yang wajib dikuasai oleh seorang guru. Menurut Usman (2013: 84) menjelaskan
bahwa mengadakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut.
Menurut Djamarah (2000 : 124) mengemukakan pada dasarnya semua orang tidak
sesuatu yang tidak menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar,
apabila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka
akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi
c) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih
baik.
3) Prinsip Penggunaan
(1) Penggunaan variasi suara (teacher voice); Variasi suara adalah perubahan
suara dari keras menjadi lembut, dan gembira menjadi sedih, atau pada
peserta didik pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh
guru. Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah,
ini penting sekali,” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar
dimengerti.”
kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru
senang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu
dihentikan akan dapat menarik perhatian karena peserta didik ingin tahu
(4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement); Bila
(5) Gerakan badan mimik; Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam
“apa lagi ?”
(6) Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teacher movement);
tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada
papan tulis.
laku murid.
dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan
diraba. Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain
visual, auditif, dan motoric. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan
(1) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids); Alat atau media
yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain
(2) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids); Suara guru
indera lainnya.
(3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan
(motorik); Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat
menarik perhatian peserta didik dan dapat melibatkan peserta didik dalam
patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba,
(4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio
visual aids); Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling
tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat
visual aids ini, misalnya film, televise, radio, slide projector yang diiringi
sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh
guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada
sebagai berikut.
(1) Pola guru-murid
G Komunikasi sebagai aksi (satu arah)
M M M
interaksi)
M M M
(3) Pola guru-murid-murid:
G Ada balikan bagi guru, peserta didik saling belajar
M M M
(4) Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid
G
M M
M M
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan
M M
M M M
b. Keterampilan Menjelaskan
dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau
dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan
baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan peserta didik di dalam kelas, dan
langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu,
hal ini barulah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang
optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi
murid.
pertanyaan.
muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri. Hal ini tercermin dalam ucapan
guru: “Sudah jelas, bukan?” atau “Dapat dipahami, bukan?” Oleh karena itu,
memberikan penjelasan.
c) Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari
sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal
tertentu.
d) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh murid dalam
belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara memberikan informasi lisan
a) Merencanakan
terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan, yang
usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta
oleh anak.
hari.
mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat
“Perhatikan baik-baik konsep ini,” atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”.
1) Membuka Pelajaran
Set induction adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan
kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajarinya.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal
jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai
(1) Menyiapkan mental peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan
(2) Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian peserta didik terhadap apa
Contoh: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari
suatu pokok bahasan baru tentang “bangun datar”. Tetapi, sebelum kita
depan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu beni!” dan
seterusnya.
(1) Menarik perhatian peserta didik: Banyak cara yang dapat digunakan guru
peserta didik.
2) Menutup pelajaran
yang telah dipelajari oleh peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta
sebagai berikut:
(a) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau
makna serta inti pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan atau
dipelajari.
selanjutnya.
memerlukan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru
dipelajari.
(d) Memberikan tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar
materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta agar dipelajari kembali
dirumah.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
(1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran
(2) Mengevaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain adalah:
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi,
dalam suasana terbuka. Setiap peserta didik bebas mengemukakan ide-idenya tanpa
merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap peserta didik harus menaati
Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses
belajar mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru dan calon guru mampu membimbing
para peserta didiknya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu,
keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu
(1) Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
kurang jelas sehingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya
Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelas,
jelas
ide tersebut.
(1) Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
berpikir
(2) Memberikan contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat
perhatian
“Bapak atau ibu yakin bahwa Nita dapat menjawab. Coba, Nita!”
pembicaraan
f) Menutup diskusi
(1) Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para peserta didik. ini
lebih efektif daripada bila rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru
(2) Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang
(3) Mengajak peserta didik untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang
telah dicapai.
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk
belajar mengajar. Misalnya adalah penghentian tingkah laku peserta didik yang
penyelesaian tugas oleh peserta didik, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
baik antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik merupakan
1) Prinsip Penggunaan
yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar
b) Tantangan
c) Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang
menghindari kejenuhan.
d) Keluwesan
Pada dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-
hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal-
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh peserta didik merupakan tujuan akhir
dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong peserta didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi
jawab.
berikut:
kelas. Peserta didik merasa bahwa hadir bersama mereka dan tahu apa
persahabatan.
(b) Gerak mendekati: Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil
kalian diam!”, “Saya atau kalian yang keluar?” atau “Siapa yang tidak
guru”. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran
yang tepat pula sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan
tingkah laku.
(2) Memberi perhatian: Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru
dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua
peserta didik.
(b) Menuntut tanggung jawab peserta didik. Hal ini berhubungan dengan
cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam
(5) Menegur. Apabila terjadi tingkah laku peserta didik yang menggangu
sebagai berikut:
(a) Tegas dan jelas tertuju kepada peserta didik yang menggangu serta
mengandung penghinaan
(6) Memberi penguatan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam
menegurnya.
menggangu.
optimal
peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang
sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah,
menangani setiap problema peserta didik di dalam kelas. Namun, pada tingkat
menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas.
dengan cara:
laku keliru yang muncul, dan ia dapat mengetahui sebab-sebab dasar yang
menemukan pemecahannya.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang
terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada peserta didik
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi,
pelajaran.
Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri
kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. dengan demikian guru
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu