Anda di halaman 1dari 38

Pengaruh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Prokrastinasi

Akademik Pada Mahasiswa Program Studi S1 Tata Boga 2018


Universitas Negeri Jakarta
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mahdiyah, M.Kes

Disusun Oleh :

Rana Raihanah
1514618033

PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Bismillahirahmanirrahiim,

Alhamdulillahirrabbil’alamin puji dan syukur dihaturkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
atas rahmat dan ridha-Nya Proposal Penelitian Pendidikan dengan judul “Pengaruh Sistem
Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Program Studi S1
Tata Boga 2018 Universitas Negeri Jakarta” dapat selesai tepat waktu dan saya sebagai penulis
dapat selalu sehat dan dalam perlindungan-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan umatnya.
Proposal ini dimaksudkan agar dapat memenuhi kewajiban kami sebagai Mahasiswa Universitas
Negeri Jakarta dalam mata kuliah Pendalaman Metodologi Penelitian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
berpartisipasi dalam penyusunan Makalah ini, terlebih kepada Dosen Pendalaman Metodologi
Penelitian yaitu Ibu Mahdiyah yang berjasa membimbing kami dalam pembelajaran Pendalaman
Metodologi Penelitian ini. Sebagai penulis saya menyadari atas segala kekurangan dan
keterbatasan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan yang akan datang sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan. Harapan saya sebagai penulis, semoga pembaca dapat mudah
memahami dan menerapkan kebaikan yang ada dalam makalah ini.

Jakarta, 7 Juli 2021

Penullis

Rana Raihanah

i
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh sistem pembelajaran jarak
jauh terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa prodi S1 Pendidikan Tata Boga UNJ
angkatan 2018. Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem pembelajaran yang saat ini
sedang digunakan oleh instansi pendidikan dikarenakan adanya panduan dari pemerintah sebagai
salah satu langkah penanganan pandemi Covid-19. Proses belajar mengajar yang biasanya
dilakukan di ruang kelas ataupun ruang praktikum yang kondusif, kini dilakukan melalui sistem
telekomunikasi interaktif seperti e-learning dan pembelajaran daring. Penulis beranggapan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penyesuaian diri terhadap proses belajar mengajar
yang berubah dengan stres akademik dan prokrastinasi akademik.

Sampel penelitian ini adalah 28 mahasiswa dari program studi S1 Pendidikan Tata Boga
Universitas Negeri Jakarta angkatan 2018. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple
random sampling. Penulis menggunakan alat ukur berupa survey dengan google form berisi
kuesioner yang disebarkan melalui platform WhatsApp.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25,85% responden memiliki stres akademik
sangat tinggi, 34,6% tinggi, 27,63% rendah, dan 11,56% sangat rendah. Sedangkan untuk hasil
prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa sebanyak 23,93% memiliki stres akademik sangat
tinggi, 45% tinggi, 22,5% rendah, dan 8,57% sangat rendah. Penulis berharap implikasi dari hasil
penelitian ini dapat dikaji dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

Kata kunci : Sistem pembelajaran jarak jauh, penyesuaian diri, stres akademik, dan
prokrastinasi akademik.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah ................................................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 4
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 5

BAB II KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................ 6

2.1 Kerangka Teoritik ................................................................................................................. 6


2.1.1 Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ..................................................................................... 6
2.1.2 Penyesuaian Diri ............................................................................................................. 7
2.1.3 Stres Akademik ............................................................................................................. 10
2.1.4 Prokrastinasi Akademik ................................................................................................ 13
2.2 Penelitian yang Relevan ...................................................................................................... 14
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................................... 16
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................................................ 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 17

3.1 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian ............................................................................... 17


3.2 Metode dan Rancangan Penelitian ...................................................................................... 17
3.3 Variabel Penelitian .............................................................................................................. 18

iii
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................................. 18
3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 20
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 22

LAMPIRAN .............................................................................................................................. 23

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 ...................................................................................................................................... 17

Tabel 2 ...................................................................................................................................... 18

Tabel 3 ...................................................................................................................................... 19

Tabel 4 ...................................................................................................................................... 23

Tabel 5 ...................................................................................................................................... 28

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Biasanya
seseorang dapat belajar akibat adanya interaksi stimulus dan respons. Senantiasa
dengan belajar, pastinya ada sistem pembelajaran yang diterapkan agar seseorang
dapat mendapatkan pengalaman dan latihan yang mempengaruhinya.
Salah satu sistem pembelajaran yang kini kita ketahui ialah Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ) yang merupakan pendidikan formal berbasis lembaga dimana peserta
didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga menggunakan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber
daya yang diperlukan di dalamnya. Sebagai contoh ialah pembelajaran elektronik
(e-learning) atau pembelajaran daring (online).
Berdasarkan Briody (dalam Larson, 1991), faktor-faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi karakteristik tugas yang
diberikan, kepercayaan diri individu, dan faktor gangguan atau distraksi
lingkungan. Sedangkan menurut Ferrari, dkk (1995) faktor-faktor yang
mempengaruhi diantaranya ialah faktor internal seperti kondisi fisik dan
psikologis, serta faktor eksternal seperti gaya pengasuhan orang tua, tingkat
sekolah, reward dan punishment, tugas yang terlanjur banyak dan kondisi
lingkungan.
Pada masa pandemi covid-19, seluruh Perguruan Tinggi mencanangkan
kebijakan untuk melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh sesuai dengan
arahan dari pemerintah. Hal tersebut memicu adanya keharusan setiap individu
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan belajar yang berbeda dari biasanya.
Berdasarkan Tyrer (dalam Kusuma & Gusniarti, 2008) yang menentukan stres

