Anda di halaman 1dari 5

JUSTIFIKASI PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (P2K3)
1. Latar Belakang
Dalam operasional kerja suatu industri, khususnya industri berat, tentunya mengandung
potensi bahaya yang sangat tinggi (hazard). Kecelakaan, penyakit dan cedera dapat
menggangu jalannya suatu pekerjaan, mengganggu rutinitas dan pada akhirnya akan
menimbulkan biaya tambahan dan kerugian lainnya.
Suma’mur dalam Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Program kesehatan kerja tidak
terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam
pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air, maupun di udara. “Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan
kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja”. Soeprihanto dalam
Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Teori Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor
diantaranya adalah faktor nasib dari para karyawan, faktor lingkungan fisik pada karyawan,
seperti mesin, gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor
ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan.
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas.
Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab
sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi
sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif
dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.
Penerapan K3 di perusahaan sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan, baik dalam
rangka pertimbangan ekonomi maupun kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam
rangka mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu bentuk penerapan K3
yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah program untuk lebih meminimalisasi angka
kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan gedung, adalah sebuah sistem
kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh (Total Quality
Management disingkat dengan TQM). Mulai dari pemilik proyek sampai pada manajemen
dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara
menyeluruh. Contoh dari penerapan TQM yaitu setiap pelanggaran yang berhubungan
dengan K3 yang dilakukan oleh semua pihak terkait, baik itu para pekerja ataupun dari
pihak manajemen harus ditentukan sanksinya dengan tegas, misalnya melakukan
Pelanggaran seperti tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot, merokok
pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan yang lain (yang
tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama sebelum proyek
dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut. Konsekuensi dari
pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda.
Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin perlindungan kerja terhadap seluruh kegiatan
dilingkungan kerja. Upaya manajemen dilakukan terus menerus untuk menekankan kepada
setiap karyawan bahwa perusahaan yang memiliki sistem K3 yang baik agar karyawan
mampu memberikan performa atau kinerjanya yang baik pula.
1.1 Uraian Singkat Pelaksanaan Pekerjaan
Implementasi pemberian izin lingkungan dan kewajiban bagi pemegang izin lingkugan
dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban pemegang izin lingkungan dan penegakan
hukumnya oleh Badan Lingkungan Hidup
1.2 Data Pekerjaan
Data pekerjaan disesuaikan dengan kontrak yang dikerjakan sehingga dan pengumpulan
data untuk mengkondisikan setiap perkembangan dalam pekerjaan.

1.3 Maksud Dan Tujuan

Tujuan dari dibuatnya program K3 selain untuk mencapai tingkat kecelakaan kerja nihil
(zero eccident) adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Menurut Mangkunegara (2002:165) tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan spikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. Agar adanya jaminanatas
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
d. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
e. Agar terhindar dari gangguan kesehatanyang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
f. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindung dalam bekerja.

1.4 Rumusan Masalah

Penerapan P2K3 di SPBE Sumbawa yang saat ini masih dalam proses pembentukan.

1.5 Tujuan Justifikasi

Berdasarkan kondisi di lapangan, maka perlu dibuat amandemen pekerjaan sehingga


mengetahui kondisi pekerjaan.

1.6 Sasaran Justifikasi

Terbitnya revisi kontrak di tinjau dari sisi perusabahan kuantitas dan permasalahan yang
di hadapi dalam pelaksanaan pekejaan.

2. Tugas dan Fungsi P2K3


Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) wajib mempunyai struktur organisasi P2K3. Susunan pengurus P2K3 ini harus sudah
mendapatkan surat pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi dimana perusahaan
berdomisili. Sebagaimana yang diuraikan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
(Permennaker) Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang disingkat P2K3, kriteria bagi perusahaan yang wajib mempunyai P2K3 adalah:

1) Tempat kerja dimana memperkerjakan 100 (serratus) orang atau lebih.


2) Tempat kerja dimana pengusaha / pengurus memperkerjakan kurang dari 100
(serratus) orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses, dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadi peledakan, kebakaran, keracunan, dan
penyinaran radio aktif.
a. Struktur Organisasi
Organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung kepada besar, jenis
bidang, bentuk kegiatan dari perusahaan dan lain sebagainya. Kepengurusan dari pada
organisasi P2K3 terdiri dari seorang ketua, wakil ketua, seorang atau lebih sekretaris dan
beberapa anggota terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.
 Ketua dijabat oleh seorang pimpinan perusahaan yang mempunyai wewenang dalam
menerapkan kebijakan di perusahaan.
 Sekretaris dapat dijabat oleh Ahli K3 atau petugas K3 atau ahli lain yang dipersiapkan
untuk mejadi prtugas K3.
 Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah
memahami permasalahan K3.

b. Tugas-tugas Pengurus P2K3


Tugas-tugas ketua, wakil ketua,  sekretaris, dan anggota-anggota harus diuraikan secara
jelas dalam pembinaan tugas atau job description sebagai berikut:
 Ketua
 Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin rapat
pleno.
 Menentukan langkah, kebijakan (policy) demi tercapianya pelaksanaan program-
program P2K3.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program-program P2K3 dan pelaksanaannya
kepada direksi.
 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan.
 Wakil Ketua
 Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal ketua
berhalangan.
 Sekretaris
 Membuat undangan rapat dan notulen
 Mengelola administrasi surat-surat P2K3
 Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3
 Memberikan bantuan / saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya
program K3.
 Membuat laporan ke Disnaker setempat dan instansi lain yang bersangkutan
mengenai unsafe condition di tempat kerja.
 Anggota
 Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-
masing.
 Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

3. Kesimpulan
Panitia Pembina Keselematan dan Kesehatan Kerja (P2K3) haruslah berjalan dengan baik,
mulai dari anggota, wakil anggota panitia, wakil panitia, ketua, wakil ketua, dan semua anggota
yang tergabung dalam K3 agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dengan cara
melaksankan pekerjaan yang sudah diserahkan oleh yang berkewajiban untuk diselesaikan
dengan seefektif mungkin, sehingga P2K3 tersebut berjalan dengan yang diimpikan bersama.
Pws.SPBE Sumbawa Sumbawa, 17 Juli 2020

Yang membuat, HSE SPBE Sumbawa

M.Anang P

Heri Ariawansyah

Anda mungkin juga menyukai