Anda di halaman 1dari 6

Indo. J. Chem. Sci.

2 (1) (2013)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

OPTIMALISASI ZEOLIT ALAM WONOSARI DENGAN PROSES AKTIVASI SECARA


FISIS DAN KIMIA

Pri Andi Anggara*), Sri Wahyuni dan Agung Tri Prasetya


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Telah dilakukan penelitian tentang optimalisasi kapasitas adsorpsi zeolit alam
Sejarah Artikel:
dalam menyerap ion logam Pb(II) dengan aktivasi zeolit alam secara fisis dan
Diterima April 2013
kimia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
Disetujui April 2013
temperatur aktivasi zeolit terhadap kapasitas adsorpsi zeolit, bagaimana isoterm
Dipublikasikan Mei 2013
adsorpsi pada optimalisasi kapasitas adsorpsi zeolit, dan berapa kapasitas
adsorpsi maksimum zeolit alam terhadap ion Pb(II). Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh temperatur aktivasi zeolit alam,
Kata kunci: mempelajari isoterm adsorpsi zeolit alam, serta mengetahui kapasitas adsorpsi
zeolit alam aktif zeolit alam dalam menyerap ion Pb(II). Aktivasi zeolit secara kimia dilakukan
adsorpsi dengan mencampurkan zeolit dengan HCl 1, 2 dan 3 M dan aktivasi fisis dengan
isoterm adsorpsi dikalsinasi pada suhu 200, 400, 600oC. Pengukuran konsentrasi ion Pb(II)
ion logam Pb(II) dilakukan dengan AAS pada panjang gelombang 283,3 nm. Identifikasi jenis
mineral zeolit dilakukan menggunakan alat XRD merk shimadsu, sedangkan uji
keasaman zeolit dilakukan menggunakan metode penyerapan basa amoniak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur 600oC zeolit menyerap ion
Pb(II) paling banyak dengan persentase sebesar 96,7 %. Studi isoterm adsorpsi
langmuir memberikan harga kapasitas adsorpsi maksimum zeolit alam aktif
dalam menjerap ion logam Pb(II) sebesar 27,027 mg/g adsorben dan harga
konstanta kesetimbangan sebesar 0,06055 dengan koefisien regresi (r2) sebesar
0,975.

