Anda di halaman 1dari 1

Studi: kasus “The Dining Table” oleh Wigglesworth & Till dalam konteks “the everyday”

Cerita “The Dining Table” menunjukkan bahwa, pertama, sebuah analisis mikro dapat memberi
gambaran sebuah persepsi makro. Aktivitas yang terjadi di sebuah meja makan mengungkap
persepsi penghuni mengenai ruang, yaitu biasnya aktivitas bertinggal dan bekerja, batas area
rumah dan bekerja telah kabur. Selain itu, “The Everyday” penghuni dalam menggunakan meja
makan diluar “fungsi formal”-nya kontra terhadap “order” yang biasanya diacu oleh arsitek, yakni
pemisahan area ruang berdasarkan fungsi. Sehingga, kedua, “The Everyday” sejatinya bisa
mendorong sebuah produk arsitektur alternatif terhadap nilai-nilai arsitektur pada umumnya.

Pada kasus ini pengamat meilhat jejak terlihat dari berbagai benda tidak hanya benda untuk
aktivitas makan, melainkan juga aktivitas bekerja. Jejak ini menjelaskan sebuah persepsi yang
lebih mendalam mengenai kaburnya zonasi ruang bagi penghuni yang sudah menjadi
kesehariannya dari hanya sekedar penggunaan meja makan untuk bekerja. Hal ini bisa terjadi
pada banyak orang, akan tetapi pada kasus ini mungkin pengamat mencoba melihat lebih
mendalam jejak ini dan terus bertanya apa yang bisa dijelaskan dibalik jejak terlihat ini.

Pada akhirnya arsitektur tidak bisa dilepaskan dari penghuninya. Kasus ini menggambarkan
sebuah proses arsitektur yang seharusnya terjadi. Arsitektur semestinya tidak hanya memaksakan
pengetahuan/aturannya tetapi juga menyerap apa yang dimiliki oleh penghuninya (pengetahuan,
kebiasaan, informasi, dll). Arsitektur harus terus melihat lebih mendalam dan rinci dan terus
melakukan dialog antar pengetahuan sang arsitek dan penghuninya.

Cipta Hadi
1906321231

Anda mungkin juga menyukai