Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya perubahan kurikulum adalah wujud dari
penyempurnaan beberapa paradigma kurikulum sebelumnya. Hanya saja,
menuculnya kurikulum 2013 justru banyak mengubah prinsip-prinsip
pendidikan. Desain pembelajaran yang menggunakan KI sebagai organizing
compentencies menempatkan pendidikan karakter sebagai basic values,
meerapkan kemampuan belajar melalui pendekatan saintifik untuk
mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Menghubungkan
pendidikan dengan lingkungan sekitar.
Pembelajaran berbasis teks dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
lebih menekankan pada siswa untuk memahami berbagai jenis teks dan
menuntut siswa untuk mahir menulis. Adanya teks tanggapan kritis, tantangan,
dan percobaan merupakan stuktur teks yang baru dikenal dalam pembelajaran
bahasa. Contoh perubahan yang signifikan adalah pada pengemabnagan teks
cerpen (naratif) yang semula dikembangkan dengan perkenalan, konflik,
perumitan, klimaks, peleraian dan penyelesauan. Dalam kurikulum nasional
teks cerpen atau tekss naratif sejenisnya dongeng, hikayat, legenda, novel atau
drama dikembagkan secara terstuktur abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi,
resolusi, koda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian teks ?
2. Bagaimana struktur teks ?
3. Apa pendekatan saintifik ?
4. Bagaimana karakteristik teks?
5. Apa perbedaan teks dengan wacana ?
6. Apa saja jenis-jenis teks dalam bahasa Indonesia ?
7. Bagaimana prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks ?
8. Apa saja unsur utama teks ?

1
9. Bagaimana tahapan pembelajaran berbasis teks ?
10. Apa unsur utama teks ?
11. Bagaimana desain pembelajaran berbasis teks pada kurikulum 2013 ?
12. Bagaimana karakteristik pembelajaran dengan pendekatan saintifik ?
13. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik ?
14. Apa saja prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik ?
15. Apa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ?
16. Bagaimana penerapan saintifik dalam pembelajaran ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh mata kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi
2. Untuk memahami pembelajaran teks melalui pendekatan ilmiah atau
saintifik
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pembelajaran teks melalui
pendekatan ilmiah atau saintifik

1.4 Manfaat Penulisan


a. Mahasiswa
Agar mempunyai ilmu dan pengetahuan mengenai pembelajaran teks
melalui pendekatan ilmiah atau saintifik sehingga ketika di lapangan nanti
bisa menerapkannya dengan baik.
b. Pendidik
Mendapat ilmu dan pengetahuan sehingga bisa memperbaiki menjadi lebih
baik ketika mengajar.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Teks


Teks adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tulis atau lisan
dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dan konteks
tertentu. (Wiratno, 2003: 5).
Teks adalah sebuah sebuah ungkapan yang memiliki isi, sintaksis,
pragmatik, dan semua menjadi sebuah kesatuan yang menjadikan teks itu
memiliki makna yang akan menjadi sebuah penjelasan akan sebuah hal.
(Widi, 2009. Dalam htpp://m.kaskus.co.id/thread/Pengertian-teks/)
Teks adalah sebuah bacaan yang merupakan kata-kata asli dari
sang pengarang atau penulis. Teks juga bisa menjadi sebuah kutipan dari
buku atau kitab suci yang memiliki makna dan arti (Kamus Besar Bahasa
Indonesia/KBBI).

2.2 Struktur Teks


Struktur teks adalah tata organisasi teks yaitu cara teks disusun
berdasarkan jenisnya Misalnya, teks prosedur mempunyai sruktur teks
tujuan yang akan dicapai langkah-langkah teks laporan mempunyai
struktur teks pernyataan umum, klasifikasi, anggota atau aspek yang
dilaporkan.(Widi, 2009. Dalam htpp://m.kaskus.co.id/Pengertian-teks/)

2.3 Pengertian Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran
yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan
saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada
sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. (Loeloek, 2013: 4).

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Teks


Karakteristik teks merupakan objek fisik yang dapat diamati, namun
secara abstrak merupakan satuan bahasa dalam wilayah bahasa sebagai
sistem, teks mempunyai tata organisasi yang kohesif, teks mengungkapkan
makna, teks tercipta pada sebuah konteks dan teks dapat dimediakan secara
tulis atau lisan (Wiratno, 2009: 10 : 6).

3.2 Perbedaan Teks dengan Wacana


Teks dan wacana memilik perbedaan yaitu teks mengacu secara formal
kepada bentuk fisik dari peristiwa komunikasi, sedangkan wacana mengacu
secara fungsional kepada makna sebagai hasil dari interpretasi terhadap
peristiwa komunikasi tersebut dalam konteks. (Wiratno, 2009 : 6:7).

3.3 Jenis-jenis Teks dalam Bahasa Indonesia


Jenis- jenis teks dalam bahasa Indonesia :
1. Teks narasi
Teks narasi adalah jenis teks yang berupa karangan tidak nyata atau
fiksi, teks narasi biasanya menceritakan kisah yang sudah memiliki alur dan
tahapan waktu berdasarkan keinginan sang penulis. Teks narasi sendiri sangat
mudah untuk dikenali karena biasanya berisi cerita-cerita fiksi. Tujuan
komunikatif dari teks narasi adalah bahan bacaan atau hiburan bagi para
pembacanya. (Wiratno, 2009: 8-10)
Ciri- ciri teks narasi yaitu isi narasi berupa sebuah cerita atau
persitiwa tertentu, cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan
waktu yang jelas dari tahap awal hingga akhir, menampilkan suatu peristiwa
atau konflik di dalam cerita, memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema,
karakter dll. (Wiratno, 2009: 8-10)

4
Struktur teks narasi dapat dibagi menjadi empat yakni orientasi,
komplikasi, resolusi dan coda. (Wiratno, 2009: 9-11)
a. Orientasi
Menggambarkan tentang tokoh dan karakter, latar dan alur dari cerita.
b. Komplikasi
Berisi tentang pengenalan konflik atau masalah yang terjadi di dalam cerita.
c. Resolusi
Berisi tentang bagaimana akhir atau ending dari cerita. Akhir cerita sendiri
dapat dibagi menjadi dua yakni akhir bahagia dan akhir tidak bahagia.
d. Coda
Petuah atau nilai-nilai moral yang terkadung dalam teks narai tersebut yang
diharapkan dapat diambil hikmahnya oleh pembaca.(Wiratno,2009).
Contoh teks narasi :
Pagi itu, hujan turun dengan lebatnya. Nina yang sejak tadi duduk
kebingungan. Ia cemas kalau dirinya tidak bisa berangkat sekolah pagi itu. Ia
bisa saja memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah. Namun, ia tak ingin
ketinggalan pelajaran sekolah. Lagi pula ia ada ulangan matematika. Namun
apa daya, jarak sekolah yang jauh dan hujan yang begitu lebat membuatnya
absen pada hari itu. (http://www.eduspena.com/2015/12/contoh-pargraf-
narasi-singkat.html)

2. Teks Prosedur
Teks prosedur adalah jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan dari teks prosedur
adalah untuk memberikan petunjuk secara terperinci kepada pembaca tentang
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. (Wiratno, 2009: 12-13)
Ciri- ciri teks prosedur yaitu menggunkan pola kalimat perintah,
mengunakan kata kerja aktif, menggunkana kata penghubung untuk
mengurutkan kegiatan, menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci
waktu, tempat dan cara yang akurat. (Wiratno, 2009: 12-13)

