Anda di halaman 1dari 8

HOMECARE

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERTENTANGAN


DENGAN PLAYANAN KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU:RINA NURSANTI,SKM.,M.Kes

OLEH

NAMA :RELEN SPARINGGA


NIM :PO.71.24.3.19.023
TINGKAT :3 A

POLITEKNIK KESEHAAN KEMENKES PALEMBANG


PRODI D III KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LATAR BELAKANG

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di eraglobalisasi
sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semuamanusia harus 
memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari factorfaktor sosial budaya dan lingkungan di dalammasyara
kat dimana mereka berada.Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan
budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat
antara makanan dan kondisisehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali
membawa dampak baik positif maupunnegatif terhadap kesehatan ibu dan anak.Menjadi
seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap fisik maupunmental,
karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap mengabdi di
kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan masya
rakat yangmempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat..
Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat. Apalagi masalah
proses persalinan yang umum masih banyak menggunakan dukun beranak.Ditambah lagi
tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. !arena itu, kemampuan mengenali masalah
dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki
bidan."ntuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat
perlumempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan
penduduk,struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma da
n nilai,agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut

2
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN

perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga un
tuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan
1ante natalcare2 adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu
sendiri.fakta di berbagai kalangan masyarakat di indonesia, masih banyak ibu-ibu yang
menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak
perlumemeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu
yangkurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak
terdeteksinyafaktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. resiko ini baru
diketahui padasaat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat
membawa
akibatkematian.hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kura
ngnya informasi.
Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan
permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia m
uda yang masih banyak dijumpaidi daerah pedesaan. Disampingitu, dengan masihadanya pref
erensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri
mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif  pendek,
menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi saat melahirkan.contohnya di kalangan
masyarakat pada suku bangsa
Malukuterdapatsuatutradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa biasa, 
khususnya masakehamilan seorang perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan.
(namun
padausiasaat kandungan telah mencapai Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan s
uatuupacara. Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan
seorang perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri perempuan yang bersang
kutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya
gaib. Dantidak hanya dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain
disekitarnya,khususnya kaum laki-laki. "ntuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si
perempuanhamil perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno. Masyarakat nuaulu ju
ga beranggapan bahwa pada kehidupan seorang anak manusia itu baru tercipta atau baru dim
ulaisejak dalam kandungan yang telah berusia 6 bulan. jadi dalam hal ini masa kehamilan
4 bulan mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk
kehidupan.permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah
gizi.hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaandanpantangan-pantangan
terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka seharihari tidak berkurang ditamba
h lagidengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat
dibutuhkanoleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan
janin. tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di
daerah pedesaan.Di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akanmempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan

3
perdarahan
yang banyak. Sementara di salah satu daerah di jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuk
i 4-6 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mud
ahdilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang
dankepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahandan kesehatan si bayi

Aspek Sosial Budaya Yang Berkaitan Dengan Kelahiran,Nifas Dan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan surpei rumah tangga pada tahun 1647, angka kematian ibu
maternal berkisar 140 per100.000 kelahiran hidup atau lebih dari 20.000 kematian pertahunn
ya. Angkakematian ibu merupakan salah satu indikator kesehatan ibu yang meliputi ibu
dalam masakehamilan, persalinan, dan nifas. Angka tersebut dikatakan tinggi bila
dibandingkan dengannegara-negara Dari hasil penelitian di 12 rumah sakit, dikatakan bahwa
kehamilan merupakan penyebab utama kematian ibu maternal, yaitu sebesar 94.4% dengan
penyebabnya,yaitu pendarahan, infeksi, dan toxemia(0)%. Selain menimbulkan kematian, ada
penyebab lainyang dapat menambah resiko terjadinya kematian yaitu Anemia gizi pada ibu
hamil, dengan hb kurang dari 11gr%.Angka kematian balita masih didapatkan sebesar 10,6
per 1000 anak balita. Sepertihalnya dengan bayi sekitar 31%penyebab kematian balita adalah
penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi, yaitu infeksi saluran pernafasan, polio,
dan lain-lain.Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di indonesia berkaitan erat
dengan faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk, khususnya
wanita dewasa yang
masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan
masyarakatterhadap pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah dan
jauhnya lokasitempat pelayanan kesehatan dari rumah-rumah penduduk kebiasaan-kebiasaan
dan adat istiadatdan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan lain
sebagainya.tingkat pendidikan terutama pada wanita dewasa yang masih rendah, mempunyai 
pengaruh besar terhadap masih tingginya angka kematian bayi. Berdasarkan surpei rumah
tangganya SKRT pada tahun 1985, tingkat buta huruf pada wanita dewasa adalah
sebesar 25.7%. Rendahnya tingkat pendidikan dan buta huruf pada wanita menyebabkan ibu-
ibu tidak mengetahui tentang perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi dan semasa
nifas, tidak mengetahui kapan ia harus datang ke pelayanan kesehatan, kontrol ulang, dan
sebagainya