1
atau tidaknya individu adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi. Stres yang berkepanjangan yang dialami oleh individu
dapat mengakibatkan penurunan kemampuan untuk beradaptasi terhadap stres
(Potter & Perry, 2005).
Kondisi individu yang tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi ini akan
bertarung melawan stres untuk bertahan. Stres menjadi salah satu penyebab
prokrastinasi sebagaimana pendapat dari Burka dan Yuen (1983) yaitu
penundaan dapat semakin meningkatkan stres, dan stres dapat meningkatkan
penundaan. Siklus ini sulit untuk istirahat, dan dapat menyebabkan kerusakan
pada tubuh dan kemampuan untuk bekerja efektif. Mengakibatkan perasaan
gugup dan tertekan. Sebaliknya, belajar mengelola stres lebih efektif dapat
membantu membuat kemajuan.
Prokrastinasi akademik adalah kegagalan mahasiswa dalam mengerjakan
tugas akademik berupa kecenderungan hingga tindakan untuk menunda-nunda
memulai tugas atau menyelesaikan tugas sehingga menghambat kinerja dalam
rentang waktu terbatas, yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak nyaman
berupa kecemasan pada pelakunya. Prokrastinasi dapat menyebabkan kondisi
ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi
seseorang baik secara fisik maupun psikososial. Kemudian dikatakan bahwa
mahasiswa yang memiliki konsep diri rendah sehingga kurang yakin akan
kemampuan yang dimilikinya akan menimbulkan stres yang dapat menjadi
pemicu munculnya prokrastinasi akademik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dony Darma Sagita, dkk pada
jurnalnya yang berjudul “Hubungan Self Efficacy, Motivasi Berprestasi,
Prokrastinasi Akademik dan Stres Akademik Mahasiswa” menunjukkan bahwa
skor prokrastinasi akademik mahasiswa BK FIP UNP 2,5% mahasiswa memiliki
prokrastinasi akademik sangat tinggi, 22,9% memiliki prokrastinasi tinggi,
51,3% memiliki prokrastinasi akademik sedang, 21,6% memiliki prokrastinasi
akademik rendah, dan 1,7% memiliki prokrastinasi akademik sangat rendah.

2
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Nova Emi Aliance
Nainggolan pada skripsinya yang berjudul “Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa“ menunjukkan bahwa sebanyak 12% responden memiliki
prokrastinasi akademik sangat tinggi, 45% memiliki prokrastinasi akademik
tinggi, 31% memiliki prokrastinasi akademik sedang, 12% memiliki
prokrastinasi akademik rendah, dan 0% memiliki prokrastinasi akademik sangat
rendah dari total 42 responden.
Menurut hasil survey melalui kuesioner terhadap mahasiswa program studi S1
Pendidikan Tata Boga angkatan 2018 Universitas Negeri Jakarta menunjukkan
bahwa sebanyak 25,85% responden memiliki stres akademik sangat tinggi,
34,6% tinggi, 27,63% rendah, dan 11,56% sangat rendah. Sedangkan untuk hasil
prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa sebanyak 23,93% memiliki stres
akademik sangat tinggi, 45% tinggi, 22,5% rendah, dan 8,57% sangat rendah.
Saya tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Program Studi S1 Tata
Boga 2018 Universitas Negeri Jakarta karena hal ini terjadi pada diri saya,
teman-teman saya, dan lingkungan tempat saya tinggal, sehingga menyebabkan
rasa penasaran dan ingin tahu saya timbul pada diri saya. Menurut saya,
penelitian ini akan memberikan pemahaman terhadap pentingnya menjaga
kesehatan, menyesuaikan diri terhadap kondisi apapun, dan melakukan
manajemen waktu sebaik mungkin. Penelitian ini pun didasarkan dari
pengalaman saya sebagai penulis yang masih berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi saat ini dan memiliki problema prokrastinasi.

1.2 Identifikasi Masalah


Jadi dari latar belakang di atas dapat di simpulkan identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut :

I. Mahasiswa yang stres karena belum dapat menyesuaikan diri dengan


keadaan.

3
II. Tingginya tingkat persentase prokrastinasi pada mahasiswa.
III. Prokrastinasi dapat menyebabkan gangguan fisik maupun mental.

1.3 Rumusan Masalah


Untuk memudahkan proposal ini saya merumuskan masalah ke dalam beberapa
bentuk kalimat pertanyaan, sebagai berikut ini:

I. Apakah sistem pembelajaran jarak jauh menimbulkan prokrastinasi


akademik pada mahasiswa Program Studi S1 Tata Boga Angkatan 2018
Universitas Negeri Jakarta?
II. Bagaimana tingkat persentase prokrastinasi akademik mahasiswa
Program Studi S1 Tata Boga Angkatan 2018 Universitas Negeri Jakarta?

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan proposal ini
dibatasi pada:

I. Pengambilan data dilakukan pada mahasiswa Program Studi S1 Tata


Boga Angkatan 2018 Universitas Negeri Jakarta.

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan Rumusan masalah pada sebelumnya, tujuan dari pembuatan
proposal ini adalah untuk:

I. Untuk mengetahui apakah sistem pembelajaran jarak jauh menimbulkan


prokrastinasi akademik pada mahasiswa program studi S1 Tata Boga
2018 Universitas Negeri Jakarta.
II. Untuk mengetahui bagaimana tingkat persentase prokrastinasi akademik
mahasiswa program studi S1 Tata Boga 2018 Universitas Negeri Jakarta.

4
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
I. Menambah pengetahuan mengenai prokrastinasi akademik mahasiswa
program studi S1 Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Jakarta
angkatan 2018.
II. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang
akan datang.
III. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini mampu memberikan bantuan
kepada mahasiswa pendidikan tata boga angkatan 2018 agar dapat
memahami cerminan dirinya terkait dengan perilaku prokrastinasi di
program studi khususnya angkatan 2018.

