Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori dan Konsep Kepemimpinan
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab disebut
Zi’amah atau Imamah . dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah.
Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama
(Nasharuddin Baidan& Erwati Aziz,214 dalam Setiawan Denny 2018).
Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi
strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi.20 Berikut
merupakan definisi dari kepemimpinan, berdasarkan para pakar (Setiawan Denny 2018) :
1. Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi prilaku orang lain
agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Kootz & O’donnel (1984), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
3. Menurut (Yukl 1989) Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang
ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok
itu memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya
sebagai anggota kelompok.
4. Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain
itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenanginya.
5. Nimran (2004:64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah
merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang
akan dikehendaki.
2.1.2 Syarat Pemimpin
Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat-syarat atau karakteristik tertentu
yang menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin yaitu: kekuasaan,
kewibawaan dan kemampuan. ( Mugianti Sri, 2016 )
1. Kekuasaan. merupakan leg litas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk memimpin suatu kelompok
2. Kewibawaan. merupakan kel bihan, keunggulan yang dimiliki
seseorang yang membuat oran lain bersedia melakukan perbuatan
tertentu
3. Kemampuan. merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang
dianggap melebihi kema puan anggota kelompok lainnya

2.1.3 Peran Kepemimpinan


Menurut Burt Nanus yang dikutip lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen
Jakarta . Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai berikut ( Mugianti Sri, 2016 )
:
a. Pemberi arah. Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga
dapat diketahui sampai sejauh mana efektifitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam
upaya pencapaian tujuan.
b. Agen Perubahan Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada lingkungan
eksternal. Untuk itu, pemimpin harus mampu mengantisipasi perkembangan dunia luar,
serta menganalisis implikasinya terhadap organisasi, menetapkan visi yang tepat untuk
menjawab hal yang utama dan prioritas atas perubahan tersebut, mempromosikan
penelitian, serta memberdayakan karyawan menciptakan perubahan-perubahan yang
penting.
c. Pembicara. Pemimpin sebagai pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi
organisasi merupakan penasihat negosiator organisasi dari pihak luar, agar memperoleh
informasi dukungan, ide dan sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan
organisasi.
d. Pembina. Pemimpin adalah pembina tim yang memberdayakan individuindividu dalam
organisasinya dan mengarahkan prilaku mereka sesuai visi yang telah dirumuskan.
Dengan kata lain ia berperan sebagai mentor, yang menjadikan visi menjadi realitas.
Pemimpin memiliki peran sebagai berikut :
1. Impersonal Role. Peran yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi
2. Informational Role. Peran yang berhungan dengan informasi, baik informasi
yang diterima maupun yang harus disampaikan
3. Decisional Role. Peran yang terkait dengan pembuatan keputusan

2.1.4 Fungsi Kepemimpinan


Menurut Usman Effendi Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntun,
membimbing, membangun, memberi motivasi kerja, mengarahkan organisasi, menjalin
jaringan komunikasi yang baik, memberikan pengawasan yang efisien, dan membawa
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan target dan
perencanaan. Agar kelompok berjalan dengan efektif, pemimpin harus melaksanakan
fungsi utama yaitu :( Mugianti Sri, 2016 )
a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah yaitu
menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok
lain, penengahan perbedaan kelompok dan sebagainya.
c. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi
d. Menjalin komunikasi yang baik
e. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan yang telah
ditetapkan

2.1.5 Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan kekuatan yang
tersedia untuk memimpin orang lain. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan
yang berbeda. Bila dilihat Pemimpin itu sendiri dan orang yang dipimpin, maka bisa
Anda cocokkan dengan Teori perilaku dan bila dilihat Situasinya, maka bisa kita
gunakan Teori Situasional. ( Mugianti Sri, 2016 )
2.1.6 Sifat-Sifat Kepemimpinan
Menurut George R Terry dalam buku Manajemen sumber daya manusia mengatakan
ada beberapa sifat penting dalam kepemimpinan, sifat-sifat tersebut adalah
a) Energi Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi
yang baik pula, jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup bekerja
dalam jangka panjang dan dalam waktu yang tidak tertentu. Sewaktu-waktu
dibutuhkan tenaganya, ia harus sanggup melaksanakannya mengingat
b) kedudukannya dan fungsinya. Karena itu kesehatan fisik dan mental benar-benar
diperlukan bagi seorang pemimpin.
c) b. Memiliki stabilitas emosi
Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari purbasangka,
kecurigaan terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus tegas, konsekuen
dan konsisten dalam tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri dan memiliki jiwa
sosial terhadap bawahannya.
d) Motivasi pribadi
Keinginannya untuk memimpin harus datang dari dorongan batin
pribadinya sendiri, dan bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar hanya
bersifat stimulus saja terhadap keinginankeinginan untuk menjadi pemimpin. Hal
tersebut tercermin dalam keteguhan pendiriannya, kemauan yang keras dalam
bekerja dan penerapan sifat-sifat pribadi yang baik dalam pekerjaannya.
e) Kemahiran mengadakan komunikasi
Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam menyampaikan
gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini 23 sangat penting bagi pemimpin
untuk mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi
kemajuan organisasi dan kepentingan bersama.
f) Kecakapan mengajar
Sering kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik pada dasarnya
adalah seorang guru yang baik. Mengajar adalah jalan yang terbaik untuk
memajukan orang-orang atas pentingnya tugas-tugas yang dibebankan atau
sebagainya.
g) Kecakapan sosial
Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang bawahannya. Ia harus
mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan, sehingga mereka
benar-benar memiliki kesetiaan bekerja di bawah kepemimpinannya.
h) Kemampuan teknis
Meskipun dikatakan bahwa Semakin tinggi tingkat kepemimpinan
seseorang, makin kurang diperlukan kemampuan teknis ini, karena lebih
mengutamakan manajerial skillnya, namun sebenarnya kemampuan teknis ini
diperlukan juga. Karena dengan dimilikinya kemampuan teknis ini seorang
pemimpin akan lebih udah dikoreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan
tugas. (Vietzal rivai, dkk. 2013)
2.1.7 Teori Kelahiran Pemimpin
Menurut Djanalis Djanaid dalam buku Prilaku Dalam Organisasi mengatakan ada
tiga teori tentang lahirnya pemimpin yaitu sebagai berikut;

a. Teori keturunan adalah bahwa pemimpin itu muncul karena sifat yang dibawanya
sejak lahir. Ini berarti seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat kepemimpinannya.
b. Teori pengaruh lingkungan adalah teori ini menyebutkan bahwa pemimpin
dibentuk karena lingkungan hidupnya bukan karena keturunan. Ini berarti
seseorang mampu menjadi pemimpin apabila diberi kesempatan.
c. Teori kelompok campuran adalah pemimpin itu memiliki bakat sejak lahir
kemudian berkembang melalui pendidikan dan pengalaman terutama dalam
berinteraksi kepada orang lain. (Veithzal rivai, 2013)
Beikut ini adalah uraian dari masing-masing teori tersebut.
1. Teori bakat
Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat muncul karena
adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh orang yang
dilahirkan dengan bakat tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang
bisa menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
kepemimpinannya.

2. Teori Perilaku, yang biasa digunakan Kurt Lewin (1960)


a. Otokratik : Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal terhadap
staf, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan kelompok. Lebih
menekankan pada penyelesaian tugas dari pada hubungan interpersonal. Gaya ini
cenderung menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis sampai
menurunnya inisiatif. Contoh Kepala Ruang menetapkan jadwal dinas, sanksi
sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan alasan staf perawat yang mengajukan ijin
b. Demokratik : Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan. Lebih menekankan pada hubungan interpersonal dan kerja
kelompok. Pemimpin menggunakan posisinya untuk mendapatkan pandangan dan
pemikiran bawahan serta memotivasi mereka untuk menentukan tujuan dan
mengembangkan rencana. Hal ini cenderung meningkatkan produktivitas dan
kepuasan kerja. Contoh Kepala Bidang Keperawatan selalu meminta Kepala
Ruang memberikan masukan untuk sebuah perubahan kebijakan
c. Laissez Fair : Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa diberi petunjuk atau
bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat sedikit merencanakan dan
membuat keputusan. Gaya kepemimpinan ini efektif bila bawahan mempunyai
kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Bila kemampuan dan tanggung
jawab bawahan kurang cenderung menimbulkan keresahan dan frustasi. Contoh
Kepala Ruang tidak pernah mau tahu apa yang sedang terjadi di ruangan, staf
perawat yang tidak disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman
3. Teori Situasional
Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan perubahan
situasi yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif pada situasi tertentu
belum tentu mampu bersikap dan bertindak efektif pada situasi lain.

2.2. Teori, dan Konsep Kepemimpinan Manajemen Keperawatan

Teori Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan


keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. Konsep dasar manajemen
keperawatan adalah manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan
yaitu manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan dengan merumuskan kerangka konsep
menjadi kerangka kerja untuk menunjang praktek keperawatan dan merupakan keyakinan dasar
dari tim perawatan.( Kuntoro, Agus. 2010)

Prinsip Dasar Kepemimpinan Manajemen Keperawatan Keberhasilan manajemen


keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya
penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu ( Kuntoro, Agus. 2010) :

1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan


2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
7. Divisi keperawatan yang baik
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
9. Pengembangan staf
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

2.3 Fungsi, peran dan tanggung jawab manajemen keperawatan

2.3.1 Fungsi dan Peran Manajemen Keperawatan ( Kuntoro, Agus. 2010) :

a. Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara untuk sasaran tersebut
b. Pengorganisasian
Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas, fungsi, wewenang dan tanggung
jawab, penetapan orang dan alat-alat.
c. Pengarahan
Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
d. Pengawasan dan Pengendalian
Suatu proses kegiatan seorang pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan
organisasi sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang telah ditetapkan

2.3.2 Tanggung Jawab Manajemen Keperawatan ( Kuntoro, Agus. 2010):


1. Kepala Ruangan
Tanggung jawab kepala ruangan Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan
bertanggung jawab kepada kepala instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
2) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan keperawatan
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan keperawatan
7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa institusi
pendidikan keperawatan
Wewenang Kepala Ruangan :
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai berikut:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang perawatan
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala
Ruangan
5) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah Sakit untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
Tugas Kepala Ruangan :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang
berada di wilayah tanggung jawabnya
1) Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat
yang bersangkutan
c. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan
d. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala instansi
e. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan
2) Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
a. Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat, melalui
kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
b. Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang inap, fasilitas yang ada dan cara
penggunaaanya dan kegiatan rutin sehari hari
d. Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/ asuhan keperawatan
yang sesuai ketentuan.
e. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
f. Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain yang akan
bekerja diruang rawat
g. Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala instansi / kasi keperawatan / kepala
bidang keperawatan.
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan atau kebijakan rumah sakit
i. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau dalam keadaan
siap pakai
j. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien.
k. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat menurut tingkat
kegawatan, infeksi /non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
l. Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan
ruang rawat
m. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap
n. Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan diruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan ke MR
o. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta
kegiatan lain diruang rawa
p. Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek
q. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya sesuai
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
r. Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian dinas
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di
tentukan
b. Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya.
d. Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga perawatan,
peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
e. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku
secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali mutu asuhan keperawatan.

2. Perawat Primer

1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif

2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan

3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktek bila di perlukan

4) Mengkomunikasihkan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh


disiplin ilmu lain maupun perawat lain.

5) Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan


6) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat

7) Membuat jadwal perjanjian klinik

8) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu

3. Perawat Pelaksana / Assosiate

Tanggung jawab perawat pelaksana

Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung jawab kepada


kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:

1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuia standar.

2) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan


keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan

Wewenang Perawat Pelaksana Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di


ruang rawat mempunyai wewenang sebagai berikut:

1) Meminta informasi dan petunjuk pada atasan

2) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien sesuai kemampuan dan
batas kewenangan.

Tugas pokok perawat pelaksana:

1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya

2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai

4) Melakukan pengakajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan

5) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.

6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas


kemampuannya, antara lain:
a. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.

7) Melatih/ membantu pasien untuk latihan gerak.

8) Melakukan tindakan darurat kepda pasien (antara lain: panas tinggi, kolaps,
perdarahan, keracunan, henti napas dan henti jantung) sesuai dengan protab yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/
dokter jaga.

9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.

10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat


berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.

11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal dinas.

13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat

14) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai standar asuhan keperawatan

15) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
tulisan pada saat pengganti dinas.

DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

Setiawam, Denny. 2018. Penerapan Teori Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Kebersihan Dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya.
FE-Manajemen. Edisi 1

Veitzal Rivai,Dkk. 2013. Pemimpin Dan Kepimpinan Dalam Organisasi . Jakarta ; PT Raja
Grafindo Persada
Veithzal Rivail. 2013. Kepimpinan Dan Perilaku Organisasi . Jakarta ; Grafindo persada

Anda mungkin juga menyukai