Anda di halaman 1dari 12

TUGAS HARIAN 6

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Nama ANDIKA HEGAR SYAHBOWO


NIM 4117110004

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah


lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT
Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi
BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan,
selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Lembaga ini
bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS berkantor pusat di Jakarta, dan bisa memiliki kantor
perwakilan di tingkat provinsi serta kantor cabang di tingkat kabupaten kota. Undang-undang
mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ada dua, yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun
2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011

1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Jaminan Sosial Nasional


A. Pertimbangan disusunnya undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
a. Bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur;
b. Bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

B. Asas, Tujuan, dan Prinsip Penyelenggaraan


a. Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan,
asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau
anggota keluarganya.
c. Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip :
a. kegotong-royongan
b. nirlaba
c. keterbukaan
d. kehati-hatian
e. akuntabilitas
f. portabilitas
g. kepesertaan bersifat wajib
h. dana amanat
i. hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

C. Pengertian dan Istilah-istilah dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004


1. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
2. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial.
3. Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib
yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi
yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.
4. Tabungan wajib adalah simpanan yang bersifat wajib bagi peserta program
jaminan sosial.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

5. Bantuan iuran adalah iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan
orang mampu sebagai peserta program jaminan sosial.
6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial.
7. Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh peserta yang merupakan
himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang dikelola oleh Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial untuk pembayaran manfaat kepada peserta dan
pembiayaan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial.
8. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
9. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta dan/atau anggota
keluarganya.
10. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh peserta, pemberi
kerja, dan/atau Pemerintah.
11. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau
imbalan dalam bentuk lain.
12. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau
badanbadan lainnya yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji,
upah atau imbalan dalam bentuk lainnya.
13. Gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan /atau
jasa yang telah atau akan dilakukan.
14. Kecelakaan kerja adalah kecelakaaan yang terjadi dalam hubungan kerja,
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
15. Cacat adalah keadaan berkurangnya atau hilangnya fungsi tubuh atau hilangnya
anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan
berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja untuk menjalankan pekerjaannya.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

16. Cacat total tetap adalah cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan pekerjaan.

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


A. Pertimbangan disusunnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
a. Bahwa sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan
memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan social bagi seluruh rakyat.
b. Bahwa untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk
badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum berdasarkan prinsip
kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehatihatian, akuntabilitas, portabilitas,
kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan
sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar
kepentingan peserta.
c. Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, harus dibentuk Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Undang-Undang yang merupakan
transformasi keempat Badan Usaha Milik Negara untuk mempercepat
terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial

B. Tujuan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota
keluarganya.

C. Prinsip
BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip:
a. Kegotongroyongan
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. kehati-hatian
e. akuntabilitas
f. portabilitas
g. kepesertaan bersifat wajib
h. dana amanat
i. hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan Peserta.

D. Pengertian dan Istilah-istilah dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011


1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
2. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
3. Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh peserta yang merupakan
himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang dikelola oleh BPJS untuk
pembayaran manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional
penyelenggaraan program Jaminan Sosial.
4. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan diIndonesia, yang telah membayar iuran.
5. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta dan/atau anggota
keluarganya.
6. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta, pemberi
kerja, dan/atau Pemerintah.
7. Bantuan Iuran adalah Iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan
orang tidak mampu sebagai Peserta program Jaminan Sosial.
8. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau
imbalan dalam bentuk lain.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

9. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang
mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam
bentuk lainnya.

E. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 terdiri dari 18 Bab dan 71 Pasal


1. Bab I
Bab I menjelaskan tentang ketentuan umum yang berisi istilah-istilah dalam
penyelenggaraan jaminan sosial, asas, tujuan, dan prinsip dalam penyelengaraan
jaminan social

2. Bab II
Bab II menjelaskan tentang pembentukan dan ruang lingkup Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
BPJS dibentuk berdasarkan Undag-Undang Nomor 24 Tahun 2011. Terdapat dua
macam BPJS, yaitu
a. BPJS Kesehatan, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
b. BPJS ketenagakerjaan, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan kematian.

