29 58 2 PB
29 58 2 PB
Nana Robinson
Universitas Pasundan, Bandung
E-mail :nrobinson@gmail.com
ABSTRACT
The aim of this research is to know, review and analyze: (1) Visionary Leadership, Entrepreneurship,
Managerial Capability, Business Strategy Implementation, and Corporate Performance, (2) The influence of
Visionary Leadership, Entrepreneurship, and Managerial Capability toward Business Strategy Implementation,
(3) The influence of Business Strategy Implementation to Corporate Performance.
Research method which used is descriptive and verificative, technique sampling used is proportionate
cluster random sampling with sample size is 88 respondents. Data analysis method used is path analysis.
The result of this research shows that: (1).Visionary Leadership is good enough, (2). Entrepreneurship is
good enough, (3). Managerial Capability is good enough, (4). Business Strategy Implementation is good
enough, (5). Corporate Performance is good enough, (6).The influence of Visionary Leadership,
Entrepreneurship and Managerial Capability to Business Strategy Implementation are significant, (7) the
influence of Business Strategy Implementation to Corporate Performance is significant.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji : (1) Kepemimpinan Visioner,
Kewirausahaan, Kemampuan Manajerial, Implementasi Strategi Bisnis dan Kinerja Perusahaan, (2) Pengaruh
Kepemimpinan Visioner, Kewirausahaan, dan Kemampuan Manajerial terhadap Implementasi Strategi Bisnis,
(3) Pengaruh Implementasi Strategi Bisnis terhadap Kinerja Perusahaan.
Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif dan verifikatif , teknik penarikan sampel dilakukan secara
acak dan proposional menurut daerah (proportionate cluster random sampling) terhadap 88 perusahaan.
Analisis data dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1). Kepemimpinan Visioner cukup baik, (2). Kewirausahaan
cukup baik, (3). Kemampuan Manajerial cukup baik, (4). Implementasi Strategi Bisnis cukup baik, (5). Kinerja
Perusahaan cukup baik, (6).Terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun secara simultan
dari variabel Kepemimpinan Visioner , kewirausahaan , dan Kemampuan Manajerial terhadap Implementasi
Strategi Bisnis, (7). Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Implementasi Strategi Bisnis terhadap
Kinerja Perusahaan.
Kata Kunci: kepemimpinan visioner, kewirausahaan, kemampuan manajerial, implementasi strategi bisnis,
kinerja perusahaan.
1
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
3
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
luar negeri maka diperlukan adanya suatu strategi berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto
bersaing, tiga strategi bersaing tersebut adalah (PDB) pada Triwulan II – 2010 mencapai 2,8
keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus, persen dibanding Triwulan I – 2010 dan
sebagaimana dikatakan oleh (Michael E. Porter, apabila dibandingkan dengan Triwulan yang
1994:13) bahwa seandainya sebuah perusahaan sama tahun 2009 mengalami pertumbuhan
dapat mencapai dan mempertahankan 6,17 persen. Secara komulatif, pertumbuhan
keseluruhan keunggulan biaya, maka perusahaan ekonomi Indonesia semester I – 2010
akan menjadi perusahaan berkinerja di atas rata– dibandingkan dengan semester I – 2009
rata dalam industrinya asalkan perusahaan tadi tumbuh sebesar 5,9 persen, sementara itu
dapat menguasai harga pada atau dekat rata – pertumbuhan sektor industri non migas
rata industri. Sebagai industri yang memiliki posisi semester I – 2010 dibanding dengan semester
penting di perekonomian Indonesia namun I – 2009 tumbuh sebesar 4,53 persen .
menghadapi berbagai masalah maka dipandang Industri TPT merupakan penyumbang
sangat penting untuk melakukan kajian yang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia ,
komprehensif bagi industri garmen sehingga pada tahun 2009 Industri TPT berkontribusi
kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin sebesar 12,72 persen dalam perolehan devisa
dan untuk mengetahui prospeknya dimasa yang terhadap ekspor hasil industri tidak termasuk
akan datang. Untuk menjaga kelangsungan hidup minyak dan gas ( BPS, 2010 ).
