Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM LABORATORIUM METALURGI

UJI KEKERASAN

Oleh

Nama : Ali Sugiarto


NRP : C12200064
Hari Praktikum : Jum’at
Tanggal Praktikum : 28 Mei 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2021
BAB I
Alat, Bahan, dan Prosedur Percobaan
A. Alat
1. Kertas amplas grade 100-1000
2. Gergaji
3. Alat Uji Rockwell
4. Specimen

B. Bahan

1. Alumunium
2. Kuningan
3. ST 42
4. ST 60
5. Tembaga

C. Prosedur Percobaan

a. Persiapan pengujian:
1. Meratakan permukaan specimen dengan menggunakan amplas grade
100-1000
2. Setelah permukaan specimen benar-benar rata, mulai melakukan
penandaan permukaan specimen
3. Tujuan pemberian tanda adalah untuk pada saat proses pengujian
b. Pengujian:
1. Memasang indentor
2. Meletakkan specimen di atas meja pengujian
3. Menurunkan indentor mendekati specimen
4. Setelah indentor menyentuh sedikit permukaan specimen (beban
minor), kemudian melakukan pengujian (beban mayor).
5. Lama pembebanan 2-3 detik
BAB II
Hasil Percobaan dan Pengolahan Data

A. Hasil Percobaan

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Hasil Uji kekerasan Bahan ST 60 Hasil Uji Kekerasan Bahan Alumunium

Gambar 2.3 Gambar 2.4

Hasil Uji kekerasan Bahan Kuningan Hasil Uji kekerasan Bahan Tembaga

Gambar 2.5

Hasil Uji kekerasan Bahan ST 42


B. Pengolahan Data

Beban : 100 Beban : 150


Indentor : Steel Indentor : Diamond
Material Skala : HRB Skala : HRC

Jarak (mm) Jarak (mm)


5 10 15 5 10 15
88.3 91.0 91.0 9.9 9.4 8.7
89.7 91.1 88.2 11.2 9.7 8.2
ST 60
90.0 89.3 90.2 11.2 9.5 10.0 RHN
93.1 96.0 94.3 12.1 11.3 11.5
Rata-rata 90.3 91.9 90.9 11.1 10.0 9.6

57.8 58.1 56.0 -21.4 -27.6 -33.9


58.5 48.9 56.9 -21.8 -31.9 -24.3
Alumunium
59.3 58.0 55.6 -23.1 -25.8 -29.6 RHN
61.2 52.1 59.6 -22.0 -21.7 -27.5
Rata-rata 59.2 54.3 57.0 -22.1 -26.8 -28.8

58.4 58.5 60.0 -23.4 -21.7 -19.5


65.6 59.1 59.3 -23.6 -23.0 -22.8
Kuningan
60.0 58.2 60.3 -21.7 -23.7 -22.4 RHN
57.8 57.3 59.9 -25.1 -23.6 -20.8
Rata-rata 60.5 58.3 59.9 -23.5 -23.0 -21.4

31.8 36.3 44.4 -48.3 -46.3 -37.7


31.8 32.9 38.3 -50.1 -46.0 -38.9
Tembaga
31.2 30.6 35.1 -51.9 -47.3 -38.0 RHN
34.5 37.4 41.4 -51.3 -48.1 -38.6
Rata-rata 32.3 34.3 39.8 -50.4 -46.9 -38.3

98.7 96.5 98.8 18.5 17.9 16.1


99.1 98.8 93.6 20.5 16.4 18.3
ST 42
100.3 97.6 95.3 14.9 13.1 16.4 RHN
95.4 98.1 95.3 14.7 13.0 12.7
Rata-rata 98.4 97.8 95.8 17.2 15.1 15.9
BAB III
Analisa Data

A. Analisa Data

Pada pengujian kekerasan menggunakan metode pengujian Rockwell kali ini,


kita menggunakan 2 jenis indentor. Yang pertama adalah indentor berbahan steel
dengan beban 100 HRB, lalu yang ke-2 adalah indentor berbahan diamond dengan
beban 150 HRC. Pada pengujian kali ini ada 5 jenis specimen yaitu ST 60,
Alumunium, kuningan, Tembaga, dan ST 42. Masing-masing pengujian dilakukan
sebanyak 4 kali dengan masing-masing jarak 5 mm, 10 mm, dan 15 mm.

Pada specimen ST 60, pada jarak 5 mm, diperoleh rata-rata 90,3 RHN.
Kemudian pada jarak 10 mm, ditemukan bahwa rata-ratanya adalah 91,9 RHN.
Lalu, pada jarak 15 mm, rata-ratanya adalah 90,9 RHN. Itu adalah pengujian
dengan menggukan indentor steel. Selanjutnya pengujian menggunakan indentor
diamond. Pada jarak 5 mm, rata-ratanya adalah 11,1 RHN. Pada jarak 10 mm,
ditemukan rata-ratanya adalah 10,0 mm. Lalu, pada jarak 15 mm, rata-ratanya
adalah 9,6 RHN.

Selanjutnya, pengujian dilakukan menggunakan specimen alumunium dengan


indentor yang masih sama. Diperoleh pada Indentor steel rata-rata pada jarak 5
mm yakni 59.2 RHN, Pada jarak 10 mm diperoleh rata-rata 54.3 RHN, Pada jarak
15 mm diperoleh 57.0 RHN. Analisa selanjutnya menggunakan Indentor diamond
pada alumunium. Pada jarak 5 mm diperoleh rata-rata -22.1 RHN, selanjutnya di
jarak 10 mm diperoleh -26.8 RHN. Pada jarak 15 mm diperoleh -28.8 RHN.

