Gangguan Persepsi


Kesimpulan.
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik phonema (+), halusinasi visual (+), halusinasi
olfaktorik (+)
2. Ilusi : Ilusi visual (+)

VIII. Sensorium dan Kognisi


DM : Sekarang ibu sedang berada dimana?
P : Di rumah sakit jiwa
DM : Ibu merasa kalau ibu sakit?
P : Iya saya sakit sejak masalah dulu itu, ditambah masalah keluarga saya, saya mikir
masa depan anak saya bagaimana, saya ingin membantu keluarga saya, kalau
mantan suami saya tidak saya pikirkan terserah sudah menikah lagi atau belum, saya
lebih memikirkan keluarga saya
DM : Saat ini keadaan siang atau sore bu?
P : Siang
DM : Ibu tadi saya namanya siapa?
P : Mbak Niken
DM : Ibu tadi pagi makan apa?
P : Makan nasi pakai sayur, abon
DM : Coba sebutkan tempat tanggal lahir ibu?
P : Semarang, 20 Mei 1985

30
DM : Nama ayah ibu siapa?
P : Bapak M
DM : Ibu 100 dikurang 7 berapa?
P : 93
DM : Dikurang 7 lagi berapa bu?
P : 86
DM : Ibu tau bedanya apel dan jeruk?
P : Bentuknya jeruk bulat kalau apel seperti segitiga, warnanya jeruk orange apel
merah ada yang hijau
DM : Ibu mengerti tidak artinya tong kosong nyaring bunyinya?
P : Banyak bicara tapi tidak ada artinya
DM : Ibu bisa coba tulis namanya di kertas ini?
P : *pasien menulis namanya*
DM : Ibu bisa membaca kata-kata yang saya tulis?
P : *pasien bisa membaca kata yang ditulis*

Kesimpulan.
1. Kesiagaan dan tingkat kesadaran : Jernih, composmentis
2. Orientasi
a. Tempat : Baik
b. Waktu : Baik
c. Personal : Baik
d. Situasional : Baik
3. Daya ingat
a. Segera : Baik
b. Jangka pendek : Baik
c. Jangka panjang : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Kemampuasn visuo-spasial : Baik
6. Pikiran abstrak : Baik
7. Kemampuan Baca tulis : Baik

31
IX. Tilikan
DM : Sekarang ibu sedang berada dimana?
P : Di rumah sakit jiwa
DM : Ibu merasa kalau ibu sakit?
P : Iya saya sakit sejak masalah dulu itu, ditambah masalah keluarga saya, saya mikir
masa depan anak saya bagaimana, saya ingin membantu keluarga saya, kalau
mantan suami saya tidak saya pikirkan terserah sudah menikah lagi atau belum, saya
lebih memikirkan keluarga saya
Kesimpulan.
Tilikan derajat 5 : (Pasien menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan
dalam penyesuaian social adalah disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan tertentu
dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman masa
depan)

PENUTUP
DM : Bu ini wawancaranya sudah selesai. Terimakasih ya sudah mau menjawab semua
pertanyaan saya. Untuk obatnya diminum teratur ya bu, tetap ngobrol-ngobrol dengan
temannya. Jangan mikir aneh-aneh lagi ya, harus berpikir positif. Semoga cepat sembuh ya
bu, semangat terus. Sebelumnya ada yang mau ditanyakan tidak ?
P : Iya mbak aamiin doakan saya ya mbak, tidak ada mbak
DM : Baik, terima kasih ya bu Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
P : Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


- AXIS I : F 20.0  Skizofrenia Paranoid
- DD axis I :
- F25.1 Skizoafektif Tipe Depresif
- F32.3 Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
- AXIS II : Z03.2 Tidak ada diagnosis (Premorbid ciri kepribadian
paranoid)
- AXIS III : Tidak ada diagnosis
- AXIS IV : - Masalah pekerjaan (pasien keluar dari pekerjaan
sebelumnya)

32
- Masalah ekonomi (pasien janda memiliki anak satu. Ibunya
penjual gorengan dan ayahnya tidak bekerja. Pasien tidak
bekerja hanya membantu ibunya.)
- AXIS V :
GAF Mutakhir : 20
GAF tertinggi satu tahun terakhir : 90

33

Anda mungkin juga menyukai