4
kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang ata
u penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan,dan adat
istiadat yang merugikan seperti misalnya
•bu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan,
•Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya ikan asin, telur asin karena
bisamembuat ASI jadi asin
•Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang,
•Bayi berusia1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat
keluar,
•Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah
kotor naik ke mata,
•Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan
persalinanyang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan.
•Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.

Tingkat kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan, dibeberapa wilayah


masihrendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang
sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun.
Didaerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data Surpei kesehatan rumah tangga
tahun 1992 rnenunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek
praktek persalinan
oleh dukunyang dapat membahayakan si ibu. Penelitian skandar dkk  menunjukkan be
berapaTindakan praktek yang membawa resiko infeksi seperti mengolesi,membasahi vagina
dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan ,memasukkan tangan ke dalam vagina
dan uterus untuk rnengeluarkan placenta atau setelah persalinan, ibu duduk
dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyeb
abkan perdarahan dan pembengkakan.Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau
anjuran masih diberlakukan juga
padamasa pasca persalinan. pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses 
pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk m
emperbanyak produksi ASI ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap
dapatmempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada praktek-praktek yang
dilakukan olehdukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu.
Misalnya
mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semulaC memasukkanr
amuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan
darahdan cairan yang keluar karena proses persalinanC atau memberi jamu tertentu untuk
memperkuat tubuh.i ni adalah sedikit gambaran tentang aspek sosial budaya masyarakat yang
berkaitandengan persalinan dan pasca persalinan, yang tentunya masih banyak terdapat aspek

5
sosial budaya yang mempengaruhi persalinan dan pasca persalinan sesuai dengan keanekarag
amanmasyarakat di Indonesia

Pendekatan Melalui Budaya Dan Kegiatan Kebudayan Kaitanya Dengan Peran


Seorang Bidan

Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat,mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat,khususnya kesehatan
ibu dan anak di wilayah kerjanya.Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran
serta masyarakat khususnya, berkaitandengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi
baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang
cukup berkaitan dengan tugas, peran sertatanggung jawabnya.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekata
n-pendekatan khususnya sosial budaya, untuk itu sebagai tenaga kesehatan khususnyacalon
bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran
aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.Menurut Departemen
kesehatan fungsi bidan di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut:
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, mengenai
persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan pengayoman medis
kontrasepsi.&.Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, 
denganmelakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan
setempat.
 
1. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
2. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.
3. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya
masyarakat.
4. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan lainnya.
Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta
adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan
kemampuannya.Melihat dari luasnya fungsi bidan tersebut, aspek sosial-budaya
perlu diperhatikan oleh bidan. 
Sesuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan aspek sosial-budaya, telah
diuraikan dalam peraturan Menteri kesehatan yaitu Mengenai wilayah, struktur
kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desadengan
cara.Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang telah ada pembagian
wilayah pendukuhan dan pembagian wilayah serta mencari keterangan tentang penduduk dari
masing-masing .

6
Mengenali struktur kemasyarakatan seperti, karang taruna, tokoh masyarakat, kelompok
pengajian, kelompok arisan, dan lain-lain.Mempelajari data penduduk yang meliputi:
•jenis kelamin
•umur 
•Mata pencaharian
•pendidikan
•Agama

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16936112/aspek_sosial_budaya_pada_pelayanan_kebidanan

Anda mungkin juga menyukai