Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum)

Terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Tikus Putih Galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang Diinduksi Sisplatin

Bhaktiar Mulya Jaya1, Yenni Bahar1, Dharma Koosgiarto1, Dewi Karita1


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Latar Belakang: Sisplatin merupakan obat antineoplastik yang paling sering


digunakan. Penggunaan sisplatin dapat menyebabkan berbagai efek samping
diantaranya adalah nefrotoksik. Ureum dan kreatinin merupakan biomarker yang
dapat mengindikasikan adanya kerusakan ginjal. Daun kemangi (Ocimum
sanctum) diketahui mempunyai kandungan antioksidan tinggi sehingga dapat
berpotensi menjadi terapi herbal alternatif pencegahan kerusakan ginjal karena
penggunaan sisplatin.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi terhadap
kadar ureum dan kreatinin tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) yang
diinduksi sisplatin.
Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan post test randomized
controlled group design menggunakan 25 ekor tikus yang terbagi menjadi 5
kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif (CMC 1%), kelompok 2 sebagai
kontrol positif sisplatin (5 mg/kgBB), kelompok 3 sebagai kelompok perlakuan 1
dosis kemangi (100 mg/kgBB), kelompok 4 sebagai kelompok perlakuan 2 dosis
kemangi (200 mg/kgBB), kelompok 5 sebagai kelompok perlakuan 3 dosis
kemangi (300 mg/kgBB). Kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberi ekstrak daun
kemangi selama 10 hari secara peroral dan diinduksi dosis tunggal sisplatin hari
ke-5 secara intraperitoneal. Data kadar ureum dilakukan pengujian statistik
menggunakan uji One-Way Anova dilanjutkan Post-Hoc Tamhane test, sedangkan
data kadar kreatinin menggunakan uji Kruskall Wallis dilanjutkan Mann-Whitney
test.
Hasil: Pemberian ekstrak etanol daun kemangi pada semua dosis dapat
menurunkan kadar ureum dan kreatinin serum tikus yang diinduksi sisplatin 5
mg/kgBB. Rerata kadar ureum dan kreatinin pada penelitian dengan dosis 100
mg/kgBB memiliki efek penurunan terbaik yaitu ureum rata-rata 119,78 dan
kreatinin rata-rata 1,775.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol daun kemangi dapat menurunkan kadar
ureum dan kreatinin serum pada tikus yang diinduksi sisplatin, tetapi secara
statistik tidak signifikan.

Kata Kunci: Sisplatin, nefrotoksik, ureum, kreatinin, Ocimum sanctum, antioksidan

The Effect of Basil Leaves Ethanol Extract (Ocimum sanctum) toward Urea
and Creatinine Levels of White Rats Wistar Strain (Rattus norvegicus)
Induced by Cisplatin
Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah
Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 1
Bhaktiar Mulya Jaya1, Yenni Bahar1, Dharma Koosgiarto1, Dewi Karita1
1
Medical Faculty, University of Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRACT

Background: Cisplatin is one of antineoplastic drug which is most commonly


used. The use of cisplatin can cause various side effects such as nephrotoxicity.
Urea and creatinine are biomarkers that can indicate kidney damage. Basil
leaves (Ocimum sanctum) are known to have high antioxidant substance that can
potentially be alternative herbal therapy prevention of kidney damage due to the
use of cisplatin.
Objectives: To find out the effect of ethanol extract of basil leaves on urea and
creatinine levels of White Rats Wistar Strain (Rattus norvegicus) induced by
Cisplatin.
Methods: This experimental research with post randomized controlled group
design used 25 rats divided into 5 groups. Group 1 was as a negative control
(CMC 1%) while group 2 was as a positive control of cisplatin (5 mg /kgBW),
group 3 was as treatment group of 1 basil dose (100 mg / kgBW), group was 4 as
treatment group of 2 basil doses (200 mg / kgBW),and group 5 was as treatment
group 3 of basil doses (300 mg / kgBW). Basil leaf extract was given to treatment
groups 1, 2, and 3 for 10 days on a peroral basis and induced a 5-day single dose
of intraperitoneal cisplatin. Data of urea level was done by statistical test using
One Way Anova test followed by Post-Hoc Tamhane test, while creatinine level
data was done by Kruskall Wallis test then continued by Mann-Whitney test.
Result: The treatment of basil leaf ethanol extract to all doses could decrease
serum urea and creatinine serum levels induced by cisplatin 5 mg/kgBW. The
mean of urea and creatinine concentration in the 100 mg/kgBW had the best
effect of decreasing ureum average 119.78 and creatinine average 1,775.
Conclusion: The treatment of basil leaf ethanol extract could decrease urea and
creatinine serum levels in rats induced by cisplatin, but it was statistically
insignificant.