perusahaan maka kinerja perusahaan harus Industri garmen merupakan salah satu
ditingkatkan. Menurut Costello dalam Wibowo industri yang penting di Indonesia, bersama-
(2007:11) Manajemen kinerja mendukung tujuan sama dengan industri tekstil dan produk tekstil
menyeluruh organisasi dengan mengkaitkan lainnya (TPT). Industri garmen merupakan
pekerjaan dari setiap pekerja dan manager pada penyumbang devisa terbesar bagi negara
misi keseluruhan unit kerjanya. Seberapa baik kita setelah minyak dan gas bumi (Migas), pada
mengelola kinerja bawahan akan secara langsung 2006 industri ini memberikan kontribusi
mempengaruhi tidak hanya kinerja masing – sebesar 11,7 persen terhadap total ekspor
masing individu pekerja secara individu dan unit nasional, 20,2 persen terhadap surplus
kerjanya tetapi kinerja seluruh organisasi. perdagangan nasional dan 3,8 persen
Salah satu tolok ukur yang digunakan oleh terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto
pemerintah Indonesia dalam menilai kinerja (PDB) nasional , sementara daya serap industri
industri (khususnya kinerja IKM) adalah ini terhadap tenaga kerja juga cukup besar
pencapaian nilai tambah, sehingga usaha untuk mencapai 2,84 juta tenaga kerja, sedangkan
meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai pada tahun 2011 industri ini memberikan
kegiatan merupakan salah satu strategi untuk kontribusi sebesar 13,4 % terhadap total
meningkatkan keunggulan bersaing (Dep. ekspor nasional dan 1,9 % terhadap
Perindustrian, 2005). Nilai tambah berkaitan pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
dengan penciptaan nilai tambahan pada hasil nasional , sementara daya serap industri
produk suatu proses produksi tertentu, yang terhadap tenaga kerja mencapai 1,84 juta
merupakan hasil dari proses transformasi faktor- orang (API, 2012). Industri garmen bersifat
faktor produksi menjadi produk yang lebih bernilai padat karya sehingga menjadi industri yang
serta berhubungan dengan pendapatan yang penting bagi perekonomian Indonesia sebagai
diterima oleh pemilik faktor produksi tersebut penyedia lapangan kerja utama.
(Farhan, 2001). Strategi merupakan arah dan Turunnya permintaan dunia terhadap
lingkup organisasi untuk mencapai keunggulan produk tekstil dan garmen sebagai dampak
melalui konfigurasi sumber daya yang dimiliki krisis finansial mengakibatkan sampai bulan
dengan menyesuaikan dengan perubahan oktober 2009 ekspor TPT baru mencapai USD
lingkungan (Jhonson & Shcoles, 1999). 7,8 Miliar atau lebih rendah 11,26 persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur dibanding periode yang sama tahun 2008,
4
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
apabila tidak ada peningkatan permintaan yang ini belum terselesaikan . Menurut Departemen
drastis, ekspor TPT Indonesia hanya mencapai Perindustrian dari seluruh mesin TPT yang ada
USD 9,4 Miliar atau turun 9,9 persen dibanding (8,38 juta unit mesin pada 2006), sekitar 80
tahun 2008 yang mencapai USD 10,4 Miliar, persen diantaranya telah berusia di atas 20
angka ini lebih rendah 6,37 persen dari target tahun dan ini menyebabkan produktivitasnya
ekspor yang ditetapkan API tahun ini senilai USD menurun hingga 50 persen. Globalisasi yang
10,04 Miliar (API, 2009). Menurut Asosiasi ditandai dengan berakhirnya sistem kuota
Pertekstilan Indonesia (2012) Jawa Barat tahun 2005 telah mendorong perdagangan
merupakan sentral Industri TPT di Indonesia TPT dunia semakin terbuka dan mengubah
dengan distribusi perusahaan sebesar 43,7% , peta pasar, perubahan perdagangan TPT
pada tahun 2011 jumlah perusahaan TPT di Jawa dunia menimbulkan peluang dan ancaman bagi
Barat mencapai 1258 Unit sedangkan jumlah industri TPT Indonesia, peluang yang muncul
tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor ini adalah pangsa pasar negara – negara yang
sekitar 1,4 juta orang . Selain itu komoditi TPT selama ini terlindungi oleh kuota akan menjadi
merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar terbuka sedangkan ancaman industri TPT
Jawa Barat per Januari 2012 nilainya mencapai Indonesia adalah kompetisi yang ketat antara
angka 6.77 Milyar US Dollar dengan volume 1060 negara – negara produsen TPT di dunia seperti
Ton. Lebih lanjut bahwa Industri TPT yang paling : Cina, India dan Uni Eropa bahkan menurut
banyak berada di Jawa Barat dengan distribusi Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), kalau
43,7%, Jawa Tengah 13,5%, Jabotabek 16,4%, sistem kuota dihapuskan, maka hanya 40%
Banten 14,8%, Jawa Timur 5,5% ,kemudian perusahaan yang mampu bertahan sehingga
sisanya tersebar di DI Yogyakarta, Sumatera dan sekitar satu juta buruh akan kehilangan
Bali . pekerjaan.
Data API menunjukkan nilai ekspor komoditas Saat ini industri garmen sedang
garmen (pakaian jadi) Provinsi Jawa Barat pada menghadapi berbagai masalah yang
bulan Juli 2010 mencapai USD 310 Juta dengan mengakibatkan kinerjanya menurun.
volume 30,907 Ton, berdasarkan catatan Bank Terpuruknya perekonomian global,
Indonesia nilai ekspor pada periode tersebut naik menyebabkan daya beli konsumen menurun,
15 persen dari ekspor bulan sebelumnya yang sementara itu biaya produksi justru meningkat
mencapai USD 268,2 Juta, sedangkan volumenya akibat kenaikan harga BBM, TDL, telepon,
melonjak 67 persen dari 18,440 Ton menjadi upah buruh, maraknya tempat pakaian bekas
30,907 Ton (Bank Indonesia, 2010). Data BI yang dijual dengan harga yang sangat murah
memperkirakan volume ekspor benang tenun, kain sehingga menjadi saingan produk domestik.
tekstil dan hasil-hasilnya dari Jabar per Januari Kesemuanya ini menyebabkan daya saing
2011 mencapai 51.195 ton senilai 268.2 juta dolar industri garmen menjadi turun baik di pasar
AS , angka ini tumbuh 28,4 persen dibandingkan nasional maupun internasional. Berdasarkan
dengan periode yang sama 2010 sebesar 169,80 laporan GCI (Global Competitiveness Index)
juta dolar AS (Bank Indonesia, 2011). World Economic Forum tahun 2010 – 2011
Berdasarkan data API (2011) kontribusi ekspor terlihat Indonesia menempati rangking 44 dari
tekstil dan pakaian jadi terhadap nilai ekspor 139 negara, sehingga daya saing Indonesia
Nasional sebesar 13,4% ,sedangkan kontribusi jauh tertinggal dari negara lain.
ekspor tekstil dan pakaian jadi terhadap non oil & Begitu juga berdasarkan laporan LPI
gas sebesar 8,2% . (Logistic Performance Index) tahun 2010
Saat ini industri garmen sedang menghadapi Indonesia menempati rangking 75 dari 155
berbagai masalah yang mengakibatkan kinerjanya negara , jauh tertinggal oleh negara tetangga
menurun, salah satu permasalahan tersebut seperti Malaysia , Filipina dan Thailand.
adalah usia mesin – mesin yang sudah tua, ini Menurut Ketua Umum API, lonjakan nilai impor
memang permasalahan klasik namun hingga saat tekstil dan produk tekstil mencapai 50% dari
5
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
periode tahun sebelumnya sehingga membuat industri TPT nasional yang mengakibatkan
produk TPT lokal makin terpuruk (Bisnis industri ini sulit bersaing adalah rendahnya
Indonesia, Juli 2012). Jadi dengan adanya produk produktivitas pekerja dan kurangnya tenaga
luar negeri yang lebih murah dan dengan kualitas profesional.
yang lebih bagus, serta berubahnya selera Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
konsumen akan memaksa produsen dalam negeri secara terus menerus telah menjadi masalah
untuk lebih kompetitif lagi. Padahal di satu sisi yang berkepanjangan, hal ini disebabkan oleh
biaya bahan baku dan ongkos tenaga kerja yang ketidakmampuan ekonomi dalam menyerap
mahal otomatis akan membuat biaya produksi tenaga kerja yang cukup banyak jumlahnya.
yang mahal dan ini akan membuat margin Dalam konteks penyerapan tenaga kerja maka
keuntungan yang semakin sedikit. Dengan adanya harus disadari bahwa penciptaan lapangan
tuntutan kenaikan gaji dan tuntutan berbagai hak kerja akan terjadi jika adanya pabrik-pabrik
karyawan sehingga terjadinya demo dimana- baru dan perluasan pabrik lama, ini artinya
mana, Ini akan membuat sektor industri garmen diperlukan investasi baik asing maupun
semakin lemah dan rentan, dan ini semua akan domestik. Investasi baru akan terjadi bila ada
berpengaruh negatif mulai dari pembatalan order, perbaikan pada faktor-faktor keamanan,
tutup pabrik, maupun pemutusan hubungan kerja kepastian hukum dan peraturan, kebijakan
(Ketua Umum API). pemerintah (Moneter, Fiskal, Energi,
Masuknya produk luar negeri yang semakin Ketenagakerjaan dan Otonomi daerah yang
banyak, menyebabkan persaingan internasional kondusif). Oleh sebab itu investasi merupakan
tidak bisa dihindari lagi, sehingga fokus strategi faktor utama untuk mendorong pertumbuhan
pembangunan industri adalah membangun daya ekonomi yang pada gilirannya dapat
saing sektor industri yang berkelanjutan baik untuk menciptakan kesempatan kerja.
pasar domestik maupun internasional. Untuk Industri garmen merupakan industri padat
membangun daya saing yang berkelanjutan karya dimana tuntutan efisiensi menghendaki
tersebut maka kita dituntut untuk memanfaatkan garmen dapat diproduksi secara masal dalam
seluruh potensi yang ada baik sumber daya alam waktu singkat dengan biaya produksi serendah
maupun sumber daya manusia yang optimal, mungkin, oleh karena itu dilakukan usaha-
sehingga mampu mamanfaatkan peluang-peluang usaha untuk melakukan otomatisasi sehingga
baik dalam negeri maupun luar negeri, Sehingga diperoleh efisiensi dan produktivitas yang tinggi
seluruh permintaan dan kebutuhan pasar bisa dengan memanfaatkan sumber daya manusia
terpenuhi. secara optimal. Investasi memiliki peranan
Untuk menahan industri nasional dari yang sangat penting bagi keberlangsungan
keterpurukan, maka pemerintah dan pengusaha kegiatan ekonomi, demikian juga halnya pada
harus bersinergi untuk melakukan perbaikan di industri TPT, investasi berperan untuk
sejumlah lini mulai dari infrastruktur, sistem logistik meningkatkan daya saing dan peningkatan
dan pembiayaan. Langkah ini diharapkan mampu produktivitas (API, 2008). Keinginan para
menahan keterpurukan kinerja sektor industri investor untuk menanamkan modalnya di
(Achdiat Atmawinata, Staf Ahli Menteri Bidang suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh
Penguatan Struktur Industri Kememperin). Tenaga beberapa faktor, menurut Dinas Perindustrian
kerja merupakan salah satu faktor yang sangat (2007) iklim ketenagakerjaan termasuk faktor
mempengaruhi peningkatan daya saing produk yang mempengaruhi investasi pada industri
TPT nasional di pasar global diantara faktor-faktor TPT.
lainnya. Masalah tenaga kerja yang dihadapi
6
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
7
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
maka perusahaan dapat menentukan strategi strategi apa yang tepat dalam mencapai tujuan
bisnis yang tepat. perusahaan.
