Anda di halaman 1dari 21

JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No.

1, Juni 2018: 87 - 107

ISSN : 2580-3220, E-ISSN : 2580-4588


J. Mandiri., Vol. 2, No. 1, Juni 2018 (87 - 107)
©2018 Lembaga Kajian Demokrasi
dan Pemberdayaan Masyarakat (LKD-PM)

ANALISIS PEREKONOMIAN DAN POTENSI EKONOMI KREATIF


TANGERANG SELATAN

Nefo Indra Nizar


Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
nefoindra@gmail.com

Abstrak

Tangerang Selatan sebagai kota yang relatif baru, terus melakukan proses pembangunan ekonomi secara
berkelanjutan. Untuk itu perlu diperhatikan dan dikembangkan apa saja yang menjadi sektor unggulan.
Disamping potensi ekonomi kreatif yang sangat besar, pada gilirannya akan menambah pendapatan
dan meningkatkan perekonomian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perekonomian,
struktur perekonomian, sektor unggulan, potensi ekonomi kreatif, serta bagaimana strategi pengembangan
ekonomi kreatif kota Tangerang Selatan. Metode penelitian menggunakan data sekunder dengan
analisis pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan kontribusi sektoral terhadap PDRB, analisis
LQ, dan analisis Shift Share. Untuk mengetahui potensi ekonomi kreatif dan pengembangan strategi ke
depan, digunakan analisis SWOT dengan pendekatan tujuh dimensi ekonomi kreatif. Hasil penelitian
menunjukkan pertumbuhan Tangerang Selatan paling tinggi dibandingkan dengan kota/kabupaten
se Banten. Struktur ekonomi paling besar di sektor tersier. Berdasarkan analisis LQ terdapat sembilan
lapangan usaha yang menjadi sektor unggulan, atau sektor basis dengan nilai LQ > 1. Dari analisis Shift
Share (SS) kota Tangerang Selatan terhadap provinsi Banten periode tahun 2012-2016, menunjukkan
nilai pertumbuhan aktual (PR) > Regional Share (RS), secara keseluruhan pertumbuhan kota Tangerang
Selatan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Banten. Nilai Differential Shift (DS) positif,
menunjukkan keungguan komparatif yang cukup tinggi. Nilai Proportional Shift (PS), juga menunjukkan
secara proporsional komposisi sektor-sektor industri tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan provinsi
Banten. Berdasarkan tujuh dimensi ekonomi kreatif yang digunakan, melalui analisis SWOT, perlu
dikembangkan secara keseluruhan. Dari tujuh dimensi tersebut, ada dua dimensi yang menjadi prioritas
dan perhatian. Pertama adalah masalah pengembangan sumber daya manusia dan kedua adalah
masalah pembiayaan atau permodalan.

Kata Kunci : Analisis LQ, Analisis Shift Share, Differential Shift, Proportional Shift, Analisis SWOT,
Sektor Unggulan, Ekonomi Kreatif

87
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

PENDAHULUAN sebesar 15,02% atau sebesar 7,690 triliyun


Latar Belakang rupiah.
Tangerang Selatan adalah kota yang rela­
tif baru terbentuk, sebagai daerah otonom Tabel-2
ba­gian dari propinsi Banten. Sesuai UU No. Struktur Perekonomian Kota Tangerang
51 Tahun 2008 mengenai keputusan pem­ben­ Selatan Menurut Kategori, 2012 – 2014
tukan kota Tangerang Selatan, adalah ber­tu­ Lapangan Usaha
Share
juan untuk meningkatkan pelayanan dalam 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4)
bidang pemerintahan, pembangunan, dan ke­
A Pertanian, Kehutanan
masyarakatan, serta dapat memberikan ke­ 0,30 0,29 0,32
dan Perikanan
mam­puan dalam pemanfaatan potensi daerah. B Pertambangn dan
0,00 0,00 0,00
Penggalian
Salah satu indikator perekonomian un­
C Industri Pengolahan 11,84 11,62 11,45
tuk dapat melihat proses pembangunan yang D Pengadaan Listrik dan
0,11 0,12 0,12
ber­kelanjutan adalah laju pertumbuhan eko­ Gas
nomi. Kota Tangerang Selatan berdasarkan E Pengadaan Air,
Pengelolahan sampah, 0,05 0,05 0,04
data BPS Banten menunjukkan tingkat laju Limbah dan Daur Ulang
pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan F Konstruksi 13,55 14,39 15,01
dengan kabupaten/kota se propinsi Banten, G Perdagangan Besar,
Eceran, Reparasi Mobil 18,63 17,95 17,56
yaitu sebesar 7,2% pada tahun 2015 dan 6,98% dan Sepeda Motor
pada tahun 2016. H Transportasi dan
2,70 2,91 3,07
pergudangan
Tabel-1 I Penyediaan akomodasi
3,14 3,22 3,36
dan Makan Minum
Pertumbuan Ekonomi Kabupaten/Kota J Informasi dan
11,94 10,91 10,86
se Banten 2015 – 2016 Komunikasi
K Jasa Keuangan dan
Pertumbuhan Ekonomi 1,22 1,22 1,21
Asuransi
Kabupaten/Kota ADH Konstan 2010
L Real Estate 16,46 16,65 16,21
2015 2016 M, N Jasa Perusahaan 3,12 3,28 3,42
Kabupaten Pandeglang 5,96 5,49 O Administrasi
Kabupaten Lebak 5,8 5,7 Pemerintahan,
1,21 1,20 1,25
Pertahanan dan
Kabupaten Tangerang 5,36 5,32 Jaminan Sosial Wajib
Kabupaten Serang 5,02 5 P Jasa Pendidikan 8,19 8,73 8,96
Kota Tangerang 5,37 5,3 Q Jasa Kesehatan dan
4,58 4,35 4,05
Kota Cilegon 4,78 5,05 Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 2,95 3,12 3,14
Kota Serang 6,29 6,22
PRODUK DOMESTIK
Kota Tangerang Selatan 7,2 6,98 100,00 100,00 100,00
REGIONAL BRUTO
Sumber : BPS, PDRB Provinsi Banten (2015 – 2016) Sumber : BPS, Indikator Ekonomi Tangerang Selatan 2015

Sementara dilihat dari struktur pereko­ Pembangunan kota Tangerang Selatan,


nomian kota Tangerang Selatan didominasi sebagai kota baru harus terus dilakukan secara
oleh pedagang besar dan eceran, dan reparasi berkelanjutan. Heri Apriyanto (2015: 261)
mobil dan sepeda motor sekitar 17,56% dengan menye­ butkan agar pembangunan kota dapat
nilai nominal 8,977 triliyun rupiah. Kategori ber­kelanjutan maka diperlukan kebijakan
penyumbang kedua adalah real estate sebesar yang mengharmoniskan tatanan ekonomi,
16,21% atau senilai 8,302 triliun rupiah. Kate­ tatanan ekologis, dan tatanan sosial. Hal terse­
gori penyumbang ketiga adalah konstruksi but dimaksudkan untuk menjamin adanya

88
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

keber­lanjutan dalam pemanfaatan sumberdaya Daerah yang tidak saja memberikan tingkat
alam yang tersedia, tanpa mengurangi peluang laju pertumbuhan daerah, tetapi juga mem­
generasi yang akan datang untuk menikmati berikan kesejahteraan kepada penduduk dan
kondisi yang lebih baik. masyarakat Tangerang Selatan.
Pratama Rahardja (2014: 377) menyebutkan
pengertian pembangunan berkelanjutan adalah Perumusan Masalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa Berdasarkan uraian di atas, maka masalah
kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang hendak diteliti adalah sebagai berikut :
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mere­ a. Bagaimana struktur perekonomian Tange­
ka sendiri. rang Selatan dan sektor-sektor apa saja
Selain tetap memperhatikan dan mengem­ yang termasuk unggulan kota Tangerang
bangkan sektor unggulan, pemerintah kota Selatan?
tangerang selatan perlu memperhatikan potensi b. Bagaimana potensi dan pemetaan ekonomi
ekonomi daerah. Salah satu potensi ekonomi kreatif kota Tangerang Selatan?
daerah adalah mengembangkan potensi eko­ c. Bagaimana pengembangan potensi eko­
nomi kreatif. nomi kreatif kota Tangerang Selatan dan
Ekonomi kreatif telah menjadi sektor yang strategi apa yang dapat dijalankan?
menjanjikan dalam perekonomian nasional
dan diharapkan mampu menjadi kekuatan baru Batasan Masalah
ekonomi nasional di masa yang akan datang. Di dalam penelitian ini diberikan pembatasan
Berdasarkan data survey dan hasil statistik pokok masalah, yaitu sebagai berikut :
Badan Ekonomi Kreatif dan BPS (2016), a. Data analisis perekonomian dan sektor
menunjukkan bahwa PDB Ekonomi kreatif unggulan, digunakan adalah data BPS
tumbuh sebesar 4,38% pada tahun 2015, yaitu periode 2012 – 2016.
dari 784,82Triliun pada tahun 2014 menjadi b. Data sekunder digunakan adalah data
sebesar 852,24 Triliun pada tahun 2015. PDRB kota Tangerang Selatan dan PDRB
Tangerang Selatan memiliki potensi eko­ provinsi Banten selama periode waktu
nomi kreatif di segala bidang. Tangerang 2012 – 2016.
Selatan memiliki real estate, perumahan c. Pemetaan potensi ekonomi kreatif dilaku­
dan apartment yang tersebar, disamping kan dengan menggunakan data sekunder,
juga dikenal sebagai pusat kuliner. Selain itu pendekatan studi literatur terkait ekonomi
juga memiliki seni dan budaya, serta memi­ kreatif kota Tangerang Selatan.
liki talenta-talenta kreatif yang diwakili oleh
rakyat urban (Kreatif ed2, 2015). Un­tuk itu Tujuan Penelitian
perlu adanya pemetaan potensi eko­ nomi Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah
kreatif, yang pada gilirannya akan mem­ sebagai berikut :
berikan kontribusi kepada PDRB dan per­ a. Untuk mengetahui struktur perekonomian
tumbuhan ekonomi daerah. dan sektor-sektor apa saja yang menjadi
Penelitian ini mencoba melakukan sektor unggulan kota Tangerang Selatan.
analisis perekonomian Tangerang Selatan b. Untuk mengetahui potensi dan pemetaan
dan posisinya sebagai salah satu kabupaten/ ekonomi kreatif kota Tangerang Selatan.
kota provinsi Banten, dan juga mencoba c. Untuk mengetahui pengembangan potensi
menggali potensi ekonomi kreatif yang ekonomi kreatif dan strategi ekonomi
bisa dikembangkan dan secara nyata dapat kreatif kota Tangerang Selatan ke depannya.
memberikan nilai tambah kepada Pendapatan

