Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
tersedia beberapa ruang yang terdiri dari : 1 ruang majelis guru, 6 ruang kelas, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), 2 Perumahan guru, 3
Toilet yaitu 2 toilet siswa dan 1 toilet guru.
SDN 003 Bukit Bestari memiliki beberapa keunggulan antara lain : secara
geografis letaknya yang strategis, keadaan gedung secara umum terawat, pagar
sekolah yang kuat, lokasi bangunan dan gedung yang luas dan terletak tepat
disamping jalan raya, sehingga mudah dalam transportasi, guru, staf dan komite
sekolah bertujuan untuk bersama-sama dalam mengelola sekolah agar menjadi
sekolah yang berkualitas baik dari segi siswa maupun lingkungannya.
Peserta merupakan guru kelas ahli pertama yang mengampu sebagai wali
kelas VB. Peserta mendapatkan waktu mengajar sebanyak 24 jam pelajaran.
Sebagai wali kelas VB, peserta tentunya menginginkan para siswa nya bersikap
sopan, jujur dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, karena peserta ingin
membiasakan siswa agar mengetahui tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan
kesepakatan kelas yang telah dibuat, terutama mengenai kedisiplinan.
B. ANALISIS ISU
a. Enviromental Scanning.
Peserta telah melaksanakan tugas di SDN 003 Bukit Bestari selama lebih kurang
6 bulan bertugas di SD Negeri 003 Bukit Bestari sebagai guru kelas VB. Hasil dari
Enviromental Scanning, isu yang ditemui di SDN 003 Bukit Bestari tersebut yaitu
:
1. Belum optimalnya penerapan karakter religius siswa di kelas VB SDN 003
Bukit Bestari ( Pelayanan Publik)
Membangun negara adalah membentuk warga yang berkarakter baik mulai
dari rumah, sekolah atau lingkungan sekitar. Marimba (dalam Kurniawan,
2017:
26) merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun rohani, menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan karakter di sekolah dasar
merupakan pondasi awal bagi pembentukan suatu generasi bangsa yang berkualitas.
Sekolah yang merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, sangat memegang
pengaruh penting dalam rangka membentuk karakter religius pada siswa. Sekolah
merupakan tempat terlaksananya proses pembelajaran, mendidik, dan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan pada siswa-siswinya. Sekolah memiliki tanggung jawab moral
untuk mendidik peserta didik menjadi pintar dan memiliki karakter. Tugas sekolah
tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik sehingga peserta didik memiliki
kemampuan kognitif dan memiliki karakter yang baik. Selama peserta mengajar
disekolah ini peserta melihat, belum tercerminnya penerapan nilai-nilai karakter
religius siswa khususnya siswa kelas VB, seperti masih banyak siswa yang bersikap
tidak sopan terhadap guru, kurangnya kesadaran siswa untuk beribadah dan masih
banyak siswa yang tidak jujur dalam perkataan, hal ini disebabkan karena pada
masa pandemi covid 19 ini pembelajaran dilakukan secara daring, guru tidak bisa
memantau siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu peserta
memilih isu ini sebagai core isu, karena peserta berharap dengan mengangkat isu
ini, siswa bisa menjadi lebih baik lagi dari segi akhlak dan tingkah laku sehingga
nilai-nilai karakter religius bisa terlaksana dengan baik di SDN 003 Bukit Bestari
khususnya di kelas VB.
Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan sangat banyak dampaknya
bagi berbagai pihak.
Bagi siswa : siswa akan terbiasa dengan sikap buruknya yaitu tidak sopan
kepada orang lain, selalu berkata tidak jujur dan malas melaksanakan ibadah.
Bagi guru : guru akan dinilai tidak akuntabel dalam mendidik siswa karena guru
tidak hanya mentrasfer ilmu pengetahuan tetapi juga harus mampu mendidik
karakter siswa kearah yang lebih baik
Bagi sekolah : sekolah akan tercemar nama baiknya karena siswa yang
bersekolah di SDN 003 Bukit Bestari banyak yang berakhlak tidak baik.
Dari beberapa deskripsi di atas maka akan berdampak jika terus – menerus
dilakukan. Adapun dampak dan pihak – pihak yang terkena adalah :
Bagi teman sejawat (sesama pegawai ASN)
a. Terpengaruh akan contoh yang tidak baik serta budaya ikut – ikutan yang
meresahkan sehingga semakin menurunya kinerja ASN di lingkungan SDN 003
Bukit Bestari.
b. Adanya kecemburuan sosial bagi pegawai ASN yang sudah disiplin terhadap
jam kerja yaitu datang dan pulang tepat waktu.