5
Stuktur teks prosedur dapat dibagi menjadi tiga yakni tujuan, bahan
dan langkah. (Wiratno, 2009: 13-14)
a. Tujuan
Berisi tentang tujuan dari suatu kegiatan. Contohnya seperti cara membuat.
b. Bahan
Berisi tentang bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan.
c. Langkah
Berisi tentang langkah atau panduan melakukan sesuatu.
Contoh teks prosedur
Saat ini telah memasuki musim hujan di Indonesia. Demi menjaga
kesehatan keluarga maka dituntut untuk menjaga kebersihan lingkungan agar
tidak menjadi sarang penyakit. Salah satu penyakit yang kerap muncul pada
musim hujan adalah demam berdarah yang diakibatkanoleh nyamuk Aides
Aigepty yang berkembang biak pada musim hujan karena banyaknya
genangan air dan suhu dingin yang memungkinkan untuk hewan ini
berkembang biak. Nyamuk ini menyerang ketika pagi hari dan sore hari. Oleh
karena itu, harus menghindarinya. Mari ikuti langkah-langkah dibawah ini
agar terhindar dari demam berdarah.
1.Membersihkan sampah-sampah yang ada di rumah dan lingkungan.
2.Jangan biarkan sampah diletakan di dalam rumah terlalu lama
3. Kuras bak mandi setiap satu minggu sekali dan juga bak-bak penampungan
air. .
4. Tutup bak mandi dan penampungan air dengan menggunakan penutup agar
menghindari nyamuk meletakan telurnya di bak penampungan air.
5. Berikan lotion anti nyamuk kepada keluarga untuk mencegah gigitan
nyamuk.
6. Gunakan lampu yang cerah pada ruangan dan hindari adanya pakaian yang
menggantung.

6
7.Minumlah vitamin agar tubuh tetap terjaga dan sehat selalu. (http:/?
www,bimbelbahasaindonesiacom/2016/01/10-contoh-teks prosedur-
kompleks-terbaru.html?m=1).

3. Teks laporan
Teks laporan adalah teks yang berisi tentang informasi atau laporan
secara umum suatu obyek. Pembahasan yang dilakukan dalam teks laporan
biasaya hanya secara umum atau berdasarkan pengamatan sepintas saja.
Tujuan dari teks laopran sendiri adalah untuk menyampaikan suatu informasi
secara umum kepada pembaca. (Wiratno, 2009: 14-16)
Ciri-ciri teks laporan yaitu laporan yang ditulis bersifat fakta, bersifat
objektif, hasil laporan ditulis lengkap dan sempurna, tidak memasukan unsur-
unsur menyimpang seperti propaganda, laporan disajikan secara menarik,
baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun susunan
teksnya yang logis. tuktur teks laporan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Klarifikasi umum
Berisi tentang pengelompokan informasi secara umum.
b. Deskripsi
Berisi tentang penjelasan informasi utama yang sudah dipilah menjadi
beberapa sub kategori informasi yang tetap disampaikan secara umum
(Wiratno, 2009 14-16)

Contoh teks laporan :


Laporan hasil kunjungan. Hari, tanggal : Kamis, 24 April 2007. Waktu :
Pukul 08.30. Tempat yang dikunjungi : Toko pertanian “Konco Tani”,
Alamat : Jalan Mayor Sunaryo 13 Klaten, Hasil kunjungan : Toko pertanian
“Konco Tani” yang terletak di sebelah utara Gor Gelar Sena.
Toko pertanian “KO sebesar itu hanya memiliki 3 orang karyawan.
Sekarang toko tersebut bertambah besar. Di konco tani di buka sejak tahun 14
April 2001, dengan usaha menyediakan bibit dan pupuk. Toko amping
menyediakan bibit dan pupuk, bahkan alat-alat pertanian modern seperti
traktor, alat penyemprotan dari yang murah sampai yang mahal ada di toko

7
itu. Karyawan yang membantu pun bertambah menjadi 10 orang. Semuanya
ramah dan selalu menghargai para pembeli. Wajarlah, kalau toko pertanian
itu sekarang bertambah maju dan memiliki banyak pelanggan.
(http://www.maribelajarbk.web.id.2015/03/pengertian-dan-contoh-teks-
laporan.html?m=1)

4. Teks eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang berbentuk karangan yang bersifat
memaparkan kejadian atau informasi dari pengetahuan secara singkat, padat
dan akurat. Teks eksposisi bersifat ilmiah atau non fiksi. Tujuan dari teks
eksposisi adalah untuk memaparkan suatu kejadian atau informasi kepada
pembaca sejelas-jelasnya. (Wiratno, 2009: 16-17)
Struktur teks eksposisi terdiri dari tesis, argumen dan penegasan.
a. Tesis
Tesis adalah pembukaan atau pengenalan dari suatu informasi di dalam teks.
b. Argumentasi
Argumentasi adalah pokok bahasan yang dipaparkan.
c.Penegasan
Penegasan adalah pokok-pokok bahasan yang menguatkan pemaparan dari
informasi tersebut (Wiratno, 2009: 16-17)
Contoh teks eksposisi :
Kemacetan lalu lintas di jalan raya

Di banyak kota besar, kemacetan lalu lintas dijalan raya menjadi


persoalan yang pelik. Sebarnya ini merupakan yang tidak aneh. Meskipun
demikian, kemacetan lalu lintas merupakan keadaan yang menjengkelkan kita
sebagai pengguna jalan. Jika diiperhatikan, pada waktu-waktu tertentu lalu
lintas dijalan-halan tampak tampak macet. Pada pagi hari, kemacetan lalu
lintas mulai terasa ketika warga masyarakat mulai berangkat ke tempat
mereka bekerja dan para pelajar mulai berangkat ke sekolah. Pada siang hari,
kemacetan lalu lintas mencapai puncaknya.

8
Banyak hal yang menjadi kemacetan lalu lintas. Pertama, adanya
persilangan dengan jalan kereta api, kedua, semakin banyak kendaraan yang
berlalu lalang di jalan-jalan, ketiga, banyak jalan digunakan sebagai parkir
kendaraan dan sebagai tempat para pedagang kaki lima berjualan, keempat,
sering terjadi lampu lintas mati. Kelima, sikap kurang terpuji pada
pengemudi, seperti memberhentikan kendaraannya tidak pada tempatnya dan
saling mendahului dengan keadaan lainnya. terakhir, polisi lalu lintas tidak
tampak di tempat tugasnya, apalagi jika lampu merah mati. Dengan demikian,
akibat kemacetan lalu lintas pun muncul, seperti waktu yang terbuang
percuma. Selain itu, bahan bakar juga terbuang percuma . Kemacetan lalu
lintas juga dapat menyebabkan polusi udara dan suara. (http://www.warna-
sahabat.com/2016/02/contih-karangan-teks-eksposisi-singkat.html?m=1)

5. Teks Deskripsi
Teks deskripsi adalah sebuah paragraf dimana gagasan utamanya
disampaikan dengan cara menggambarkan secara jelas objek, tempat, atau
peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca. Sehingga pembaca
seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang diungkapkan dalam
teks tersebut.(Wiratno, 2009)
Tujuan teks deskripsi yaitu agar orang yang membaca suatu teks
deskripsi seolah-olah sedang merasakan langsung apa yang sedang di
jelaskan dalam teks tersebut. (Wiratno, 2009)
Ciri-ciri teks deskripsi  yaitu paragraf deskripsi menggambarkan
sesuatu, paragraf yang digambarkan dijelaskan secara sangat jelas dan
rinci serta melibatkan kesan indera, ketika pembaca membaca teks
deskripsi seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang dibahas di
dalam teks, teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik objek, seperti bentuk,
ukuran, warna, atau ciri-ciri psikis/keadaan suatu objek dengan rinci.
(Wiratno, 2009)
Struktur teks deskripsi adapun 3 struktur yang menyusun teks
deskripsi sehingga menjadi satu keutuhan. 3 struktur tersebut yaitu:

9
Identifikasi: penentu identitas seseorang, benda, dan sebagainya,
klasifikasi, penyusunan bersistem dalam kelompok menurut kaidah atau
standar yang telah ditetapkan. (Wiratno, 2009)

Contoh teks deskripsi

Sekolahku yang Indah


Aku bersekolah di SDN 03 Cempaka putih. Sekolahku sangat
bersih dan memiliki fasilitas yang lengkap. Letaknya sangat jauh dari
pusat kota. Tepatnya di tengah perkebunan tebulah sekolah kami berdiri.
Meski demikian, kebersihan dan keindahan selalu kami jaga. Hampir
seluruh bangunan di sekolahku berwarna putih. Di sekelilingnya banyak
terdapat pohon mahoni yang besar - besar. Tidak hanya di sekeliling
sekolah, bahkan di dalam sekolah tepatnya di depan ruang guru terdapat
sebuah pohon mahoni yang cukup tua.
Sekolahku memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk ukuran
sekolah di perkebunan. Mulai dari laboratorium IPA, ruang komputer,
perpustakaan, cooking room, hingga UKS. 
Kelasku berseberangan dengan ruang guru. Tiga ruang dari
kelasku terdapat UKS dimana siswa yang sakit akan istirahat di situ. Di
dekat ruang guru, terdapat ruang memasak ketika kelas memasak. Ruang
komputer letaknya ada di ujung tepat berseberangan dengan kelasku.
Selain fasilitas yang lengkap, sekolahku selalu terlihat bersih.
Kami membersihkannya setiap pagi dan siang sebelum pulang. Sekolah
kami tidak memiliki kantin. Kami selalu membawa bekal untuk dimakan
di sekolah. Sampah plastik bekas makanan pun kami bawa pulang
kembali. Itu untuk menjaga kebersihan sekolah.
(http://www.belajarbahasaindonesia.com.contoh-teks-deskripsi-singkat)

10
3.3.1 Prinsip Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks
Prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks diantaranya yang
pertama bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata
kumpulan kata-kata, yang kedua penggunaan bahasa merupakan proses
pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, yang
ketiga bahasa bersifat fungsional, tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide,
sikap, nilai dan ideologi penggunanya, yang keempat bahasa merupakan
sarana pembentukan kemampuan berpikir yang direalisasikan dalam
struktur teks (Wiratno, 2009: 18-20)
Sehubungan dengan prinsip-prinisp itu, perlu disadari bahwa setiap
teks memiliki stuktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara
itu, stuktur teks merupakan cerminan stuktur berpikir. Dengan demikian,
makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula stuktur
berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial akademiknya.
Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu
pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan,
mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analaisis secara
memadai. (Wiratno, 2009: 18-20)

3.4 Unsur Utama Teks


Teks memiliki dua unsur utama. Konteks situasi berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang didalamnya terdapat register (konteks,
pendengar, pesan, partisipan) yang melatarbelakangi teks. (Wiratno, 2009:
19)

3.5 Tahapan Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks


Pembelajaran berbasis teks memiliki tujuan agar pembelajar dapat
memahami ilmu pengetahuan melalui teks yang disajikan sesuai dengan tujuan
sosial tertentu. Karena teks merupakan satuan bahasa yang terkecil (makna)

11
yang lengkap, maka dalam pembelajarandiperlukan tahapan-tahapan dalam
pembelajaran berbasis teks. (Wiratno, 2009: 20-25)
Tahapan pembelajaran bahasa berbasis teks :
a. Membangun konteks
Membangun konteks, yaitu melaui kegiatan mengamati teks dalam
konteksnya dan menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks
yang diamatinya. Pada langkah membangun konteks peserta didik dapat
didorong untuk memhami nilai spritual, nilai budaya, tujuan yang melatari
teks. Dalam proses ini peserta didik mengeksplorasi kandungan teks serta
nulai-nilai yang tersirat didalamnya. Di samping itu, peserta didik
mengeksplorasi kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat didalamnya.
Peserta didik dapat mengungkap laporan hasil pengamatan untuk bahan
tindak lanjut dalam kegiatan belajar. (Wiratno, 2009: 20-25)
b. Membentuk model (Pemodelan)
Pemodelan, yaitu melalui kegiatan mencoba dan menalar
merumuskan model stuktur fonologi, gramatikal, leksikal dan makna teks
yang dibacanya dalam langkah ini peserta didik didorong untuk
meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan simbol, bunyi, tata
bahasa, dan makna. Melalui analisis fakta dan data pada teks yang model
imbuhan, struktur imkata, frase, klausa, kalimat maupun paragraf. Semua
kegiatan tesebut peserta didik dipelajari pada konteks pemakaiannya. Pada
tahap ini peserta didik dapat mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya
serta mengenali ciri-cirinya. Proses aktivitas pengenalan bukan sebagai
tujuan akhir pembelajaran, melainkan sebagai awal kegiatan untuk
mengembangkan daya cipta. (Wiratno, 2009: 20-25)
c. Membangun teks bersama-sama
Membangun teks bersama-sama atau berkelompok, yaitu
menyusun teks bersama masih dalam kegiatan mencoba, menalar, dan
mencipta secara kolaboratif yang dilanjutkan dalam menyaji. Peserta
menggunakan hasil mengeksplorasi model-model teks untuk membangun
teks dengan cara berkolaborasi dalam kelompok. Melalui kegiatan ini

12
diharapkan semua peserta didik dapat memperoleh pengalaman mencipta
teks sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi individu. (Wiratno,
2009:20-25)
d. Mengembangkan teks secara mandiri
Mengembangkan teks secara mandiri, yaitu dengan titik tekan pada
peserta didik dapat menunjukan kompetensinya secara individual dalam
mencipta. Oleh karena itu, dimensi kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia wajib memenuhi empat langkah dasar, enam langkah
mengembangkan keterampilan beraktivitas secara saintifik, dua model
kegiata kolaboratif dan individual , berdimensi, beraktivitas dan berkarya.
(Wiratno, 2009: 20-25)
Sebelum ke tahap pemodelan, guru dapat memulai dengan
menciptakan prakondisi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai
konteks pengalaman siswa tentang tujuan sosial teks. Selain menyiapkan
prakondisi, guru dapat mereviu atau menelaah ulang pelajaran yang telah
disampaikan dengan tanya jawab atau dengan cerita ulang. Hal tersebut
dimaksudkan sebagai perantara penciptaan kondisi sosial ke tahap
pemodelan. Pada tahap pemodelan terdapat dua kegiatan yang sangat erat
kaitannya yaitu membangun konteks dan percontohan teks ideal. (Wiratno,
2009: 20-25)
Pada kegiatan percontohan, guru dapat mengenalkan nilai, tujuan
sosial, stuktur, ciri-ciri bentuk serta ciri kebahasaan yang menjadi penanda
teks yang diajarkan. Kegiatan yang siswa lakukan pada tahap ini adalah
siswa diminta membaca teks, tanya jawab tentang makna teks, melabeli
teks, diskusi kelompok. (Wiratno, 2009: 20-25)
Tahap kedua dikenal dengan tahap bekerjasama membangun atau
mengembangkan teks, yang mencakup mengembangkan nilai, sikap dan
keterampilan melalui teks yang utuh secara bersama-sama. Kegiatan siswa
pada tahap ini diwujudkan pada kegiatan melengkapi dialog, melengkapi
bagan, meringkas teks, dan kegiatan mebangun teks secara berkelompok.
(Wiratno, 2009: 20-25)

13
Tahap terakhir pembelajaran berbasis teks adalah tahap
membangun teks secara mandiri. Pada tahap ini siswa secara mandiri
ditugasi membangun teks mulai dari pengumpulan data/informasi/fakta,
menganalisis data, sampai menyajikan hasil analisis yang merupakan jenis
teks. Wujud kegiatan ini dituangkan pada pembelajaran berbasis proyek
melalui pendekatan saintifik. Berbeda dengan tahap kedua dalam
pembangunan teks siswa dapat bekerjasama dalam kelompok sedangkan
dalam tahap ini siswa dituntut untuk dapat melaksanakan sendiri tugas-
tugasnya. Terdapat keterkaitan antara pembelajaran saintifik dan proyek.
(Wiratno, 2009: 20-25)

3.6 Desain Pembelajaran Berbasis Teks pada Kurikulum 2013


Teks merupakan satuan terkecil bahasa yang mengandung stuktur
berpikir yang menjadi basis pembelajaran bahasa Indonesia. Materi yang
berupa teks dapat dijabarkan melalui pembelajaran berbasis proyek yang
merupakan produk akhir dari pembeajaran itu sendiri. Untuk
menghasilkan teks maka diperlukan data yang relevan dengan jenis teks
serta perlu perencanaan dari segi pengumpulan data, analisis, maupun
laporan hasil teks dengan jenis tertentu. Oleh karena itu kegiatan
menyusun teks sangat kompleks yang menyangkut sistematik, dapat
terkontrol, serta terbuka peluang untuk memperbaiki atau dapat dikritisi.
Penyusunan teks dilaksanakan melalui pendekatan saintifik atau bersifat
ilmiah. Keterkaitan skema anatara pembelajaran berbasis teks dengan hasil
proyek melalui pendekatan ilmiah sangat erat kaitannya karena
mempunyai komponen yang sama. (Sofan, 2013: 10-15)
Desain pembelajaran berbasis teks pada kurikulum 2013 adalah
melalui tahapan sebagai berikut :
a. Kompetensi –kompetensi yang disusun khusus menyangkut KI 3 dan
KI 4. Merupakan gabungan dari beberapa jenis KD yang memiliki
unsur bahasa yang sama, namun berbeda jenis teksnya.

14
b. Menggunakan kata operasional yang memiliki hubungan pendasaran
untuk mengaitkan penggabungan beberapa jenis KD.
c. Semua materi pembelajaran harus dapat dijadikan sarana untuk
mencapai keempat ranah, maka keempat ranah KD harus tercantum.
d. Pilih KD yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran.
e. Pilih KD yang mana yang akan diprioritaskan untuk disajikan terlebih
dahulu dengan memperhatikan prinsip dari yang sederhana ke yang
lebih kompleks.
f. Menjabarkan indikator-indikator capaian pada setiap KD yang hendak
diajarkan, yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
g. Membuat analisis pengalokasian dengan mempertimbangkan program
tahunan, jumlah jam yang harus disajikan, jumlah tatap muka. (Sofan,
2013: 10-15)

3.7 Pengertian Pendekatan Ilmiah atau Saintifik


Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang
diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik
merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive
reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
(Loeloek, 2013: 4)
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang
fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti

15
spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya) (Loeloek, 2013:5-6)
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry)
harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,
dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah
pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,
kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. (Loeloek, 2013.5-6)

3.8 Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Berpusat pada siswa.
2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep,
hukum atau prinsip.
3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam membangun
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi
siswa.
4.  Dapat mengembangkan karakter siswa. (Loeloek, 2013: 6-8)

3.9 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-
langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan

16
mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada
kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan
nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
nonilmiah.(Loeloek, 2013: 8-15).
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan menjadi lima
pengalaman belajar, sebagai berikut :
1. Mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan
proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang
dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2. Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
3. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku
teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan
narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

17
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah
informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.  Kompetesi yang
dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.).(Loeloek,
2013: 8-15)

3.10 Prinsip-prinsip Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu
6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban yang memiliki
kebenaran multi dimensi
7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif

18
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan
antara hard-skills dan soft-skills
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan Ing Ngarso sung tulodo artinya menjadi seorang pemimpin
harus mampu memberikan sauri tauladan bagi orang-orang
disekitarnya, Ing madyo mbangun karso artinya seseorang ditengah
kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah
semangat. Tut wuri handayani yaitu seseorang harus memberikan
dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
11. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran pengakuan atas perbedaan
individualdan latar belakang budaya peserta didik.(Loeloek, 2013:
16:17)

3.11 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 


Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.
2. Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter peserta didik (Trianto:2014: 8)

19
3.12 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran 
1. Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan
pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal
pembelajarang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika
memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat
dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para peserta
didik dan menanyakan ketidakhadiran peserta didik apabila ada yang
tidak dapat hadir. Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan
pendahuluan adalah memantapkan pemahaman peserta didik terhadap
konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi
pelajaran baru yang akan dipelajari oleh peserta didik.
(Trianto:2014:10-12).
Dalam kegiatan ini,  guru harus mengupayakan agar peserta didik
yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut,
sedangkan peserta didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan
tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan
guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil”
(discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada
diri peserta didik. (Trianto:2014: 12-13)
2. Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran
saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun
dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Metode
yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saintifik antara lain :
pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran penemuan (discovery
learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan
metode lain yang relevan. (Trianto:2014: 14-15)

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran dan gagasan lengkap
adalah teks. teks tidak selalu berujud bahasa tulis. Teks dapat berwujud
teks tertulis maupun tes lisan. Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama
yang harus dimiliki yaitu konteks situasi pengunaan bahasa yang
didalamnya ada register yang melatarbelakangi lahirnya teks, seperti
adanya sesuatu pesan, pikiran, gagasan, ide yang hendak disampaikan,
sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan
dan dalam format bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan atau ide
itu dikemas. Terkait dengan format bahasa tersebut teks dapat berupa
deskripsi, prosedural, naratif. Unsur yang kedua yaitu konteks situasi yang
ada di dalamnya ada konteks sosial dan konteks budaya masyarakat tutur
bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.
Pembelajaran bahasa pada pendidikan dasar diorentasikan pada
pembelajaran berbasis teks, yang mana pada pendidikan dasar difokuskan
pada pembelajaran teks-teks tunggal. Melalui model pembelajaran berbasis
teks dapat menumbuhkan kecintaan serta kebanggan akan lambang jati diri
bangsa yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya dijadikan
sebagai sarana komunikasi tetapi dijadikan pula sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan, serta bahasa berfungsi sebagai sarana berfikir.

4.2 Saran
Sebagai calon guru, kita harus lebih memahami mengenai
pembelajaran teks melalui pendekatan ilmiah atau saintifik, agar ketika di
lapangan nanti kita sudah mempunyai bekal ilmu dan pengetahuan
sehingga ketika kegiatan pembelajaran peserta didik dapat terbiasa belajar
melalui pendekatan ilmiah atau saintifik dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran tersampaikan dengan baik dan pembelajaran menjadi efektif
dan menyenangkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.belajarbahasaindonesia.com.contoh-teks-deskripsi-singkat http:/?
www,bimbelbahasaindonesiacom/2016/01/10-contoh-teks prosedur
kompleks-terbaru.htmlm=1.
http://www.eduspena.com/2015/12/contoh-pargraf-narasi-singkat.html
htpp://m.kaskus.co.id/thread/Pengertian-teks/)
http://www.maribelajarbk.web.id.2015/03/pengertian-dan-contoh-teks
-laporan.html?m=1
http://www.warna-sahabat.com/2016/02/contoh-karangan-teks-eksposisi
-singkat.html?m=1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Loeloek. 2013. Panduan memahami kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi pustaka
Sofan. 2013. Pengembangandan model pembelajaran 2013. Jakarta: Prstasi

pustaka
Trianto. 2014. Medesain model pembelajaran inovaif Jakarta: Kencana

22

Anda mungkin juga menyukai