Abstract
A research of the optimization of the adsorption capacity of neutral zeolite by
physically and chemically activation to absorb metal ion Pb(II) has been done.
The problem in this research are how the influence of the activation temperature
on the optimization of adsorption capacity of zeolite, how the adsorption
isotherms on the optimization of adsorption capacity of zeolite, and how much
the maximum adsorption capacity of natural zeolite for ion Pb(II). The purpose
of this research are to know how the influence of the activation temperature on
the optimization of adsorption capacity of zeolite, to know how the adsorption
isotherms on the optimization of adsorption capacity of zeolite, and to know
how much the maximum adsorption capacity of natural zeolite for ion Pb(II).
The chemically activation of zeolite was done by mixing zeolite with HCl 1, 2
and 3 M and phisically activation of zeolite was done by calcination on 200, 400,
600oC. Measurement of the concentration of ion Pb(II) conducted by AAS at a
wavelength of 283.3 nm. Identify the type of mineral zeolite performed using
XRD tool brands shimadsu, while the zeolite acidity test performed using
alkaline ammonia absorption method. The results showed that at a temperature
of 600oC zeolite absorbing ions Pb(II) at most with a percentage of 96.7%.
Langmuir adsorption isotherm study is showed the maximum adsorption
capacity of natural zeolite active to adsorb metal ions adsorb Pb (II) is 27.027
mg/g adsorbent and the equilibrium constant price is 0.06055 with a regression
coefficient (r2) of 0.975. © 2013 Universitas Negeri Semarang
 Alamat korespondensi:
E-mail: frankga87@gmail.com ISSN NO 2252-6951
PA Anggara / Indonesian Journal of Chemical Science 2 (1) (2013)
Pendahuluan memiliki pola isoterm adsorpsi tertentu. Untuk
Perkembangan dunia industri banyak proses adsorpsi yang terjadi dalam larutan,
memberikan dampak terhadap kehidupan jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada
manusia, baik yang positif maupun negatif. jenis adsorben, jenis adsorbat atau zat yang
Dampak negatifnya adalah dihasilkannya teradsorpsi, luas permukaan adsorben,
bahan-bahan pencemar yang mengganggu konsentrasi zat terlarut, dan temperatur.
lingkungan. Bahan pencemar yang sering Menurut Langmuir, pada permukaan
menjadi perhatian adalah ion-ion logam berat. adsorben terdapat situs-situs aktif bersifat
Hal ini disebabkan ion-ion ini bersifat toksik homogen yang proporsional dengan luas
meskipun pada konsentrasi yang rendah (ppm) permukaan. Masing-masing situs aktif hanya
dan umumnya sebagai polutan utama bagi dapat mengadsorpsi satu molekul adsorbat saja
lingkungan. Ion-ion logam berat seperti ion-ion sehingga adsorpsi hanya akan terbatas pada
Pb(II) dapat menyebabkan kanker paru-paru, pembentukan lapisan tunggal (Amri dkk.,
kerusakan hati dan ginjal. Usaha-usaha 2004). Selain itu ada Isoterm Freundlich yang
penanganan limbah yang mengandung ion-ion dapat diambil dengan mengubah anggapan
logam berat khususnya ion-ion Pb(II) telah Langmuir bahwa pengikatan adsorbat dapat
banyak dilakukan dan perlu dikembangkan. terjadi pada berbagai macam tempat adsorpsi
Pendekatan yang telah banyak dilakukan untuk pada permukaan padatan. Setiap tempat
mengatasi hal tersebut adalah melalui adsorpsi mempunyai energi adsorpsi yang
imobilisasi dengan teknik pengendapan, berbeda (Levine, 2003).
pertukaran ion maupun menggunakan adsorben
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh
(zat penyerap). Metode-metode yang telah
temperatur aktivasi terhadap optimalisasi
dikembangkan pada umumnya mempunyai
adsorpsi zeolit pada ion Pb(II), isoterm adsorpsi
efektivitas yang masih rendah. Penelitian untuk
pada optimalisasi kapasitas adsorpsi zeolit pada
menemukan metode penanganan limbah ion-
ion Pb(II), dan kapasitas adsorpsi maksimum
ion logam berat khususnya ion-ion Pb(II) yang
dari zeolit terhadap ion Pb(II). Dari penelitian
memiliki efektivitas tinggi perlu dikembangkan.
yang dilakukan diharapkan bahwa optimalisasi
Zeolit merupakan material berpori yang zeolit yang teraktivasi secara fisis maupun kimia
pengguannya sangat luas. Kegunaan zeolit dapat diperoleh zeolit yang memiliki daya
didasarkan atas kemampuannya melakukan adsorpsi yang tinggi, sehingga nantinya dapat
pertukaran ion (ion exchanger), adsorpsi dikembangkan lebih lanjut dalam upaya
(adsorption) dan katalisator (catalyst). Zeolit penyediaan adsorben untuk menanggulangi ion-
memiliki bentuk kristal yang sangat teratur ion logam berat khusunya ion-ion Pb(II) baik
dengan rongga yang saling berhubungan ke dalam skala laboratorium maupun dalam skala
segala arah yang menyebabkan luas permukaan industri.
zeolit sangat besar sehingga sangat baik
Metode Penelitian
digunakan sebagai adsorben (Sutarti dan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Rachmawati, 1994).
adalah seperangkat alat gelas (Pyrex), oven, pH-
Peningkatan daya guna atau optimalisasi meter, neraca analitik, pemanas listrik,
zeolit sebagai adsorben dapat dilakukan melalui pengaduk magnet, desikator, furnace, X­ray
aktivasi secara fisis maupun kimia. Proses diffraction (Siemens D-5000), spektrofotometer
aktivasi secara fisis dilakukan dengan serapan atom (Perkin Elmer Analyst-100).
pemanasan (kalsinasi). Pemanasan ini bertujuan Bahan yang digunakan adalah zeolit alam
untuk menguapkan air yang terparangkap Wonosari, aquades, HCl pekat, Pb(NO3)2,
dalam pori-pori kristal zeolit sehingga jumlah amonia.
pori dan luas permukaan spesifiknya bertambah
Zeolit alam sebanyak 100 gram diayak
(Suyartono dan Husaini, 1991). Aktivasi secara
hingga lolos 100 mesh. Zeolit hasil ayakan
kimia dapat dilakukan dengan menggunakan
dicuci dengan aquades kemudian disaring dan
larutan asam klorida atau asam sulfat yang
dikeringkan dalam oven pada suhu 120oC
bertujuan untuk membersihkan permukaan
selama 4 jam. Lima puluh gram zeolit alam
pori, membuang senyawa pengganggu dan
direndam dengan 100 mL HCl 1, 2 dan 3 M.
menata kembali letak atom yang dapat
Campuran selanjutnya disaring dan dicuci
dipertukarkan (Suyartono dan Husaini, 1991).
dengan aquades sehingga filtrat menunjukkan
Adsorpsi suatu zat pada permukaan pH sama dengan pH aquades. Selajutnya zeolit
adsorben bergantung pada beberapa faktor dan
73
PA Anggara / Indonesian Journal of Chemical Science 2 (1) (2013)