Keywords: Cisplatin, nephrotoxic, urea, creatinine, Ocimum sanctum,


antioxidants

PENDAHULUAN juta kematian pada tahun 2015. Penyebab


Kanker merupakan salah satu penyebab paling umum kematian akibat kanker adalah
utama kematian di seluruh dunia, terhitung 8,8 kanker paru, hati, kolorektal, lambung dan

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 2
payudara1. Secara nasional prevalensi penyakit alami yang terkandung dalam daun kemangi
kanker pada penduduk semua umur di berupa senyawa fenoloik (tokoferol, flavonoid,
Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau dan fenolat), senyawa nitrogen (alkaloid,
diperkirakan sekitar 347.792 orang. Provinsi turunan klorofil, asam amino dan amina) serta
D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi asam ursolic10. Daun kemangi memiliki kadar
untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1%. 70% eugenol dan 21% methyl eugenol. Daun
Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker kemangi mengandung vitamin C, vitamin A
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur dan beberapa mineral seperti kalsium, zink,
merupakan provinsi dengan estimasi penderita besi dan banyak phytonutriens lainnya. Daun
kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan kemangi juga memiliki kandungan yang
61.230 orang2. memiliki aktivitas biologi seperti saponin,
Sisplatin (Cisdiamminedichloroplatinum tannins, triterpenoids, serta flavonoid11.
(II), CDDP) adalah obat antineoplastik yang Dengan adanya kandungan antioksidan
paling sering digunakan dalam kemoterapi sebagai nefroprotektif dari daun kemangi
kanker dan menjadi regimen pengobatan diharapkan agar meminimalisasi efek samping
standar untuk kanker kepala dan leher, kanker penggunaan sisplatin yang berhubungan
testis, kanker paru, kanker kandung kemih, dengan kadar ureum dan kreatinin dalam
kanker ovarium dan serviks. Namun sisplatin serum. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
dapat menyebabkan berbagai efek samping tertarik untuk melakukan uji pengaruh ekstrak
yang berat, salah satunya yaitu menyebabkan ethanol ekstrak daun kemangi terhadap kadar
nefrotoksik. Saat penggunaan klinis awal, ureum dan kreatinin serum tikus putih jantan
terjadi gagal ginjal akut yang diinduksi galur wistar yang meningkat akibat induksi
sisplatin pada 14% - 100% pasien3. Sisplatin sisplatin.
menyebabkan nefrotoksik dengan
meningkatnya Reactive Oxygen Species (ROS) METODE
dan TNF-α4. Akan tetapi sampai sekarang, 2.1 Alat
sisplatin masih diresepkan secara luas di tengah Alat yang digunakan dalam penelitian ini
usaha menemukan alternatif yang sama adalah alat timbangan tikus, gelas beker 250 cc
efektifnya namun lebih tidak toksik5. dan 500 cc, alat pengaduk, sonde lambung,
Ureum merupakan produk akhir Spuit 1 cc dan 3 cc, sentrifugator, tabung
katabolisme protein dan asam amino yang hematokrit, mikrotip, Mikropipet, coolbox,
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui spektrofotometer, label, microtube, vacutainer,
cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam kandang tikus dan peralatan makan dan minum.
darah yang kemudian difiltrasi oleh 2.2 Bahan
glomerulus6. Kreatinin merupakan hasil Bahan yang digunakan dalam penelitian
pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh ini adalah ekstrak etanol daun kemangi,
tubuh secara konstan tergantung massa otot. handscoon, pakan tikus AD2 dan minuman
Kadar kreatinin berhubungan dengan massa hewan coba, sekam, CMC 1%, aquadesh,
otot dan fungsi ginjal7. Manifestasi nefrotoksik sisplatin, reagen dan standar kit ureum dan
dapat berupa gagal ginjal akut yang ditandai kreatinin.
dengan meningkatnya kadar kreatinin dan 2.3 Hewan Uji
ureum serum. Seiring dengan meningkatnya Hewan coba yang digunakan pada
penggunaan sisplatin maka dilakukan berbagai penelitian yakni tikus galur wistar jantan
usaha untuk mencegah nefrotoksik. Usaha (Rattus norvegicus wistar strain) yang
untuk mencegah terjadinya nefrotoksik adalah didapatkan dari peternakan hewan uji MS.
dengan menurunkan kadar kreatinin dan ureum BRAM MOUSE FARM Kalimanah,
serum. Senyawa yang dapat menurunkan kadar Purbalingga. Tikus yang digunakan berusia 2-3
kreatinin dan ureum serum adalah flavonoid, bulan dengan berat badan 150-220 gram tanpa
alkaloid dan fenolik8. memiliki cacat fisik.
Daun kemangi (Ocimum sanctum) 2.4 Metode
merupakan salah satu tumbuhan alam yang Penelitian ini merupakan jenis penelitian
mudah diperoleh di Asia seperti di Indonesia9. experimental dengan rancangan post test
Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan salah randomized controlled grup design. Penelitian
satu tumbuhan yang diketahui mempunyai daya ini dilaksanakan di 2 tempat, yaitu tempat
antioksidan yang tinggi. Senyawa antioksidan perawatan dan perlakuan dilaksanakan di