5
BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kerangka Teoritik


2.1.1 Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Pengertian pendidikan jarak jauh menurut Permendikbud No 109/2013
merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi. Media komunikasi yang digunakan
berupa E-learning atau pembelajaran daring. E-learning adalah pembelajaran
individu/mandiri atau kelompok menggunakan TIK dan jejaring. E-learning
memberikan fleksibilitas pada peserta didik untuk belajar kapan saja, di
mana saja, dan dengan siapa saja. Pembelajaran ini juga dapat
dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka.
Prinsip dari pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah :
1. Adanya keterpisahan antara pendidik dan peserta didik lintas ruang dan
waktu sehingga lebih menekankan pada belajar secara mandiri
2. Interaksi pembelajaran berbasis TIK menggunakan berbagai sumber belajar
TIK dan media lain
3. Diorganisasikan secara sistematis dalam satu organisasi sesuai aturan yang
berlaku
4. Dimungkinkan adanya tatap muka secara terbatas

Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem pembelajaran yang saat


ini sedang digunakan oleh instansi pendidikan dikarenakan adanya panduan
dari pemerintah sebagai salah satu langkah penanganan pandemi Covid-19.
Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di ruang kelas ataupun
ruang praktikum yang kondusif, kini dilakukan melalui sistem
telekomunikasi interaktif seperti e-learning dan pembelajaran daring.

6
2.1.2 Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam memenuhi salah satu
kebutuhan psikologis dan mampu menerima dirinya serta mampu menikmati
hidupnya tanpa jenis konflik dan mampu menerima kegiatan sosial serta mau
ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di dalam lingkungan sekitarnya
(Khatib, 2012). Menurut Mappiare, penyesuaian diri merupakan sebuah
upaya individu untuk diterima didalam suatu lingkungan dan mengabaikan
kepentingan pribadinya demi kepentingan kelompok sehingga merasa
dirinya adalah bagian penting dari kelompoknya (Ahyani, 2012). Schneiders
(1964) mendefinisikan penyesuaian diri yaitu proses yang melibatkan
respon-respon mental serta perilaku dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, kekecewaan, dan konflik-
konflik untuk mencapai keadaan yang harmonis antara dorongan pribadi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian diri adalah proses penerimaan dirinya pada suatu lingkungan
dalam upaya mengatasi kebutuhan-keburuhan dalam dirinya, menghindari
konflik, untuk mencapai keadaan yang harmonis dan menjadi bagian penting
dari lingkungannya.
Aspek-aspek dalam penyesuaian diri menurut Alberlt & Emmons (2002),
yaitu :
a. Aspek self-knowledge dan self-insight.
Aspek self-knowledge dan self-insight yaitu kemampuan dalam memahami
dirinya sendiri bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini
dapat diketahui dengan pemahaman emosional pada dirinya, yang berarti
adanya kesadaran akan kekurangan dan disertai dengan sikap yang positif
terhadap kekurangan tersebut maka akan mampu menutupinya.
b. Aspek self-objectifity dan self-acceptance

7
Bersikap realistik setelah mengenal dirinya sehingga mampu menerima
keadaan dirinya.
c. Aspek self-development dan self-control
Mampu mengarahkan diri, menyaring rangsangan-rangsangan dari luar, ide-
ide, prilaku, emosi, sikap, dan tingkahlaku yang sesuai. Kendali diri dapat
mencerminkan individu tersebut matang dalam menyelesaikan masalah
kehidupannya.
d. Aspek Satisfaction
Menganggap bahwa segala sesuatu yang dikerjakan merupakan pengalaman
yang apabila tercapai keinginannya maka menimbulkan rasa puas dalam
dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu menurut


Soeparwoto (2004), yaitu :
a. Faktor Internal
1. Motif merupakan dorongan-dorongan sosial seperti dorongan untuk
berprestasi, dorongan untuk menjadi lebih unggul didalam lingkungan,
dorongan untuk bersosialisasi.
2. Self-concept atau konsep diri, bagaimana individu memandang dirinya
sendiri serta sikap yang dimilikinya, baik terkait degan dimensi fisik,
karakteristik individual dan motivasi diri. Selain itu,meliputi kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh dirinya, dan juga kekurangan atau
kegagalan dirinya. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan
mampu menyesuaiakan diri dan menyenangkan dibandingkan dengan
individu yang memiliki konsep diri yang buruk.
3. Persepsi, adalah proses pengamatan dan penilaian melalui kognitif
maupun afeksi individu terhadap objek, peristiwa dalam pembentukan
konsep baru.
4. Sikap, merupakan kesiapan atau kesediaan individu untuk bertindak.
Individu dengan sikap yang baik cenderung lebih mudah dalam

8
menyesuaikan diri dengan lingkungan dibandingkan dengan individu
yang memiliki sikap tidak baik.
5. Intelegensi dan minat, intelegensi sebagai langkah awal dalam
berinteraksi atau proses penyesuaian diri, dengan intelegensi individu
dapat menganalisis dan menalar, selain itu degan adanya minat terhadap
sesuatu akan membatu mempercepat proses penyesuaian diri individu.
6. Kepribadian, prinsipnya individu yang memiliki kepribadian ekstrovert
cenderung mudah menyesuaiakan diri dibandingkan dengan individu
yang memiliki kepribadian introvert.
b. Faktor eksternal
1. Keluarga
Keluarga merupakan pintu awal individu dalam belajar berinteraksi
dengan individu lainnya. Pada dasarnya pola asuh akan menentukan
kemampuan penyesuaian diri individu, keluarga yang menganut pola
asuh demokrasi akan memberikan kesempatan lebih kepada individu
untuk berproses dalam penyesuaian diri secara lebih baik.
2. Kondisi Sekolah
Sekolah dengan lingkungan kondusif akan sangat mendukung individu
agar dapat bertindak dalam proses penyesuaian diri dengan
lingkungannya secara selaras.
3. Kelompok Sebaya
Kelompok sebaya akan mempengaruhi proses penyesuaian diri individu,
kelompok sebaya dapat menjadi sarana yang baik dalam proses
penyesuana diri. Namun, ada juga yang sebaliknya sebagai penghambat
proses penyesuaian diri individu.
4. Prasangka Sosial
Prasangka sosial akan menghambat proses penyesuaian diri individu
apabila masyarakat memberikan label yang negatif kepada individu
seperti nakal, suka melanggar peraturan, menentang orang tua dan
sebagainya.

9
5. Hukum dan Norma
Hukum dan norma akan membentuk penyesuaian diri yang baik, apabila
masyarakat konsekuen dalam menegakkan hukum dan norma yang
berlakku di dalam masyarakat.

2.1.3 Stres Akademik


Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian
(Garniwa, I. 2007) antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis,
psikologis atau sistem sosial individu (Sarafino, 2006; Wardi, R., & Ifdil, I.
(2016)). Desmita (2010) menyatakan “Stres akademik adalah stres yang
disebabkan oleh academic stresor”. Academic stressor adalah stres yang
dialami siswa yang bersumber dari proses pembelajaran atau hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan belajar seperti: tekanan untuk naik kelas, lama
belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, keputusan
menentukan jurusan atau karier serta kecemasan ujian dan manajemen stres.
Stres akademik menurut Lin dan Chen (2009) adalah kondisi yang
dialami oleh mahasiswa disebabkan karena teacher stress, result stress, test
stress, studying in goups stress, peer stress, time management stress and
self-inflicted stress. Menurut Thawabieh dan Naour (2012) dalam
penelitiannya bahwa stres yang berhubungan dengan menjalani proses
kegiatan selama dalam masa pendidikan dikarenakan adanya tuntutan yang
terjadi selama waktu pendidikan yang bila terjadi akan mengalami
ketegangan emosi disebabkan kegagalan dalam memenuhi tuntutan
pendidikan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
stres akademik adalah suatu kondisi yang bersumber dari proses
pembelajaran atau kegiatan belajar dalam masa pendidikan karena adanya
tuntutan yang dapat menyebabkan ketegangan pada seseorang dan dinilai
sebagai penyebab stres.
Bentuk-bentuk stres akademik menurut Lin dan Chen (2009), yaitu :

10
1. Test stress, meliputi kondisi cemas dalam menghadapi tes akademik.
2. Result stress, tuntutan terhadap keberhasilan hasil belajar yang dirasakan
individu sehingga menyebabkan stres.
3. Studying in group stress, stres yang dirasakan individu ketika proses belajar
kelompok.
4. Teacher stress, stressor akibat interaksi antara pelajar dengan guru yang
berkaitan dengan kebijakan guru terkait proses akademik.
5. Peer stress, stres yang timbul akibat interaksi individu dengan lingkungan
belajar maupun dengan individu lainnya.
6. Self-inflicted stress, stres yang muncul melalui persepsi individu terhadap
kemampuannya dalam menjalankan proses akademik yang mempengaruhi
performa dalam perkuliahan.
7. Time management, kemampuan individu dalam memanajemen waktu
belajar.

Menurut beberapa tokoh (Puspitasari, 2013; Gunawati et al., 2010) terdapat


dua faktor yang mempengaruhi stres akademik, yaitu :
a. Faktor internal
1. Pola pikir
Individu yang berpikir tidak dapat mengendalikan situasi, cenderung
mengalami stres lebih besar. Semakin besar kendali bahwa ia dapat
melakukan sesuatu, semakin kecil kemungkinan stres yang akan dialami
(Puspitasari, 2013).
2. Keyakinan
Keyakinan atau pemikiran terhadap diri memainkan peranan penting
dalam menginterpretasikan situasi-situasi di sekitar individu. Penilaian
yang diyakini peserta didik dapat mengubah pola pikirnya terhadap suatu
hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres secara psikologis
(Puspitasari, 2013).
3. Kepribadian

11
b. Faktor eksternal
1. Pelajaran lebih padat
Kurikulum dalam sistem pendidikan standarnya semakin lebih tinggi.
Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu belajar bertambah, dan
beban peserta didik semakin meningkat. Hal tersebut menjadikan tingkat
stres yang dihadapi peserta didik meningkat (Gunawati et al., 2013).
2. Tekanan untuk berprestasi tinggi
Peserta didik sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam ujian-
ujian mereka. Tekanan ini terutama datang dari orang tua, keluarga,
guru, tetangga, teman sebaya, dan diri sendiri (Puspitasari, 2013).
3. Dorongan status sosial
Pendidikan selalu menjadi simbol status sosial. Orang-orang dengan
kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan yang tidak
berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Peserta didik yang berhasil
secara akademik sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat
(Puspitasari, 2013).
4. Orang tua saling berlomba
Pada kalangan orang tua yang lebih terdidik dan kaya informasi,
persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan
dalam berbagai aspek juga lebih keras. Seiring dengan perkembangan
pusat-pusat pendidikan informal, berbagai macam program tambahan
yang berbagai macam yang menimbulkan persaingan. (Gunawati et al.,
2013).

Menurut Hernawati, N. (2006) dan Inayatillah, V. (2015), individu yang


mengalami stres akan menunjukkan gejala emosional dan fisik, yaitu :
1. Gejala emosional, ditandai dengan gelisah atau cemas, sedih atau depresi
karena tuntutan akademik, dan merasa harga dirinya menurun atau merasa
tidak mampu untuk melaksanakan tuntutan dari pendidikan atau akademik.

12
2. Gejala fisik, ditandai dengan sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, susah
tidur, sakit punggung, mencret, lelah atau kehilangan energi untuk belajar.
3. Gejala perilaku, seperti : dahi berkerut, tindakan agresif, kecenderungan
menyendiri, ceroboh, menyalahkan orang lain, melamun, gelak tawa gelisah
bernada tinggi, berjalan mondar-mandir, dan perilaku sosial yang berubah.