89
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

TINJAUAN LITERATUR pembangunan wilayah alternatif pelaksanaan


Pembangunan, Pertumbuhan dan Struktur pembangunan (Bagdja Muljarijadi, 2011).
Ekonomi Menurut Todaro, yang dikutip dari Bagdja
Menurut Prathama (2014, hal 346), Muljarijadi (2011), menyebutkan bahwa pem­
pembangunan ekonomi (economic development) bangunan wilayah merupakan suatu proses
mempunyai arti yang lebih luas maknanya dari yang bersifat multidimensi, yang di dalamnya
pertumbuhan ekonomi (economic growth). Jika tercakup berbagai tindakan yang mengarah
konsep pertumbuhan ekonomi lebih menga­ kepada terjadinya reorganisasi maupun re­
cu kepada perubahan-perubahan kuanti­ tatif, orientasi yang menyeluruh terhadap sistem
maka pembangunan ekonomi juga men­ ekonomi dan sosial masyarakat.
cakup dimensi kualitatif. Pertumbuhan eko­ Peran masing-masing sektor perekonomian
nomi hanya merupakan salah satu unsur pem­ dapat dilihat dari struktur ekonomi suatu negara
bangunan ekonomi. atau wilayah. Struktur ekonomi di Indonesia
Pembangunan Ekonomi = Pertumbuhan dikelompokkan ke dalam 3 sektor, yaitu sektor
Ekonomi + Perubahan-perubahan. primer, sekunder dan tersier. Ada kecenderungan
Sadono Sukirno (2006, 423), menyebutkan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi
bahwa pertumbuhan ekonomi menerangkan atau yang membuat semakin tinggi pendapatan
mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan
ekonomi. Dalam perekonomian yang sebenarnya struktur ekonomi (Amir Mahmud, 2016:43)
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan Hollis Chenery mengemukan teori
fisik produksi barang dan jasa yang berlaku di tentang perubahan struktur ekonomi, dikutip
suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah dari Amir Mahmud (2016: 43), menjelaskan
produksi barang industri, perkembangan bahwa perubahan struktur ekonomi di negara
infra­struktur, pertambahan jumlah sekolah, berkembang yang mengalami transformasi dari
pertambahan produksi sektor jasa dan produksi pertanian tradisional ke sektor industri sebagai
barang modal. Untuk memberikan gambaran penggerak utama pertumbuhan. Penelitian
kasar mengenai pertumbuhan ekonomi Chenery menunjukkan pendapatan per kapita
yang dicapai oleh suatu negara, ukuran yang telah mengubah pola konsumsi dari makanan
selalu digunakan adalah tingkat petumbuhan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur
pendapatan rii yang dicapai. dan jasa, akumulasi modal secara fisik dan SDM,
Pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan perkembangan kota dan industri, penurunan
dengan perkembangan ekonomi di negara- laju pertumbuhan penduduk, ukuran keluarga
negara berkembang. Pembangunan ekonomi yang kecil, sektor ekonomi yang di dominansi
bukan saja tertarik kepada masalah pendapatan oleh sektor nonprimer terutama industri (Amir
nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi Mahmud, 2016:43).
kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha
merombak sektor pertanian yang tradisional, Ekonomi Kreatif
masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, Ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai
dan juga bagaimana meningkatkan tingkat pen­ sektor ekonomi yang mengutamakan kualitas
dapatan per kapita yang terus menerus (Sadono sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif,
Sukirno, 2006:243). sehingga sektor ekonomi ini sangat berkaitan
Salah satu pelaksanaan pembangunan dengan pemanfaatan Hak atas Kekayaan
ekonomi adalah pembangunan wilayah. Indonesia Intelektual (HAKI) yang meliputi HAKI milik
yang memiliki wilayah yang cukup besar dan privat, HAKI milik publik, dan HAKI milik
memiliki karakteristik kepulauan memerlukan komunitas (Serfiyani, 2016:48).

90
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Menurut John Howkins, yang dikutip industri/sektor nasional maka porsi kelebihan
dari Serfiyani (2016:49) mendefinisikan eko­ dari output/tenaga kerja tersebut dapat men­
nomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi yang jelaskan tentang besarnya ekspor yang terjadi
menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya (Bagdja Muljarijadi, 2016:56). Pernyataan ini
dan lingkungan sebagai tumpuan masa depan. dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nurmilah (2016:98) menyebutkan ekono­ Dimana :
mi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi DD LQi menyatakan besarnya nilai location
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas. quotient sektor i di suatu wilayah
Ekonomi kreatif mengandalkan ide dan stock DD vi menyatakan jumlah output/tenaga kerja
of knowledge dari sumber daya manusia (SDM) dari industri i di suatu wilayah
sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan DD vt menyatakan jumlah total output/tenaga
ekonominya. kerja yang ada di suatu wilayah
Makna kreativitas dapat dilihat sebagai DD Vi menyatakan jumlah output/tenaga kerja
kapasitas atau daya upaya untuk menghasilkan dari industri i di wilayah referensi
sesuatu yang unik, menciptakan solusi dari DD Vt menyatakan jumlah total output/tenaga
suatu masalah. Kreativitas merupakan faktor kerja yang ada di wilayah referensi.
pendorong munculnya inovasi dengan meman­ Nilai yang ditunjukkan pada rumusan LQ
faatkan penemuan yang sudah ada. Kreativitas ini akan memiliki arti seperti pada aturan di
tidak hanya meningkatkan produktivitas bawah ini :
tetapi dapat juga meningkatkan nilai tambah. DD Jika nilai LQi > maka sektor i di wilayah
Kreativitas dapat berasal dari budaya (Mar­ tersebut lebih terspesialisasi dibandingkan
kusen, 2008). Ekonomi kreatif dapat men­ dengan sektor yang sama pada wilayah
jadi pendorong pertumbuhan ekonomi ber­ referensi atau dengan kata lain sektor
ke­lanjutan karena ide dan kreativitas adalah tersebut merupakan sektor yang mampu
sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui mengekspor produknya/tenaga kerjanya
(Nurmilah, 2016:98). (sektor basis)
Ruang lingkup industri kreatif terdiri dari DD Jika nilai LQi < 1 maka sektor i di wila­
16 subsektor ekonomi kreatif (BEKRAF, 2016), yah tersebut kurang terspesialisasi diban­
yaitu : Aplikasi & Game; Arsitektur; Desain dingkan dengan sektor yang sama pada
Interior; Desain Komunikasi Visual; Desain wilayah referensi atau dengan kata lain
Produk; Fashion; Film, Animasi dan Video; sektor tersebut merupakan sektor yang tidak
Fotographi; Kriya; Kuliner; Musik; Penerbitan; mampu untuk mengekspor produknya/
Periklanan; Seni Pertunjukkan; Seni Rupa; dan tenaga kerjanya (sektor nonbasis)
Televisi dan Radio. DD Jika nilai LQi = 1 maka sektor i di wiayah
tersebut memiliki tingkat spesialisasi yang
Analisis LQ sama dibandingkan dengan sektor yang
Analisis LQ pada industri/sektor tertentu sama pada wilayah referensi atau dengan
membandingkan sumbangan (share) industri/ kata lain sektor tersebut merupakan sektor
sektor tertentu terhadap total tenaga kerja/ mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya
output pada tingkat wilayah/lokal dengan sum­ sendiri.
bangan industri/sektor yang sama terhadap
total tenaga kerja/output pada tingkat nasional Analisis Shift Share
(wilayah yang lebih luas, yang disebut wilayah Analisis shift-share merupakan teknik
referensi) Dimana jika sumbangan industri/ yang sangat berguna dalam menganalisis
sektor wilayah lebih besar daripada sumbangan peru­
bahan ekonomi wilayah dibandingkan

91
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

dengan perekonomian wilayah yang lebih kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2017: 19-
luas (wilayah referensi) selama selang waktu 20).
tertentu. Tujuan dari analisis Shift Share ini Selanjutnya Rangkuti (2017: 20), menye­
adalah untuk menentukan kinerja atau pro­ butkan bahwa analisis SWOT memban­dingkan
duktivitas kerja perekonomian wilayah dengan antara faktor eksternal Peluang (opportunities)
membandingkannya dengan wilayah yang lebih dan Ancaman (threats) dengan faktor inter­
luas (Bagdja Muljarijadi, 2016:59). nal Kekuatan (strengths), dan kelemahan
Selanjutnya masih dari Baggdja Muljarijadi (weaknesses).
(2016: 59-60), menyebutkan bahwa analisis ini
memberikan data tentang kinerja perekonomian
BERBAGAI PELUANG
ke dalam tiga bidang yang berhubungan satu
sama lainnya, yaitu :
a) Pertumbuhan ekonomi (economic growth)
3. Mendukung 1. Mendukung
yang diukur dengan cara menganalisis Strategi turn- strategi agresif
perubahan pengerjaan agregat secara around
sektoral dibandingkan dengan perubahan
pada sektor yang sama di perekonomian KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
yang menjadi acuan/referesi.
b) Pergeseran proporsional (Proportional
4. Mendukung 2. Mendukung
shift), yang mengukur perubahan relatif,
Strategi strategi
tumbuh lebih cepat atau lebih lambat,
defensif diversifikasi
suatu sektor di wilayah dibandingkan
dengan perekonomian yang lebih besar
yang dijadikan acuan (nasional). BERBAGAI ANCAMAN
c) Pergeseran differential (Differential shift),
digunakan dalam menentukan seberapa Sumber : Rangkuti (2017: 201)

jauh daya saing sektoral suatu wilayah


dibandingkan dengan perekonomian yang Gambar-1
dijadikan acuan. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT Kuadran-1 : Ini merupakan situasi yang


