Anda di halaman 1dari 8

NAMA : TIARA PUTRI RAMLI

NIM : 70600118041
TUGAS : RESUME MATERI BEKAM DAN RUQYAH

A. BEKAM
1. Pengertian Bekam
Bekam secara etimologi adalah menghisap. Adapun secara terminologi adalah
mengeluarkan darah dari tubuh dengan perantara kulit. Bekam adalah mengeluarkan
darah dari badan orang (dengan menelungkupkan mangkuk panas pada kulit sehingga
kulit menjadi bengkak, kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya keluar.
2. Jenis Bekam
Adapun berbagai klasifikasi dibuat untuk memudahkan penggolongan teknik
bekam yang bervariasi seperti :
a. Berdasarkan perlukaan
1) Bekam Kering
Bekam kering dilakukan hanya dengan memberikan tekanan negatif
pada permukaan kulit tanpa memberikan perlukaan kulit maupun tanpa proses
pengeluaran darah
2) Bekam Basah
Bekam basah dilakukan dengan pemberian tekanan negatif pada kulit
dengan disertai perlukaan atau sayatan pada permukaan kulit dengan tujuan
mengeluarkan darah
b. Berdasarkan kekuatan hisap bekam
1) Bekam Ringan
2) Bekam Sedang
3) Bekam Kuat
c. Berdasarkan Teknik membuat tekanan negatif
1) Bekam api
Api yang dinyalakan di dalam wadah bekam dapat menciptakan tekanan
negatif, sehingga ketika api telah mati, tekanan negatif yang tercipta akan
mampu menarik permukaan kulit di tempat bekam.
2) Bekam manual
Tekanan negatif di dalam kop bekam bertujuan untuk mengeluarkan
udara dari dalam wadah bekam secara bertahap. Kekuatan tekanan negatif
tergantung dari seberapa banyak jumlah udara yang dikeluarkan melalui pompa
manual.
3) Bekam elektrik
Tekanan negatif pada bekam elektrik dihasilkan dari proses pengeluaran
udara yang dihasilkan oleh mesin secara otomatis
d. Berdasarkan material yang disisipkan ke dalam alat bekam
1) Bekam Herbal
2) Bekam Air
3) Bekam Ozon
4) Bekam Jarum panas
5) Bekam Magnetik
e. Berdasarkan area/daerah tempat bekam
1) Bekam Fasial
Bekam fasial diterapkan di daerah wajah dan sekitarnya ditujukan untuk
kosmetik dan kecantikan yang memperbaiki regenerasi kulit dan meningkatkan
sirkulasi yang pada akhirnya dapat memperbaiki penampilan wajah.
2) Bekam Abdominal
Bekam abdominal dikerjakan di daerah perut dan sekitarnya ditujukan
untuk memperbaiki sirkulasi di daerah gastrointestinal.
3. Alat Alat Bekam

Alat bekam yang biasa digunakan dalam terapi bekam pada zaman sekarang
terdiri dari gelas atau tabung kecil dengan ukuran diameter yang berbeda-beda. Di sisi
atas gelas itu terdapat lubang yang disambung dengan selang yang memiliki keran
penutup. Mulut gelas ini dilapisi karet klep. Terakhir adalah alat pemompa atau vacum
yang digunakan untuk membuat tekanan atau hisapan. Dalam proses terapinya,
pembekam harus menggunakan sarung tangan dan pisau bedah yang telah disterilkan.
Adapun pengunaan tanduk ataupun bambu sudah ditinggalkan karena kebersihan dan
kesterilannya masih diragukan.
4. Titik Bekam

Adapun mengenai titik bekam memiliki 98 titik, 55 titik diantaranya di bagian


punggung, dan 43 titik di wajah dan perut. Setiap penyakit memiliki titik bekam tertentu
pada tubuh manusia. Banyaknya titik bekam ini memiliki fungsi dan pengaruh-
pengaruhnya pada tubuh. Secara garis besar, titik bekam yang paling sering dipakai
adalah daerah dengan jumlah otot terbanyak karena pada daerah ini juga terdapat
pembuluh darah yang banyak. Titik-titik tersebut antara lain titik di daerah punggung,
dada, perut dan bokong. Ada juga titik-titik bekam selain daerah otot, yang juga
menjadi pilihan karena kayanya daerah tersebut dengan pembuluh darah seperti leher
kanan maupun kiri, interskapula, di daerah protuberans belakang telinga, di tengah dan
puncak kepala, dagu, daerah sendi-sendi (kaki, lutut, pinggang, pergelangan tangan),
daerah kaya kelenjar (payudara) bahkan daerah mukosa/jaringan lunak tubuh seperti
anus.
Berdasarkan hadis-hadis dapat dilihat bahwa lokasi titik bekam yang
dicontohkan Nabi Muhammad Saw. meliputi dua titik yaitu: (1) titik umum yang
dipakai sebagai titik untuk menjaga kesehatan antara lain kepala, lambung, punggung
belakang, tengah tengkuk dan daerah vena jugularis kanan maupun kiri; dan (2) titik
khusus secara lokal mengikuti daerah sakitnya, seperti titik kepala untuk sakit kepala,
titik sendi untuk dislokasi sendi.
5. Tata Cara dalam Berbekam
a. Skrinning Awal Prabekam
Fase skrining awal juga dapat digunakan pembekam sebagai wahana untuk
mengidentifikasi risiko terhadap pembekam. Penyakit infeksi risiko tinggi harus
dapat dikenali oleh pembekam sebagai bahan pertimbangan untuk keselamatan
pembekam.
b. Menetapkan posisi pasien
Setiap klinik memiliki posisi bekam yang berbeda karena belum ada rujukan
dari sisi medis maupun hadis yang menyebutkan posisi terbaik untuk bekam, namun
demikian tetap setiap klinik memiliki justifikasi atas pilihan posisinya sebagai
posisi terbaik. Klinik yang melakukan bekam dengan posisi duduk menganggap
bahwa ketika dalam posisi duduk, gaya gravitasi bumi akan memudahkan darah
untuk keluar dari tempat perlukaan bekam dengan lebih baik daripada posisi
berbaring. Sementara klinik yang menerapkan posisi berbaring lebih
mengutamakan alasan kenyamanan, di mana pasien akan merasa lebih santai dan
nyaman saat berbaring sehingga proses bekam akan berjalan lebih lancar karena
kondisi otot tubuh berada dalam keadaan rileksasi.
c. Persiapan Prabekam
Persiapan yang dilakukan ialah memastikan kesiapan dan kelengkapan alat.
Tepat sebelum proses bekam, beberapa klinik memulai dengan pemberian minyak
zaitun atau minyak alami lain yang dilanjutkan dengan pijat punggung ringan
maupun keseluruhan untuk memperbaiki sirkulasi daerah yang akan dibekam
sehingga dapat memberikan efek bekam yang optimal. Selanjutnya dilakukan
sterilisasi permukaan kulit dengan menggunakan alcohol 70% tujuan mematikan
mikroorganisme patogen yang tidak masuk dalam daftar hambat minyak zaitun
d. Proses Bekam
Bekam dapat dilakukan di beberapa titik tubuh sesuai dengan kebutuhan. Pada
tahap ini, wadah bekam (kop) diletakkan pada titik tubuh dan disambungkan pada
alat pompa baik manual maupun digital. Tekanan negatif dihasilkan dengan cara
memompa udara keluar dari kop bekam sebanyak 2 hingga 3 kali sehingga terjadi
tekanan yang menarik di dalam kop. Kop bertekanan negatif didiamkan selama
kurang lebih lima hingga delapan menit. Tarikan tekanan negatif inilah yang
dipercaya dapat menarik toksin tubuh di kedalaman jaringan menuju ke permukaan
kulit dan dapat mengumpulkan darah perifer menuju tempat bekam. Bila pasien
merasa tarikan terlalu ringan dapat ditambahkan, dan bila pasien merasa tarikan
terlalu kuat hingga terasa nyeri, pasien bisa minta tarikan dikurangi.
e. Proses Perlukaan dengan Jarum Lancet
Pada satu tempat bekam, penjaruman atau insisi dilakukan berurutan dari arah
luar berlawanan dengan arah jarum jam menuju ke dalam. Dalam satu tempat
dilakukan sebanyak minimal 30 kali perlukaan untuk memfasilitasi proses
pengeluaran darah yang optimal.
f. Proses Pengeluaran Darah
Pengeluaran darah terdiri dari dua fase, yaitu fase cepat dan fase lambat. Fase
cepat terjadi langsung sesaat sesudah kulit diberi perlukaan di mana dari tempat
luka darah akan mengalir secara cepat keluar dari tubuh. Sedangkan fase lambat
terjadi antara 4-5 menit sesudah proses bekam. Pada fase ini tubuh sudah mulai
merespons terjadinya luka dan perdarahan dengan membentuk faktor-faktor
pembekuan darah sehingga darah yang keluar pada fase ini jumlahnya lebih sedikit
dan kecepatan aliran darah juga berkurang jauh.
g. Pembersihan Bekuan Darah
Di sekeliling tempat kop bekam dipasang kasa steril untuk mencegah darah
keluar dari area bekam pada saat kop dilepas. Kop dilepas perlahan sambil salah
satu tangan menahan darah dengan kasa steril yang sudah mengelilingi kop. Darah
dibersihkan dengan cara menyapukan kasa steril yang sudah mengelilingi area
bekam dengan satu sapuan melingkar agar tempat bekam bersih dan darah tidak
bercecer. Pada beberapa klinik yang diteliti penulis, sesudah tahap pembersihan
bekuan darah, tempat bekam dibersihkan terlebih dahuu dengan kapas alkohol
untuk mensterilkan luka sebelum proses kop kedua dilakukan.
h. Proses Perlakuan Sesudah Bekam
Sesudah proses pengeluaran darah selesai, di mana darah tidak keluar lagi dari
titik perlukaan kulit, maka tempat bekam diolesi dengan agen pembersih atau
antiseptik dengan tujuan mencegah luka dari komplikasi seperti infeksi baik lokal
maupun sistemik dan juga untuk menstimulasi proses penyembuhan luka yang
optimal. Agen antiseptik yang biasa dipakai adalah antiseptik alami seperti minyak
zaitun, minyak natural alam maupun madu; antiseptik kimia seperti alkohol dalam
berbagai konsentrasi (70%-96%) atau betadine zmaupun antibiotik.
B. RUQYAH
1. Definisi Ruqyah
Secara etimologi kata ruqyah berasal dari bahasa Arab, Menurut akar katanya,
ruqyah berasal dari kata ‫ رﻗﯿﺔ‬،‫ ﯾﺮﻗﻰ‬،‫ رﻗﻰ‬yang berarti mantra- mantra dan ada juga yang
mengartikan ruqyah sebagai jampi-jampi. Secara terminologi ruqyah adalah jampi-
jampi dengan menggunakan ayat-ayat al- Qur'an yang sering digunakan untuk
menyembuhkan terhadap orang sakit baik karena penyakit fisik, psikis, maupun yang
diduga karena gangguan jin atau juga untuk menghindarkan diri dari gangguan jin
(marabahaya) yang diucapkan melalui lisan orang saleh, niscaya akan mendatangkan
kesembuhan dengan izin Allah.
2. Macam-Macam Ruqyah
a. Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah syar’iyyah adalah ruqyah yang sesuai dengan syariat Islam dan
memenuhi syarat-syaratnya. Ruqyah syar’iyyah mendatangkan perlindungan,
keridhaan dan kasih sayang dari Allah. Ruqyah ini adalah ruqyah yang lepas dari
kesyirikan. Ruqyah syar’iyyah mempunyai legalitas yang begitu kuat baik dari segi
dalil Al-Qur’an dan Sunnah maupun dari segi penelitian ilmiah. Dalam pandangan
masyarakat modern, ruqyah syar’iyyah dikenal dengan sebutan psikoterapi ruqyah.
Adapun kata therapy berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyembuhan,
sedangkan kata ruqyah sendiri berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti
jampi- jampi. Jadi ruqyah adalah proses pengobatan atau penyembuhan terhadap
suatu penyakit, baik penyakit jiwa (psikologis) maupun penyakit jasmaniah dengan
menggunakan petunjuk Al-Qur’an dan As- Sunnah Nabi saw. Dengan metode
pendekatan diri kepada Allah melalui do’a dan dzikir.
b. Ruqyah Syirkiyyah
Ruqyah syirkiyyah adalah ruqyah yang mengandung unsur syirik dan
diharamkan oleh Islam. Ruqyah syirkiyyah berisi bacaan mantera-mantera,
pengagungan dan penyebutan setan, orang-orang shalih, penghormatan pada
bintang-bintang, malaikat ataupun perilaku-perilaku pada saat ruqyah yang
mengandung dosa syirik, bid’ah atau khurafat
3. Syarat-Syarat Ruqyah
Para ulama sepakat bolehnya melakukan ruqyah, ketika berkumpul tiga syarat
berikut ini :
a. Ruqyah harus menggunakan kalam Allah SWT, atau dengan asma dan sifat-Nya.
b. Harus menggunakan bahasa Arab atau dengan bahasa yang dipahami
kandungannya oleh orang lain.
c. Hendaklah diyakini bahwa bacaan ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya,
tapi berpengaruh karena kuasa dan izin Allah
4. Syarat-Syarat Peruqyah
Syarat perilaku dan sifat yang harus dimiliki seorang muallij (orang yang
meruqyah dengan cara syar’i) adalah :
a. Harus beraqidah lurus seperti salafush shalih yang bersih, jernih, benar dan terbebas
dari syirik dan bid’ah
b. Harus mewujudkan tauhid yang murni dalam perkataan dan perbuatan.
c. Harus yakin bahwa Al-Qur’an dan Sunnah punya pengaruh besar pada jin dan
syetan.
d. Harus mengetahui perihal jin dan syetan, jerat-jeratnya, kegemarannya melalui
hadits Rasulullah SAW.
e. Mengetahui pintu-pintu masuk syetan pada manusia.
f. Dianjurkan dengan sangat, sudah menikah supaya bisa menjaga suasana hati.
g. Menjauhi hal-hal yang diharamkan, dosa kecil maupun dosa-dosa besar.
h. Senantiasa berdzikir kepada Allah, interopeksi dan bertaubat, serta menjaga
keikhlasan dan sabar.
i. Mengetahui ilmu-ilmu hati supaya tidak mudah terpedaya oleh jin dan syetan
5. Proses ruqyah dan Cara Terapi Ruqyah
a. Peoses sebelum ruqyah
1) Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melaksanakan ruqyah. Tempat
pelaksanaan ruqyah syar’iyyah sebaiknya terkondisikan secara syar’i. Sebab
jika terdapat sesuatu yang bertentangan dengan syari’at, akan membuat ruqyah
tidak efektif.
2) Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran syari’at.
3) Memberikan taushiyah kepada pasien tentang akidah sehingga menghilangkan
ketergantungan kepada selain Allah.
4) Menjelaskan bahwa cara pengobatan ruqyah tidak sama dengan apa yang
dilakukan oleh dukun tukang sihir.
5) Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui gejalanya.
6) Sunnah berwudhu’ bagi peruqyah dan pasien sebelum melakukan terapi.
Ruqyah merupakan rangkaian dzikir dan doa-doa perlindungan yang terdiri
dari ayat-ayat Al-Qur’an. Di dalam bukunya Fikih As-Sunnah, Syaikh Sayid
Sabiq menyatakan bahwa salah satu kondisi yang disunahkan berwudhu’
padanya adalah ketika berdzikir kepada Allah.
7) Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak diruqyah dan menjaga semua
kemungkinan auratnya akan terbuka saat pengobatan.
8) Tidak boleh meruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau mahram
dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan.
9) Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan untuk mengeluarkan jin yang ada
di dalam diri pasien.
10) Sebelum memastikan adanya gangguan jin atau sihir, peruqyah sebaiknya
melakukan diagnosa dan interview terhadap kondisi fisik dan psikis pasien.
b. Proses Pengobatan
Pada tahapan ini peruqyah meletakkan tangannya di kepala orang yang sakit
dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an secara tartil dengan suara yang dapat
didengar oleh orang yang sedang diruqyah dan orang yang mendampinginya, bukan
dengan cara berbisik atau komat kamit seperti yang dilakukan para dukun.
Hikmahnya, disamping mendapatkan pahala bagi yang membaca dan yang
mendengar juga untuk meyakinkan kepada yang mendengar bahwa yang dibaca
seorang peruqyahitu benar-benar ayat Al- Qur’an dan doa-doa yang ma’tsur bukan
mantera-mantera syirik (ruqyah syirkiyah). Oleh karena itu, ayat dan doa ruqyah
syar’iyyah itu dibaca secara tartil dan jahar (bersuara), maka seorang peruqyah
sebaiknya adalah qari’ yang memahami hukum tajwid Al-Qur’an dan mampu
mengaplikasikannya dengan baik.
c. Proses Setelah Pengobatan
Sebagai tindakan proteksi dan antisipasi agar jin tidak mengganggu lagi, maka
pasien harus membentengi diri sendiri dengan melakukan hal-hal berikut:
1) Membaca Isti’adzah dan basmalah setiap melakukan sesuatu yang baik.
2) Menjaga salat berjamaah, bagi laki-laki lebih utama di masjid karena setan
sangat takut kepada orang yang suka shalat berjamaah.
3) Senantiasa menjaga wudhu’, khususnya ketika mau tidur karena Allah
menyukai orang-orang yang suci dan Dia akan melindunginya. Sementara setan
suka orang yang kotor.
4) Sebelum tidur membaca Al-Fatihah, ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-
Naas meniupkannya ke telapak tangan lalu diusapkan ke seluruh badan.
5) Senantiasa membaca Al-Qur’an, khususnya setelah shalat.
6) Membaca Al-Ma’tsurat (doa/dzikir Rasulullah) setiap pagi dan petang

Anda mungkin juga menyukai