Bagi peserta didik
a. Jika pendidik terlambat maka akan terlambat juga dalam menyiapkan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini tentu akan berdampak
pada siswa karena berkurangnya jam pelajaran dari guru
b. Tidak mendapatkan contoh kedisiplinan yang baik dari pendidik.
Bagi sekolah
a. Pencemaran nama baik sekolah ketika masyarakat melihat ada pegawai ASN
yang sering datang terlambat.
b. Kurangnya kepercayaan wali murid atau masyarakat terhadap kedisiplinan
sekolah.
2. USG
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode APKL ada 3 isu dengan skor
tertinggi yaitu belum optimalnya penerapan karakter siswa di kelas VB SDN 003
Bukit Bestari, belum optimalnya penggunaan media pembelajaran oleh guru di
sekolah, belum terealisasinya kedisiplinan siswa dalam menjaga kebersihan
dilingkungan sekolah.
Hasil APKL didapati 3 prioritas isu berdasarkan tingginya jumlah skoring
kriteria APKL, kemudian isu yang ada dilakukan analisis dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) untuk memilih isu yang akan dijadikan core isu
sehingga dapat dicarikan solusinya.
Menggunakan rentang angka 1-5 dengan keterangan nilai 1 sangat kecil, nilai 2
berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar dan nilai 5 berarti sangat
besar . Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan Growth adalah Seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya.
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
C. RUMUSAN ISU
Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan isu yang diperoleh pada
rancangan ini yaitu “Belum optimalnya penerapan karakter religius siswa kelas VB
di SDN 003 Bukit Bestari tahun 2021”
10
dilingkungan masyarakat. Dengan meningkatkan nilai karakter religius ini, siswa
telah melakukan praktik nilai-nilai karakter sesuai dengan ranah psikomotorik
(praktik) siswa. Hal ini merupakan salah satu implementasi dari agenda 3 Latsar
CPNS yaitu kedudukan dan peran ASN yang berkaitan dengan pelayanan publik.
Banyak hal yang menjadi penyebab dari belum optimalnya penerapan
karakter religius siswa kelas VB, yaitu berawal dari lingkungan keluarga,
lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana seseorang mendapatkan
Pendidikan pertama yang sangat mempengaruhi prilakunya dan berperan dalam
menentukan tujuan hidupnya. Lingkungan keluarga merupakan usaha sadar dari
orang dewasa secara normative untuk mempengaruhi perkembangan anak dalam
bentuk Pendidikan. Bimbingan orang tua adalah hal sangat menentukan dalam
membentuk sikap dan karakter seorang anak(siswa). Kurangnya bimbingan dari
orang tua akan menyebabkan buruknya karakter religius anak (siswa), tidak adanya
kurikulum khusus dan kurangnya materi pembelajaran pembelajaran tentang
penerapan karakter religius juga menjadi penyebab belum optimalnya penerapan
karekter religius siswa kelas VB di SDN 003 Bukit Bestari.
Dibawah ini adalah diagram fishbone terkait sebab akibat penetapan isu :
11
E. ANALISIS DAMPAK
Belum optimalnya penerapan karakter religious siswa kelas VB di SD
Negeri 003 Bukit Bestari, menjadi masalah yang cukup memprihatinkan. Kondisi
ini dapat menimbulkan banyak hal permasalahan dan akibat apabila tidak segera
ditindak lanjuti.
Adapun akibat yang dapat ditimbulkan jika lambatnya pengembangan
karakter ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
kurangnya sopan santun siswa terhadap guru dan teman disekolah
(Nasionalisme )
tidak pernah berkata jujur (etika publik)
kurang kesadaran siswa untuk beribadah (Nasionalisme)
2. Bagi guru
Guru akan dinilai tidak professional oleh masyarakat karena guru
dianggap tidak mampu mendidik sikap anak kearah yang lebih baik
(Akuntabilitas)
3. Bagi sekolah
Nama sekolah akan tercemar karena banyak prilaku siswa yang tidak
baik sehingga orang tua akan ragu untuk menyekolahkan anaknya
disekolah tersebut (pelayanan public)