2453 4332 1 SM
2453 4332 1 SM
2010
Abstract
Spatial and hidrology analysis has been done to find out the main factor of causing the
burst of Situ Gintung dam incident on March 27, 2009. Spatial analysis was done to get
some parameters that needs as input for hidrology analysis. The analysis results
indicating that rain fall actually was be one of cause factors that incident, but not as the
main factor. The condition of dike which already broken as the consequence of its life
time and also the condition of spill way which has not function as like as innitialy built by
Nederland Goverment, is more as principal factor of causing the burst of Situ Gintung
dam incident.
43
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
Gambar 2. Digital Elevation Model lokasi Situ Gintung (sumber : Peta RBI digital skala 1:25.000)
44
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
Secara umum berdasarkan data Digital yang lebih rendah dengan elevasi sekitar 25 -
Elevasi Model pada Gambar 2, topografi di 28,1 m. Perbedaan tinggi antara wilayah tanggul
sebelah selatan Situ Gintung lebih tinggi dengan wilayah terkena dampak lebih dari 20 m,
dibandingkan dengan daerah sekitarnya, dengan sehingga dapat dibayangkan bagaimana
elevasi sekitar 49,8 - 52,9 m. Semakin ke arah dahsyatnya terjangan air yang menyapu habis
utara elevasinya semakin rendah. Wilayah daerah permukiman di bawah tanggul pada saat
sekitar tanggul yang jebol mempunyai kisaran tanggul jebol. Kenampakan 3 dimensi dari
elevasi sekitar 40,5 - 43,6 m, sedangkan wilayah catchment area Situ Gintung digambarkan dalam
terkena dampak umumnya merupakan wilayah Gambar 3 berikut ini.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Bencana Tabel 1. Pengunaan Lahan di catchment area
BPPT, Sutopo Purwo Nugroho, Situ Gintung Situ Gintung
mendapatkan suplai air dari cathment area dan
mata air asli di lokasi tersebut(1). Berdasarkan Luas
hasil analisis Sistem Informasi Geografis (SIG), Penggunaan Lahan
(Ha) (%)
luas catchment area Situ Gintung adalah 112,542
Pemukiman 51.4 45.6
ha dan luas tubuh air Situ Gintung sendiri adalah
21,407 ha. Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Tegalan / Ladang 18.0 16.0
Sungai Ciliwung Cisadane, Pitoyo Subandrio, Tubuh air 19.0 16.9
saat pertama kali dibangun oleh Belanda, Situ Kebun / Perkebunan 20.0 17.8
Gintung memiliki luas sekitar 31 ha dengan Rumput / Tanah kosong 3.9 3.4
kedalaman sekitar 10 m, namun akibat Gedung 0.2 0.2
pendangkalan luasan situ ini semakin berkurang Total 112.5 100.0
hingga kini hanya tersisa sekitar 21,4 ha saja, Sumber : hasil analisis GIS
dengan kedalaman air dalam situ diperkirakan
tinggal sekitar 4 m saja, sehinga volume air yang 3. ANALISIS HIDROLOGI
ada dalam waduk adalah hanya sekitar 856.000
m3 saja(2). 3.1. Kondisi Curah Hujan
2.2. Kondisi Penggunaan Lahan dan Area Ada banyak versi yang menyebutkan
Yang Terkena Musibah intensitas hujan yang terjadi pada tanggal 26
Maret 2009, atau sehari/semalam sebelum
Tabel 1 berikut ini merupakan hasil analisis kejadian jebolnya tanggul di pagi harinya. Stasiun
penggunaan lahan berdasarkan data Peta RBI Meteorologi Ciputat yang merupakan stasiun
digital skala 1:25.000 dari Bakosurtanal. Sebaran terdekat dengan lokasi kejadian mencatat curah
spasial penggunaan lahan dalam catchment area hujan pada tanggal 26 Maret 2009 sebesar 113,2
Situ Gintung dapat dilihat dalam Gambar 4. Dari mm/hari, sementara dari Stasiun Meteorologi
Gambar 4 juga terlihat bahwa pada area yang Pondok Betung curah hujan normal selama 3 jam
terkena musibah yaitu Desa Poncol dan Desa disusul dengan curah hujan ekstrem 70 mm
Gintung, daerah permukiman adalah yang paling selama 1,5 jam(1). Ditambahkan oleh Deputi
luas (5,3 ha), sementara sisanya adalah tegalan/ Bidang Sistem Data dan Informasi Badan
ladang (3,6 ha) dan kebun (2,0 ha). Meteorologi dan Geofisika (BMG) Prih Harjadi,
curah hujan terdekat lainnya dari Stasiun Ciputat
tercatat di Stasiun Lebak Bulus dengan intensitas
hujan per hari sebesar 83 milimeter(3).