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 3
laboratorium farmakologi fakultas kedokteran uji normalitas didapat nilai p > 0,05 yang
Universitas Jenderal Soedirman serta tempat berarti distribusi data kadar ureum pada kelima
pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin di kelompok sesuai dengan kurva normal. Data
laboratorium klinik biofit Purwokerto. kemudian dianalisis menggunakan One-Way
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Anova. Berdasarkan hasil analisis terhadap
Desember 2017 hingga Januari 2018 dalam kadar ureum didapat nilai rata-rata kadar ureum
waktu 19 hari. 7 hari untuk adaptasi hewan pada kelompok (KK-) 33,76 dengan standar
coba, 10 hari untuk pemberian ekstrak daun deviasi 9,41, kelompok (KK+) 200,88 dengan
kemangi (termasuk pemberian sisplatin pada standar deviasi 76,87, kelompok (KP1) 119,78
hari ke-5), 1 hari pemeriksaan kadar ureum dan dengan standar deviasi sebesar 45,08,
kreatinin setelah diberi perlakuan. 1 hari untuk kelompok (KP2) 166,24 dengan standar deviasi
terminasi hewan coba. 127,96, kelompok (KP3) 137,22 dengan
Jumlah tikus yang digunakan pada standar deviasi 66,71 yang dapat dilihat pada
penelitian ini sebanyak 30 ekor tikus (25 ekor gambar 1.
tikus sebagai sampel utama, 5 ekor tikus
sebagai cadangan). Tikus dibagi kedalam 5
kelompok terdiri dari kelompok 1 sebagai
kontrol negatif (CMC 1%), kelompok 2
sebagai kontrol positif sisplatin (5 mg/kgBB),
kelompok 3 sebagai kelompok perlakuan 1
dosis kemangi (100 mg/kgBB), kelompok 4
sebagai kelompok perlakuan 2 dosis kemangi
(200 mg/kgBB), kelompok 5 sebagai kelompok
perlakuan 3 dosis kemangi (300 mg/kgBB).
Kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberi ekstrak
daun kemangi selama 10 hari secara peroral
dan diinduksi dosis tunggal sisplatin hari ke-5 Gambar 1. Rerata kadar ureum serum pada
secara intraperitoneal. kelompok penelitian
2.5 Analisis Data
Analisis statistik dilakukan menggunakan
perangkat lunak pengolah statistik SPSS. Data
Hasil perhitungan uji statistik One-Way
kadar ureum serum untuk setiap sampel Anova dapat dilihat pada tabel 1. Rerata kadar
dilakukan pengujian statistika menggunakan uji
ureum pada kelompok (KK-), (KP1), (KP2)
One Way ANOVA untuk mengetahui adanya dan (KP3) lebih rendah dibanding (KK+).
perbedaan rerata yang bermakna pada
Berdasarkan analisis didapat nilai asymp sig
keseluruhan kelompok. Selanjutnya dilakukan 0,00 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
Uji Post-Hoc Tamhane test untuk mengetahui
terdapat perbedaan rerata kandungan ureum
kelompok-kelompok yang memiliki pengaruh serum tikus pada kelompok perlakuan dan
yang signifikan. Sedangkan data kadar
kelompok kontrol.
kreatinin serum dilakukan analisa statistika
menggunakan uji Kruskal Wallis untuk
mengetahui adanya perbedaan rerata yang
bermakna pada keseluruhan kelompok.
Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney antar
tiap kelompok penelitian untuk mengetahui
kelompok-kelompok yang memiliki pengaruh
yang signifikan. Nilai p-value < 0,05 dianggap
bermakna (tingkat kepercayaan 95%).

