Cantika Nurannastasya - 1514618023 - Sesi 2 - Proposal Penelitian (Metodologi Penelitian)
Cantika Nurannastasya - 1514618023 - Sesi 2 - Proposal Penelitian (Metodologi Penelitian)
Semester 114
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS TEKNIK
2021
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Metodologi Penelitian. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Mahdiyah, M. Kes selaku dosen mata
kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang ditekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis,
Cantika Nurannastasya
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………......................................................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3
BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………………...5
2.3 Hipotesis………………………………………………………………………..16
3
KESIMPULAN…………………………………………………..................................22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………23
LAMPIRAN…………………………………………………………………………...24
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Pendidikan bertujuan untuk memberikan pengembangan
kemampuan diri pada siswa dalam hal spiritual, pengelolaan diri, kepribadian,
kemampuan berpikir, akhlak yang mulia, dan kualitas diri (Harahap, S, & Daharnis,
2018). Proses belajar atau kegiatan belajar adalah kewajiban siswa menggali lebih banyak
ilmu pengetahuan untuk bekal kedepan sesuai tujuan yang diinginkan dari pendidikan.
Namun, karena keterbatasan lama waktu belajar di sekolah, siswa digiring untuk lebih
aktif dalam pembelajaran di rumah yang berarti siswa dituntut untuk belajar secara
mandiri agar tidak hanya mendapatkan materi dari pengajar maupun pembelajaran di
sekolah saja tetapi juga hasil belajar sendiri di rumah.
5
Penyebaran pandemi Covid-19 yang cepat juga telah menyebabkan gangguan
pada sektor pendidikan Indonesia dimana sekitar 45 juta siswa tidak dapat melanjutkan
kegiatan belajar mereka di sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) perlu mempertimbangkan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang disesuaikan dengan perbedaan karakteristik
daerah-daerah di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh menambah hambatan bagi para
siswa yang sudah sulit untuk mengakses pendidikan, maka itu diversifikasi media
penyampaian selain internet perlu dipertimbangkan. Opsinya bisa berupa program radio
atau menggunakan layanan pos untuk daerah-daerah dengan konektivitas rendah.
Pemerintah daerah perlu memainkan peran yang lebih aktif dalam membantu
sekolah-sekolah tanpa harus menunggu inisiatif dari pemerintah pusat. Selain
menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang sudah ada, dinas
pendidikan daerah harus menyediakan dukungan dana dan panduan teknis lebih lanjut
bagi sekolah-sekolah di daerah mereka, seperti misalnya akses ke studio rekaman dan
perlengkapannya, guna melancarkan adopsi pembelajaran jarak jauh. Panduan semacam
itu juga sebaiknya tidak melupakan sekolah-sekolah komunitas swasta. Indonesia perlu
memulai program peningkatan kapasitas berskala besar agar dapat menjalankan
pembelajaran jarak jauh yang lebih baik di seluruh wilayah. Upaya tersebut
membutuhkan strategi dan supervisi penggunaan BOS, meningkatkan kapasitas para
kepala sekolah dan mengizinkan mereka untuk mendapatkan otonomi yang lebih luas di
sekolah, serta memperlengkapi guru dengan keterampilan teknis dan non-teknis untuk
pembelajaran jarak jauh.
Sistem pembelajaran jarak jaruh (daring) melibatkan banyak pihak seperti guru,
peserta didik, maupun orangtua untuk memantau kegiatan belajar anak selama di rumah.
Sistem ini membuat siswa harus mampu mengatur waktu belajar dan mengerjakan
tugasnya. Namun, pembelajaran daring masih dianggap hanya memberikan tugas melalui
internet dan bukan diartikan pembelajaran daring sesungguhnya, yang mana guru dan
murid sama-sama hadir dan bertemu di ruang maya.
6
pendidikan selama PJJ yang tidak secara adil merata pada setiap siswa, yakni banyaknya
siswa yang terhalang oleh kemampuan memiliki perangkat teknologi misalnya tidak
memiliki laptop maupun smartphone, keterbatasan kuota, dan kekuatan jaringan yang
sering terjadi kendala sehingga menghambat proses pembelajaran secara online.
Selanjutnya, banyak pengajar yang kurang memiliki keahlian dalam penggunaan
teknologi informasi komunikasi sehingga sering terjadi tipe mengajar yang monoton
selama pembelajaran online, hal ini dapat membuat siswa mudah merasa bosan selama
pembelajaran. Hal lain adalah jenuh, yang mana jenuh dapat dirasakan oleh pengajar
maupun siswa selama PJJ yang cukup lama dilakukan.
KPAI telah melakukan tinjauan kepada 1.700 siswa bahwa 79,9% hasil survei
menunjukkan tidak adanya interaksi antara siswa dengan pengajar selama pembelajaran
jarak jauh selain pemberian tugas secara online (CNN Indonesia, 2020). Fenomena ini
menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk dapat merencanakan kegiatan belajarnya
dengan baik, mengontrol waktu belajarnya, memiliki daya tahan dalam menyelesaikan
tugas, dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan, disiplin, dan bisa mengatur
7
rencana dalam mencapai sasaran atau tujuan yang ditentukan. Kondisi ini dapat membuat
siswa memperoleh prestasi yang baik jika siswa dapat meregulasi dirinya dalam proses
belajar di sekolah maupun di rumah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan pokok sebagai berikut.
- Untuk mengetahui hambatan yang timbul pada pembelajaran jarak jauh bagi siswa
SMA Negeri 86 Jakarta di era pandemi Covid-19.
- Untuk mengetahui apakah hambatan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
8
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masukan berharga
bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran di era pandemi, khususnya dalam membantu para
siswa untuk tetap fokus walaupun dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
b. Bagi siswa
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji apa saja hambatan yang dialami oleh para
siswa yang terkena dampak dari keterbatasan fasilitas selama pembelajaran jarak
jauh.
c. Bagi sekolah
Dengan segala keterbatasan maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
menyalurkan bagaimana hambatan yang dialami oleh para guru, siswa ataupun
orang tua dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh di era pandemi ini.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Suatu
pembelajaran akan dikatakan baik dan ideal jika telah mengacu pada sistem yang berlaku.
Sistem yang dimaksud adalah kurikulum. Dalam kurikulum telah dipaparkan bagaimana
pembelajaran yang baik. Menurut Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional, pembelajaran adalah suatu interaksi peserta didik dan pendidik dalam sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran tidak bisa lepas dari istilah belajar dan mengajar, karena di dalam
pembelajaran terdapat unsur belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, dan nilai sikap, (W.S Winkel,
tanpa tahun dalam Darsono, 2000: 12). Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan presepsi
manusia. Sedangkan menurut Sardiman (2006: 20) belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
10
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di
sekolah (Oemar Hamalik, 2003: 44). Sedangkan Sardiman (2006: 24) menyebutkan
mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
LL Pasaribu dan B. Simanjuntak, (1983: 7) mengartikan mengajar sebagai suatu kegiatan
mengorganisasi (mengatur lingkungan) sebaik-baiknya dan mengembangkannya dengan
anak sehingga terjadi proses belajar.
11
secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara
online. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang
digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Salah satu penyedia
jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia mencatat peningkatan arus broadband sebesar
16% selama krisis Covid-19, yang disebabkan oleh tajamnya peningkatan penggunaan
platform pembelajaran jarak jauh.
Akan tetapi, gangguan terhadap sistem pendidikan tradisional ini telah merugikan
siswa-siswa yang berasal dari keluarga prasejahtera dan yang berada di daerah pedesaan.
Mereka adalah siswa yang bahkan dalam kondisi normal, sudah menghadapi hambatan
untuk mengakses pendidikan. Sekarang mereka perlu menghadapi hambatan tambahan
yang muncul akibat ketidaksetaraan untuk mengakses infrastruktur teknologi. Tidak
jarang juga siswa tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak mampu membeli kuota paket
data dan tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah
dapat menikmati internet dengan baik.
12
Subsistem masukan terdiri atas sub sistem peserta didik (siswa) dengan segala
macam potensinya. Sub-sub sistem proses terdiri atas subsistem pendidik (guru),
kurikulum, gedung sekolah, sarana pembelajaran, metode dan sebagainya. Sedangkan
sub-sub sistem keluaran meliputi hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap,
keterampilan dan sebagainya. Telah diuraikan di atas bahwa pembelajaran merupakan
sebuah sistem, sehingga dalam prosesnya melibatkan berbagai komponen. Komponen-
komponen itu adalah tujuan, subjek belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi
dan penunjang.
(1) Tujuan. Tujuan yang secara ekplisit itu diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran adalah “instuctional effect” biasanya itu berupa pengetahuan, ketrampilan
atau sikap yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus. Makin spesifik
operasional tujuan pembelajaran khusus dirumuskan maka akan mempermudah dalam
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat.
(2) Subjek belajar. Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen
utama karena berperan sebagai subyek sekaligus objek. Sebagai subjek karena siswa
adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar.
(3) Materi pelajaran. Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses
pembelajaran, karene materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan
pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas terhadap intensitas proses pembelajaran.
Sebenarnya istilah pendidikan jarak jauh (distance education) telah lama dikenal
yaitu sejak tahun 1870-an (Ibrahim, 2005: 7). Sistem pendidikan jarak jauh pada mulanya
berbentuk korespodensi. Sistem korespondensi ini sasaran utamanya adalah orang
dewasa. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan belajar cetak/
tertulis, yang didistribusikan (delivery) melalui jasa pos. Dalam penyelenggaraannya PJJ
tidak hanya menggunakan bahan belajar cetak saja melainkan juga telah memanfaatkan
13
berbagai media lain, termasuk media elektronik seperti program radio dan televisi, dan
pada tahun 1990 telah menggunakan multimedia.
Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
informasi dan komunikasi dan media lain (UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15).
Karakteristik pendidikan jarak jauh adalah (1) adanya keterpisahan yang mendekati
permanen antara tenaga pengajar dari peserta didik selama program pendidikan, (2)
adanya keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta didik dengan
peserta didik lain selama program pendidikan, (3) ada suatu institusi yang mengelola
program pendidikannya, (4) pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun
elektronis untuk menyampaikan bahan belajar, (5) penyediaan sarana komunikasi dua
arah sehingga peserta didik dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya
(Keegan, 1984 dalam Warsita, 2007: 13).
Menurut Warsita (2007: 16) sistem pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh
adalah (1) peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok dengan
bantuan minimal dari orang lain, (2) materi pembelajaran disampaikan melalui media
yang sengaja dirancang untuk belajar mandiri. Saat ini internet sudah dimanfaatkan
sebagai media untuk penyampaian materi pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh, (3)
untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara peserta didik
dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara. Komunikasi dua arah ini dapat
berupa tatap muka maupun komunikasi melalui media elektronik atau sering disebut
sebagai tutorial 24 elektronik, (4) untuk mengukur hasil belajar secara berkala diadakan
evaluasi hasil belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang diselenggarakan di
institusi belajar, (5) pada dasarnya peserta pendidikan jarak jauh dituntut untuk belajar
14
mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri, mahasiswa harus dapat mengatur
dan mendisiplinkan diri dalam belajar agar dapat beradaptasi.
Pembelajaran jarak jauh telah menjadi hambatan yang dirasakan paling luas di
sektor pendidikan bahkan sebelum pandemi, namun krisis yang berlangsung saat ini
mempercepat adopsi pelaksanaannya secara signifikan. Penting untuk mengikutsertakan
keterampilan pembelajaran jarak jauh dalam program pelatihan guru-guru di masa yang
akan datang.
15
Akses internet (persen) per rumah tangga di setiap provinsi pada tahun 2018
2.3 Hipotesis
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April 2021 – Juni 2021. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 86 Jakarta, UPT Perpustakaan dan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta. Observasi hasil pembelajaran terhadap siswa/i SMA Negeri 86 Jakarta
meliputi aspek pembelajaran, kondisi saat berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar,
serta dokumentasi dan tes prestasi kepada para siswa/i yang merupakan variabel bebas
sebagai sumber data.
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini digolongkan pada jenis penelitian deskriptif
yang bersifat eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan atau
status atau fenomena. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menggambarkan apa yang ada sekarang berdasarkan data-data, penelitian ini juga
17
menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Penelitian ini berusaha memberikan
gambaran dengan sistematis cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang
dihadapi sekarang dan untuk menggambarkan situasi atau kejadian.
Variabel penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Suharsimi Arikunto (2002: 91) mengemukakan bahwa variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat
(dependent variable).
- Variabel bebas. Ada dua variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel siswa
yang mengalami hambatan dalam pembelajaran jarak jauh karena fasilitas yang
terbatas dengan siswa yang dapat menjalani proses pembelajaran dengan fasilitas
berkecukupan.
- Variabel terikat. Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel terikat yaitu variabel
hasil prestasi siswa dalam pembelajaran jarak jauh.
18
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
teknik dokumentasi dan teknik tes prestasi.
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar.
Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sutopo,
2006: 75). Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006: 229)
19
cara melihat rapot sebagai hasil prestasi dari keadaan siswa yang mengalami
hambatan dengan keterbatasan fasilitas yang ada dalam pembelajaran jarak jauh,
dengan siswa yang tidak mengalami hambatan karena memiliki fasilitas yang
memadai dalam menunjang pembelajaran.
- Teknik tes prestasi. Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan materi dari
pembelajaran online yang dialami oleh siswa, apakah siswa mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan oleh guru atau siswa mengalami hambatan seperti
tidak adanya kuota paket data yang mengakibatkan tidak dapat mengakses media
pembelajaran lain dan berakibat pada hasil prestasi belajarnya.
Sampel menurut Aria Jalil (1997: 4) adalah sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Hal senada
juga dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 109), bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah siswa yang berkecukupan
dengan siswa yang mengalami keterbatasan fasilitas.
20
3.6 Validitas Data
Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah validitas data. Validitas data
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dilaporkan oleh peneliti. Validitas data dilakukan apabila kesimpulan awal yang
dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak
dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal,
didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan
kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2007: 252).
21
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2020). Kemendikbud Buat Skenario Belajar di Rumah sampai Akhir
2020. CNN Indonesia. Diambil dari: https://
www.cnnindonesia.com/nasional/20200424114337-20-496861/kemendikbud-
buat-skenario-belajar-di-rumah-sampai-akhir-2020. (Diakses pada 1 Juli 2021).
Budiansyah, A. (2020). Saat Operator Seluler Gratiskan 30GB Selama Corona. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia. com/tech/20200331122727-37-
148727/saat-operator-seluler-gratiskan-internet-30-gb-selama-corona. (Diakses
pada 3 Juli 2021).
AFP. (2020). School Dropout: “We have lost between 5-8% of students” says Blanquer.
Le Figaro. Diambil dari: https://etudiant. lefigaro.fr/article/decrochage-scolaire-
nous-avons-perdu-entre-5-et-8-des-eleves-affirme-blanquer_fd76d3fc-7324-
11ea- 94e3-c0cc05dea6b9/. (Diakses pada 3 Juli 2021).
23
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Gambar
24