Anda di halaman 1dari 24

“PENGARUH KETERBATASAN FASILITAS PEMBELAJARAN JARAK

JAUH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 86 JAKARTA DI


ERA PANDEMI COVID-19”

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian

Semester 114

Disusun Oleh:

Cantika Nurannastasya (1514618023)

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Mahdiyah, M. Kes

PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Metodologi Penelitian. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Mahdiyah, M. Kes selaku dosen mata
kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang ditekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Tangerang, 7 Juli 2021

Penulis,

Cantika Nurannastasya

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………......................................................................................2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3

BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………………...5

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………5

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...8

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………8

1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………………...9

BAB II (KAJIAN PUSTAKA)……………………………………………………….10

2.1 Kajian Teoritis…………………………………………………………………10

2.2 Kerangka Berpikir……………………………………………………………...13

2.3 Hipotesis………………………………………………………………………..16

BAB III (METODOLOGI PENELITIAN)………………………………………….17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………….17

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian……………………………………………..17

3.2.1 Metode Penelitian………………………………………………………17

3.2.2 Rancangan Penelitian…………………………………………………..17

3.3 Variabel Penelitian……………………………………………………………..18

3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data………………………………………19

3.5 Prosedur Analisis Data…………………………………………………………20

3.6 Validitas Data…………………………………………………………………..21

3
KESIMPULAN…………………………………………………..................................22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………23

LAMPIRAN…………………………………………………………………………...24

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Pendidikan bertujuan untuk memberikan pengembangan
kemampuan diri pada siswa dalam hal spiritual, pengelolaan diri, kepribadian,
kemampuan berpikir, akhlak yang mulia, dan kualitas diri (Harahap, S, & Daharnis,
2018). Proses belajar atau kegiatan belajar adalah kewajiban siswa menggali lebih banyak
ilmu pengetahuan untuk bekal kedepan sesuai tujuan yang diinginkan dari pendidikan.
Namun, karena keterbatasan lama waktu belajar di sekolah, siswa digiring untuk lebih
aktif dalam pembelajaran di rumah yang berarti siswa dituntut untuk belajar secara
mandiri agar tidak hanya mendapatkan materi dari pengajar maupun pembelajaran di
sekolah saja tetapi juga hasil belajar sendiri di rumah.

Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia membuat proses belajar


mengajar di sekolah berubah. Keadaan beberapa wilayah, khususnya wilayah Jakarta
yang darurat membuat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menutup dan
menghimbau sekolah untuk mengganti proses pembelajaran tatap muka di sekolah
maupun perguruan tinggi menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam
jaringan (daring). Sesuai surat edaran yang diterbitkan Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan dan Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 yang terhitung mulai tanggal 16 Maret 2020 memberlakukan
pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa dan mahasiswa di seluruh provinsi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mendukung keputusan Pemda
dan menyiapkan aplikasi pengembangan jarak jauh dengan bekerja sama dengan berbagai
perusahaan di bidang teknologi pendidikan dalam membantu siswa untuk terus belajar
secara mandiri. Selain itu, dengan pembelajaran sistem daring maka jenis pembelajaran
bisa dipetakan yang cocok atau tidak cocok.

5
Penyebaran pandemi Covid-19 yang cepat juga telah menyebabkan gangguan
pada sektor pendidikan Indonesia dimana sekitar 45 juta siswa tidak dapat melanjutkan
kegiatan belajar mereka di sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) perlu mempertimbangkan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang disesuaikan dengan perbedaan karakteristik
daerah-daerah di Indonesia. Pembelajaran jarak jauh menambah hambatan bagi para
siswa yang sudah sulit untuk mengakses pendidikan, maka itu diversifikasi media
penyampaian selain internet perlu dipertimbangkan. Opsinya bisa berupa program radio
atau menggunakan layanan pos untuk daerah-daerah dengan konektivitas rendah.

Pemerintah daerah perlu memainkan peran yang lebih aktif dalam membantu
sekolah-sekolah tanpa harus menunggu inisiatif dari pemerintah pusat. Selain
menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang sudah ada, dinas
pendidikan daerah harus menyediakan dukungan dana dan panduan teknis lebih lanjut
bagi sekolah-sekolah di daerah mereka, seperti misalnya akses ke studio rekaman dan
perlengkapannya, guna melancarkan adopsi pembelajaran jarak jauh. Panduan semacam
itu juga sebaiknya tidak melupakan sekolah-sekolah komunitas swasta. Indonesia perlu
memulai program peningkatan kapasitas berskala besar agar dapat menjalankan
pembelajaran jarak jauh yang lebih baik di seluruh wilayah. Upaya tersebut
membutuhkan strategi dan supervisi penggunaan BOS, meningkatkan kapasitas para
kepala sekolah dan mengizinkan mereka untuk mendapatkan otonomi yang lebih luas di
sekolah, serta memperlengkapi guru dengan keterampilan teknis dan non-teknis untuk
pembelajaran jarak jauh.

Sistem pembelajaran jarak jaruh (daring) melibatkan banyak pihak seperti guru,
peserta didik, maupun orangtua untuk memantau kegiatan belajar anak selama di rumah.
Sistem ini membuat siswa harus mampu mengatur waktu belajar dan mengerjakan
tugasnya. Namun, pembelajaran daring masih dianggap hanya memberikan tugas melalui
internet dan bukan diartikan pembelajaran daring sesungguhnya, yang mana guru dan
murid sama-sama hadir dan bertemu di ruang maya.

Amar (2020) dalam kumparan.com menyebutkan bahwa implementasi program


PJJ memiliki berbagai macam tantangan yang harus dihadapi, seperti fasilitas penunjang

6
pendidikan selama PJJ yang tidak secara adil merata pada setiap siswa, yakni banyaknya
siswa yang terhalang oleh kemampuan memiliki perangkat teknologi misalnya tidak
memiliki laptop maupun smartphone, keterbatasan kuota, dan kekuatan jaringan yang
sering terjadi kendala sehingga menghambat proses pembelajaran secara online.
Selanjutnya, banyak pengajar yang kurang memiliki keahlian dalam penggunaan
teknologi informasi komunikasi sehingga sering terjadi tipe mengajar yang monoton
selama pembelajaran online, hal ini dapat membuat siswa mudah merasa bosan selama
pembelajaran. Hal lain adalah jenuh, yang mana jenuh dapat dirasakan oleh pengajar
maupun siswa selama PJJ yang cukup lama dilakukan.

Kejenuhan dapat mengakibatkan proses pembelajaran tidak efektif atau optimal.


Banyak daerah yang masih kurang dalam pemahaman metode pembelajaran secara online
yang menyebabkan sering terjadi kesalahpahaman serta penghambat dalam proses
pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini sehingga tidak sedikit siswa di berbagai
daerah merasa kesulitan mengikuti metode pembelajaran jarak jauh ini. Selain itu,
berdasarkan wawancara salah satu pengajar bimbingan belajar di salah satu daerah Jakarta
menjelaskan bahwa sebelum pandemi Covid-19, beberapa siswa yang belajar secara tatap
muka lebih bisa disiplin dan lebih fokus daripada saat belajar secara online.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji dari Center of Education Regulations


and Development Analysis (CERDAS), mengemukakan fakta seperti kondisi dan kendala
yang terjadi di lingkungan pendidikan selama pandemi Covid-19. Permasalahan akses
penunjang pendidikan dan fasilitas teknologi yang tidak secara merata di beberapa daerah
menimbulkan ketidakseimbangan. KPAI mencatat bahwa terdapat 246 laporan dari siswa
yang kesulitan dalam menggunakan akses internet untuk pembelajaran jarak jauh. Hal ini
diikuti dengan batas waktu pengumpulan tugas yang singkat sekaligus menumpuk.

KPAI telah melakukan tinjauan kepada 1.700 siswa bahwa 79,9% hasil survei
menunjukkan tidak adanya interaksi antara siswa dengan pengajar selama pembelajaran
jarak jauh selain pemberian tugas secara online (CNN Indonesia, 2020). Fenomena ini
menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk dapat merencanakan kegiatan belajarnya
dengan baik, mengontrol waktu belajarnya, memiliki daya tahan dalam menyelesaikan
tugas, dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan, disiplin, dan bisa mengatur

7
rencana dalam mencapai sasaran atau tujuan yang ditentukan. Kondisi ini dapat membuat
siswa memperoleh prestasi yang baik jika siswa dapat meregulasi dirinya dalam proses
belajar di sekolah maupun di rumah.

Krisis Covid-19 menunjukkan adanya kebutuhan berskala besar akan kemitraan


negara dan swasta antara kementerian terkait (Kemendikbud dan Kemenag) dengan
penyedia jasa telekomunikasi dan perangkat kerasnya. Kemitraan tersebut bisa
menggunakan infrastruktur yang sudah ada untuk memperluas pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh di seluruh wilayah Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan pokok sebagai berikut.

- Bagaimana hambatan para siswa SMA Negeri 86 Jakarta yang mengalami


keterbatasan fasilitas dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19
ini?
- Apakah hambatan pada pembelajaran jarak jauh mempengaruhi hasil belajar
siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui hambatan yang timbul pada pembelajaran jarak jauh bagi siswa
SMA Negeri 86 Jakarta di era pandemi Covid-19.
- Untuk mengetahui apakah hambatan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.

8
1.4 Kegunaan Penelitian

a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masukan berharga
bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran di era pandemi, khususnya dalam membantu para
siswa untuk tetap fokus walaupun dengan keterbatasan fasilitas yang ada.

b. Bagi siswa
Penelitian ini berupaya untuk mengkaji apa saja hambatan yang dialami oleh para
siswa yang terkena dampak dari keterbatasan fasilitas selama pembelajaran jarak
jauh.

c. Bagi sekolah
Dengan segala keterbatasan maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
menyalurkan bagaimana hambatan yang dialami oleh para guru, siswa ataupun
orang tua dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh di era pandemi ini.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

Menurut paham konvensional pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai


bantuan yang kepada anak didik terutama pada aspek moral, sedangkan pengajaran
dibatasi pada aspek intelektual. Dalam arti modern pendidikan berarti pertumbuhan dan
perkembangan individu ke arah positif akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Berarti
pendidikan itu terjadi karena individu melakukan belajar. Bila terjadinya proses belajar
karena lingkungan dimanipulasi, dikontrol dan dikendalikan maka proses pendidikan itu
disebut pembelajaran.

Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Suatu
pembelajaran akan dikatakan baik dan ideal jika telah mengacu pada sistem yang berlaku.
Sistem yang dimaksud adalah kurikulum. Dalam kurikulum telah dipaparkan bagaimana
pembelajaran yang baik. Menurut Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional, pembelajaran adalah suatu interaksi peserta didik dan pendidik dalam sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran tidak bisa lepas dari istilah belajar dan mengajar, karena di dalam
pembelajaran terdapat unsur belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, dan nilai sikap, (W.S Winkel,
tanpa tahun dalam Darsono, 2000: 12). Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan presepsi
manusia. Sedangkan menurut Sardiman (2006: 20) belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

10
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di
sekolah (Oemar Hamalik, 2003: 44). Sedangkan Sardiman (2006: 24) menyebutkan
mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
LL Pasaribu dan B. Simanjuntak, (1983: 7) mengartikan mengajar sebagai suatu kegiatan
mengorganisasi (mengatur lingkungan) sebaik-baiknya dan mengembangkannya dengan
anak sehingga terjadi proses belajar.

Dari pengertian-pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktifitas, yaitu aktifitas mengajar dan aktifitas
belajar. Proses pembelajaran merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur
manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang
mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya (Sudarwan: 1995). Dalam proses
belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta
didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar, sedang pendidik adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa


pembelajaran adalah aktifitas yang terdiri dari belajar dan mengajar. Belajar yaitu
aktifitas yang menyebabkan perubahan perilaku pada diri individu. Sedangkan mengajar
adalah aktifitas memberi rangsang/stimulus pada orang lain untuk melakukan aktifitas
belajar. Aktifitas mengajar merupakan tanggung jawab utama seorang guru, meliputi
pengelolaan pengajaran yang lebih efektif, dinamis, kreatif dan menyenangkan. Dalam
pembelajaran terdapat pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

Pembelajaran daring/jarak jauh artinya adalah pembelajaran yang dilakukan


secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi
melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan

11
secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara
online. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang
digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Salah satu penyedia
jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia mencatat peningkatan arus broadband sebesar
16% selama krisis Covid-19, yang disebabkan oleh tajamnya peningkatan penggunaan
platform pembelajaran jarak jauh.

Akan tetapi, gangguan terhadap sistem pendidikan tradisional ini telah merugikan
siswa-siswa yang berasal dari keluarga prasejahtera dan yang berada di daerah pedesaan.
Mereka adalah siswa yang bahkan dalam kondisi normal, sudah menghadapi hambatan
untuk mengakses pendidikan. Sekarang mereka perlu menghadapi hambatan tambahan
yang muncul akibat ketidaksetaraan untuk mengakses infrastruktur teknologi. Tidak
jarang juga siswa tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak mampu membeli kuota paket
data dan tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah
dapat menikmati internet dengan baik.

Perubahan mendadak dari metode tatap muka di ruang kelas menjadi


pembelajaran jarak jauh di rumah juga menunjukkan kebutuhan peningkatan kapasitas
guru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi informasi, komunikasi, dan
teknologi (ICT) guru-guru Indonesia tidak tersebar merata di seluruh wilayah (Widodo &
Riandi, 2013 dikutip dari Koh et al, 2018). Terlebih lagi, ada kesenjangan kualitas
pendidikan di seluruh wilayah di Indonesia, terutama antara Jawa dan luar Jawa, dan di
antara kondisi-kondisi sosio-ekonomi (Azzizah, 2015: Muttaqin 2018). Akses internet
yang tidak merata, kesenjangan kualifikasi guru, dan kualitas pendidikan, serta kurangnya
keterampilan ICT menjadi kerentanan dalam inisiatif pembelajaran jarak jauh di
Indonesia.

Komponen Pokok Dalam Pendidikan

Masukan Proses Keluaran

Sumber: Satmoko, (2000: 245) dalam Nasiroh

12
Subsistem masukan terdiri atas sub sistem peserta didik (siswa) dengan segala
macam potensinya. Sub-sub sistem proses terdiri atas subsistem pendidik (guru),
kurikulum, gedung sekolah, sarana pembelajaran, metode dan sebagainya. Sedangkan
sub-sub sistem keluaran meliputi hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap,
keterampilan dan sebagainya. Telah diuraikan di atas bahwa pembelajaran merupakan
sebuah sistem, sehingga dalam prosesnya melibatkan berbagai komponen. Komponen-
komponen itu adalah tujuan, subjek belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi
dan penunjang.

(1) Tujuan. Tujuan yang secara ekplisit itu diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran adalah “instuctional effect” biasanya itu berupa pengetahuan, ketrampilan
atau sikap yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus. Makin spesifik
operasional tujuan pembelajaran khusus dirumuskan maka akan mempermudah dalam
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat.

(2) Subjek belajar. Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen
utama karena berperan sebagai subyek sekaligus objek. Sebagai subjek karena siswa
adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar.

(3) Materi pelajaran. Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses
pembelajaran, karene materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan
pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas terhadap intensitas proses pembelajaran.

2.2 Kerangka Berpikir

Sebenarnya istilah pendidikan jarak jauh (distance education) telah lama dikenal
yaitu sejak tahun 1870-an (Ibrahim, 2005: 7). Sistem pendidikan jarak jauh pada mulanya
berbentuk korespodensi. Sistem korespondensi ini sasaran utamanya adalah orang
dewasa. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan belajar cetak/
tertulis, yang didistribusikan (delivery) melalui jasa pos. Dalam penyelenggaraannya PJJ
tidak hanya menggunakan bahan belajar cetak saja melainkan juga telah memanfaatkan

13
berbagai media lain, termasuk media elektronik seperti program radio dan televisi, dan
pada tahun 1990 telah menggunakan multimedia.

Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
informasi dan komunikasi dan media lain (UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15).
Karakteristik pendidikan jarak jauh adalah (1) adanya keterpisahan yang mendekati
permanen antara tenaga pengajar dari peserta didik selama program pendidikan, (2)
adanya keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta didik dengan
peserta didik lain selama program pendidikan, (3) ada suatu institusi yang mengelola
program pendidikannya, (4) pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun
elektronis untuk menyampaikan bahan belajar, (5) penyediaan sarana komunikasi dua
arah sehingga peserta didik dapat mengambil inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya
(Keegan, 1984 dalam Warsita, 2007: 13).

Pendidikan Jarak Jauh diselenggarakan dalam berbagai pola pembelajaran yang


pada dasarnya mengandalkan tersedianya berbagai sumber belajar. Pola pembelajaran ini
mencakup penyelenggaraan program pembelajaran melalui pendidikan tertulis atau
korespondensi, bahan cetak (modul), radio, audio/ video, TV, berbantuan komputer, dan
atau multimedia melalui jaringan komputer.

Menurut Warsita (2007: 16) sistem pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh
adalah (1) peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok dengan
bantuan minimal dari orang lain, (2) materi pembelajaran disampaikan melalui media
yang sengaja dirancang untuk belajar mandiri. Saat ini internet sudah dimanfaatkan
sebagai media untuk penyampaian materi pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh, (3)
untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara peserta didik
dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara. Komunikasi dua arah ini dapat
berupa tatap muka maupun komunikasi melalui media elektronik atau sering disebut
sebagai tutorial 24 elektronik, (4) untuk mengukur hasil belajar secara berkala diadakan
evaluasi hasil belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang diselenggarakan di
institusi belajar, (5) pada dasarnya peserta pendidikan jarak jauh dituntut untuk belajar

14
mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri, mahasiswa harus dapat mengatur
dan mendisiplinkan diri dalam belajar agar dapat beradaptasi.

Pembelajaran jarak jauh telah menjadi hambatan yang dirasakan paling luas di
sektor pendidikan bahkan sebelum pandemi, namun krisis yang berlangsung saat ini
mempercepat adopsi pelaksanaannya secara signifikan. Penting untuk mengikutsertakan
keterampilan pembelajaran jarak jauh dalam program pelatihan guru-guru di masa yang
akan datang.

Kemendikbud perlu mempertimbangkan untuk mengembangkan kerangka kerja


pengawasan yang kuat untuk memonitor penggunaan BOS bagi pembelajaran jarak jauh.
Pengawasan yang baik tidak hanya membantu memastikan bahwa dana digunakan sesuai
dengan niat awal kementerian, tetapi juga untuk mengidentifikasi area-area yang paling
membutuhkan bantuan. Kemendikbud juga perlu mempertimbangkan apakah ekspansi ini
bersifat sementara atau apakah ada komponen yang bisa diadopsi secara permanen.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi telah dimasukkan di dalam


kurikulum pelatihan. Akan tetapi, ada keraguan terhadap efektivitasnya mengingat isinya
yang mayoritas tidak relevan dengan pembelajaran jarak jauh. Untuk kesuksesan adopsi
pembelajaran jarak jauh, guru perlu untuk tidak hanya memiliki keterampilan teknologi
dasar (seperti menggunakan komputer dan tersambung ke internet), tetapi juga
pengetahuan untuk menggunakan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya, serta
metode untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka.

15
Akses internet (persen) per rumah tangga di setiap provinsi pada tahun 2018

2.3 Hipotesis

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan jenis penggunaan fasilitas media


pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa yang berkecukupan dengan siswa
yang mengalami keterbatasan.
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hambatan siswa dalam pembelajaran
jarak jauh terhadap prestasi belajar siswa.
3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara ketersediaan fasilitas
pembelajaran antara siswa yang berkecukupan dengan yang mengalami
keterbatasan.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April 2021 – Juni 2021. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 86 Jakarta, UPT Perpustakaan dan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta. Observasi hasil pembelajaran terhadap siswa/i SMA Negeri 86 Jakarta
meliputi aspek pembelajaran, kondisi saat berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar,
serta dokumentasi dan tes prestasi kepada para siswa/i yang merupakan variabel bebas
sebagai sumber data.

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengungkapkan


data penelitiannya (Arikunto, 1997: 151). Jenis dari penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menggambarkan apa
yang ada sekarang berdasarkan data-data, penelitian ini juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterpretasi. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran
dengan sistematis cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi
sekarang dan untuk menggambarkan situasi atau kejadian.

3.2.2 Rancangan Penelitian

Dilihat dari jenisnya, penelitian ini digolongkan pada jenis penelitian deskriptif
yang bersifat eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan atau
status atau fenomena. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menggambarkan apa yang ada sekarang berdasarkan data-data, penelitian ini juga

17
menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Penelitian ini berusaha memberikan
gambaran dengan sistematis cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang
dihadapi sekarang dan untuk menggambarkan situasi atau kejadian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kendala


pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, sehingga dari data tertulis, observasi maupun
dokumentasi dalam penelitian ini, diharapkan dapat memaparkan secara lebih jelas dan
berkualitas. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
dokumentasi, dan tes tertulis. Dengan demikian penelitian ini termasuk penelitian
pendidikan, karena di dalam penelitian ini terdapat kejadian-kejadian yang menarik
perhatian di bidang pendidikan khususnya mengenai pengaruh keterbatasan fasilitas
pembelajaran jarak jauh bagi siswa kota dan siswa pelosok daerah di era pandemi Covid-
19.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Suharsimi Arikunto (2002: 91) mengemukakan bahwa variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat
(dependent variable).

- Variabel bebas. Ada dua variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel siswa
yang mengalami hambatan dalam pembelajaran jarak jauh karena fasilitas yang
terbatas dengan siswa yang dapat menjalani proses pembelajaran dengan fasilitas
berkecukupan.
- Variabel terikat. Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel terikat yaitu variabel
hasil prestasi siswa dalam pembelajaran jarak jauh.

18
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
teknik dokumentasi dan teknik tes prestasi.

- Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan. Dengan


melakukan observasi peneliti dapat mengamati objek penelitian dengan lebih
cermat dan detail, misalnya peneliti dapat mengamati kegiatan objek yang diteliti.
Pengamatan itu selanjutnya dapat dituangkan ke dalam bahasa verbal. Marshall
(1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about
behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2007: 226).

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar.
Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sutopo,
2006: 75). Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006: 229)

- Teknik dokumentasi. Suharsimi Arikunto (2002: 134) menulis bahwa


dokumentasi berasal dari asal katanya dokumen. yang artinya barang-barang
tertulis. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film, dan
lain-lain. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

19
cara melihat rapot sebagai hasil prestasi dari keadaan siswa yang mengalami
hambatan dengan keterbatasan fasilitas yang ada dalam pembelajaran jarak jauh,
dengan siswa yang tidak mengalami hambatan karena memiliki fasilitas yang
memadai dalam menunjang pembelajaran.

- Teknik tes prestasi. Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan materi dari
pembelajaran online yang dialami oleh siswa, apakah siswa mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan oleh guru atau siswa mengalami hambatan seperti
tidak adanya kuota paket data yang mengakibatkan tidak dapat mengakses media
pembelajaran lain dan berakibat pada hasil prestasi belajarnya.

3.5 Prosedur Analisis Data

Dalam penelitian populasi merupakan hal yang penting untuk memberikan


batasan yang sangat jelas tentang obyek yang akan diteliti. Menurut Burhan Bungin
populasi penelitian merupakan kesuluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, segala, nilai, peristiwa, sikap hidup,
dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Adapun
populasi pada penelitian ini adalah siswa yang berkecukupan dan tidak mengalami
kendala fasilitas pembelajaran dengan siswa yang memiliki keterbatasan kendala fasilitas
dalam pembelajaran jarak jauh dalam menunjang pembelajaran online.

Sampel menurut Aria Jalil (1997: 4) adalah sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Hal senada
juga dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 109), bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah siswa yang berkecukupan
dengan siswa yang mengalami keterbatasan fasilitas.

20
3.6 Validitas Data

Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah validitas data. Validitas data
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dilaporkan oleh peneliti. Validitas data dilakukan apabila kesimpulan awal yang
dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak
dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal,
didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan
kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2007: 252).

21
KESIMPULAN

Saat ini, tindakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yaitu


mulai mengimplementasikan upaya-upaya awal untuk mencegah penyebaran Covid-19
di sekolah-sekolah dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 yang secara
garis besar menyarankan praktik higienitas dan sanitasi di sekolah-sekolah. Surat tersebut
diterbitkan dua hari sebelum World Health Organization (WHO) menaikkan status
Covid-19 menjadi pandemi global pada 11 Maret (WHO, 2020). Oleh karena
meningkatnya penyebaran, Kemendikbud kemudian memutuskan untuk menunda semua
kegiatan sekolah dan beralih ke belajar daring/pembelajaran jarak jauh di rumah melalui
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020. Kementerian Agama (Kemenag), yang mengawasi
Madrasah, mengikuti himbauan tersebut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor B-
686.1/DJ.I.I/PP.00/03/2020.

Untuk melengkapi program di wilayah-wilayah yang memiliki akses internet


terbatas, penyampaian materi belajar bisa dilakukan melalui radio seperti yang sudah
dilakukan di negara lain seperti Argentina dan Fiji. Pemerintah Argentina menyediakan
konten radio selama tujuh jam yang dibawakan oleh guru-guru berpengalaman melalui
jaringan radio pemerintah selama adanya penutupan gedung sekolah, sementara itu
pemerintah Fiji bekerja sama dengan dua stasiun radio untuk menyediakan pelajaran
membaca dan berhitung untuk siswa kelas I sampai VIII dan juga untuk pendidikan anak
usia dini (The World Bank, 2020). Pemerintah Indonesia juga dapat bekerja sama dengan
PT Pos Indonesia untuk membantu para guru mendistribusikan kertas lembar kerja dan
modul untuk para siswa, praktik ini diambil dari pengalaman positif di Perancis (AFP,
2020).

22
DAFTAR PUSTAKA

Nadia Fairuza Azzahra. (2020). “Ringkasan Kebijakan Mengkaji Hambatan


Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa Covid-19”. CIPS INDONESIA.
https://www.cips-indonesia.org/post/mengkaji-hambatan-pembelajaran-jarak-
jauhdi-indonesia-di-masa-covid-19. (Diakses pada 1 Juli 2021).

Azzizah, Y. (2015). Socio-Economic Factors on Indonesia Education Disparity.


International Education Studies. 8(12). 218-230.

CNN Indonesia. (2020). Kemendikbud Buat Skenario Belajar di Rumah sampai Akhir
2020. CNN Indonesia. Diambil dari: https://
www.cnnindonesia.com/nasional/20200424114337-20-496861/kemendikbud-
buat-skenario-belajar-di-rumah-sampai-akhir-2020. (Diakses pada 1 Juli 2021).

Budiansyah, A. (2020). Saat Operator Seluler Gratiskan 30GB Selama Corona. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia. com/tech/20200331122727-37-
148727/saat-operator-seluler-gratiskan-internet-30-gb-selama-corona. (Diakses
pada 3 Juli 2021).

AFP. (2020). School Dropout: “We have lost between 5-8% of students” says Blanquer.
Le Figaro. Diambil dari: https://etudiant. lefigaro.fr/article/decrochage-scolaire-
nous-avons-perdu-entre-5-et-8-des-eleves-affirme-blanquer_fd76d3fc-7324-
11ea- 94e3-c0cc05dea6b9/. (Diakses pada 3 Juli 2021).

Beritasatu. (2020). Education Ministry Teams Up with TVRI to Deliver Distance


Learning. Jakarta Globe. Diambil dari: https:// jakartaglobe.id/news/education-
ministry-teams-up-with-tvri-to-deliver-distance-learning. (Diakses pada 7 Juli
2021).

23
DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Gambar

Nomor Judul Gambar Halaman


2.1 Komponen Pokok Dalam Pendidikan. 12
2.2 Akses internet (persen) per rumah tangga di setiap provinsi pada
16
tahun 2018.

24

Anda mungkin juga menyukai