dikalsinasi pada suhu 200, 400 dan 600oC hasil analisis difraksi sinar X dicocokkan dengan
selama 3 jam, kemudian endapan dikeringkan data Joint Committee on Powder Diffraction
pada suhu 120oC selama 3 jam. Standards, sehingga jenis mineral yang
Zeolit yang telah diaktivasi dimasukkan ke terkandung dalam zeolit alam dapat diketahui.
dalam krus porselin, kemudian dipanaskan Spektra difraksi sinar X hasil analisis
dalam oven pada temperatur 180oC selama 2 menghasilkan beberapa puncak. Hasil
jam. Selanjutnya dimasukkan ke dalam pembandingan antara zeolit awal dengan zeolit
desikator yang di dalamnya diberi uap amoniak. hasil kalsinasi yang diperoleh menunjukkan 3
Desikator ditutup dan dibiarkan kontak dengan puncak yang tajam di antara puncak-puncak
uap amoniak selama 24 jam, kemudian yang lain. Pada puncak daerah 2: 28,30370; 2:
desikator dibuka dan amoniak yang ada dalam 25,98590 dan puncak daerah 2: 22,35130.
krus porselin dibiarkan menguap di udara Puncak tajam pada 2: 28,30370 menunjukkan
selama 4 jam, selanjutnya zeolit ditimbang. adanya mineral leucite (JCPDS, kode: 38-1423),
Berat amoniak yang teradsorbsi dapat dihitung pada 2: 25,98590 menunjukkan adanya
dari selisih berat sebelum dan setelah mineral majasite (JCPDS, kode: 38-0426),
mengadsorbsi amoniak. sedangkan pada 2: 22,35130 menunjukkan
adanya mineral calsite (JCPDS, kode: 85-0869).
Zeolit teraktivasi dimasukkan ke dalam 4
Berdasarkan spektra hasil difraksi sinar X dan
buah labu Erlenmeyer, Kemudian ditambahkan
data Joint Committee on Powder Diffraction
berturut-turut 50 mL larutan Pb2+ 25, 50, 75
Standards zeolit alam yang digunakan dalam
dan 100 ppm. Ke empat campuran kemudian
penelitian ini memiliki pola difraktogram yang
dikocok selama 1 jam dan dibiarkan pada suhu
identik dengan leucite sehingga bisa disimpulkan
kamar sampai 24 jam, lalu disaring. Filtrat yang
bahwa zeolit alam Wonosari merupakan jenis
diperoleh dianalisis menggunakan spektrofoto
zeolit alam leucite.
meter serapan atom (SSA) pada panjang
gelombang 283,3 nm.
Hasil dan Pembahasan
Zeolit alam diaktivasi dengan cara
direndam dan dicuci dengan larutan HCl 1, 2
dan 3 M selama 2 jam, kemudian dinetralkan
hingga pH netral dan dikeringkan dalam oven
pada temperatur 120oC selama 3 jam sampai
menjadi kering dan digerus menjadi serbuk
halus. Variasi konsentrasi HCl dalam aktivasi Gambar 1. Spektra difraksi sinar X
zeolit bertujuan agar diperoleh zeolit alam yang Keasaman sampel dalam penelitian ini
paling optimal. Zeolit kemudian dikalsinasi yang ditentukan adalah keasaman total, yaitu
pada suhu 200, 400 dan 600oC selama 3 jam. situs asam Brownsted dan situs asam Lewis.
Pemanasan ini dilakukan untuk merenggangkan Menurut (Heraldy,2003) yang juga meneliti
ruang antarpori sehingga gas dapat menembus zeolit alam Wonosari nilai keasaman zeolit yang
pori-pori yang kecil dan mendesak kotoran- tidak diaktivasi sebesar 0,57 mmol/gram.
kotoran dan zat-zat organik sisa yang masih Sedangkan menurut (Witanto, 2010) nilai
menempel dalam zeolit alam untuk keluar dari keasaman zeolit alam Wonosari sebelum
pori. Setelah kalsinasi selesai, maka sampel diaktivasi sebesar 0,449 mmol/gram. Dari hasil
zeolit aktif siap untuk dianalisis dengan XRD penelitian diperoleh nilai keasaman zeolit
sedangkan optimasi dan aplikasinya dianalisis setelah diaktivasi sebesar 0,7789339 mmol/
dengan SSA. gram. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh
Penentuan jenis mineral yang terkandung aktivasi akan meningkatkan keasaman dari
dalam zeolit alam dilakukan menggunakan alat zeolit alam. Semakin besar keasaman dari suatu
XRD merk Shimadsu XD-160 dengan panjang adsorben maka akan meningkatkan situs aktif
gelombang 1,54060 Å menggunakan radiasi dari adsorben tersebut, sehingga permukaan
target Cu, tegangan 40,0 kV, arus 30,0 mA dan adsorben menjadi lebih efektif dalam menyerap
daerah pengamatan antara 2.5000 - 70.0000 adsorbat.
derajat. Dari pengukuran dengan menggunakan
Mineral penyusun sampel ditunjukkan SSA, diperoleh data absorbansi dan konsentrasi
oleh daerah munculnya puncak (2). Spektra ion Pb(II) setimbang. Dalam setiap analisis