2.1.4 Prokrastinasi Akademik


Prokrastinasi akademik menurut Rizki (dalam Avico, 2014) merupakan
suatu bentuk penundaan dalam melakukan dan menyelesaikan tugas, salah
satu indikasi dari perilaku menunda dan kelalaian dalam mengatur waktu
adalah ketika seseorang tidak segera memulai dalam menghadapi suatu
tugas. Menurut Ghufron dan Risnawati (2010) prokrastinasi yang berkaitan
dengan akademik adalah kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian
tugas atau pekerjaan akademik. Menurut Solomon dan Rothblum (1984)
prokrastinasi akademik merupakan penundaan tugas akademik yang penting
seperti persiapan untuk ujian, menyiapkan makalah, hal-hal terkait
administrasi dan kehadiran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan untuk menunda-nunda
mengerjakan penugasan yang diberikan pada bidang akademik.
Ciri-ciri individu yang melakukan prokrastinasi akademik menurut Steel et
al. (2012), yaitu :
1. Individu yang melakukan prokrastinasi tidak memiliki kepercayaan diri
untuk dapat menyelesaikan tugas
2. Seorang prokrastinator tidak merasa ada alasan penting untuk segera
menyelesaikan tugas
3. Individu dengan prokrastinasi akademik tidak dapat merasa puas dengan
keuntungan yang akan didapat setelah melakukan tugas
4. Seorang prokrastinator akan merasa frustasi, marah dan bosan terhadap tugas

13
Beberapa aspek penyebab prokrastinasi menurut Tuckman (1991), yaitu :
1. Delaying
Merupakan gambaran umum pada diri seseorang yang meliputi
kecenderungan menunda-nunda ataupun tidak menyelesaikan sepenuhnya
pada suatu tugas akademik tertentu.
2. Avoiding unpleasant tasks
Merupakan kecenderungan seseorang untuk menghindar dalam
menyelesaikan tugas akademik yang tidak menyenangkan.

2.2 Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian Fiqah Soraya, yang berjudul “Pengaruh Penyesuaian Diri,
Prokrastinasi Akademik, Dukungan Sosial, dan Faktor Demografi
Terhadap Stres Akademik Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta“ menyatakan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi stres
akademik adalah prokrastinasi akademik dan penyesuaian diri merupakan
salah satu faktor internal munculnya stres akademik. Pada penelitian ini
ditemukan adanya pengaruh signifikan antara stres akademik dengan
penyesuaian diri dan prokrastinasi akademik. Persamaan penelitian di atas
dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu “Pengaruh Sistem
Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga 2018 Universitas
Negeri Jakarta” yaitu sistem pembelajaran jarak jauh membuat mahasiswa
harus melakukan penyesuaian diri kembali. Dan penelitian ini mencari
adakah pengaruh dari hal tersebut terhadap prokrastinasi akademik pada
mahasiswa program studi S1 Pendidikan Tata Boga 2018 UNJ.
2. Hasil penelitian Dony Darma Sagita, dkk, yang berjudul “Hubungan Self
Efficacy, Motivasi Berprestasi, Prokrastinasi Akademik dan Stres
Akademik Mahasiswa” mennjukkan adanya hubungan positif dan
signifikan diantara prokrastinasi akademik dengan stres akademik

14
mahasiswa. Hal tersebut di dukung oleh Widyawati dan Asih (dalam
Anggawijaya, 2013) yang mengemukakan bahwa prokrastinasi akan
menimbulkan kecemasan pada diri mahasiswa, kecemasan yang berlebihan
akan menimbulkan stres akademik yang berkelanjutan bahkan mencapai
depresi sehingga menyebabkan terganggunya kehidupan efektif mahasiswa
tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor stres akademik
mahasiswa BK FIP UNP 0,8% mahasiswa memiliki stres akademik sangat
tinggi, 24,2% memiliki stres akademik tinggi, 44,5% memiliki stres
akademik sedang, 28% memiliki stres akademik rendah, dan 2,5%
memiliki stres akademik sangat rendah. Sedangkan prokrastinasi akademik
mahasiswa BK FIP UNP 2,5% mahasiswa memiliki prokrastinasi
akademik sangat tinggi, 22,9% memiliki prokrastinasi tinggi, 51,3%
memiliki prokrastinasi akademik sedang, 21,6% memiliki prokrastinasi
akademik rendah, dan 1,7% memiliki prokrastinasi akademik sangat
rendah. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang sedang
dilakukan yaitu adanya hubungan signifikan antara stres akademik dengan
prokrastinasi akademik. Dan penelitian yang sedang dilakukan mencari
adakah pengaruh dari stres akademik dalam kondisi penggunaan sistem
pembelajaran jarak jauh terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa
program studi S1 Pendidikan Tata Boga 2018 UNJ.
3. Penelitian yang relevan lainnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Nova
Emi Aliance Nainggolan, yang berjudul “Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa“ menemukan adanya korelasi signifikan antara stres dengan
prokrastinasi yang artinya stres mempengaruhi prokrastinasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 12% responden memiliki
prokrastinasi akademik sangat tinggi, 45% memiliki prokrastinasi
akademik tinggi, 31% memiliki prokrastinasi akademik sedang, 12%
memiliki prokrastinasi akademik rendah, dan 0% memiliki prokrastinasi
akademik sangat rendah dari total 42 responden.

15
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran pada saat pandemi menggunakan sistem pembelajaran jarak
jauh yang memfokuskan pengajaran melalui sistem telekomunikasi interaktif
seperti e-learning atau pembelajaran daring. Peserta didik telah terbiasa
melakukan pembelajaran secara tatap muka dan berada di lingkungan yang
kondusif seperti kelas atau ruangan praktikum. Hal tersebut tentunya
mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar bagi pengajar maupun peserta
didik yang terlibat.
Penelitian ini berfokus pada pertanyaan “adakah pengaruh sistem
pembelajaran jarak jauh terhadap prokrastinasi mahasiswa prodi S1 Pendidikan
Tata Boga UNJ angkatan 2018?”, maka dari itu peneliti melakukan penelitian
dengan mencari hubungan pengaruh penyesuaian diri mahasiswa dari
perubahan kondisi belajar, stres akademik yang di akibatkan kurang mampunya
menyesuaikan diri dengan perubahan, dan prokrastinasi akademik yang tercipta
akibat gagalnya menyesuaikan diri.