45
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
Periode Ulang
Tahun 2 5 10 20 50 100
mm/hari 88 120 141 161 187 206
Jika mengacu pada data periode ulang pada tanggal 26 Maret 2009 bukan merupakan
untuk Stasiun Ciputat, sebetulnya curah hujan curah hujan yang ekstrim karena ternyata
yang terjadi pada tanggal 26 Maret 2009 (113,2 berdasarkan Tabel 2, nilai curah hujan sebesar
mm/hari) masih tergolong rendah, dan terjadi 113,2 mm/hari hanya merupakan nilai dari suatu
untuk periode ulang yang pendek (sekitar 5 periode ulang yang pendek.
tahunan). Ini berarti curah hujan yang terjadi
46
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
... (P.2)
47
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
48
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
puncak mencapai 18,286 m3/dt dengan Pemerintah Belanda dahulu membangun situ ini
tambahan volume air sebesar 127.350 m3, yang tidak untuk desain umur ratusan tahun.
dipicu oleh hujan setebal 113,2 mm dalam Berubahnya fungsi lahan dari lahan pertanian
sehari. menjadi areal permukiman padat yang kemudian
Dari hasil perhitungan volume air yang terjadi saat ini merupakan kesalahan besar, dan
masuk ke Situ Gintung di atas, maka dengan ini tidak dipertimbangkan oleh Pemerintah
penambahan volume air sebesar 127.350 m3 dan Belanda pada saat mendesain pembangunan
asumsi luasan situ seluas 16,2 ha, maka terjadi situ ini. Jadi karena memang umur tanggul yang
kenaikan muka air setinggi 127.350 m3 / 16,2 ha sudah dalam ‘kondisi lelah’ inilah yang
= 78,61 cm. menyebabkan tanggul tersebut jebol. Kondisi
serupa seperti ini diyakini oleh penulis hampir
4. PEMBAHASAN terjadi untuk seluruh situ di sekitar Jabodetabek
buatan Pemerintah Belanda dulu yang saat ini
Jika mengacu pada keterangan dari Fadli
masih ada, sehingga semestinya pemerintah
Syamsudin(4) yang menyatakan bahwa di sekitar
perlu memperhatikan hal tersebut berdasarkan
lokasi kejadian terjadi hujan dengan intensitas
pelajaran dari musibah yang telah menimpa Situ
tinggi mulai siang hari (tanggal 26 Maret 2009)
Gintung.
pukul 13.00 sampai dengan malam hari pukul
Jika melihat pada besarnya debit puncak
19.30 (ada jeda waktu 1,5 jam dari pukul 14.30
berdasarkan hasil perhitungan yang sebesar
sampai dengan pukul 19.30), sementara
12,16 m3/detik, maka nilai tersebut sebenarnya
berdasarkan perhitungan waktu konsentrasi
masih belum terlalu melebihi kapasitas spillway
untuk catchment area Situ Gintung yang hanya
yang menurut keterangan Dirjen Sumber Daya
memerlukan waktu sekitar 43,22 menit atau 0,72
Air Departemen Pekerjaan Umum, Iwan
jam, hal ini membuktikan bahwa faktor curah
Nusyirwan Diar mampu mengalirkan 12
hujan bukan merupakan faktor utama penyebab
m3/detik(7). Sayangnya dalam penelitian ini
jebolnya tanggul. Mengapa demikian, karena
penulis tidak mendapatkan data berapa tinggi
peristiwa jebolnya tanggul terjadi pada sekitar
muka air (TMA) Situ Gintung pada saat sebelum
pukul 05.30 tanggal 27 Maret 2009, atau ada
kejadian dan berapa ketinggian elevasi
waktu sekitar 10 jam dan ini sudah jauh melebihi
bangunan spillway yang ada, sehingga dengan
waktu konsentrasi yang terjadi. Hal ini juga
diperolehnya perhitungan tambahan volume air
diperkuat dengan keterangan Sutopo Purwo
dan kenaikan TMA pada sub bab 3.5. tidak dapat
Nugroho(1) yang menyatakan bahwa di daerah
diketahui apakah saat kejadian volume air situ
tersebut pernah terjadi hujan dengan intensitas
melimpas atau tidak. Namun, sekalipun
yang jauh lebih tinggi daripada kejadian hujan
diasumsikan pada saat itu terjadi limpasan maka
tanggal 26 Maret 2009, yaitu pada tahun 1996
seharusnya hal tersebut tidak menjadi masalah
(180 mm/hari) dan tahun 2007 (275 – 300
karena berdasarkan hasil perhitungan debit
mm/hari), dimana pada kedua kejadian hujan
puncak masih mampu berada di bawah kapasitas
tersebut kondisi Jakarta banjir besar, sementara
debit spillway seperti dijelaskan di atas. Yang
kondisi tanggul Situ Gintung sendiri tetap aman.
pasti, akibat adanya penambahan volume air
Lantas pertanyaannya, apa sebenarnya
sebanyak 127.350 m3 dan kenaikan TMA
yang menjadi faktor utama penyebab terjadinya
setinggi 78,61 cm telah menyebabkan tekanan
jebolnya tanggul Situ Gintung tersebut? Penulis
hidrostatik air terhadap tanggul meningkat,
berpendapat bahwa kondisi tanggul yang
apalagi di bagian outlet.
memang sudah rusak / mengalami kebocoran
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan
sebelumnya itulah yang merupakan penyebab
penulis di lokasi kejadian, pada bagian outlet Situ
utama musibah yang telah menelan cukup
Gintung pada saat sebelum kejadian hanya
banyak korban tersebut. Berdasarkan informasi
tinggal satu saluran pembuangan yang masih
melalui beberapa surat kabar maupun melalui
ada, yaitu di titik dimana jebolnya tanggul
media televisi, masyarakat sekitar memang
tersebut. Dari keterangan Kepala Balai Besar
sudah mengetahui terjadinya kebocoran pada
Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Pitoyo
tanggul situ beberapa minggu sebelum kejadian
Subandrio(2), saluran pembuangan yang awalnya
dan hal ini sebetulnya sudah dilaporkan kepada
dibangun oleh Pemerintah Belanda dulu selebar
pemerintah melalui aparat desa setempat,
5 - 7 meter, saat ini saluran tersebut hanya
namun sayangnya hal ini tidak segera mendapat
tinggal selebar 1 meter saja. Mengapit saluran
respon serius. Bagaimanapun juga, suatu
pembuangan utama yang menjadi titik dimana
bangunan reservoir baik waduk ataupun situ
tanggul jebol, pada sisi sudut timur maupun barat
dibangun dengan desain untuk umur ekonomis
bagian outlet juga terdapat pintu air sebagai
(life time) tertentu yang tergantung dengan
saluran pembuangan sekunder. Lebar saluran
tingkat resiko yang diambil berdasarkan periode
saat ini hanya tinggal 30 cm saja, dan penulis
ulang yang dipilih. Jika melihat pada sejarahnya
juga meyakini bahwa sama halnya dengan
yang didesain untuk sarana irigasi, kemungkinan
49
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
kondisi saluran primer, kedua saluran sekunder yang sangat diperlukan untuk menyelamatkan
tersebut pada awalnya jauh lebih lebar daripada kota Jakarta khususnya, yang pada kondisi
kondisi sekarang. sekarang ini sudah memiliki permasalahan
Kombinasi dari berbagai permasalahan di degradasi lingkungan yang sangat kompleks.
atas; umur bangunan tanggul Situ Gintung yang
sudah dalam ‘kondisi lelah’ dan kondisi sekarang 5. KESIMPULAN
yang sudah tidak sesuai dengan kondisi pada
Dari hasil analisis yang telah dilakukan,
saat awal dibangun oleh Pemerintah Belanda
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
inilah yang dinilai sebagai faktor utama penyebab
berikut :
tragedi pada tanggal 27 Maret 2009 yang lalu.
Memang benar faktor curah hujan saat itu juga Faktor curah hujan juga turut mempengaruhi
sebagai faktor penyebab, tapi bukan sebagai penyebab jebolnya tanggul Situ Gintung,
faktor utama. Jika seandainya tidak terkondisi namun bukan sebagai faktor utama. Ada
sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas, beberapa alasan yang mendasari
maka hujan yang terjadi sesaat sebelum tragedi kesimpulan ini, yaitu :
tersebut tidak akan membawa malapetaka yang a. Peristiwa jebolnya tanggul terjadi pada
sangat merugikan tersebut. selang waktu sekitar 10 jam setelah
Jika melihat pada Gambar 2, 3 dan 5 yang hujan dengan intensitas tinggi
memperlihatkan kondisi topografi berdasarkan berlangsung, sementara waktu
DEM dan profil 3 dimensi dari catchment area konsentrasi untuk catchment area Situ
Situ Gintung, titik dimana lokasi jebolnya tanggul Gintung hanya memerlukan waktu relatif
memang merupakan titik dimana lokasi tanggul singkat, yaitu sekitar 43 menit saja.
paling memiliki perbedaan elevasi tertinggi b. Hujan dengan intensitas yang lebih besar
(sekitar 20 meter) dengan daerah di luar dibandingkan curah hujan pada tanggal
catchment area, dan parahnya lagi, lokasi 26 Maret 2009 (113,2 mm/hari) pernah
tersebut merupakan areal permukiman padat. terjadi di daerah tersebut, yaitu pada
Dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana tahun 1996 (180 mm/hari) dan tahun
dahsyatnya air yang mengalir saat tanggul 2007 (275 – 300 mm/hari), dimana pada
tersebut jebol dan menimpa daerah permukiman kedua kejadian hujan tersebut kondisi
yang ada di bawahnya. Air bah yang terjadi pada Jakarta banjir besar, sementara kondisi
peristiwa ini jauh lebih dahsyat dibandingkan tanggul Situ Gintung sendiri tetap aman.
dengan musibah tsunami di Aceh, jika dilihat dari c. Berdasarkan perhitungan periode ulang
ketinggian air yang jatuh menimpa areal kejadian hujan di daerah Ciputat, curah
permukiman penduduk tersebut. hujan setebal 113,2 mm/hari dapat
Dari peristiwa jebolnya tanggul Situ terjadi untuk periode ulang 5 tahun. Hal
Gintung ini, penulis menyarankan agar ini berarti bahwa curah hujan dengan
pemerintah pusat melalui instansi yang terkait kondisi seperti pada tanggal 26 Maret
segera melakukan evaluasi dan inspeksi 2009 tersebut dapat terjadi sebanyak 15
terhadap beberapa situ yang ada di sekitar kali semenjak pertama kalinya dibangun
wilayah Jabodetabek, karena sangat diyakini (tahun 1932-1933) hingga tahun 2009,
hampir semua situ yang masih ada sekarang dan ini dapat dianggap tidak beresiko
memiliki kondisi yang sama dengan Situ Gintung menimbulkan bahaya dengan peluang
karena dibangun hampir pada masa yang frekuensi terjadinya yang cukup sering
bersamaan dengan Situ Gintung oleh Pemerintah tersebut.
Belanda dahulu. Peristiwa ini juga sekaligus Faktor utama penyebab jebolnya tanggul
memberikan pelajaran bahwa sebenarnya Tata Situ Gintung adalah karena usia bangunan
Ruang Wilayah yang saat ini sudah banyak tanggul yang sudah tua yang semakin
dilanggar dan tidak sesuai lagi dengan diperparah dengan kondisi saluran
peruntukkannya (sebagai contoh, beberapa situ pembuangan yang sudah tidak berfungsi
diurug untuk dijadikan areal permukiman atau sebagaimana pada saat awal dibangun oleh
mall; atau dari kasus Situ Gintung sendiri dimana Pemerintah Belanda dulu.
areal permukiman padat yang menjadi areal
Lebar saluran pembuangan yang jauh
musibah sebenarnya dahulu merupakan areal
berkurang dan semakin menyempit
pertanian) dapat memberikan kerugian besar
dibandingkan dengan kondisi awal saat
yang dapat menelan banyak korban maupun
dibangun oleh Pemerintah Belanda dulu,
kerugian baik secara materil. Sebagai penutup
menyebabkan beban tanggul semakin berat
tulisan ini, penulis berharap semoga pelajaran
karena tekanan hidrostatik air di dalam Situ
dari tragedi Situ Gintung ini mendapat perhatian
semakin besar.
serius dari Pemerintah selaku penentu kebijakan
dalam kaitannya dengan tindakan konservasi
50
Budi Harsoyo : Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung.... JAI Vol 6. No. 1. 2010
DAFTAR PUSTAKA
51