74
PA Anggara / Indonesian Journal of Chemical Science 2 (1) (2013)

menggunakan SSA dibutuhkan kurva kalibrasi Tabel 2. Pengaruh temperatur aktivasi terhadap
larutan standar. Kurva kalibrasi ini dibuat untuk kapasitas adsorpsi zeolit pada ion Pb(II)
menetukan kadar Pb(II) dalam sampel. Dari
grafik hubungan antara konsentrasi Pb(II)
dengan absorbansi akan diperoleh kurva linear.
Kurva kalibrasi larutan standar Pb(II) disajikan
pada Gambar 2.

Dalam kajian ini dibahas beberapa


parameter yang mengontrol termodinamika
adsorpsi, antara lain kapasitas adsorpsi, tetapan
kesetimbangan dan energi adsorpsi. Dari data
yang diperoleh dibuat grafik isoterm adsorpsi
zeolit alam aktif pada ion logam Pb(II). Pola
Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan Pb(II) isoterm adsorpsi dan kapasitas adsorpsi
standar maksimum zeolit terhadap io Pb(II) dapat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ditentukan melalui perhitungan log (x/m), log
pada aktivasi zeolit dilakukan variasi C, dan C/(x/m). Grafik isoterm adsorpsi
konsentrasi HCl yang ditambahkan. Hal ini disajikan pada Gambar 3.
bertujuan agar diketahui kondisi zeolit alam
yang optimal. Hasil yang diperoleh disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi HCl aktivasi
terhadap kapasitas adsorpsi zeolit pada ion
Pb(II)

Gambar 3. Isoterm adsorpsi Langmuir


Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah
Pb(II) yang terserap oleh zeolit alam aktif terus
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
Pb(II) sampai kapasitas adsorpsi maksimum
tercapai. Distribusi ion logam antara fase cairan
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kondisi dan padatan biasanya dijelaskan menggunakan
zeolit yang optimal pada konsentrasi HCl 1 M. persamaan isoterm Langmuir. Berdasarkan
Jumlah ion Pb(II) yang teradsorpsi pada kurva linear hubungan antara C/(x/m) dengan
konsentrasi HCl 1 M lebih besar dibandingkan C, dapat ditentukan harga b dari slope dan harga
pada konsentrasi HCl 2 M dan 3 M. Zeolit alam K dari intersep kurva. Dari harga K yang
yang diaktivasi dengan HCl 1 M kemudian diperoleh maka besarnya energi adsorpsi (E)
dikalsinasi pada suhu 200, 400 dan 600oC. dapat dicari.
Pemanasan ini dilakukan untuk merenggangkan Tabel 3. Data jumlah ion Pb(II) yang
ruang antarpori sehingga gas dapat menembus teradsorpsi pada temperatur aktivasi dan
konsentrasi ion Pb(II) bervariasi, log (x/m), log
pori-pori yang kecil dan mendesak kotoran- c, dan c/(x/m)
kotoran dan zat-zat organik sisa yang masih
menempel dalam zeolit alam untuk keluar dari
pori. Data hasil kalsinasi disajikan dalam Tabel
2.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan jumlah ion Pb2+ yang Hubungan antara banyaknya adsorben dan
teradsorpsi oleh zeolit yang teraktivasi pada konsentrasi juga diungkapkan oleh Freundlich
temperatur 600oC, sehingga temperatur aktivasi dengan isoterm adsorpsi. Oleh karena itu, kajian
zeolit yang efektif adalah 600oC. mengenai isoterm Freundlich juga dibahas sebagai

75
PA Anggara / Indonesian Journal of Chemical Science 2 (1) (2013)

pembanding untuk isoterm Langmuir. Dengan konstanta kesetimbangan pada kedua isoterm
mengalurkan grafik antara log (x/m) terhadap adsorpsi tersebut, sehingga energi adsorpsi
log C maka harga n dan k dapat ditentukan dari untuk kedua isoterm juga berbeda.
slope dan intersep kurva. Energi adsorpsi menggambarkan jumlah
energi interaksi elektrostatik dan energi ikatan
kimia antara ion logam dengan adsorben.
Dalam hal ini, energi total adsorpsi sama
dengan negatif energi bebas Gibbs dan harga K
merupakan besaran termodinamika yang
berkaitan dengan energi bebas Gibbs.
Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan bahwa energi
Gambar 4. Kurva linearitas isoterm adsorpsi adsorpsi ion logam Pb(II) oleh zeolit alam aktif
Langmuir menurut isoterm Langmuir sebesar -6,9942
kJ/mol dan untuk Freundlich sebesar 1,2807
kJ/mol. Hal ini dapat membuktikan bahwa
proses adsorpsi ion logam Pb(II) oleh zeolit
alam aktif termasuk adsorpsi fisik.
Simpulan
Hasil penelitian membawa kepada
kesimpulan bahwa pada temperatur kalsinasi
600oC jumlah Pb(II) yang terserap lebih banyak
dibandingkan temperatur kalsinasi 200 dan
Gambar 5. Kurva linearitas isoterm adsorpsi
Freundlich 400oC, hal ini dikarenakan pada temperatur
Gambar 4 dan 5 menunjukan bahwa nilai 600oC jumlah pori yang tersedia untuk
koefisien regresi linier, R2, untuk pola isoterm menyerap Pb(II) lebih banyak. Studi isoterm
adsorpsi Langmuir sebesar 0,975 dan nilai R2 Langmuir memberikan harga kapasitas adsorpsi
untuk pola isoterm adsorpsi Freundlich sebesar maksimum zeolit alam aktif dalam menjerap
0,990. Jadi berdasarkan nilai R2, adsorpsi ion ion logam Pb(II) sebesar 27,027 mg/g adsorben
Pb(II) oleh zeolit teraktivasi memenuhi pola dan harga konstanta kesetimbangan sebesar
isoterm adsorpsi Langmuir dengan persamaan 0,06055 dengan koefisien regresi (r2) sebesar
garis lurus c/(x/m) = 0.037c + 0,611, yang 0,975. Adsorpsi ion logam Pb(II) oleh zeolit
memiliki gradien 1/(x/m)maks = 0,037 dan alam aktif merupakan adsorpsi fisika dengan
garis memotong sumbu c/(x/m) pada 0,611. energi adsorpsi sebesar -6,9942 kJ/mol.
Dengan demikian harga (x/m) maks = 27,027 Daftar Pustaka
mg/g atau kapasitas adsorpsi maksimum zeolit Alberty, R. A dan F. Daniels. 1983. Physical
teraktivasi terhadap ion Pb (II) adalah 27,027. Chemistry. New York: John Willey& Sons
Hasil perhitungan konstanta kesetimbangan dan Amri, A., Supranto., dan Fahrurozi, M. 2004.
energi adsorpsi menurut isoterm Langmuir dan Kesetimbangan Adsorpsi Optional
Campuran Biner Cd(II) dan Cr(III) dengan
isoterm Freundlich disajikan pada Tabel 4. Zeolit Alam Terimpregnasi 2-
Tabel 4. Parameter adsorpsi merkaptobenzotiazol. Jurnal Natur
Indonesia 6(2): 111-117 (2004) ISSN 1410-
9379
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika (Terjemahan
Bila dibandingkan antara persamaan oleh Irma I. Kartohadiprodjo). Jakarta:
Erlangga
isoterm Langmuir dengan Freundlich terdapat
nilai konstanta kesetimbangan yang berbeda. Bahl, B. S, Tuli, G. D, dan A. Bahl. 2004.
Essential of Physical Chemistry. New
Perbedaan ini jelas disebabkan karena asumsi- Dehli: Ram Nagar
asumsi yang dikemukakan oleh Langmuir dan Esmaeili, A., Ghasemi, S., dan Rustaiyan, A.
Freundlich juga berbeda. Menurut Langmuir 2008. Evaluation of the Activated Carbon
semua situs dan permukaannya bersifat prepared of Algae Glacilaria for the
homogen, sedangkan Freundlich menyatakan Biosorption of Cu(II) from Aquoeus
bahwa situs-situs aktif pada permukaan Solutions. American­Eurasian J. Agric. &
Environ. Sci., 3 (6): 810-813, 2008, ISSN
adsorben bersifat heterogen (Esmaeili, 2008). 1818-6769
Hal ini merupakan salah satu faktor yang
Flanigen, E. M, Khatami H, and Szimanski,
menyebabkan adanya perbedaan harga
76
PA Anggara / Indonesian Journal of Chemical Science 2 (1) (2013)

H.A. 1991. American Siciety Advances In Rahayu, Endah Fitiriani. 2009. Degradasi Zat
Chemistry Series, no 101,Washington DC Warna Azo Acid Orange 7 (AO-7)
Hamdan, H. 1992. Introduction To Zeolites Menggunakan TiO2/Zeolit aaAlam Secara
Synthesis, Characterization, and Fotokatalitik. (Skripsi, tidak diterbitkan).
Modification. University Teknologi UNNES
Malaysia. Kuala Lumpur Suardana, I Nyoman. 2008. Optimalisasi Daya
Hanafiah, M.A.K.M., Ibrahim, S.C., dan Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion Kromium
Yahya, M.Z.A. 2006. Equilibrium (III). Bali: JPPSH Undiksha
Adsorption Study of Lead Ions onto Sutarti, Mursi & Minta Rachmawati. 1994.
Sodium Hydroxide Modified Lalang Zeolit: Tinjauan Literatur. Jakarta: Pusat
(Imperata cylindrica) Leaf Powder. Journal Dolumentasi dan Informasi Ilmu
of Applied Sciences Research, 2(12): 1169- Pengetahuan Indonesia (LIPI)
1174, 2006 © 2006, INSInet Publication Suyartono & Husaini. 1991. Tinjauan terhadap
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analisis kegiatan penelitian karakterisasi dan
Instrumen. Semarang: IKIP Semarang pemanfaatan zeolit Indonesia yang
Press. dilakukan PPTM Bandung Periode 1890-
Heraldy, E, Hisyam SW, dan Sulistiyono. 2003. 1991. Buletin PPTM. Bandung.
Characterization and Activation of Trisunaryanti, Wega. Preparasi, Modifikasi, dan
Natural Zeolite from Ponorogo Indonesian Karakterisasi Katalis Ni/Mo Zeolit Alam
J. Chem 3 dan Mo-Ni Zeolit Alam. Jurnal Ilmiah.
Las, Thamzil. 2005. Potensi Zeolit untuk Universitas Gadjah Mada
Mengolah Limbah Industri dan Wahyuni, Yuliana Tri. 2007. Pengaruh
Radioaktif.http://www.batan.go.id/ptlr/0 Penggunaan Feri Sulfat Sebagai Koagulan
8id/?q=node/14.24 Oktober 2009 Untuk Pengolahan Limbah Industri Kulit
Levine, I.N. 2003.Physical Chemistry. New Dengan Adsorben Zeolit Alam. (Skripsi,
York: University of New York Brooklyn tidak diterbitkan). UNNES
Oscik. 1982. Adsorption. England: Ellis Wardani, Yuyun Eka. 2003. Analisis Kadar Pb
Horwood Ltd Dalam Daun Singkong yang Ditanam Di
Utara Jalan Raya Demak. Skripsi (tidak
Oudejans, J.S. 1984. Zeolites Catalyst in Some diterbitkan). UNNES Semarang
Organic Reactions. Netherland
Foundation for Chemical Research, Widihati, Gede. 2008. Adsorpsi Anion Cr (IV)
Holland Oleh Batu Pasir Teraktivasi Asam dan
Tersalut Fe2O3. Jimbaran: FMIPA
Palar, Heryando. 1994. Pencemaran dan Universitas Udayana
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka
Cipta Williams, Daniels. 1990. Experimental Physical
Chemistry. Mc Graw-Hill Book Company
Prasetya, Agung Tri. 2006. Analisis
Spektroskopi. Semarang: UNNES
Priatmoko, Sigit. 1999. Optimasi dan Studi
KInetika Reaksi Konversi 3 metil- 1
Butanol Menggunakan Katalis Pt/Zeolit
Alam. Tesis.Yogyakarta: UGM

77

Anda mungkin juga menyukai