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian teori dan hasil kerangka berpikir yang telah
dikemukakan sebelumnya, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh sistem pembelajaran jarak jauh terhadap
prokrastinasi mahasiswa
Ha : Terdapat pengaruh sistem pembelajaran jarak jauh terhadap
prokrastinasi mahasiswa

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian


Penelitian dilakukan secara online melalui google form yang disebarkan
melalui platform WhatsApp. Rentang waktu pelaksanaan penelitian merupakan
sekitar 1 bulan dihitung sejak tanggal 28 Oktober hingga 3 Desember 2020.
Subjek penelitian yang akan diteliti ialah mahasiswa program studi S1
Pendidikan Tata Boga UNJ 2018.

Tabel 1
Subjek Penelitian
Jumlah Mahasiswa
No Sesi (Kelas) Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 1 2 5 7
2 2 6 15 21
Total 8 20 28

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian


Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan survey, data dikumpulkan peneliti melalui kuesioner yaitu dengan
cara memberikan daftar pertanyaan yang disusun melalui google form kepada
mahasiswa program studi S1 Pendidikan Tata Boga UNJ 2018. Penelitian ini
akan menghasilkan penelitian kualitatif yang merupakan interpretasi peneliti
akan sebuah fenomena, sehingga laporan akan lebih banyak mengandung
deskripsi.

17
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian berdasarkan konteks hubungannya dapat dibedakan menjadi
variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ‘Sistem
Pembelajaran Jarak Jauh’ sedangkan variabel terikatnya adalah ‘Prokrastinasi
Akademik’. Penelitian ini memiliki hubungan antar variabel berupa hubungan
asimetris bivariat.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner melalui google form dengan model Likert. Skala penelitian ini
menggunakan empat alternatif pilihan jawaban berupa “Sangat Tidak Setuju”,
“Tidak Setuju”, “Setuju” dan “Sangat Setuju”. Setiap individu dapat menjawab
masing-masing, tidak ada jawaban yang dianggap benar maupun salah. Item
akan disusun dalam pernyataan favorable (positif).

Tabel 2
Skor Pengukuran Skala
Pernyataan
Alternatif Pilihan Jawan
Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tidak Setuju 2 3
Setuju 3 2
Sangat Setuju 4 1

18
Tabel 3
Skala Instrumen
No. Dimensi Indikator Favorable Jumlah
1 Stres a. Stres akibat interaksi antara pelajar 1,2,3 3
Akademik dengan dosen
b. Tuntutan terhadap hasil belajar 4,5,6,7 4
c. Perasaan cemas terkait tes-tes 8,9,10 3
akademik
d. Proses dalam setting belajar kelompok 11,12 2
e. Interaksi antara individu dengan 13,14 2
lingkungan belajar dan individu
lainnya
f. Mengelola waktu belajar 15,16,17 3
g. Persepsi individu terhadap 18,19,20 3
kemampuannya dalam menjalankan
proses akademik
2 Penyesuaian h. Kemampuan mahasiswa dalam 21,22 2
Diri mengatur tuntutan akademik di
kampus
i. Membantu menangani penyelesaian 23,24 2
masalah
j. Memiliki teman atau lingkungan yang 25,26 2
mendukung
k. Penghargaan positif dan mampu 27,28 2
mengelola emosi
l. Menjalin hubungan interaksi yang 29 1
baik di kampus
m. Kelekatan dengan institusi kampus 30 1
3 Prokrastinasi n. Gambaran diri yang membuang-buang 31,32 2

19
Akademik waktu
o. Mencari alasan untuk menunda-nunda 33,34,35 3
p. Mengalami kesulitan dalam 36,37,38 3
menghadapi tugas
q. Menunda-nunda ataupun menghindari 39,40 2
tugas
Total 40 40

3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah probablity sampling
berupa simple random sampling dimana pengambilan sample anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut. Prosedur pengumpulan data dilakukan secara online melalui pengisian
google form yang disebarkan melalui platform WhatsApp yang kemudian
diolah untuk di analisis sehingga mendapatkan hasil penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data


Sugiyono (2012: 207) menyatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan
mentabulasi kemudian mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Berikut adalah langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam
penelitian ini :
1. Memberikan skor pada item kuesioner dengan cara memberikan nilai dari
angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat
sifat penyataan favorable.
2. Membuat tabulasi data dan menghilang skor total dari masing-masing item
kuesioner dan skor rata-rata butir dengan menggunakan microsoft office
excel.

20
3. Menghitung validitas instrumen kemampuan mahasiswa prodi pendidikan
tata boga universitas negeri jakarta angkatan 2018 dengan menggunakan
rumus Product Moment dari Pearson melalui program SPSS.
4. Menghitung reabilitas instrumen mahasiswa kemampuan mahasiswa prodi
pendidikan tata boga universitas negeri jakarta angkatan 2018 dengan
menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half).

21
Daftar Pustaka

• Retno, S. W., Handayani, I., & Abdullah, A. (2016). Hubungan stres dengan
prokrastinasi pada mahasiswa. Psikovidya, 20(1), 32-39.
• Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017). Hubungan Self Efficacy,
Motivasi Berprestasi, Prokrastinasi Akademik Dan Stres Akademik
Mahasiswa. Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik), 1(2),
43-52.
• Soraya, F. Pengaruh penyesuaian diri, prokrastinasi akademik, dukungan
sosial, dan faktor demografi terhadap stres akademik pada mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Bachelor's thesis, Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
• Nainggolan, N. E. A. (2018). Prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
(Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma).
• Lin, Y. M., Chen, F. S. (2009). Academic Stres Inventory of Students at
Universities and Colleges of Technology.
• Fenie, Bruce A., dkk. (2016). The Unintentional Procrastination Scale.
• Konsultanpsikologijakarta.com. (2019, 8 Agustus). Penyesuaian Diri Menurut
Para Ahli. Diakses pada 4 Januari 2021, dari
http://www.konsultanpsikologijakarta.com/penyesuaian-diri-menurut-para-
ahli/#:~:text=Schneiders%20(1964)%20mendefinisikan%20penyesuaian%20d
iri,antara%20dorongan%20pribadi%20dengan%20lingkungannya.
• Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2016). Kebijakan
Pendidikan Jarak Jauh dan E-Learning di Indonesia. Diakses pada 4 Januari
2021, dari http://kopertis3.or.id/v2/wp-content/uploads/Paulina-Pannen-
Kebijakan-PJJ-dan-E-Learning.pdf.
• Barseli, M. & Ifdil, I. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Vol 5 No 3,
143-148.

22
LAMPIRAN 1

Kuesioner Penelitian

Tabel 4

Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
1 Saya merasa tugas dan laporan dari
beberapa dosen terlalu sulit maupun
berlebihan
2 Saya merasa kurang memahami
pengajaran dari beberapa dosen karena
tidak dapat beradaptasi dengan metode
pengajarannya
3 Dalam beberapa mata kuliah saya harus
menghabiskan banyak waktu untuk
mencari data dan informasi
4 Saya merasa orangtua menganggap saya
tidak serius dengan studi saya
5 Saya memiliki konflik dengan orangtua
karena hasil akademis saya
6 Saya khawatir hasil akademis saya tidak
sesuai dengan harapan orang tua
7 Saya merasa bahwa hasil tes terakhir
saya tidak sempurna dan mengalami
kemunduran
8 Saya tidak cukup tidur di malam hari
karena khawatir dengan ujian
9 Saya khawatir harus mengulang mata
kuliah wajib dimana saya gagal
10 Saya merasa tes dan isi kelas dari
beberapa mata kuliah bervariasi,
menyebabkan kurangnya persiapan
yang memadai
11 Saya sering menghadapi masalah terkait
membagi pekerjaan dengan teman
sekelas saya ketika melakukan kerja
kelompok
12 Ketika saya melakukan presentasi, saya
merasa gugup dan khawatir teman
sekelas saya akan menertawakan
ketidakmampuan saya
13 Saya merasa bahwa teman sekelas saya
mengganggu selama kelas dan ini
memengaruhi situasi kelas saya
14 Saya sangat khawatir bila hasil
akademis saya tidak sebaik teman
sekelas saya
15 Saya merasa tidak mampu mengatur dan
menjadwalkan waktu antara kegiatan
akademik dan sosial secara efektif
16 Saya merasa sangat sulit untuk
menemukan keseimbangan antara
kegiatan akademik dan sosial saya
17 Saya merasa bahwa kegiatan sosial dan
himpunan mahasiswa mempengaruhi
pekerjaan akademis saya
18 Saya merasa tingkat belajar saya tidak
sebaik teman sekelas saya
19 Saya merasa bahwa saya tidak tertarik
pada beberapa mata kuliah
20 Saya merasa setelah saya masuk
universitas, kinerja saya tidak sebaik
yang saya harapkan
21 Saya merasa dapat mengikuti jalannya
perkuliahan dengan baik dan tidak
tertinggal materi
22 Saya merasa sudah dapat mengatur
waktu untuk mengikuti perkuliahan,
praktikum dan mengerjakan penugasan
23 Saya mampu mengerjakan tugas
akademik sesuai arahan dosen tanpa
bertanya teman
24 Saya adalah seseorang yang sering
ditanyakan terkait tugas maupun
perkuliahan
25 Saya nyaman dengan lingkungan saya
belajar
26 Saya merupakan seseorang yang sering
menyemangati orang lain untuk lebih
giat dalam bidang akademiknya
27 Saya mampu mengelola emosi di saat
sesuatu tidak berjalan sesuai dengan
keinginan saya
28 Saya memberikan apresiasi terhadap
diri saya dengan segala yang telah
dicapai
29 Saya memiliki teman di kelas untuk
diajak berdiskusi dan bekerja sama
30 Saya dapat mengarahkan seseorang
apabila ada yang bertanya terkait
perkuliahan maupun kampus
31 Saya jarang mulai mengerjakan tugas
segera setelah diberikan, bahkan bila
dengan niat
32 Saya sering terlihat memulai sesuatu
dan sepertinya tidak sampai
diselesaikan
33 Saya berniat untuk menyelesaikan
sesuatu tetapi terkadang tidak terjadi
34 Seringkali saya bermaksud melakukan
sesuatu tetapi sepertinya tidak kunjung
dikerjakan
35 Saya sangat ingin menyelesaikan
sesuatu tepat waktu tapi saya jarang
melakukannya
36 Saya merasa sulit untuk membuat
keputusan saat dihadapkan suatu
permasalahan
37 Saya sering menetapkan sendiri tanggal
untuk menyelesaikan sesuatu tetapi
malah melewatkan tenggat waktunya
38 Saya merasa tidak mampu (secara
pengetahuan) untuk mengerjakan tugas
39 Saya sering sengaja mengerjakan tugas
dalam jangka waktu yang sesempit-
sempitnya walaupun diberikan jangka
waktu yang lama
40 Saya sering sengaja menghindari
mengerjakan tugas dengan melakukan
hal lain yang saya suka
LAMPIRAN 2

Hasil Kuesioner Penelitian

Tabel 5

Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
1 Saya merasa tugas dan laporan dari
beberapa dosen terlalu sulit maupun 0 4 17 7
berlebihan
2 Saya merasa kurang memahami
pengajaran dari beberapa dosen karena
0 4 13 11
tidak dapat beradaptasi dengan metode
pengajarannya
3 Dalam beberapa mata kuliah saya harus
menghabiskan banyak waktu untuk 0 2 14 12
mencari data dan informasi
4 Saya merasa orangtua menganggap saya
9 12 5 2
tidak serius dengan studi saya
5 Saya memiliki konflik dengan orangtua
15 11 2 0
karena hasil akademis saya
6 Saya khawatir hasil akademis saya tidak
2 4 14 8
sesuai dengan harapan orang tua
7 Saya merasa bahwa hasil tes terakhir
saya tidak sempurna dan mengalami 0 9 10 9
kemunduran
8 Saya tidak cukup tidur di malam hari
4 7 8 9
karena khawatir dengan ujian
9 Saya khawatir harus mengulang mata
1 5 10 12
kuliah wajib dimana saya gagal
10 Saya merasa tes dan isi kelas dari
beberapa mata kuliah bervariasi,
0 4 8 16
menyebabkan kurangnya persiapan
yang memadai
11 Saya sering menghadapi masalah terkait
membagi pekerjaan dengan teman
2 6 13 7
sekelas saya ketika melakukan kerja
kelompok
12 Ketika saya melakukan presentasi, saya
merasa gugup dan khawatir teman
8 10 7 4
sekelas saya akan menertawakan
ketidakmampuan saya
13 Saya merasa bahwa teman sekelas saya
mengganggu selama kelas dan ini 10 17 1 0
memengaruhi situasi kelas saya
14 Saya sangat khawatir bila hasil
akademis saya tidak sebaik teman 2 5 11 10
sekelas saya
15 Saya merasa tidak mampu mengatur dan
menjadwalkan waktu antara kegiatan 2 12 10 4
akademik dan sosial secara efektif
16 Saya merasa sangat sulit untuk
menemukan keseimbangan antara 1 13 8 6
kegiatan akademik dan sosial saya
17 Saya merasa bahwa kegiatan sosial dan
himpunan mahasiswa mempengaruhi 2 14 7 5
pekerjaan akademis saya
18 Saya merasa tingkat belajar saya tidak
0 8 12 8
sebaik teman sekelas saya
19 Saya merasa bahwa saya tidak tertarik
5 1 14 8
pada beberapa mata kuliah
20 Saya merasa setelah saya masuk
universitas, kinerja saya tidak sebaik 2 7 12 7
yang saya harapkan
Total 65 155 196 145
Persen 11,56% 27,63% 34,6% 25,85%
Total x Pilihan angka skor Likert 65 310 588 580
Indeks 0% - 25% - 50% - 75% -
24,99% 49,99% 74,99% 100%
Hasil Akhir 1.543 / 2.240 x 100 = 68,88%
Berada dalam kategori setuju
Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
21 Saya merasa dapat mengikuti jalannya
perkuliahan dengan baik dan tidak 0 11 15 2
tertinggal materi
22 Saya merasa sudah dapat mengatur
waktu untuk mengikuti perkuliahan, 2 9 14 3
praktikum dan mengerjakan penugasan
23 Saya mampu mengerjakan tugas
akademik sesuai arahan dosen tanpa 5 14 9 0
bertanya teman
24 Saya adalah seseorang yang sering
ditanyakan terkait tugas maupun 1 11 10 6
perkuliahan
25 Saya nyaman dengan lingkungan saya
2 4 15 7
belajar
26 Saya merupakan seseorang yang sering 1 11 10 6
menyemangati orang lain untuk lebih
giat dalam bidang akademiknya
27 Saya mampu mengelola emosi di saat
sesuatu tidak berjalan sesuai dengan 2 10 10 6
keinginan saya
28 Saya memberikan apresiasi terhadap
diri saya dengan segala yang telah 1 6 10 11
dicapai
29 Saya memiliki teman di kelas untuk
1 1 9 17
diajak berdiskusi dan bekerja sama
30 Saya dapat mengarahkan seseorang
apabila ada yang bertanya terkait 0 5 14 9
perkuliahan maupun kampus
Total 15 82 116 67
Persen 5,36% 29,28% 41,43% 23,93%
Total x Pilihan angka skor Likert 15 164 348 268
Indeks 0% - 25% - 50% - 75% -
24,99% 49,99% 74,99% 100%
Hasil Akhir 795 / 1.120 x 100 = 70,98%
Berada dalam kategori setuju
Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
31 Saya jarang mulai mengerjakan tugas
segera setelah diberikan, bahkan bila 1 8 12 7
dengan niat
32 Saya sering terlihat memulai sesuatu
dan sepertinya tidak sampai 1 9 13 5
diselesaikan
33 Saya berniat untuk menyelesaikan 3 5 11 9
sesuatu tetapi terkadang tidak terjadi
34 Seringkali saya bermaksud melakukan
sesuatu tetapi sepertinya tidak kunjung 1 2 17 8
dikerjakan
35 Saya sangat ingin menyelesaikan
sesuatu tepat waktu tapi saya jarang 3 4 12 9
melakukannya
36 Saya merasa sulit untuk membuat
keputusan saat dihadapkan suatu 3 6 15 4
permasalahan
37 Saya sering menetapkan sendiri tanggal
untuk menyelesaikan sesuatu tetapi 4 9 9 6
malah melewatkan tenggat waktunya
38 Saya merasa tidak mampu (secara
5 10 10 3
pengetahuan) untuk mengerjakan tugas
39 Saya sering sengaja mengerjakan tugas
dalam jangka waktu yang sesempit-
1 4 16 7
sempitnya walaupun diberikan jangka
waktu yang lama
40 Saya sering sengaja menghindari
mengerjakan tugas dengan melakukan 2 6 11 9
hal lain yang saya suka
Total 24 63 126 67
Persen 8,57% 22,5% 45% 23,93%
Total x Pilihan angka skor Likert 24 126 378 268
Indeks 0% - 25% - 50% - 75% -
24,99% 49,99% 74,99% 100%
Hasil Akhir 796 / 1.120 x 100 = 71,07%
Berada dalam kategori setuju

Anda mungkin juga menyukai