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
faktor secara sistematis untuk merumuskan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
pada logika yang dapat memaksimalkan ke­ harus dikembangkan dalam kondisi ini adalah
kuatan (Strengths) dan peluang (Oppor­tunities), mendukung kebijakan pertumbuhan yang
namun secara bersamaan dapat me­mi­nimalkan agresif (growth oriented strategy).
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman Kuadran-2 : meskipun menghadapi berba­
(Threats). Proses pengambilan kepu­ tusan gai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
stra­
tegis selalu berkaitan dengan pengem­ kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
bangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan diterapkan adalah menggunakan kekuatan
peru­sahaan. Dengan demikian, perencanaan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
strategic (strategic planner) harus menganalisis dengan cara strategi diversifikasi (produk/
faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, pasar)
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam Kuadran-3 : Perusahaan menghadapi

92
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain 2017


pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kele­ 3. Indikator Ekonomi Kota Tangerang Selatan
mahan internal. 2015 – 2016
Kuadran-4 : Ini merupakan situasi yang 4. Buku Saku PDRB Provinsi Banten, PDRB
sangat tidak menguntungkan, perusahaan Kabupaten/Kota se Banten, PDRB Provinsi
ter­se­
but menghadapi berbagai ancaman dan se Jawa, dan PDRB Indonesia, 2015-2016.
kelemahan internal. 5. Rencana Strategis (RENSTRA) 2016 –
Chang (2015) di dalam penelitiannya, 2021, Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
menggunakan analisis SWOT berdasarkan 6. Rencana Kerja Pembangunan Daerah
European Creativity Index’s (ECI) enam pilar Tangerang Selatan, 2017
kreativitas untuk mengukur propek kota Penang 7. Sumber dan referensi lain yang berkaitan
sebagai kota kreatif. Keenam pilar tersebut adalah dengan penelitian.
: opennes diversity, human capital, technology,
Institutional environtment, social & cultural, dan Analisis LQ (Location Quotient)
pilar terakhir adalah creative output. Dari enam Untuk menganalisis perekonomian dan
pilar tersebut sebagai indikator kreativitas, sektor unggulan, selain menggunakan data
kemudian dijabarkan dengan menggunakan BPS, dilakukan juga perhitungan LQ dan Shift
SWOT ke dalam analisis kekuatan internal Share. Rumus yang digunakan untuk analisis
(strenghts), kelemahan internal (weaknesses), LQ adalah sebagai berikut :
peluang eksternal (opportunities), dan ancaman
eksternal (threats). Dimana :
BEKRAF (2016) menerbitkan buku pan­ vi : PDRB sektor (i) kota Tangerang
duan pemeringkatan kabupaten/kota kreatif, Selatan
menyebutkan ada tujuh dimensi yang dapat vt : PDRB total sektor (i) kota Tangerang
digunakan sebagai indikator pemeringkatan Selatan
ekonomi kreatif kabupaten/kota. Hamdan Vi : PDRB sektor (i) provinsi Banten
(2016), juga menyebutkan tujuh dimensi untuk Vt : PDRB total sektor (i) provinsi Banten
mengetahui daya saing ekonomi kreatif. Ketujuh
dimensi tersebut adalah : sumber daya manusia, Analisis Shift Share
sumber daya alam & budaya, daya saing indus­ Perhitungan Shift Share yang digunakan
tri, pembiayaan, pemasaran, infrastruktur dan oleh BPS (BPS, Indikator Kota Tangerang Sela­
teknologi, regulasi dan kelembagaan. tan 2015/2016), adalah sebagai berikut :
∆Y r,i,t = (Psi + Sp r,i + Sd r,i)
METODE PENELITIAN Dimana :
Metode penelitian menggunakan data ∆Y = Perubahan Nilai Tambah Bruto (NTB
sekunder untuk melihat data perekonomian tahun t – NTB tahun t – n)
tangerang selatan dengan menggunakan data P = Provincial atau wilayah yang lebih luas
PDRB kota Tangerang Selatan dan provinsi r = region atau wilayah analisis
Banten. Data BPS dan dokumen lain yang i = sektor PDRB
digunakan adalah sebagai berikut : t = tahun
1. Produk Domestik Regional Bruto Kota PS = Provincial Share
Tangerang Selatan Menurut Lapangan P = Proportional Shift
Usaha 2012 – 2016 D = Differential Shift
2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
Banten Menurut Lapangan Usaha 2012 –

93
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Komponen Analisis Shift Share : Persamaan Differential Shift (DS) :


1. Provincial Share
Yaitu seandainya pertambahan Nilai Tam­
bah Bruto Regional sektor (i) sama dengan
proporsi pertambahan nilai bruto secara
rata-rata.
Ps i,t = Y r,i,t-n X (Y N,t / Y N. t-n ) – Y, Persamaan Proportional Shift (PS) :
r,i, t-n)
2. Proportional Shift
Yaitu melihat sektor (i) secara nasional
terhadap pertumbuhan Nilai Tambah Bruto
sektor (i) secara region yang di analisis.
P r,i,t = { (Y N i,t / Y N,i,t-n) – (Y N,t / Y Analisis SWOT
N,t-n) } X Y, r,i,t-n) Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan
3. Differential Shift salah satu metode untuk menggambarkan kon­
Menggambarkan penyimpangan antara disi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek
pertumbuhan sektor (i) di wilayah ana­ atau konsep bisnis berdasarkan faktor internal
lisis terhadap pertumbuhan sektor i seca­ dan eksternal. Analisis SWOT juga dapat dika­
ra nasional (pengaruh keunggulan kom­ takan sebagai instrumen analisis yang digu­
paratif). nakan dalam pendekatan manajemen strategis
D r,i,t = Y r,i,t – (Y N,i,t / Y N,i,t-n) X Y r,i,t-n). untuk mencari strategi terpilih dan juga tepat
Perhitungan Shift Share yang digunakan yang akan digunakan oleh seseorang atau suatu
di dalam penelitian ini mengadopsi model badan dalam upaya mencapai tujuan yang
perhitungan Shift Share yang dilakukan Widya­ diharapkan dalam jangka waktu (Widyningsih,
ningsih (2010) pada penelitiannya, kare­ na 2010).
penggunaan simbol rumus yang lebih seder­ Rangkuti (2017) menyebutkan di dalam
hana. Model persamaan tersebut dengan simbol penyusunan perencanaan strategis dengan
formulasi yang berbeda bisa dituliskan sebagai meng­gunakan analisis SWOT, ada 3 tahapan
berikut : analisis yang dilakukan, yaitu :
PR = RS + S 1. Tahap pengumpulan data. Pada tahap ini
Dimana : PR = Pertumbuhan Nasional/ dilakukan pengumpulan data, pengkla­
Regional sifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini
RS = National/Regional Share di­lakukan evaluasi faktor eksternal dan
S = Share evaluasi faktor internal.
Persamaan tersebut dapat ditulis : 2. Tahap analisis. Setelah mengumpulkan
S = PR – RS semua informasi yang berpengaruh, tahap
PR = selanjutnya adalah memanfaatkan semua
RS = informasi ke dalam model matriks SWOT
Dimana : agar dapat memperoleh analisis yang lebih
= PDRB Tangerang Selatan sektor i lengkap dan akurat.
tahun awal observasi 3. Tahap pengambilan keputusan. Pada
= PDRB Tangerang Selatan sektor i tahap ini adalah merumuskan strategi apa
tahun akhir observasi yang paling tepat dari grand strategi faktor-
= PDB Banten tahun awal observasi faktor internal maupun eksternal yang
= PDB Banten tahun akhir observasi sudah ditetapkan (SO, WO, ST,WT).

94
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

Tentukan faktor-faktor kekuatan Tentukan faktor-faktor kelemahan


EFAS internal internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Tentukan faktor peluang eksternal Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Tentukan faktor ancaman eksternal Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman.
Sumber : Rangkuti (2017)

Gambar-2
Matriks SWOT

Analisis SWOT ini digunakan untuk PEMBAHASAN


mengetahui potensi ekonomi kreatif dan Pertumbuhan Ekonomi
pengem­bangan serta strategi ekonomi kreatif Laju pertumbuhan ekonomi Tangerang
Tangerang Selatan. Data yang digunakan Selatan menunjukkan tren menurun dari
adalah data sekunder dari berbagai dokumen tahun 2012 – tahun 2016. Pada tahun 2012 laju
dan literatur, seperti publikasi data BPS/ pertumbuhan sempat mencatat di angka 8,66
Statis­
tik, dokumen laporan ekonomi kreatif, persen, kemudian mencapai angka yang paling
artikel, sumber berita dari website terkait, dan rendah di tahun 2016 menjadi 6,98 persen
dokumen lainnya yang relevan terkait ekonomi (angka sangat sementara). Pertumbuhan
kreatif. tertinggi di tahun 2016 berdasarkan lapangan
Pada penelitian ini digunakan tujuh di­ usaha adalah di sektor pengolahan listrik dan
mensi indikator ekonomi kreatif yang kemu­ Gas, yaitu mencapai 13,21 persen. Sementara
dian di analisis dengan menggunakan SWOT di sektor industri pengolahan mengalami
untuk menganalisis kekuatan faktor inter­ penurunan yang drastis, yaitu (0,33) persen di
nal, (strenghts), kelemahan faktor inter­ tahun 2016.
nal (weaknesses), peluang faktor eksternal Pertumbuhan yang tinggi di sektor pengo­
(opportunities), dan ancaman faktor eksternal lahan listrik dan gas menunjukkan adanya
(threats). Berdasarkan analisis ini agar dapat pembangunan perumahan yang mening­ kat
diketahui potensi, pengembangan dan strategi di daerah kota tangerang selatan, sehingga
ke depan ekonomi kreatif kota Tangerang ada­nya permintaan terhadap listrik dan gas.
Selatan. Ketujuh dimensi tersebut adalah : Sejalan dengan hal ini ditunjang dengan adanya
sumber daya manusia, sumber daya alam peningkatan pengadaan air, pengelolaan sam­
& budaya, daya saing industri, pembiayaan, pah, limbah dan daur ulang yang me­nunjukkan
pemasaran, infrastruktur dan teknologi, regu­ pertumbuhan yang meningkat.
lasi dan kelembagaan. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan

95
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

provinsi Banten, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan menurut lapangan usaha, pertumbuhan
ekonomi Tangerang Selatan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Banten untuk tahun
2012 – 2016. Laju pertumbuhan ekonomi provinsi Banten 2012 – 2016 menunjukkan tren yang sama,
menurun dari 6,83 persen di tahun 2012, menjadi 5,26 persen di tahun 2016.

Tabel-3
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan dan Provinsi Banten
Tahun 2012 – 2016 Berdasarkan Harga Konstan 2010

Tangse l Bante n Tangse l Bante n Tangse l Bante n Tangse l Bante n Tangse l Bante n
NO LAPANGAN USAHA
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan
A -2,59 3,20 -1,65 6,73 3,04 2,45 2,1 6,53 0,1 7,05
dan Perkebunan
Pertambangan dan
B - -0,04 - -6,21 - 3,69 - 3,66 - 3,43
Penggalian
C Industri pengolahan 0,72 4,75 8,34 7,81 6,95 1,7 3,82 3,44 -0,33 3,05
Pengadaan Listrik dan
D 12,00 3,46 10,37 -3,43 5,63 8,26 1,29 -1,39 13,21 -4,14
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolahan sampah,
E Limbah dan Daur Ulang 0,85 0,53 5,59 3,44 6,35 7,15 5,03 5,16 6,21 6,83
F Konstruksi 12,66 10,81 12,52 9,99 7,14 11,46 6,63 8,47 9,2 6,09
9,50 9,33 6,35 5,4 4,42 6,04 5,76 4,75 4,75 3,82
Perdagangan Besar,
G
Eceran, Reparasi

Transportasi dan
H 9,42 9,49 10,93 4,15 12,44 5,42 8,36 6,32 8,13 7,6
pergudangan
Penyediaan akomodasi
I dan Makan Minum 5,10 5,54 6,13 3,89 7,75 8,83 6,47 6,41 7,61 7,55
Informasi dan
J Komunikasi 18,26 14,47 10,98 8,03 16,42 18,71 10,15 9,81 9,12 8,52
Jasa Keuangan dan
K 6,74 10,82 7,81 8,65 8,43 4,75 8,58 8,4 7,77 14,16
Asuransi
L Real Estate 9,41 8,11 11,62 7,32 8,19 8,42 8,54 6,68 8,71 7,48

Jasa perusahaan 9,03 7,21 9,83 7,64 11,2 8,78 10,36 7,97 9,57 7,49
MN Administrasi
Pemerintahan,
dan Jaminan sosial
O wajib 4,57 6,20 2,22 1,03 10,09 8,18 8,72 6,55 8,41 7,11

P Jasa Pendididikan 3,54 4,17 4,69 3,94 5,71 7,57 8,18 6,35 7,9 6,8
Jasa kesehatan dan
Q Kegiatan Sosial 4,18 5,30 1,51 1,65 2,72 6,34 4,12 5,24 7,47 7,14
R,S,
Jasa lainnya 1,75 2,55 6,61 6,88 4,16 7,49 5,78 6,54 7,84 7,39
T,U

PERTUMBUHAN
EKONOMI - PDRB 8,66 6,83 8,75 6,67 8,05 5,51 7,20 5,4 6,98 5,26
TANGSEL, ADHK
2010

Sumber : BPS, PDRB Tangerang Selatan dan Provinsi Banten 2012 - 2016, ADHK 2010

Struktur Ekonomi hadap PDRB. BPS menyebutkan bahwa per­


Untuk dapat melihat struktur ekonomi ekonomian suatu daerah dapat dibagi menjadi
suatu daerah, dapat dilihat dari berapa besar 3 kelompok lapangan usaha, yaitu kelompok
kontribusi berdasarkan lapangan usaha ter­ usaha primer, sekunder dan jasa. Kelompok

96
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

lapangan usaha primer terdiri dari lapangan dan perikanan hanya memberikan kontribusi
usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; rata-rata selama periode 2012 – 2016 sebesar
Pertambangan dan Penggalian. Kelompok 0,26 persen. Sementara kota tangerang selatan
lapangan usaha sekunder terdiri dari lapangan tidak memiliki sektor pertambangan dan
usaha industri pengolahan; pengadaan listrik penggalian. Di sektor sekunder, kontribusi
dan gas; pengadaan air; Konstruksi. Kelompok terbesar masing-masing diberikan oleh sektor
lapangan usaha tersier terdiri dari lapangan konstuksi dan industri pengolahan dengan
usaha perdagangan besar dan reparasi mobil dan kontribusi terhadap PDRB masing-masing
sepeda motor; transportasi dan pergudangan; sebesar 13,09 persen dan 11,13 persen. Untuk
penyediaan akomodasi makan dan minum; sektor tersier, kontribusi terbesar adalah di
informasi dan komunikasi; jasa keuangan; real sektor lapangan kerja di sektor perdagangan
estate; jasa perusahaan. besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor,
Sektor primer memberikan kontribusi dan real estate masing-masing rata-rata sebesar
paling kecil. Untuk sektor pertanian, kehutanan 17,67 persen dan 17,64 persen.

Tabel-4
PDRB Tangerang Selatan 2012 – 2016

Share Lapangan Usaha terhadap PDRB


NO LAPANGAN USAHA
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
Pertanian, Kehutanan dan
A 0,30% 0,27% 0,26% 0,24% 0,23% 0,26%
Perkebunan
B Pertambangan dan Penggalian 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
C Industri pengolahan 11,53% 11,49% 11,37% 11,01% 10,26% 11,13%
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,10% 0,11% 0,10% 0,10% 0,10% 0,10%
Pengadaan Air, Pengelolahan
sampah,
E Limbah dan Daur Ulang 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
F Konstruksi 12,78% 13,22% 13,11% 13,04% 13,31% 13,09%
Perdagangan Besar, Eceran,
G 18,53% 18,12% 17,51% 17,27% 16,92% 17,67%
Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan pergudangan 2,70% 2,75% 2,87% 2,90% 2,93% 2,83%
Penyediaan akomodasi dan Makan
I 3,04% 2,97% 2,96% 2,94% 2,96% 2,98%
Minum
J Informasi dan Komunikasi 13,82% 14,11% 15,19% 15,60% 15,92% 14,93%
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,17% 1,16% 1,16% 1,18% 1,19% 1,17%
L Real Estate 17,12% 17,57% 17,60% 17,82% 18,11% 17,64%
MN Jasa perusahaan 3,03% 3,06% 3,15% 3,24% 3,32% 3,16%
Administrasi Pemerintahan,
1,02% 0,96% 0,98% 1,00% 1,01% 0,99%
Pertahanan
O dan Jaminan sosial wajib
P Jasa Pendididikan 7,40% 7,12% 6,97% 7,03% 7,09% 7,12%
Q 4,54% 4,24% 4,03% 3,91% 3,93% 4,13%
Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 2,86% 2,80% 2,70% 2,67% 2,69% 2,74%
Sumber : BPS, PDRB Tangerang Selatan 2012 - 2016

97
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Berdasarkan kelompok usaha, kontribusi Berdasarkan data LQ kota tangerang selatan


terbesar terhadap PDRB kota tangerang selatan berdasarkan PDRB 2012 – 2016, ada sembilan
adalah kelompok usaha sektor tersier atau jasa. lapangan usaha yang menjadi sektor unggulan,
Tahun 2016, kelompok usaha sektor tersier atau sektor basis dengan nilai LQ > 1. Sembilan
menyumbang 73,93 persen, sementara sektor sektor unggulan tersebut adalah Konstruksi;
sekunder sebesar 25,81 persen dan paling kecil Per­
dagangan besar, Eceran, Reparasi Mobil
adalah sektor primer, yaitu hanya sebesar 0,26 dan Motor; Penyediaan akomodasi makan dan
persen saja. minum; Informasi dan Komunikasi; Real Estate;
Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya.

Analisis Shift Share


Berdasarkan perhitungan Shift Share kota
Tangerang Selatan terhadap provinsi Banten
kurun waktu 2012 – 2016, di dapat pertumbuhan
aktual (PR), atau total perubahan Nilai Tambah
Sumber : BPS – PDRB Tangerang Selatan 2016 Bruto sebesar Rp. 12.545.576,04 juta. Sementara
nilai Regional Share (RS) antara perekonomian
Gambar-3 kota Tangerang Selatan dengan provinsi Banten
Distribusis PDRB Tangerang Selatan 2016 secara total adalah sebesar Rp. 11.308.256,10
juta. Angka ini menunjukkan bertambahnya
Analisis LQ (Location Quotient) Nilai Tambah Bruto atau laju pertumbuhan yang
Analisis LQ adalah salah satu metode yang dicapai kota tangerang selatan sama dengan
digunakan untuk mengindentifikasi tahap awal pertambahan Nilai Tambah Bruto, atau laju
terhadap keunggulan komparatif suatu daerah. pertumbuhan provinsi Banten. Nilai Regional
Berdasarkan perhitungan LQ akan diketahui Share lebih besar dari nilai pertumbuhan
sektor apa saja yang memiliki peranan besar kota Tangerang Selatan, hal ini menunjukkan
dalam menunjang pembangunan perekonomian bahwa secara keseluruhan pertumbuhan kota
suatu daerah melalui indentifikasi sektor basis Tangerang Selatan relatif lebih cepat diban­
dan non-basis (Widyaningsih, 2010). dingkan pertumbuhan provinsi Banten.

Tabel-5
Kontribusi per sektor Lapangan usaha dan Nilai LQ 2012 – 2016
2012 2013 2014 2015 2016
NO LAPANGAN USAHA
Kontribusi Nilai LQKontrribusi Nilai LQKontrribusi Nilai LQKontrribusi Nilai LQKontrribusi Nilai LQ
Pertanian, Kehutanan dan
A 0,30% 0,05 0,27% 0,05 0,26% 0,05 0,24% 0,04 0,23% 0,01
Perkebunan
B Pertambangan dan Penggalian 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0
C Industri pengolahan 11,53% 0,30 11,49% 0,30 11,37% 0,30 11,01% 0,30 10,26% 0,01
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,10% 0,01 0,11% 0,09 0,10% 0,08 0,10% 0,08 0,10% 0,10
Pengadaan Air, Pengelolahan
sampah,
E Limbah dan Daur Ulang 0,05% 0,54 0,05% 0,54 0,05% 0,01 0,05% 0,01 0,05% 0,01
F Konstruksi 12,78% 1,54 13,22% 1,54 13,11% 1,45 13,04% 1,40 13,31% 1,42
Perdagangan Besar, Eceran,
G 18,53% 1,36 18,12% 1,35 17,51% 1,29 17,27% 1,29 16,92% 1,28
Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan pergudangan 2,70% 0,42 2,75% 0,44 2,87% 0,46 2,90% 0,46 2,93% 0,45
Penyediaan akomodasi dan
I 3,04% 1,33 2,97% 1,34 2,96% 1,29 2,94% 0,47 2,96% 1,25
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 13,82% 3,04 14,11% 3,06 15,19% 2,93 15,60% 2,89 15,92% 2,86
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,17% 0,44 1,16% 0,43 1,16% 0,43 1,18% 0,43 1,19% 0,40
L Real Estate 17,12% 2,23 17,57% 2,28 17,60% 2,22 17,82% 2,22 18,11% 2,21
MN Jasa perusahaan 3,03% 3,29 3,06% 3,29 3,15% 3,29 3,24% 3,30 3,32% 3,31
Administrasi Pemerintahan,
1,02% 0,58 0,96% 0,58 0,98% 0,57 1,00% 0,58 1,01% 0,57
Pertahanan
O dan Jaminan sosial wajib
P Jasa Pendididikan 7,40% 2,57 7,12% 2,54 6,97% 2,44 7,03% 2,44 7,09% 2,42
Jasa kesehatan dan Kegiatan
Q 4,54% 3,79 4,24% 3,71 4,03% 3,50 3,91% 3,41 3,93% 2,30
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 2,86% 2,08 2,80% 2,04 2,70% 1,93 2,67% 1,88 2,69% 1,86
Sumber : BPS, diolah

98
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Nilai S > DS, menunjukkan kota Tangerang Nilai Proportional Shift (PS) kota Tangerang
Selatan berspesialisasi pada sektor-sektor yang Selatan secara keseluruhan adalah sebesar Rp.
pertumbuhannya pada tingkat provinsi tinggi. 1.960.387,83 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
Nilai Differential Shift (DS) kota Tangerang kota Tangerang Selatan hampir di semua kategori
Selatan terhadap Banten adalah sebesar Rp. memiliki komposisi sektor-sektor industri secara
1.607.192,14 juta, mempunyai nilai positif. Hal proporsional tumbuh lebih cepat dibandingkan
ini merupakan akibat keunggulan komparatif dengan provinsi Banten. Nilai PS yang negatif
beberapa sektor yang cukup tinggi dari kota ada pada Industri Pengolahan; Pengadaan
Tangerang Selatan atau tumbuh lebih cepat Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan
dibandingkan pertumbuhan provinsi Banten. Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan
Keunggulan komparatif kota Tangerang Selatan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
dibandingkan dengan provinsi Banten, terlihat Motor; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
hampir pada semua sektor, kecuali untuk dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Kesehatan dan
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan; Kegiatan Sosial. Nilai PS negatif menunjukkan
Kons­truksi; Jasa Keuangan dan Asuransi; proporsi pertambahan Nilai Tambah Bruto
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa kategori sektor tersebut dari Tangerang Selatan
Lainnya. terhadap PDRB Banten rendah.

Tabel-6
Nilai Shift Share PDRB Tangerang Selatan terhadap PDRB Banten
NO LAPANGAN USAHA PR RS S DS PS
A Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan 3.845,42 26.538,02 -22692,59889 -22692,60 -189,19
B Pertambangan dan Penggalian - 0 0 - 0,00
C Industri pengolahan 828.778,45 702454,1576 126324,2924 126.324,29 -332853,76
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.762,67 -441,0347725 13203,70477 13.203,70 -9865,60
Pengadaan Air, Pengelolahan
0 - 0,00
sampah,
E Limbah dan Daur Ulang 4.740,79 4599,068644 141,7213561 141,72 -67,88
F Konstruksi 1.861.903,21 1894476,468 -32573,25842 - 32.573,26 747112,51
G Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi 1.540.354,13 1440651,121 99703,00896 99.703,01 -222737,77
Mobil dan Sepeda Motor 0 - 0,00
H Transportasi dan pergudangan 449.522,42 249456,7241 200065,6959 200.065,70 7091,83
Penyediaan akomodasi dan Makan
I 340.730,23 323135,1278 17595,10222 17.595,10 49881,21
Minum
J Informasi dan Komunikasi 2.752.010,14 2634997,307 117012,8326 117.012,83 1394019,01
K Jasa Keuangan dan Asuransi 155.294,54 172403,9972 -17109,45722 - 17.109,46 67391,44
L Real Estate 2.626.541,38 2064234,04 562307,3401 562.307,34 527067,38
MN Jasa perusahaan 521.123,72 392280,2795 128843,4405 128.843,44 120366,75
Administrasi Pemerintahan,
120.706,43 120706,43 490.578,63 -461879,54
Pertahanan
O dan Jaminan sosial wajib 0 0 - 0,00
P Jasa Pendididikan 778.843,57 720705,0025 58138,56746 58.138,57 56655,72
Q Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial 273.163,04 358386,1791 -85223,13912 - 85.223,14 -49245,76
R,S,T,U Jasa lainnya 275.255,90 324379,6457 -49123,74569 - 49.123,75 67641,47

TOTAL 12.545.576,04 11.308.256,10 1.237.319,94 1.607.192,14 1.960.387,83

Sumber : BPS, diolah

Potensi Ekonomi Kreatif Komunikasi; Real Estate; Jasa Perusahaan;


Potensi ekonomi kreatif Tangerang Selatan Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan
cukup besar. Berdasarkan analisis sektor Sosial; dan Jasa Lainnya.
unggulan, sub-sektor ekonomi kreatif masuk Berdasarkan data IKM 2017 Tangerang
ke dalam sembilan sektor unggulan Tangerang Selatan, bidang kuliner merupakan bidang
Selatan, yaitu Konstruksi; Perdagangan besar, dengan tingkat perkembangan yang tertinggi,
Eceran, Reparasi Mobil dan Motor; Penyediaan yaitu sebanyak 884 (51,8%), kemudian diikuti
akomodasi makan dan minum; Informasi dan masing-masing sebanyak 276 (16,2%) di bidang

99
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

konveksi/fashion, sebanyak 209 (12,2%) di yaitu sebesar 39,2 persen, kemudian diikuti oleh
bidang furniture, dan sebanyak 112 (6,6%) di Kriya (16,1 persen), Fashion (9,1 %), televisi dan
bidang jasa (Disperindag, Tangsel, 2017). radio (6,3%), penerbitan dan desain interior
Berdasarkan data dinas pariwisata Tange­ masing-masing sebesar 4,9%, musik 3,5%, seni
rang Selatan yang disajikan secara kreatif pertunjukan (2,8%), fotografi, aplikasi &game
melalui video oleh Febriani (2017), prosentasi developer, dan arsitektur masing-masing sebe­
pelaku ekonomi kreatif di daerah Tangerang sar 2,1%, dan untuk sub-sektor desain produk,
Selatan, terbesar berada di Kecamatan Serpong, desain komunikasi visual, periklanan, dan seni
yaitu sebesar 26,6 persen, kemudian berturut- rupa masing-masing sebesar 1,4%.
turut berada pada Kecamatan Pamulang
sebesar 25,9 persen, Pondok Aren (18,2 persen), Analisis SWOT
Ciputat dan Serpong Utara masing-masing Berdasarkan data dan informasi yang
sebesar 9,8 persen, Ciputat Timur sebesar 7 dikumpulkan dari berbagai dokumen, beri­
persen dan Kecamatan Setu sebesar 2,8 persen. kut adalah analisis Strength, Weaknesses,
Sementara dari 16 sub-sektor ekonomi kreatif, Opportunities, dan Threats potensi ekonomi
bidang kuliner menempati urutan pertama, kreatif kota Tangerang Selatan.

Tabel-7
Analisis SWOT Potensi Ekonomi Kreatif Tangerang Selatan
Dimensi Strength Weakness
Indeks Pembangunan Manusia Tangerang Belum banyak tersedia pendidikan
Selatan tertinggi dibandingkan dengan yang mengajarkan mata kuliah, modul
kabupaten/kota se Banten, yaitu sebesar ketrampilan terkait ekonomi kreatif,
79,38% (BPS, 2015) seperti fashion, teknologi informasi,
animasi, film dan video, dan lainnya
terkait ekonomi kreatif
Kelompok Jumlah Penduduk usia Tingkat kompotensi dan skill yang masih
produktif terbesar, yaitu 1.109.920 jiwa, rendah, terutama di bidang teknologi dan
atau 71,92% (BPS, 2015) informasi, entrepreneurship, manajemen,
Sumber Daya proses produksi dan keahlian lain di
Manusia bidang ekonomi kreatif
Kelompok penduduk usia 15 tahun ke
atas menamatkan pendidikan SMA/
Sederajat ke atas atau sebesar 60,54%
merupakan modal utama menjalankan
pembangunan (BPS, 2015)
Memiliki banyak talenta-talenta kreatif
masyarakat urban yang berdomisi di
Tangerang Selatan (iKreatif, 2015)
Memiliki potensi di bidang seni dan Tangerang selatan minim akan sumber
budaya, seperti Sanggar seni puspo daya alam
budoyo, Kandang Jurang Doang sebagai
rumah kreativitas, Budaya Betawi, dan
Sumber Daya Alam pengadaan even secara
dan Budaya
Potensi warisan budaya seperti makanan Warisan budaya asli Tangerang Selatan
khas/kuliner asli Tangerang Selatan, batik perlu dijaga dan dilestarikan, termasuk
tangsel yang sudah mulai dikenal fasilitas dan penggiat seni budaya asli
tangerang selatan

100
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Tangerang Selatan mempunyai daya Ekonomi kreatif tangerang selatan


saing daerah dengan luas zona industri masih relatif baru, sehingga daya saing
seluas 2218,31 hektar dengan 2386 unit di bidang kelembagaan, pemasaran,
industri yang termanfaatkan, infrastruktur pembiayaan, infrastruktur dan teknologi,
jalan dan transportasi, Fasilitas industri, bahan baku, sumber daya kreatif
perdagangan dan jasa,serta kualitas masih rendah
sumber daya manusia yang baik (RPJMD
2016 -2021)
Daya Saing Industri memiliki jumlah IKM/UKM yang cukup
besar, yaitu sebanyak +/- 1708 industri.
Dan sebanyak 51% adalah industri
makanan (disperindag tangsel)
Beberapa produk ekonomi kreatif sudah
diikut sertakan di dalam pameran produk
ekonomi kreatif di Luar negeri, seperti
Cina, Meksiko, Jerman (diolah dari
berbagai sumber)
Peran pemerintah kota tangerang selatan Belum banyak tersedia sumber
di dalam membantu pembiayaan UKM/ pembiayaan dan tidak semua sub-sektor
UMKM, bekerja sama dengan Bank-bank ekonomi kreatif mendapatkan fasilitas
yang ada di wilayah Tangerang Selatan pembiayaan
Pembiayaan
Tangerang Selatan mendapatkan
penghargaan sebagai kota terbaik dan
kota potensial untuk kategori INVESTASI,
Attractiveness Award 2017.
Sering diselenggarakan festival dan Belum banyak tersedia informasi dan
pameran industri kreatif baik di dalam akses pasar yang diketahui oleh pelaku
negeri maupun di luar negeri, khususnya ekonomi kreatif
Pemasaran untuk produk IKM/UKM ekonomi kreatif
Peran aktif pemkot tangerang selatan Proses pemasaran hasil ekonomi kreatif
membantu pemasaran hasil IKM/UKM IKM/UKM masih dilakukan secara
dan produk ekonomi kreatif lainnya konvensional
Tangerang Selatan sebagai kota yang Ketrampilan dan pengetahuan Sumber
mencanangkan smart city, memiliki Daya Manusia masih belum optimal di
potensi pengembangan teknologi dalam penggunaan Informasi, Teknologi
informasi dan teknologi untuk dan Komunikasi
mengakomodasi pertumbuhan ekonomi
kreatif.
Infrastruktur dan Fasilitas infrastruktur yang memadai
Teknologi untuk pelaku ekonomi kreatif melakukan
meeting, konferensi dan ajang pameran
produk ekonomi kreatif
Tangerang selatan bekerja sama dengan
TELKOM membangun kampung digital
untuk membantu pemasaran secara
online.
Sudah dibentuknya SKPD bidang Bidang Ekonomi Kreatif di bawah Dinas
ekonomi kreatif kota tangerang selatan Pariwisata relatif masih baru dibentuk
pada tahun bulan Januari 2017, di bawah (2018)
Dinas Pariwisata Tangsel
Dibentuknya kelembagaan ekonomi Kelembagaan ekonomi kreatif MAKET
kreatif, yaitu MAKET (Masyarakat relatif masih baru dibentuk, yaitu pada
Regulasi dan
Kreatif Tangsel) yang bertugas untuk bulan Desember 2017
Kelembagaan
mengembangkan potensi ekonomi kreatif
tangsel
Tangerang Selatan mendapatkan Pelaku usaha ekonomi kreatif banyak
penghargaan Laporan Hasil Evaluasi belum berbadan hukum
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LHE-AKIP)

101
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Tabel-8
Analisis SWOT Potensi Ekonomi Kreatif Tangerang Selatan
Dimensi Opportunities Threats
Peran aktif dari Pemerintah melalui Bekraf, Salah satu masalah besar yang dihadapi di
Universitas di dalam memberikan pelatihan dalam ekonomi kreatif adalah keterbatasan
ekonomi kreatif melalui kewirausahaan, sumber daya manusia sebagai pelaku
bidang manajemen, bidang produksi, ekonomi kreatif, baik dari sisi jumlah,
pengembangan produk, pemasaran dan pengetahuan, keahlian, kemampuan proses
promosi, serta penggunaan teknologi produksi, desain,kemampuan manajerial,
informasi dan komunikasi dan pengetahuan teknologi informasi
Peran Universitas di lingkungan wilayah
Tangerang Selatan di dalam mengkader
Sumber Daya
dan melakukan pembimbingan calon-
Manusia
calon pebisnis melalui inkubator bisnis
dan inkubator teknologi, serta pusat-pusat
inovasi yang dipelopori oleh BPPT Serpong
Tangerang Selatan
Adanya potensi bonus demografis
berdasarkan sensus penduduk 2010, dimana
sebesar 60% dari total jumlah penduduk
adalah usia produktif (15 - 55 tahun) dan
27% adalah anak muda (16-30 tahun)
Peran aktif pemerintah kota, Masyarakat Tangerang Selatan terdiri dari
universitas, pengusaha dan komunitas masyarakat asli dan masyarakat urban,
Sumber Daya memperkenalkan, memprmosikan produk pendatang yang menetap, bisa berdampak
Alam dan Budaya asli,warisan budaya sub sektor ekonomi kepada hilangnya budaya asli kota
kreatif Tangerang Selatan baik di dalam Tangerang Selatan
negeri maupun ke luar negeri
Secara nasional industri kreatif masih rendah Mahalnya biaya bahan baku dan biaya
pada 7 dimensi ekonomi kreatif, sumber daya produksi sehingga mengurangi daya saing
kreatif, bahan baku, industri, pembiayaan, produk
pemasaran, infrastruktur dan teknologi,
kelembagaan. Skor tertinggi dicapai pada
Daya Saing pengembangan industri. Dan sektor terendah
Industri pada dimensi pembiayaan (Hamdan, 2016)
Posisi Global Creativity Index Negara masuknya produk dan barang-barang
Indonesia masih pada ururtan ke 115 murah dari Luar Negeri, seperti negara Cina
(Hamdan, 2016) dan Korea Selatan yang dapat menurunkan
daya saing produk lokal
Peran aktif Badan Ekonomi Kreatif Kesulitan pelaku ekonomi kreatif untuk
(BEKRAF) dan pemerintah kota membantu mendapatkan pembiayaan, terutama buat
Pembiayaan
memfasilitasi pembiayaan ekonomi kreatif start up dari Bank, karena produk dari
ekonomi kreatif yang tak berwujud.
Potensi penggunanaan ICT, internet, dan Tingkat persaingan dari wilayah lain dan
e-Commerce sebagai media pemasaran kurangnya promosi yang dilakukan
hasil ekonomi kreatif Tangsel
Pemasaran Peran aktif BEKRAF melalui aplikasi yang Kurangnya dukungan melakukan riset pasar
dimiliki, antara lain BISMA membantu atau inovasi produk, sertifikasi dan bantuan
pelaku ekonomi kreatif melakukan teknologi tepat guna bagi pengusaha IKM/
pemasaran produknya UKM ekonomi kreatif untuk meningkatkan
produk dan kapasitas produk-nya
Peran aktif pemerintah melalui BEKRAF Ketersediaan SDM pelaku ekonomi kreatif
secara terus menerus melakukan pelatihan belum memanfaatkan infrastruktur dan
Infrastruktur dan
di bidang penggunaan teknologi dan teknologi secara optimal
Teknologi
penyediaan fasilitas infrastruktur fisik ruang
bagi pelaku ekonomi kreatif
Dukungan pemerintah melalui Regulasi Masalah perlindungan terhadap
Regulasi dan
terkait Ekonomi terkait (paket kebijakan pembajakan HAKI untuk industri danpelaku
Kelembagaan
dan UU lain yang mendukung) ekonomi kreatif

102
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Berdasarkan analisis SWOT di atas, Threats untuk masing-masing dimensi.


dapat dilakukan strategi pengembangan eko­ Pada tabel-9, menunjukkan matrik Strategi
nomi kreatif di Tangerang Selatan dengan Strength-Opportunities, Strategi Weaknesses-
pendekatan Strength-Opportunities, Weaknesses- Opportunities pada tujuh dimensi ekonomi
Opportunities, Strength-Threaths, dan Weaknesses- kreatif Tangerang Selatan.

Tabel-9
Matrik Strategi Strength-Opportunities, Strategi Weaknesses-Opportunities
Tujuh Dimensi Ekonomi Kreatif Tangerang Selatan
Dimensi Strategi S-O Strategi W-O
Memberdayakan SDM dengan Menyediakan dan memfasilitasi pusat-
kelompok usia produktif, memiliki pusat pelatihan dan kurikulum pendidikan
IPM relatif tinggi serta talenta-talenta terkait ekonomi kreatif, seperti fashion,
kreatif untuk mendapatkan pelatihan teknologi informasi, animasi, film dan
kewirausahaan, manajemen, bidang video dan lain-lain terkait ekonomi kreatif
Sumber Daya
produksi, pemasaran dan promosi serta
Manusia
penggunaan ICT, serta melalui pusat
inovasi dan inkubator bisnis untuk dapat
melahirkan calon-calon pebisnis dan
aktor ekonomi kreatif yang tangguh di
Tangerang Selatan
Memperbanyak even dan promosi untuk Warisan budaya asli Tangerang Selatan
Sumber Daya Alam memperkenalkan budaya asli Tangerang harus dijaga dan dilestarikan dengan
dan Budaya Selatan baik lokal, nasional maupun memberikan fasilitas serta incentif.
internasional Memperbanyak even, dan promosi
meningkatkan daya saing pada tujuh
Meningkatkan daya saing dan tingkat
dimensi ekonomi kreatif, dengan
kreativitas pada tujuh dimensi ekonomi
menyediakan infrastruktur dan
Daya Saing Industri kreatif, terutama kepada SDM dan
fasilitas, serta pelatihan SDM dan akses
dimensi pembiayaan, terutama pada
permodalan kepada pelaku ekonomi
sektor IKM/UKM
kreatif
Peran aktif pemerintah pusat dan Memperbanyak akses modal, tidak saja
daerah membantu pembiayaan dan bersumber dari bank tetapi juga dari
Pembiayaan meningkatkan investasi ekonomi kreatif, lembaga keuangan non bank
terutama kepada IKM/UKM ekonomi
kreatif
Meningkatkan pemasaran tidak saja Memperbanyak informasi dan akses pasar
melalui promosi fisik melalui pameran ekonomi kreatif dengan memanfaatkan
Pemasaran dan festival, tetapi juga pemanfaatan penggunaan informasi Teknologi dan
ICT, e-Marketing melalui internet, Informasi, internet, e-Commerce dan
e-Commerce dan aplikasi lainnya saluran informasi lainnya
Memanfaatkan infrastuktur dan Meningkatkan kualitas SDM terhadap
teknologi yang sudah ada untuk penggunaan Teknologi Informasi dan
Infrastruktur dan pengembangan ekonomi kreatif, Teknologi
Teknologi serta meningkatkan kerja sama untuk
membangun kampung-kampung
digital
Memberdayakan kelembagaan Mempercepat akselerasi program kerja
ekonomi kreatif serta komunitas kelembagaan dan komunitas ekonomi
kreatif secara optimal untuk kreatif di tingkat daerah yang mendukung
melakukan terobosan pada tujuh program kerja pemerintah pusat terkait
Regulasi dan dimensi ekonomi kreatif, yaitu dimensi ekonomi kreatif. Mendorong IKM/UKM
Kelembagaan SDM, budaya, daya saing industri, untuk memiliki badan hukum
pemasaran, pembiayaan, infrastruktur
dan teknologi, serta regulasi dan
kelembagaan yang didukung penuh
oleh pemerintah

103
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Pada tabel-10, menunjukkan matrik Threaths pada tujuh dimensi ekonomi kreatif
Strategi Strength-Threats, Strategi Weaknesses- Tangerang Selatan.

Tabel-10
Matrik Strategi Strength-Threaths, Strategi Weaknesses-Threaths
Tujuh Dimensi Ekonomi Kreatif Tangerang Selatan
Dimensi Strategi S-T Strategi W-T
Mengajak dan mempromosikan, Menyediakan program pelatihan
memberikan pelatihan dan memfasilitasi yang terencana, sistematis dan
kegiatan ekonomi kreatif kepada SDM berkesinambungan serta menambah
dengan usia produktif, serta talenta- kurikulum pelajaran ekonomi kreatif di
Sumber Daya
talenta kreatif agar dapat menjadi lembaga pendidikan formal maupun
Manusia
pelaku-pelaku ekonomi kreatif informal, memperbanyak even dan
promosi, serta membuat database pelaku
ekonomi kreatif, terutama IKM/UKM
Ekonomi kreatif
Kolaborasi antara masyarakat asli dan Menyediakan fasilitas dan pelatihan serta
Sumber Daya Alam masyarakat urban yang memiliki potensi memperkenalkan warisan budaya dengan
dan Budaya talenta-talenta kreatif untuk meningkatkan mengikutsertakan masyarakat urban
kreativitas di bidang budaya, dengan tetap tangerang selatan
Menyediakan dan menyiapkan fasilitas Secara terus menerus meningkatkan daya
dan infrastruktur, terutama di dalam saing pada tujuh dimensi ekonomi kreatif,
proses produksi. Mulai dari penyediaan sementara daya saing masih lemah, perlu
Daya Saing Industri
bahan baku sampai dengan proses proteksi melalui UU, atau peraturan yang
produksi menjadi barang akhir berpihak terhadap produk barang dan
jasa lokal
Peran aktif pemerintah pusat dan daerah Mempermudah akses terhadap modal
membantu mempermudah akses modal dan pembiayaan serta memperbanyak
Pembiayaan
ke Bank, terutama kepada start up IKM/ saluran modal dan pembiayaan ekonomi
UKM ekonomi kreatif kreatif
peran aktif pemerintah kota Tangerang membuka akses informasi pasar,
Selatan untuk mendorong IKM/UKM pelatihan pemasaran dan promosi serta
Pemasaran
ekonomi kreatif untuk melakukan promosi, penggunaan saluran pemasaran secara
melakukan riset pasar dan inovasi produk online
Mendorong pelaku ekonomi kreatif Meningkatkan ketrampilan pelaku ekonomi
Infrastruktur dan
memanfaatkan penggunaan Teknologi kreatif di dalam penggunaan TIK dan
Teknologi
Informasi dan Komunikasi memanfaatkan infrastruktur secara optimal
Memperkuat regulasi masalah Melakukan sosialisasi masalah HAKI
Regulasi dan
perlindungan terhadap HAKI untuk kepada kelembagaan, komunitas, industri
Kelembagaan
industri dan pelaku ekonomi kreatif dan pelaku ekonomi kreatif

Dari analisis strategi SWOT di atas Lembaga perguruan tinggi perlu


terhadap tujuh dimensi ekonomi kreatif, meningkatkan lagi fungsi inkubator bisnis
penulis berpendapat, prioritas utama yang untuk melahirkan calon-calon pebisnis. Untuk
perlu dilakukan adalah pengembangan SDM. mengatasi adanya hambatan SDM baik secara
Tangerang Selatan memiliki kekuatan potensi kualitas maupun kuantitas di sektor ekonomi
SDM yang berkualitas. Program pelatihan yang kreatif, maka perlu diperbanyak modul
terencana, terstruktur, serta berkelanjutan perlu ketrampilan terkait ekonomi kreatif, seperti
disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan fashion, teknologi informasi, animasi, film dan
ketrampilan pelaku ekonomi kreatif, terutama video, dan lainnya terkait ekonomi kreatif.
di bidang kewirausahaan, manajemen, proses Prioritas kedua adalah masalah pembiayaan.
produksi, penggunaan teknologi informasi dan Pemerintah kota Tangerang Selatan cukup aktif
komunikasi. membantu IKM/UKM ekonomi kreatif di

104
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

dalam masalah permodalan. Selain itu potensi Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan
kota Tangerang Selatan yang mendapatkan Sosial; dan Jasa Lainnya.
penghargaan kota potensial untuk kategori Dari analisis Shift Share kota Tangerang
investasi, merupakan kekuatan kota Tangerang Selatan terhadap provinsi Banten periode tahun
Selatan, di dukung dengan peran aktif peme­ 2012-2016, menunjukkan secara keseluruhan
rintah melalui BEKRAF untuk mencari pertumbuhan kota Tangerang Selatan relatif lebih
terobosan mengatasi masalah dan hambatan tinggi dibandingkan dengan provinsi Banten.
pembiayaan ekonomi kreatif. Hamdan (2016), Hal ini ditunjukkan dari nilai pertumbuhan
menyebutkan bahwa daya saing pada tujuh aktual (PA) yang lebih besar dari nilai Regional
dimensi ekosistem ekonomi kreatif secara Share (RS). Sementara nilai Differential Shift
keseluruhan masih lemah, dan nilai terendah (DS) positif, menunjukkan keunggulan kom­
berada pada dimensi pembiayaan. paratif beberapa sektor cukup tinggi, kecuali
untuk sektor Pertanian, Kehutanan dan Per­
KESIMPULAN DAN SARAN ke­bunan; Konstruksi; Jasa Keuangan dan
Kesimpulan Asuransi; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
Berdasarkan analisis perekonomian, per­ dan Jasa Lainnya. Dari nilai Proporsional Shift
tum­ buhan ekonomi kota Tangerang Selatan (PS), juga menunjukkan secara proporsional
untuk periode 2012 – 2016 menunjukkan tren komposisi sektor-sektor industri tumbuh lebih
menurun, tetapi jika dibandingkan dengan cepat dibandingkan dengan provinsi Banten.
pertumbuhan ekonomi provinsi Banten, per­ Potensi ekonomi kreatif Tangerang Selatan
tum­buhan ekonomi Tangerang Selatan relatif cukup besar. Berdasarkan analisis sektor
lebih tinggi, yaitu sebesar 6,98% di tahun 2016, unggulan, sub-sektor ekonomi kreatif bisa
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dikatakan masuk ke dalam sembilan sektor
Banten yang hanya sebesar 5,26%. unggulan perekonomian. Kuliner adalah bidang
Stuktur ekonomi Tangerang Selatan paling sub-sektor ekonomi kreatif dengan tingkat
besar dikuasai kelompok usaha di bidang perkembangan yang tertinggi, kemudian diikuti
jasa (tersier), yang terdiri lapangan usaha oleh sub-sektor konveksi/fashion, furniture
per­dagangan besar dan reparasi mobil dan dan jasa. Sementara pelaku ekonomi kreatif
sepeda motor; transportasi dan pergudangan; paling besar berada di tiga kecamatan Serpong,
penyediaan akomodasi makan dan minum; Pamulang dan Pondok Aren.
informasi dan komunikasi; jasa keuangan; Dari analisis SWOT dapat dikembangkan
real estate; jasa perusahaan. Kontribusi sektor lebih lanjut strategi pengembangan ekonomi
tersier ini menyumbang 73,93% terhadap PDRB kreatif kota Tangerang Selatan. Dukungan ter­
Tangerang Selatan, sementara sektor sekunder hadap pengambangan ekonomi kreatif sangat
sebesar 25,81% dan paling kecil adalah sektor kuat baik dari pemerintah kota maupun
primer, yaitu hanya sebesar 0,26% saja. pemerintah pusat melalui BEKRAF. Berdasarkan
Berdasarkan analisis LQ (Location tujuh dimensi pengukuran ekonomi kreatif
Quotient) terhadap data PDRB 2012-2016 kota yang digunakan untuk mengukur ekonomi
Tangerang Selatan ada sembilan lapangan usaha kreatif secara kualitatif melalui analisis SWOT,
yang menjadi sektor unggulan, atau sektor basis perlu dikembangkan secara keseluruhan. Dari
dengan nilai LQ > 1. Sembilan sektor unggulan tujuh dimensi tersebut, ada dua dimensi yang
tersebut adalah Konstruksi; Perdagangan besar, menjadi prioritas dan perhatian. Pertama ada­
Eceran, Reparasi Mobil dan Motor; Penyediaan lah masalah pengembangan sumber daya manu­
akomodasi makan dan minum; Informasi dan sia dan kedua adalah masalah pembiayaan atau
Komunikasi; Real Estate; Jasa Perusahaan; permodalan.

105
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

Saran Ekonomi Kreatif 2015 - 2019, Badan


Peran pemerintah kota melalui dinas pari­ Ekonomi Kreatif, Jakarta
wisata bidang ekonomi kreatif, peran komunitas BPS, 2017, Produk Domestik Regional Bruto
seperti MAKET, lembaga perguruan tinggi dan Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan
pelaku ekonomi kreatif menjadi sangat penting Usaha 2012 – 2016, Badan Pusat Statistik,
dalam pengembangan potensi ekonomi kreatif Tangerang Selatan
kota Tangerang Selatan ke depan. Untuk itu BPS, 2017, Produk Domestik Regional Bruto
perlu adanya kerja sama, koordinasi, komu­ Provinsi Banten Menurut Lapangan Usaha
nikasi dan program yang terencana dan sis­ 2012 – 2016, Badan Pusat Statistik, Banten
tematik, serta formulasi stra­tegi yang tepat baik BPS, 2016, Indikator Ekonomi Kota Tangerang
jangka pendek maupun jangka panjang. Selatan Tahun 2015/2016, Badan Pusat
Penelitian ini merupakan penelitian awal, Statistik, Tangerang Selatan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu perlu BPS, 2017, Buku Saku PDRB Provinsi Banten,
penelitian lebih lanjut. Untuk penelitian lebih PDRB Kabupaten/Kota se-Banten, PDRB
lanjut, dapat di gali lebih dalam lagi, terutama di Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2015 -
bidang SDM dan pembiayaan ekonomi kreatif. 2016, Badan Pusat Statistik, Banten
Dapat juga dilakukan penelitian mengenai Cita Yustisia Serfiyani, R. Serfianto D. Purnomo,
model bisnis apa yang tepat digunakan terhadap Iswi Hariyani, 2016, Crative Top Secret
sub-sektor ekonomi kreatif kota Tangerang Ramuan Sukses Bisnis Kreatif Sepanjang
Selatan. Masa, Penerbit Andi, Yogyakarta
Departement Perdagangan Republik Indonesia,
DAFTAR PUSTAKA 2009, Studi Industri Kreatif Indonesia 2009,
Amir Mahmud, 2016, Perekonomian Indonesia Jakarta
Pasca Reformasi, Penerbit Erlangga, Jakarta DPMPTSP, Rencana Strategis 2016 -2021,
AR RT Hidayat, A Y Asmara, 2017, Creative Pemerintah Kota Tangerang Selatan Dinas
industry in supporting economy growth in Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Indonesia: Perspective of regional innovation Satu Pintu
system, IOP Conf: Earth and Environment Freddy Rangkuti, 2017, Analisis SWOT : Teknik
Science, Vol 70, 2017 Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia
Bagdja Muljarijadi, 2011, Pembangunan Ekonomi Pustaka Utama, Jakarta
Wilayah Pendekatan Analisis Tabel Input Hamdan, 2016, Kebijakan Dan Strategi Pengem­
Output, Penerbit Unpad Press, Bandung bangan Ekonomi Kreatif, Disampaikan dalam
Bappeda, Rencana Pembangunan Jangka kegiatan Study Excursie Mahasiswa Jurusan
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Tangerang Selatan 2016 – 2021, BAPPEDA Universitas Muhammadiyah Malang, Jakarta
Tangerang Selatan Herie Saksono, 2012, Talenta Baru Pemicu Daya
BEKRAF, 2016, Sistem Ekonomi Kreatif Nasional Saing Daerah, Jurnal Bina Praja, Vol 4 No.
Panduan Pemeringkatan Kabupaten/ 2, 2012
Kota Kreatif, Deputi Infrastruktur Badan http://wartakota.tribunnews.com/2018/01/25/
Ekonomi Kreatif, Jakarta pemkot-tangerang-dan-tangsel-raih-
BEKRAF, 2017, Data Statistik dan Hasil Survey penghargaan, diakses tgl 04 Maret 2018
Ekonomi Kreatif, Kerja sama Badan http://wartakota.tribunnews.com/2017/09/30/
Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik, d u a - p e n g h a r g a a n - i a a - u nt u k - k o t a -
Badan Ekonomi Kreatif, Jakarta tangerang-selatan, diakses tgl 04 Maret 2018
BEKRAF, 2017, Rencana Strategis Badan http://indonesiakreatif.bekraf.go.id/ikpro/

106
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 87 - 107

infographics/pemetaan-daya-saing- Badarulzaman, Prospect of Penang as a


industri-kreatif/, diakses tgl 04 Maret 2018 Creative City: A Conceptual Discussion,
http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ International Journal of Cultural and
ikm-tangerang-selatan-2017-2/, diakses tgl Creative Industries, Volume 3, Issue 1,
05 Maret 2018 November 2015
https://www.kampungukmdigital.com/directory/ Nuraini dan Rifzaldi Nasri, Strategi Pengem­
read/kampung-ukm-digital-keranggan/ bangan Industri Kreatif Dengan Pendekatan
tangerang-selatan-punya-kampung-ukm- Triple Helix (Studi Kasus Pada Industri
digital, diakses tgl 05 Maret 2018 Kreatif Di Tangerang Selatan), Prosiding
http://lisensiuinjkt.com/ekonomi-kreatif- Seminar Nasional Riset Manajemen &
di-indonesia-peluang-dan-tantangan/, Bisnis 2017 “Perkembangan Konsep dan
diakses tgl 05 Maret 2018 Riset E-Business di Indonesia, ISBN: 978-
ht t p : / / w w w. l p m i n s t i t u t . c o m / 2 0 1 4 / 0 9 / 602-361-067-9
kebudayaan-tangsel-perlu-perhatian.html, Pemda Banten, 2016, Rencana Kerja Pem­
diakses tgl 05 Maret 2018 bangunan Daerah (RKPD) 2017, Bappeda
https://tangerangonline.id/2016/04/11/ Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran
produk-ekonomi-kreatif-tangsel-go-to- 2016
jerman/, diakses tgl 05 Maret 2018 Prathama Rahardja, Mandala Manurung, 2014,
http://blog.indonetwork.co.id/kurangnya- Teori Ekonomi Makro, Edisi 5, Lembaga
keberpihakan-produk-lokal-kendala- Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
kewirausahaan-mandiri/, diakses tgl 06 Indonesia, Jakarta
Maret 2018 Sadono Sukirno, 2006, Makro Ekonomi Teori
https://bisniskini.com/2017/12/23/bekraf- Pengantar, Penerbit Raja Grafindo Persada,
fasilitasi-pelaku-industri-kreatif/, diakses Jakarta
tgl 06 Maret 2018 Siti Aisah Febriani, Video Ekonomi Kreatif
http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan,
ikm-tangerang-selatan-2017/, diakses tgl Youtube, diakses tgl 04 Maret 2018
06 Maret 2018 Tatang A. Taufik, BPPT, 2013, Mendorong
iKreatif, 2015, Tangerang Selatan Pelopor Budaya Inovasi Dan Pengembangan Tekno­
Sentra Kuliner Modern, Penerbit PT. Prima prener, Bahan Presentasi Pada Semi­ loka
Indonesia Kreatif, Vol 2, 2015, Jakarta Penguatan Sistem Inovasi, Mengem­
Indra Suhendra, Erwin Indrianto, 2014, bang­kan Bisnis dan Masyarakat Inovasi,
Kajian Analisis Strategi Pemasaran Pro­ Bandung, 23 November, 2013
duk Unggulan Kota Tangsel, Laporan Yohanes Agatha Engel, Heru Susanto, 2017,
Akhir, Bagian Perekonomian Sekda Kota Pahlawan Ekonomi Kreatif, Penerbit PT
Tangerang Selatan Elex Media Komputindo, Gramedia,
Kusnaeni Widyaningsih, 2010, Analisis Pereko­ Jakarta
nomian Dan Kebijakan Pengembangan
Potensi Unggulan Di Kota Bekasi, thesis,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Mandra Lazuardi, Mochamad Sandy Triady,
2015, Rencana Pengembangan Kuliner Na­
sional 2015 – 2019, PT Republik Solusi,
Jakarta
Nicole Chang, Suet Leng Khoo, Nurwati

107

Anda mungkin juga menyukai