3. Bab III
Bab III menjelaskan tentang status dan tempat kedudukan BPJS. BPJS merupakan
badan hukum public. BPJS bertanggung jawab kepada presiden. BPJS
berkedudukan dan berkantor pusat di Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan
memiliki kantor perwakilan di provinsi dan kantor cabang di kabupaten/kota.

4. Bab IV
Bab IV menjelaskan tentang fungsi, tugas, wewenang, hak, dan kewajiban BPJS.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Fungsi BPJS untuk BPJS kesehatan adalah menyelenggarakan program jaminan


kesehatan, dan fungsi BPJS untuk BPJS ketenagakerjaan adalah
menyelenggarakan program jamian kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
pensiun, dan jaminan hari tua.
BJPS juga bertugas untuk melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta,
memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja, menerima
bantuan iuran dari pemerintah, mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan
peserta, mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan Sosial,
membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program Jaminan Sosial, dan memberikan informasi mengenai
penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat.
BPJS memiliki wewenang untuk menagih pembayaran iuran, menempatkan Dana
Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan
mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana,
dan hasil yang memadai, melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan
Peserta dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional, membuat
kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah,
membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan,
mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya, melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang
berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam
memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan,
dan melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program Jaminan Sosial.
BPJS memiliki hak untuk memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan
program yang bersumber dari dana jaminan sosial dan memperoleh hasil
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN
setiap 6 bulan.
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

BPJS berkewajiban untuk memberikan nomor identitas kepada peserta,


mengembangkan asset dana jaminan sosial dan asset BPJS untuk kepentingan
peserta, memberikan informasi mengenai kinerja, kondisi keuangan serta
kekayaan dan hasil pengembangannya melalui media, memerikan mafaat kepada
seluruh peserta, memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan
kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku dan prosedur untuk
mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya, memberikan informasi kepada
peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya satu kali dalam
satu tahun, memberi informasi kepada peserta mengenai hak pensiun satu kali
dalam satu tahun, membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik
aktuaria yang lazim dan berlaku umum, melakukan pembukuan sesuai dengan
standar akuntansi, melakukan pembukuan sesuai dengan stadnar akuntansi yang
berlaku dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial, melaporkan pelaksanaan setiap
program termasuk kondisi keuangan secara berkala kepada Presiden.

5. Bab V
Bab V menjelaskan tentang pendaftaran peserta dan pembayaran iuran. Setiap
orang termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia,
wajib menjadi peserta program jaminan sosial.

6. Bab VI
Bab VI menjelaskan tentang organ BPJS. Organ BPJS terdiri atas Dewan
Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas terdiri atas 7 orang professional yang
diterdiri dari 2 orang unsur pemerintah, 2 orang unsur pekerja, dan 2 orang unsur
pemberi kerja, serta 1 orang unsur tokoh masyarakat. Dewan Pengawas berfungsi
melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas BPJS. Direksi terdiri tas paling
sedikit 5 orang yang berasal dari unsur professional, anggota direksi tersebut
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Presiden menetapkan salah seorang
dari anggota Direksi sebagai Direktur Utama. Direksi berfungsi melaksanakan
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

penyelenggaraan kegiatan operasional BPJS yang menjamin peserta untuk


mendapatkan manfaat sesuai dengan haknya.

7. Bab VII
Bab VII menjelaskan tentang persyaratan, tata cara pemilihan dan penetapan, dan
pemberhentian anggota dewan pengawas dan anggota direksi.

8. Bab VIII
Bab VIII menjelaskan tentang pertanggungjawaban. BPJS wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan
pengelolaan program dan laporan keuangan tahunan yang telah di audit oleh
akuntan public kepada Presiden.

9. Bab IX
Bab IX menjelaskan tentang pengawasan. Pengawasan terhadap BPJS dilakukan
secara eksternal dan internal. Pengawasan internal BPJS dilakukan oleh organ
pengawasan BPJS, yang terdiri atas Dewan Pengawas dan Satuan Pengawas
Internal. Pengawasan eksernal BPJS dilakukan oleh DJSN dan Lembaga
Pengawas Idependen.