Pengaruh langsung kewirausahaan
Tabel 1 terhadap implementasi strategi bisnis sebesar
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung 3,90% dan pengaruh tidak langsungnya
Kepemimpinan visioner, Kewirausahaan dan sebesar 3,30%, yaitu melalui kepemimpinan
Kemampuan Manajerial Terhadap Implementasi visioner sebesar 1,30%, melalui kemampuan
Strategi Bisnis manajerial 2,0%, sehingga pengaruh
Jumlah
Pengaruh Tidak Langsung Melalui
Pengaruh Pengaruh
Variabel Total
Langsung Kepe- Kewira- Kemampuan Tidak
mimpinan usahaan Manajerial Langsung
Kepemimpinan
visioner 13,7% 1,3% 6,0% 7,4% 21,0%
8
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
akan sangat mudah dilaksanakan untuk implementasi strategi bisnis terhadap kinerja
memastikan perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan sebesar 81,20%. hal ini
produk luar. Pengaruh kemampuan manajerial mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan
terhadap implementasi strategi bisnis sebesar dipengaruhi oleh implementasi strategi bisnis
32,90%. Dengan demikian kemampuan manajerial sebesar 81,20%, artinya bahwa semakin baik
ini sangat diperlukan dan harus diperhatikan oleh implementasi strategi bisnis yang dilakukan
perusahaan sebagai implementasi strategi bisnis. oleh perusahaan maka akan semakin baik pula
Berdasarkan pada analisis diatas maka dapat kinerja perusahaan, karena dengan
dilihat bahwa kemampuan manajerial merupakan implementasi strategi bisnis yang baik maka
variabel yang paling berperan dalam kinerja perusahaan akan baik yang ditunjang
mempengaruhi implementasi strategi bisnis oleh kepemimpinan, kewirausahaan dan
dibandingkan dengan variabel lainnya, hal ini kemampuan manajerial yang tinggi sehingga
mengindikasikan bahwa dalam implementasi akan tercipta suatu budaya untuk
strategi bisnis kemampuan manajerial sangat meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh
dibutuhkan oleh perusahaan karena dengan variabel lain diluar model penelitian sebesar
kemampuan manajerial yang baik dan kuat serta 18,80% hal ini mengindikasikan bahwa masih
didukung oleh kepemimpinan pengusaha dan terdapat variabel lain yang dapat
kewirausahaan yang tinggi maka perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan, yang tidak
akan dapat bersaing dengan produk impor dengan dijelaskan dalam model penelitian.
kualitas yang baik. Selain ketiga variabel diatas Berdasarkan hasil uji pengaruh langsung
masih banyak variabel yang memberikan secara parsial seperti terlihat pada Tabel 4.16,
pengaruh terhadap implementasi strategi bisnis pengaruh langsung variabel Kepemimpinan
karena berdasarkan pada pengaruh diluar model (X1) terhadap variabel Implementasi Strategi
(epsilon) yaitu sebesar 38,90%, artinya bahwa Bisnis (Y) sebesar 13,7%, pengaruh langsung
implementasi strategi bisnis dipengaruhi oleh variabel Kewirausahaan (X2) terhadap variabel
variabel diluar model penelitian sebesar 38,90%. Implementasi Strategi Bisnis (Y) sebesar 3,9%,
pengaruh diluar model yang dimaksud misalkan, dan pengaruh langsung variabel Kemampuan
adanya promosi, kepuasan kerja, komitmen kerja, Manajerial (X3) sebesar 24,9% serta
semangat kerja, komunikasi efektif, dll. berdasarkan hasil uji pengaruh simultan X1, X2,
X3 terhadap variabel Y seperti terlihat pada
Pengaruh Implementasi Strategi Bisnis Tabel 4.19 bahwa pengaruh secara simultan
Terhadap Kinerja Perusahaan atau bersama – sama variabel kepemimpinan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai korelasi visioner, kewirausahaan dan kemampuan
dan koefisien jalur yang telah dilakukan, maka manajerial terhadap implementasi strategi
dapat diketahui besarnya pengaruh implementasi bisnis sebesar 61,1%. Sedangkan pengaruh
strategi bisnis terhadap kinerja perusahaan. langsung variabel implementasi strategi bisnis
Berdasarkan pada persamaan 2 diatas dapat (Y) terhadap kinerja perusahaan (Z) sebesar
diartikan bahwa; 81,2%. Dengan demikian, karena pengaruh
variabel X1, X2, X3 terhadap Y baik secara
Terdapat derajat kontribusi dari variabel langsung maupun secara simultan lebih kecil
implementasi strategi bisnis terhadap kinerja dari pengaruh variabel Y terhadap Z maka
perusahaan yang besarnya 0,901. Sehingga variabel implementasi strategi bisnis (Y) telah
semakin baik implementasi strategi bisnis yang sesuai dan dapat berfungsi sebagai variabel
dilakukan oleh perusahaan maka akan intevening yang menjembatani atau sebagai
memberikan kontribusi terhadap kinerja variabel antara dari variabel kepemimpinan
perusahaan sebesar 81,20% dan variabel lain visioner, kewirausahaan dan kemampuan
diluar model sebesar 0,188. Berdasarkan pada manajerial terhadap variabel kinerja
tabel diatas dapat diketahui bahwa pengaruh perusahaan.
9
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
10
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
Collins, G.C. Elisa , Anne Devanna Mary,1992. Hashim,M.K,Wafa ,S.A and sulaiman (2000)
The Portable MBA, New York , John Willey ,”A proposed Strategy Frame Work for
and Sons,Inc. SME’s Success, Malaysia Management
Dalimunthe, Rita, 2003. Pengaruh Karakteristik Review , Vol 35 (2), 32-43 .
Individu, Kewirausahaan, Gaya Hendro dan Candra, 2004. Be a Smart and
Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Good Entrepreneur. CLA Pub. Dan
Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil Universitas Bina Nusantara.
Tenun dan Bordir Di Sumatera Utara, Heplin Princes, 2011. Be an Entrepreuneur,
Sumatera Barat dan Riau, Disertasi. cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Decay, J.S. and Lennon, K.H. 1999. Herman, Aguinis, 2009. Performance
Understanding Creativity, San Fransisco, Management, Second Edition, Pearson
Jossey – Bass ,Pub. Education, Inc. Upper Saddle River, New
Dewanti, R. , 2008. Kewirausahaan, Jakarta: Mitra Jersey.
Wacana Media. Hersey P. And Blanchard, K.H.1997.
Donald F. Kuratno and Richard M.Hodgetts .2004. Management of Organizational Behaviour :
Entrepreneurship : Teori, Process, and Utilizing Human Resources (3rd Ed.),New
Practice, 6th edition, Thomson – south Jersay/Prentice Hall.
Western. Hisrich, Robert D : Poters : Michael P :
DuBrin, Andrew J, R Duane Ireland, and J Clifton Shepherd, Dean. A, 2005.
Williams. 1989. Management and Entrepreneurship, New York : Mcbrow Hill.
Organization. Cincinnati: Ohio; South-Westem Com. Inc.
Publishing Co Hitt, Michael A. R. Duanne Ireland, and Robert
Edy Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya E. Hoskison, 2007. Strategis Management
Manusia, edisi pertama, Kencana, Jakarta. : Competitive and Globalization, Four
Eko Marjiono, Didik, 2009. Analisis Pengaruh edition, South Western, ohio, USA.
Kepemimipinan , Pemanfaatan Teknologi dan Indonesian. Textile & Garment. Guiden Book,
Implementasi Struktur Organisasi yang 2010-2012. 5th edition.
Terdesentralisasi terhadap Kinerja Organisasi J. David Hunger & Thomas. L. Wheelen, 2003.
(Studi Pada RSUD Kab Temanggung), Strategic Management, edisi ke-2, Andi,
Disertasi Jogjakarta.
Fred. R. David, 2005. Manajemen Strategis, Edisi J. Winardi, 2005. Entrepreuneur &
10, Salemba, Jakarta Entrepreuneurship, cetakan pertama,
Freddy Rangkuti, 2002. Analisis SWOT Teknik Kencana, Jakarta
Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia, Johnson, G, and Scholes, 1993. Exploring
Jakarta. Corporate Strategy. Text and Cases, 3rd
Gary Dessler, 2006. Human Resources edition . new York, Prentice Hall.
Management, Alih Bahasa oleh: Paramitha Karin, Suhartini, 2007. Analisis Pengaruh
Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kewirausahaan Korporasi terhadap Kinerja
Jilid 1, Edisi ke 10, Salemba Empat, Jakarta. Perusahaan pada Pabrik Crumb Rubber di
Gary Yukl, 2009. Kepemimpinan Dalam Palembang , Disertasi .
Organisasi, edisi kelima, PT. Indeks, Jakarta. Kao, J.J., 1995, The Entrefreneurial
Gibson, Jims, 2000. Organizations Edition Organisation. New Jersey : Prentice Hall.
Business, Publications, Inc. International Inc.
Haiyang, L. 2001. How Does New Venture Kapelko, Magdalena, 2008. Intangible asset,
Strategy matter in the environment competitiveness and performance
Performance Relationship? ,Journal of High International comparative analysis in the
Tecnology Management Research ,Vol 12 (2) textile and clothing Industry, Dissertation.
,183 .
11
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
Kotter,J.P & Heskett .J.L ,1992.” Corporate Pearce, J.A and Robinson, J.R, 2008
Culture and Performance, New York,The Free .”Strategy Management, Formulation
Press. ,Implementation and Control. Alih bahasa
Lena Ellitan dan Lina Anatan, 2006. Manajemen oleh: Yanivi Bachtir dan Christine,
Inovasi, Transformasi menuju organisasi kelas Manajemen Strategis ,formulasi ,
dunia, cetakan kesatu, Alfabeta Bandung. Implementasi dan pengendalian, Buku 1
Lupiyoadi, 2007. Entrepreneurship From Mindset Edisi 10, Salemba Empat ,Jakarta.
to Statesy : Buku Pegangan mata kuliah Peter F. Drucker, 1994 .”Innovation and
Kewirausahaan, Jakarta : LPFEVI Entrepreneurship. Alih bahasa oleh: Rusjdi
Luthans, Fred, 2005. Organizational Behavior, Naib, Inovasi dan Kewirausahaan, Praktek
10th edition, Boston, Mcbrow. Hill. dan Dasar – dasar. Cetakan ketiga,
International edition. Erlangga ,Jakarta.
Mahoney, T.A. Jerdee T.H. and Caroll,1963. R.Duave Ireland , Michael A.Hitt and David
Development of Management Performance, G.Simon, 2003 .”A model of strategic
Cincinnati,Ohio ,South Western . entrepreneurship : The construct and its
Mark Welch, James ,2006. Business Model for dimention “.Journal of management
Competitive Success in the United States ,2003,volume 29 page 963.
textile industry, Disertation. Ron Adner and Constance E.Helfat, 2003.
Marwaha, Aditya, 2008 . Impact of China on India Corporate Effect and Dynamic Managerials
Garment Industry, Dissertation . Capabilities: Stategic Management Journal
Matthew R.Fairholm ,2009. “Leadership and Vol 24 :1011.
organizational strategy“. The The public sector Randall S. Schuler and Susan Jackson ,1999.
innovation journal ,Volume 14(1), Article 3. Jilid 1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Meredith, 2000. Kewirausahaan : teori dan Menghadapi abad 21. Edisi keenam,
Praktek. Jakarta : Binuman Presindo. Erlangga,Jakarta .
Michael Amstrong, 2006. Performace Richard L. Daft, 2011. New Era of
Management, 3rd Edition, Thomson-Share, Management, Alih Bahasa oleh: Tita Maria
Inc. United States. Kanita, Era Baru Manajemen, Buku 2,
Michael E. Porter, 2007. Strategy bersaing Edisi 9 , Salemba Empat, Jakarta.
(Competitive Strategy), Kharisma Publishing Robbins S. P, and Mary Coulter, 2009.
Group . Management, Alih Bahasa oleh : Bob
Michael E. Porter, 1994. Keunggulan Bersaing, Sabran,M.M, Manajemen, Jilid 1, Edisi
Alih bahasa oleh: Tim Penerjemah Bina Rupa Kesepuluh ,Penerbit Erlangga Jakarta.
Aksara . Robert D. Hisrich, Michael P.Peter, and Dean
Michael E. Porter,1998. On Competition ,Boston Shepherd, 2005 .”Entrepreneurship”, Sixth
Business School Pres. edition, MC Graw - Hill .
Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Robert S. Kaplan & David P. Norton, 2004.
Kompetensi, cetakan pertama, Ghalia, Strategy Map : Converting Intangible
Indonesia. Assets into Tangible Outcomes, Harvard
Muhamad, Fadel, 2007. Signifikansi Peran Business School Press, Boston,
Manajemen Kewirausahaan terhadap Kinerja Massachusetts.
Pemerintah Daerah (Kasus Propinsi Robert L.Mathis ,John H. Jackson, 2006,
Gorontalo). Human Resources Management Alih
Mulyadi, 2001. Balance Scorecard, cetakan bahasa oleh : Diana Angelina ,Manajemen
pertama, UGM, Salemba Empat, Jakarta. Sumber Daya Manusia, Edisi 10, Penerbit
Peggy A. Lambing and Charles. R. Kuehl ,2003 Salemba Empat.
.”Entrepreneurship”, Third edition, Prentice Ron Adner ,Constance E.Helfat ,2003. “
Hall. Corporate effects and dynamic managerial
12
Kontigensi
Volume 5, No. 1, Juni 2017, Hal. 1 - 13
ISSN 2088-4877
13