HASIL
3.1 Analisis pengaruh ekstrak daun kemangi Tabel 1. Hasil analisis One-Way Anova
terhadap kadar ureum serum terhadap kadar ureum pada setiap kelompok.
Data yang didapatkan dari pemeriksaan
kemudian dilakukan uji Shapiro-Wilk dan uji
homogenitas menggunakan uji Levene. Hasil

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 4
signifikan antara kelompok (KK-) dan (KK+),
(KK-) dan (KP1), (KK-) dan (KP3). Tidak
didapatkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok (KK+) dengan kelompok perlakuan.

3.2 Analisis pengaruh ekstrak daun


kemangi terhadap kadar kreatinin.

Data yang didapatkan dari pemeriksaan


kemudian dilakukan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji
normalitas didapat nilai p < 0,05 maka data
Berdasarkan hasil analisis One-Way kadar kreatinin tidak normal atau tidak
Anova dapat disimpulkan bahwa terdapat mengikuti distribusi normal. Karena data tidak
perbedaan rata-rata kandungan ureum serum normal maka alternatif uji statistiknya adalah
tikus pada kelima kelompok perlakuan yang uji non parametrik berupa uji Kruskall Wallis
diteliti. Pada tabel didapatkan bahwa kelompok yang kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-
perlakuan 1 merupakan perlakuan paling Whitney. Perhitungan kreatinin dapat dilihat
efektif dalam penurunan kadar ureum tikus pada tabel 3.
putih galur wistar dengan rerata 119,78.
Tabel 3. Hasil nilai tengah (minimal-
Analisis kemudian dilanjutkan uji post maksimal) kadar kreatinin pada setiap
hoc menggunakan analisis uji Tamhane karena kelompok.
terdapat pengaruh dan perbedaan antar
perlakuan. Uji post hoc dilakukan untuk
mengetahui perbedaan yang berbeda secara
signifikan antara perlakuan satu dengan
perlakuan lainnya dalam menurunkan kadar
ureum.

Tabel 2. Hasil uji ureum antara kelompok


perlakuan.

Berdasarkan hasil analisis Kruskall Wallis


dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata kandungan kreatinin serum tikus pada
kelima kelompok perlakuan yang diteliti.
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa nilai
tengah kadar kreatinin terendah terdapat pada
kelompok perlakuan 3 dengan dosis 300
mg/kgBB yaitu 2,25.

Karena terdapat pengaruh dan perbedaan


antar perlakuan analisis kemudian dilanjutkan
uji Mann-whitney untuk mengetahui perlakuan
mana saja yang berpengaruh.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik


Tabel 4. Hasil uji kreatinin antara kelompok
pada tabel 2. Didapatkan perbedaan yang
perlakuan.
Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah
Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 5
sisplatin dapat menyebabkan peningkatan
kadar ureum dan kreatin pada serum dimana
merupakan marker yang mengindikasikan
kerusakan pada ginjal.
Kerusakan atau gangguan fungsi pada
organ ginjal dapat terdeteksi dengan
mengetahui kadar ureum dan kreatinin pada
serum. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ezz-Dinn et al. (2011)
menunjukan pemberian dosis tunggal sisplatin
(5 mg/kg bb) secara intraperitoneal dapat
merusak dan mengganggu fungsi ginjal yang
ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serta terjadi kerusakan organ ginjal
dilihat dari pemeriksaan histopatologi12.
Pemberian sisplatin menyebabkan
peningkatan kadar lipid peroksida dan
Berdasarkan hasil analisis uji Mann- penurunan aktivitas antioksidan yang
whitney pada tabel 4 didapatkan pengaruh mencegah atau melindungi dari peroksidasi
yang signifikan antara kelompok (KK-) dan lipid dalam jaringan. Sisplatin terakumulasi
(KK+), (KK-) dan (KP1), (KK-) dan (KP2), dalam sel-sel epitel tubulus ginjal tubular
(KK-) dan (KP3). Pada kelompok lain tidak proksimal, menyebabkan nefrotoksisitas,
terdapat pengaruh yang signifikan. Jumlah ditandai dengan kerusakan morfologi organel
rerata kadar kreatinin serum tikus setiap intraseluler, nekrosis seluler, hilangnya
kelompok dapat di lihat pada gambar 2. mikrovili, perubahan dalam jumlah dan ukuran
lisosom dan vakuolisasi mitokondria, diikuti
oleh perubahan fungsional termasuk
penghambatan sintesis protein, deplesi
Glutathione (GSH) peroksidasi lipid dan
kerusakan mitokondria13.
Penelitian ini bertujuan menguji efek
ekstrak etanol daun kemangi dalam
menghambat peningkatan kadar ureum dan
kreatinin. Kemampuan ekstrak daun kemangi
dalam menghambat peningkatan kadar ureum
dan kreatinin menunjukan potensi ekstrak daun
kemangi sebagai nefroprotektor. Penggunaan
Gambar 2. Rerata kadar kreatinin serum pada ekstrak etanol daun kemangi perlu
kelompok penelitian memperhatikan bahwa hubungan dosis dan
respon tidak selalu positif yang artinya semakin
Berdasarkan hasil rerata kadar kreatinin tinggi dosis tidak selalu diikuti dengan
serum pada gambar 2. kadar kreatinin terendah peningkatan efek. Penelitian ini digunakan
terdapat pada kelompok perlakuan 1 dengan dosis bertingkat yaitu dosis 100 mg/kgBB, 200
dosis 100 mg/kgBB yaitu 1,775. mg/kgBB dan 300 mg/kgBB. Dosis terendah
yaitu dosis 100 mg/kgBB memiliki efektifitas
DISKUSI paling optimal dalam menurunkan kadar ureum
Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dan kreatinin tikus dibandingkan dengan dosis
perbedaan yang signifikan terhadap kadar 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB.
ureum dan kreatinin serum antara kelompok Hubungan dan respon suatu zat aktif yang
kontrol positif dan kontrol negatif dimana nilai tidak selalu linear mungkin terjadi. Hubungan
rata-rata ureum maupun kreatinin pada dosis dan respon obat sangat terkait dengan
kelompok tikus yang diinduksi sisplatin secara ketersediaan dan karakteristik reseptor obat
signifikan lebih tinggi dibandingkan pada tersebut dalam menimbulkan suatu efek.
kelompok tikus tanpa induksi sisplatin (kontrol Penurunan efek pada dosis yang lebih tinggi
negatif). Hasil ini menunjukkan bahwa induksi menunjukan terjadinya kejenuhan reaksi antar

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 6
molekul obat dengan reseptornya sehingga kemangi dalam mencegah kerusakan ginjal
peningkatan dosis tidak akan menyebabkan yang ditandai dengan pengurangan jumlah
peningkatan efek14. Ekstrak etanol daun kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal.
kemangi mempunyai banyak kandungan zat Hal ini mungkin disebabkan adanya senyawa-
aktif, dari banyaknya kandungan zat aktif senyawa dengan aktivitas antioksidan tinggi
ekstrak daun kemangi diduga diantaranya yang dapat mencegah aktivitas stress oksidatif
memiliki kemiripan gugus aktif sehingga dapat pada sel ginjal.
berikatan dengan reseptor yang sama untuk Ocimum sanctum diketahui merupakan
menimbulkan efek sinergis maka efek sumber flavonoid yang telah terbukti memiliki
kejenuhan lebih cepat terlihat dibandingkan berbagai sifat biologis yang terkait mekanisme
dengan obat mono zat aktif. Beberapa antioksidan. Kandungan utama ekstrak daun
penelitian terkait pemanfaatan obat herbal kemangi (Ocimum sanctum) yang berperan
mengalami hubungan dosis dan respon yang dalam mencegah kerusakan ginjal adalah
tidak linear15. antioksidan. Kandungan utama daun kemangi
Hasil analisis data ureum pada kelompok (Ocimum sanctum) yang bersifat antioksidatif
yang mendapat perlakuan ekstrak daun adalah asam askorbat (Vitamin C), tokoferol
kemangi secara statistik tidak didapatkan hasil (Vitamin E), b-karoten, b-sitosterol, eugenol,
yang signifikan namun dilihat dari jumlah asam palmitat, asam ursolic, senyawa fenolik
angka dan grafik menunjukan kelompok yang (flavonoid, asam fenolat), dan senyawa
diberi ekstrak daun kemangi selama 10 hari nitrogen (alkaloid, turunan klorofil, asam
memiliki kadar rerata ureum yang lebih rendah amino, dan amina)17.
dibandingkan kelompok kontrol positif. Pada Eugenol, carvacol, sequesterene,
pemberian ekstrak etanol daun kemangi dosis 1 apigenin, isothymusin, rosameric acid,
(100 mg/kg BB) merupakan dosis paling cirsilineol, orietin, viscenin, rosamiric acid
efektif menurunkan kadar ureum yang merupakan senyawa fenolik yang memiliki
menunjukan penurunan paling bermakna kemampuan sebagai antioksidan. Senyawa ini
dibanding kelompok perlakuan lain dengan bekerja melalui beberapa mekanisme, yang
nilai 119, 78. pertama sebagai hidrogen atom transfer (HAT)
Hasil analisis data kreatinin pada yaitu dengan mendonorkan atom hidrogen and
kelompok yang mendapat perlakuan ekstrak single elektron transfer (SET) dengan
daun kemangi secara statistik tidak didapatkan mentransfer elektron untuk mereduksi metal
hasil yang signifikan namun dilihat dari jumlah ion, radikal dan carbonyls. Mekanisme melalui
angka menunjukan kelompok yang diberi transfer hidrogen jika dalam jumlah yang
ekstrak daun kemangi selama 10 hari memiliki banyak dapat menunda ataupun mencegah step
kadar rerata kreatinin yang lebih rendah inisiasi dengan bereaksi dengan lipid radical
dibandingkan kelompok kontrol positif. Hasil atau secara langsung menghambat step
nilai tengah kadar kreatinin terendah terdapat propagasi dengan bereaksi pada peroxyl radikal
pada ekstrak etanol daun kemangi dosis 3 (300 atau radikal akoxyl18.
mg/kgBB) dengan nilai 2,25 namun secara Gugus fungsi pada senyawa flavonoid
rerata keseluruhan tiap kelompok perlakuan dapat berperan sebagai penangkap radikal
pemberian ekstrak etanol daun kemangi dosis 1 bebas hidroksi (OH) sehingga tidak
(100 mg/kgBB) merupakan dosis paling efektif mengoksidasi lemak, protein, dan DNA dalam
menurunkan kadar kreatinin yang menunjukan sel. Kematian sel ginjal pun dapat dicegah.
penurunan paling rendah dibanding kelompok Kemampuan flavonoid dalam menangkap
perlakuan lain dengan nilai 1,775. Kelompok radikal bebas ini 100 kali lebih efektif
perlakuan 1 dianggap paling efektif karena dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih
mewakili keseluruhan hasil sampel kreatinin efektif dibandingkan vitamin E16.
pada tiap kelompok. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
Penelitian ini sejalan dengan penelitian tidak dilakukan pemeriksaan kadar ureum dan
yang dilakukan oleh Basith (2012) menyatakan kreatinin sebelum penelitian dan tidak
ektrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dilakukan pemeriksaan biomarker lain terhadap
mempunyai efek proteksi dalam mencegah fungsi ginjal.
kerusakan sel ginjal mencit (Mus musculus) KESIMPULAN
yang diinduksi parasetamol16. Temuan ini Dari hasil penelitian ini dapat
menunjukkan keefektifan ekstrak daun disimpulkan bahwa injeksi sisplatin dosis

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 7
tunggal 5 mg/kg BB secara intraperitoneal Kreatinin dan Ureum Serum Tikus Putih
dapat menyebabkan peningkatan kadar serum Galur Wistar Terinduksi Sisplatin.
ureum dan kreatinin pada tikus putih galur Program Studi Farmasi Fakultas
wistar (Rattus norvegicus). Pemberian ekstrak Kedokteran Universitas Tanjungpura.
etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) 9. Kusuma, W. (2010). Efek Ekstrak Daun
terhadap kadar ureum dan kreatinin pada tikus Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap
putih galur wistar (Rattus norvegicus) yang Kerusakan Hepatosit Mencit Akibat
diinduksi sisplatin tidak berpengaruh secara Minyak Sawit dengan Pemanasan
statistik namun secara angka dan grafik Berulang. Skripsi. Fakultas Kedokteran
terdapat penurunan kadar ureum dan krearinin. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
10. Wibowo, (2012). Pengaruh Ekstrak Daun
UCAPAN TERIMAKASIH Kemangi (Ocimum sanctum) Terhadap
Saya ucapkan terimakasih kepada Penurunan Kadar Kreatinin dalam Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
Soedirman yang telah menyediakan tempat Diinduksi Paracetamol. Fakultas
untuk perawatan dan perlakuan hewan coba, Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Klinik Biofit yang telah menyediakan tempat Surakarta.
pemeriksaan ureum dan kreatinin serta Fakultas 11. Pandey, G. and Madhuri S., (2011).
Kedokteran Universitass Muhammadiyah Pharmacological activities of Ocimum
Purwokerto telah mendukung pembuatan sanctum (Tulsi ): A review, International
artikel. Journal of Pharmaceutical Sciences
Review and Research, 5 (1).
DAFTAR PUSTAKA 12. Ezz-Din, D., Mohamed, S.G., Abdel,
1. WHO. 2015. Cancer. R.H.F. and Ahmed, E.A.M. (2011).
http://www.who.int/mediacentre/factsheets Physiological and Histological Impact of
/fs297/en/. ( Februari 2017). Azadirachta indica (neem) Leaves Extract
2. Kementrian Kesehatan Republik in A Rat Model of Cisplatin-Induced
Indonesia. (2015). Stop Kanker. Hepato and Nephrotoxicity. Journal of
InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Medicinal Plants Research. Vol 5(23):
Kementrian Kesehatan RI : Jakarta 5499-5506.
Selatan. 13. Ognjanovic, S., Martel, G., Manivel, C.,
3. Ronald, P.M., Raghu, K.T., Ganesan, R., Olivier, M., Langer, E., Hainaut, P., et al.,
William, B.R. (2010). Mechanisms of (2012) Low Prevalene of TP53 Mutations
Cisplatin Nephrotoxicity. Toxins. Vol 2: and MDM2 Amplifications in Pediatric
2490-2518. Rhabdomyosarcoma. Hindawi Publishing
4. Yao Xin, Kessarin, P., Neil, K., Kenneth, Corporation.
N. (2007). Cisplatin Nephrotoxicity; A 14. Katzung B.G., Masters S.B., dan Trevor
Review. The American Journal of the A.J. (2012). Basic & Pharmacology. 12th
Medical Sciences. Vol.334 No.2. Editon. The McGraw-Hill Companies, Inc.
5. Rita., Indri. K., Sri, W. (2013). Uji 15. Erwin, S.C., dan Purwitasari , T. (2012).
Aktivitas Fraksi Methanol Daun Kesum Uji Hipoglikemik Ekstrak Metanol Daun
(Polygonum minus Huds.) pada Tikus Majapahit (Crescentia Cujute L.) terhadap
Jantan Galur Wistar yang diinduksi Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan.
Cisplatin. Program Studi Farmasi Fakultas Jurnal Kimia Mulawarman, 9(2), pp. 50-
Kedokteran Universitas Tanjungpura. 90.
6. Gowda, S., Desai, P.B., Kulkarni, S.S., 16. Basith, (2012). Efek Nefroprotektor
Hull, V.V., Math, A.A.K., Vernekar, S.N. Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum)
(2010). Markers of renal function tests. N Terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit
Am J Med Sci. 2 (4): 170-3. (Mus Musculus) Yang Diinduksi
7. Verdiansah, (2016). Pemeriksaan Fungi Paracetamol. Universitas Sebelas Maret.
Ginjal. Rumah Sakit Hasan Sadikin, Surakarta.
Bandung, Indonesia.
8. Michael, (2013). Pengaruh Ekstrak 17. Mishra P. and Mishra S. (2011). Study of
Metanol Daun Kesum (Polygonum minus Antibacterial Activity of Ocimum sanctum
Huds.) Terhadap Peningkatan Kadar Extract against Gram Positive and Gram

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 8
Negative Bacteria. American J of Food
Tech.
18. Aytul, K. (2010). Antimicrobial and
antioxidant activities of olive leaf extract
and its food applications. A Thesis
Submitted to the Graduate School of
Engineering and Sciences of İzmir
Institute of Technology in Partial
Fulfillment of the Requirements for the
Degree of Master of Science in
Biotechnology.

Corresponding author: Bhaktiar Mulya Jaya, Medical Faculty University of Muhammadiyah


Purwokerto, Central Java, Indonesia.
E-mail: bmjaya03@gmail.com 9

Anda mungkin juga menyukai