Pengujian selanjutnya dilakukan pada specimen kuningan. Analisa pertama


menggunakan indentor yang sama dengan jenis steel. Diperoleh pada Indentor
steel rata-rata pada jarak 5 mm yakni 60.5 RHN, Pada jarak 10 mm diperoleh rata-
rata 58.3 RHN, Pada jarak 15 mm diperoleh 59.9 RHN. Analisa selanjutnya
menggunakan Indentor diamond pada kuningan. Pada jarak 5 mm diperoleh rata-
rata -23.5 RHN, selanjutnya di jarak 10 mm diperoleh -23.0 RHN. Pada jarak 15
mm diperoleh -21.4 RHN.
Specimen keempat yakni berbahan tembaga. Analisa pertama menggunakan
indentor yang sama dengan jenis steel. Diperoleh pada Indentor steel rata-rata
pada jarak 5 mm yakni 32.3 RHN, Pada jarak 10 mm diperoleh rata-rata 34.3
RHN, Pada jarak 15 mm diperoleh 39.8 RHN. Analisa selanjutnya menggunakan
Indentor diamond pada tembaga. Pada jarak 5 mm diperoleh rata-rata -50.4 RHN,
selanjutnya di jarak 10 mm diperoleh -46.9 RHN. Pada jarak 15 mm diperoleh -
38.3 RHN.

Specimen terakhir yakni menggunakan besi berbahan ST 42. Analisa pertama


menggunakan indentor yang sama dengan jenis steel. Diperoleh pada Indentor
steel rata-rata pada jarak 5 mm yakni 98.4 RHN, Pada jarak 10 mm diperoleh rata-
rata 97.8 RHN, Pada jarak 15 mm diperoleh 95.8 RHN. Analisa selanjutnya
menggunakan Indentor diamond pada ST 42. Pada jarak 5 mm diperoleh rata-rata
17.2 RHN, selanjutnya di jarak 10 mm diperoleh 15.1 RHN. Pada jarak 15 mm
diperoleh 15.9 RHN. Berdasarkan data yang didapat, dapat dikatakan bahwa nilai
kekerasan kuningan lebih tinggi dibandig tembaga.
BAB IV
Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan perhitungan mengenai hasil pengujian
kekerasan dengan metode Rockwell dapat diberi kesimpulan bahwa
eksperimen material terkeras dimiliki oleh ST 60 dan terendah kekerasanya
adalah Tembaga. Nilai kekerasan tersebut dapat dilihat berdasarkan beda
kedalaman yang ditimbulkan oleh tekanan pada permukaan material.
Kekerasan suatu material dipengaruhi oleh kemurnian bahan (homogenitas).
BAB V
Pertanyaan dan Jawaban

1. Sebutkan kelebihan-kelebihan pengujian metode rockwell dibandingkan


dengan metode pengujian kekerasan lainnya?

Kelebihan dari hardness rockwell test adalah mampu digunakan untuk


bahan yang sangat keras. Bisa dipakai untuk batu gerinda hingga plastik.
Cocok untuk semua material yang keras dan bahkan lunak. Pengujian
dengan metode rockwell tidak menggunakan rumus-rumus perhitungan
dibandingkan dengan metode lainnya.

2. Jelaskan hubungan kekerasan dengan kekuatan material! Tuliskan rumus


korelasi antara kekerasan Brinell dengan kekuatan Tarik.

Semakin tinggi nilai kekerasan material maka semakin besar energi yang
dibutuhkan untuk menimbulkan jejak pada permukaannya. Kekerasan
material umumnya berbanding lurus dengan kekuatan tariknya. Artinya
bila kekuatan tarik material tinggi maka kekerasannya juga tinggi. Pada
sebagian besar baja (steel), hubungan tersebut dapat ditulis dalam bentuk
persamaan TS (MPa) = 3,45 x HB atau TS (psi) = 500 x HB. Di mana
TS adalah tensile strength (tegangan tarik) dalam satuan MPa atau
psi,sedangkan HB adalah nilai kekerasan Brinell.

3. Jelaskan pengaruh kekerasan terhadap keausan material!

Semakin keras suatu material maka semakin kecil kemungkinan bahwa


material itu dapat terkikis jadi semakin kecil pula kemungkinan material
itu akan cepat aus.
BAB VI
Lampiran Data

a. Steel Indentor

STEEL (100 kg)


Skala : HRB
120
98,4 97,8 95,8
100 90,3 91,9 90,9
RATA RATA (RHN)

80
60,5
59,2 58,3 59,9
57 ST 60
54,3
60 ALUMINIUM
39,8
32,2 34,3
40 KUNINGAN

20 TEMBAGA

0 ST 42

0 2 4 6 8 10 12 14 16

JARAK (mm)

b. Diamond Indentor

DIAMOND (150 kg)


Skala : HRC
30
17,2 15,1 15,9
20 11,1 10 9,6
10
RATA-RATA (RHN)

ST 60
0
-10 0 2 4 6 8 10 12 14 -21,4 16 ALUMINIUM
-22,1
-23,5 -23
-20 -26,8 -28,8 KUNINGAN
-30 -38,3 TEMBAGA
-40 -46,9
-50,4 ST 42
-50
-60
JARAK (mm)

Anda mungkin juga menyukai