10. Bab X
Bab X menjelaskan tentang aset. BPJS mengelola aset BPJS dan aset Dana
Jaminan Sosial. BPJS wajib memisahkan aset BPJS dan aset Jaminan Sosial. Aset
jaminan sosial bukan merupakan aset BPJS.

11. Bab XI
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Bab XI menjelaskan tentang pembubaran BPJS. BPJS hanya dapat dibubarkan


dengan undang-undang dan BPJS tidak dapat dipailitkan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan mengenai kepailitan.

12. Bab XII


Bab XII menjelaskan tentang penyelesaian sengketa. Sistematika penyelesaian
sengketa berupa penyelesaian pengaduan, kemudian penyelesaian sengketa
melalui mediasi, dan terakhir penyelesaian sengketa melalui pengadilan.

13. Bab XIII


Bab XIII menjelaskan tentang hubungan dengan lembaga lain. Dalam rangka
meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial, BPJS bekerja
sama dengan lembaga pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya, BPJS dapat
bekerja sama dengan organisasi atau lembaga lain di dalam negeri atau luar
negeri.

14. Bab XIV


Bab XIV menjelaskan tentang larangan. anggota Dewan Pengawas dan anggota
Direksi dilarang :
a. Memiliki hubungan keluarga sampai derajat ketiga antaranggota Dewan
Pengawas, antaranggota Direksi, dan antara anggota Dewan Pengawas dan
anggota Direksi.
b. Memiliki bisnis yang mempunyai keterkaitan dengan penyelenggaraan
Jaminan Sosial.
c. Melakukan perbuatan tercela.
d. Merangkap jabatan sebagai anggota partai politik, pengurus organisasi
masyarakat atau organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

terkait dengan program Jaminan Sosial, pejabat struktural dan fungsional pada
lembaga pemerintahan, pejabat di badan usaha dan badan hukum lainnya.
e. Membuat atau mengambil keputusan yang
mengandung unsur benturan kepenting.
f. mendirikan atau memiliki seluruh atau sebagian badan usaha yang terkait
dengan program Jaminan Sosial.
g. menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan dihapuskannya
suatu laporan dalam buku catatan atau dalam laporan, dokumen atau laporan
kegiatan usaha, atau laporan transaksi BPJS dan/atau Dana Jaminan Sosial
h. Menyalahgunakan dan/atau menggelapkan aset BPJS dan/atau Dana Jaminan
Sosial
i. Melakukan subsidi silang antarprogram

15. Bab XV
Bab XV menjelaskan tentang ketentuan pidana. Anggota Dewan Pengawas atau
anggota Direksi yang melanggar larangan ketentuan akan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pemberi Kerja yang melanggar
ketentuan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun
atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

16. Bab XVI


Bab XVI menjelaskan tentang ketentuan lain-lain. Presiden sewaktu-waktu dapat
meminta laporan keuangan dan laporan kinerja BPJS sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Jaminan Sosial nasional, dalam hal terdapat kebijakan fiskal dan
moneter yang mempengaruhi tingkat solvabilitas BPJS, Pemerintah dapat
mengambil kebijakan khusus untuk menjamin kelangsungan program Jaminan
Sosial, Dalam hal terjadi krisis keuangan dan kondisi tertentu yang memberatkan
perekonomian, Pemerintah dapat melakukan tindakan khusus untuk menjaga
TUGAS HARIAN 6
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

kesehatan keuangan dan kesinambungan penyelenggaraan program Jaminan


Sosial.

17. Bab XVII


Bab XVII menjelaskan tentang ketentuan peralihan.

18. Bab XVIII


Bab XVIII menjelaskan ketentuan penutup. BPJS kesehatan mulai beroperasi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014. PT.
Jamsostek (persero) berubah menjadi BPJS ketenagakerjaan pada tanggal 1
Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai