Anda di halaman 1dari 7

P-ISSN 1979519X

Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

INTERAKSI BIOKIMIA PADA REGULASI CAIRAN TUBUH


Sebuah Tinjauan Pustaka
Reynardi Sutanto1, Ghina Rania1
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jakarta

ABSTRAK

Interaksi biokimia di dalam tubuh merupakan salah satu dari topik fisiologi yang paling
mendasar. Adapun salah satu interaksi biokimia yang paling penting untuk diketahui
adalah pengetahuan tentang regulasi cairan tubuh. Sekitar 50-70% tubuh seorang
manusia terdiri atas cairan. Karena proporsinya yang besar, perubahan pada kondisi
cairan tubuh dapat memberikan efek besar bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh
sebab itu, tubuh akan berusaha untuk melakukan serangkaian regulasi cairan agar
homeostasis dapat terjaga. Tinjauan pustaka ini ditulis untuk mengetahui interaksi
biokimia dalam regulasi tersebut. Setelah menelusuri 9 (sembilan) literatur ilmiah berbeda,
peneliti menyimpulkan bahwa regulasi cairan tubuh manusia terdiri atas serangkaian
tindakan untuk menjaga pH tubuh. Untuk melakukannya, tubuh menggunakan sistem
dapar yang terdiri atas dapar kimia dan fisiologis yang didasarkan atas berbagai konsep
biokimia, seperti osmolaritas, asam dan basa, larutan dapar, serta kesetimbangan kimia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep dasar biokimia memainkan
peranan penting dalam praktik klinik ilmu kedokteran.

Kata kunci: biokimia, cairan tubuh, fisiologi

ABSTRACT

Biochemical interaction inside the body is one of the most basic topics of physiology. Of
all the biochemical interactions, one of the most prominent is the knowledge about
biochemical interaction on bodily fluids regulation. Around 50-70% of the human body
consists of fluids. Because of the large proportion occupied, change in bodily fluids
condition could tremendously affect the well-being of a human being. Hence, the body will
try to regulate bodily fluids so that homeostasis may be preserved. This literature review
is conducted to shed light on biochemical interactions on that regulation. After
researching 9(nine) different medical literatures, researchers conclude that human bodily
fluids regulation consist of measures taken to control body pH. In order to accomplish this,
the body uses a buffer system consists of chemical and physiological parts which are
based on many concepts of biochemistry, such as osmolarity, acid-base interaction,
buffer solution, and chemical equilibrium. Thus, biochemical concepts play a major role in
practical clinical practice of medicine.

Keywords: biochemistry, bodily fluids, physiology

1. PENDAHULUAN mempelajari interaksi zat serta proses


Interaksi biokimia merupakan salah kimia yang terjadi pada makhluk-
satu dari sekian banyak topik penting makhluk hidup selama perkembangan
dalam ilmu fisiologi. Meski tampak dan kehidupannya merupakan basis dari
sebagai dua cabang ilmu yang berbeda, kajian fungsi kehidupan makhluk hidup
biokimia dan fisiologi pada ilmu yang dipelajari pada fisiologi.1,2 Konsep-
kedokteran memiliki keterkaitan yang konsep biokimia, seperti osmolaritas,
sangat erat. Ilmu biokimia yang asam dan basa, larutan dapar, serta

18
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

kesetimbangan kimia merupakan basis basa, larutan dapar, serta gangguan


dari berbagai penjelasan fisiologis fisiologis yang diakibatkan oleh masalah
manusia. Adapun dari sekian banyak interaksi biokimia pada tubuh manusia.
interaksi biokimia yang terdapat dalam
4. PEMBAHASAN
tubuh, interaksi yang memainkan 4.1 Air Dan Osmolaritas
peranan penting merupakan interaksi Cairan tubuh terdistribusi ke
biokimia pada regulasi cairan tubuh. dalam dua kompartemen, yaitu cairan
Sekitar 50-70% tubuh seorang intraseluler dengan proporsi 2/3 cairan
manusia terdiri atas cairan. Cairan ini tubuh dan ekstraseluler dengan proporsi
terdistribusi ke dalam dua kompartemen 1/3. Cairan ekstraseluler sendiri dapat
dibagi menjadi dua kompartemen, yaitu
tubuh, yaitu cairan intraseluler dan
cairan plasma yang terletak pada
cairan ekstraseluler. Karena proporsinya pembuluh darah dan cairan interstisium
yang besar, perubahan pada kondisi yang mengisi ruang antarsel.3 Cairan-
cairan tubuh dapat memberikan efek cairan ini terdiri atas air sebagai pelarut
besar bagi kelangsungan hidup dan molekul-molekul kimia lainnya yang
manusia. Oleh sebab itu, tubuh akan
3 terlarut. Karena berperan sebagai
selalu berusaha meregulasi kondisi pelarut, konsentrasi air sangat tinggi
dalam cairan. Sebagai contoh, 91-92%
cairannya sehingga homeostasis tetap
cairan plasma merupakan air.5
terus terjaga. Di antara setiap kompartemen
Biokimia merupakan cabang ilmu cairan tubuh, terdapat membran seluler
yang mempelajari keadaan kimiawi yang semipermeabel. Membran ini
makhluk hidup beserta proses-proses terdiri atas dua lapisan fosfolipid dengan
vitalnya.4 Biokimia memainkan peranan kepala nonpolar yang hanya permeabel
terhadap molekul-molekul nonpolar.3
penting dalam pemahaman berbagai
Bagi molekul-molekul lain yang bersifat
proses yang terjadi pada zat-zat polar, seperti air, cara melewati
penyusun cairan tubuh. Karya tulis ini membran ini adalah dengan
akan membahas beragam interaksi menggunakan protein transporter yang
biokimia yang turut meregulasi cairan terletak pada membran tersebut.6
tubuh, seperti osmolaritas, asam dan Protein transporter untuk air dapat
basa, larutan dapar, serta ditemukan dalam jumlah besar pada
membran selular dan bersifat transport
kesetimbangan kimia.
pasif. Oleh sebab itu, air dapat
berpindah menuju berbagai
2. METODE kompartemen cairan tubuh dengan
Tulisan ini dibuat dengan bebas. Akan tetapi, hal yang sama tidak
mempertimbangkan penelusuran berlaku pada molekul-molekul polar
literatur (literature review) dari literatur lainnya, seperti ion-ion Na+, K+, HCO3-,
ilmiah, referensi lain yang bisa ditelusuri, dan lain-lain.6 Akibatnya, terjadi
dan buku teks termutakhir dan perbedaan konsentrasi zat terlarut
terpercaya mengenai topik interaksi antarkompartemen cairan tubuh.
Sebagai respons natural terhadap hal
biokimia pada regulasi cairan tubuh.
tersebut, air akan berpindah dari daerah
dengan konsentrasi rendah ke daerah
3. HASIL PENELITIAN dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
Setelah melakukan penelusuran Proses ini disebut sebagai osmosis.3,7,8
literatur, peneliti menemukan 3 (tiga) Pada biokimia cairan tubuh,
buku teks, 9 (sembilan) literatur konsentrasi zat terlarut dihitung dengan
penelitian, dan 3 (tiga) kuliah umum nilai osmolaritas larutan. Osmolaritas
yang dapat digunakan untuk menyusun adalah jumlah partikel osmotik aktif
tinjauan pustaka ini. Tinjauan pustaka larutan yang dikalikan dengan
disusun secara sistematis dan holistis konsentrasi larutan tersebut dan
oleh 2 (dua) peneliti dengan memiliki satuan mOsm/L.3,8 Secara
mempertimbangkan hubungan air dan
osmolaritas, dasar interaksi asam dan

19
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

matematis, osmolaritas dapat


didefinisikan sebagai:

����������� = �. � Gambar 1. Teori Asam-Basa Brønsted-


Lowry10
g = jumlah partikel osmotik aktif larutan
(Osm/mol) Gambar 1 menunjukan
C = konsentrasi larutan (mmol/L) persamaan kimia antara reaksi
ammonia dan air menurut teori
Patut diingat bahwa konsentrasi Brønsted-Lowry. Melalui gambar
larutan berbeda dengan osmolaritas tersebut, dapat terlihat bahwa ammonia
karena konsentrasi larutan tidak merupakan basa sementara air
memperhitungkan disosiasi molekul berperan sebagai asam. Pada sisi
terlarut yang meningkatkan jumlah sebelah kanan, sisa molekul ammonia
partikel osmotik aktif larutan. Pada membentuk ion ammonium sementara
beberapa keadaan, nilai konsentrasi zat air membentuk ion hidroksida. Pada sisi
terlarut tidak diekspresikan ini, sisa molekul-molekul reaktan
menggunakan osmolaritas, melainkan bertukar sifat satu sama lain karena ion
osmolalitas. Osmolalitas memiliki satuan ammonium, bila bereaksi dengan ion
mOsm/kg. Karena 1 kg air memiliki hidroksida, akan mendonorkan proton,
volume sekitar 1 L, osmolaritas dan sementara ion hidroksida menerima
osmolalitas biasanya memiliki angka proton. Pasangan antara molekul
yang sama.3,8 sebelum reaksi dan setelah reaksi,
Perpindahan air yang terjadi pada dengan pertukaran sifat yang terjadi,
osmosis dapat dicegah oleh sebuah disebut sebagai pasangan asam-basa
tekanan yang disebut tekanan osmotik. konjugasi (Gambar 2).10
Tekanan osmotik (π) dipengaruhi oleh
nilai osmolaritas, jenis zat terlarut, dan
suhu larutan. Tekanan ini dapat diukur
dengan menggunakan persamaan van’t
Hoff, yaitu:3
Gambar 2. Pasangan Asam-Basa
� = ����������� . � . � . � Konjugasi10
σ = Koefisien refleksi zat terlarut (0 bagi Asam dan basa dapat
molekul yang sangat permeabel hingga diklasifikasikan berdasarkan
1 bagi molekul yang sangat tidak kemampuan ionisasinya menjadi asam
permeabel) atau basa kuat dan asam atau basa
R = Konstanta Gas (0.082 L.atm/mol.K) lemah. Asam atau basa yang kuat akan
T = Suhu absolut (K) terdisosiasi secara sempurna dalam
larutan. Contoh asam kuat adalah HCl
4.2 Asam dan Basa sementara contoh basa kuat adalah
4.2.1 Definisi NaOH. Di sisi lain, asam atau basa yang
Dalam definisi tradisionalnya lemah hanya akan terdisosiasi sebagian
menurut Arrhenius, asam merupakan dalam larutan. Contoh asam lemah
molekul yang menghasilkan ion H+ pada adalah asam laktat, sementara contoh
larutan berair, sementara basa basa lemah adalah ammonia.9,11
merupakan molekul yang menghasilkan 4.2.2 Nilai pH dan pOH
ion OH- pada larutan berair. Teori lain Nilai pH merupakan sebuah
yang lebih modern dan universal formula logaritmik yang digunakan untuk
dikemukakan oleh Brønsted dan Lowry. mengekspresikan konsentrasi H+
Menurut mereka, asam adalah molekul (Gambar 3a). Sementara itu, nilai pOH
yang mendonorkan proton (H+), digunakan untuk mengekspresikan
sementara basa adalah molekul yang konsentrasi OH- (Gambar 3b). Pada
menerima proton.9–11 umumnya, nilai yang lebih sering dipakai
adalah pH.3,10

20
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

a. �� = − ��� [�+ ] asam laktat dan CO2 dari glukosa.


b. ��� = − ��� [��− ] Asam-asam tersebut dikelompokkan ke
Gambar 3. Formula pH (a) dan pOH (b) dalam tiga kelompok besar, yaitu asam
volatile yang mudah menguap, seperti
Berdasarkan formulanya, asam karbonat, asam fixed yang tidak
peningkatan nilai pH berbanding terbalik terpisahkan dengan larutan, seperti
dengan peningkatan konsentrasi H+ asam sulfat dan asam fosfat, serta asam
namun berbanding lurus dengan organik yang merupakan hasil
peningkatan konsentrasi OH-. metabolisme anaerob, seperti asam
Sebaliknya, peningkatan nilai pOH laktat.9
berbanding lurus dengan peningkatan
konsentrasi H+ namun dengan
berbanding terbalik dengan konsentrasi
OH-. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan
bahwa pH yang semakin kecil
menandakan bahwa larutan tersebut
lebih asam, begitu pula sebaliknya.
Patut diingat pula bahwa pH yang
disebut netral adalah pH = 7 karena
pada kondisi tersebut baik nilai pH
maupun pOH sama-sama bernilai 7.9,10
4.2.3 Asam dan Basa pada Tubuh
pH adalah salah satu parameter
terpenting kehidupan. Perubahan pada
pH berdampak pada banyak proses
fisiologis tubuh, mulai dari tingkat seluler,
jaringan, hingga sistemik. Pada tingkat Gambar 4. Metabolisme makromolekul
seluler, pH memainkan peranan penting nutrisi menjadi asam9
dalam menjaga keberlangsungan reaksi
kimia, fungsi enzim serta protein lainnya, 4.3 Larutan Dapar
dan kerja organel. Pada tingkat jaringan Dapar atau buffer mengandung
dan sistem organ, pH tubuh turut serta asam lemah dan basa konjugasinya,
mengatur aliran udara paru, penjagaan atau sebaliknya, serta memiliki
hidrasi dan transparansi kornea, serta kemampuan menjaga pH suatu larutan
penurunan, bila pH turun, maupun meskipun terjadi penambahan ion H+
penaikan, bila pH naik, eksitabilitas maupun ion OH-. Gambar 5
saraf dan otot.9,12 Sementara secara menerangkan mengenai apa yang
sistemik, pH memodulasi interaksi terjadi pada larutan dapar asam asetat,
elektrolit plasma serta aliran darah ke yang ditulis sebagai HA, serta basa
seluruh tubuh.10,12 konjugasinya, asetat, yang ditulis
Tubuh menggunakan berbagai sebagai A-, ketika terjadi penambahan
mekanisme biokimia maupun fisiologis OH-.6,14
untuk mencapai nilai pH normal, yaitu di
antara 7.35 sampai 7.45. Jika tubuh
tidak mencoba mengatur kadar pH-nya,
akumulasi asam sebesar 22.000
mEq/hari dapat terjadi dan pH akan
cenderung turun6. Hal ini dapat terjadi
karena metabolisme tubuh
menghasilkan metabolit asam. Asam-
asam ini berasal dari metabolisme zat-
zat nutrisi makanan, seperti karbohidrat,
protein, dan lemak (Gambar 4). 9,13
Adapun asam-asam metabolit
tubuh meliputi asam karbonat, asam
sulfat dan asam fosfat dari metabolisme
protein, benda keton dari lemak, serta

21
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

Gambar 5. Kurva titrasi dapar asam


asetat6,15 Asam lemah: H2CO3 atau CO2
Basa konjugasi: HCO3-
Pada penambahan 0.5 ekuivalen
OH-, setengah HA telah terdisosiasi 2. Sistem Fosfat
menjadi A-, sehingga konsentrasi
pasangan asam-basa konjugasi tersebut
menjadi sama. Titik tengah ini
diekspresikan oleh persamaan
Henderson-Hasselbalch sebagai pKa. Di
sebelah kiri maupun kanan pKa terlihat
bahwa pengurangan atau penambahan
OH- memiliki efek yang kecil terhadap
perubahan pH. Akan tetapi, akan ada
suatu titik di mana salah satu pasangan
asam-basa konjugasi (HA dan A-) dapar
Asam lemah: H2PO4- atau HPO42-
telah tidak mampu lagi mengompensasi
Basa konjugasi: HPO42- atau PO43-
penambahan atau pengurangan OH-.
Alhasil, perubahan pH menjadi lebih
3. Sistem Protein
signifikan.6,14
Persamaan Henderson-
Hasselbalch digunakan ntuk mengukur
pH pada larutan dapar. Pada larutan
Asam lemah: protein, gugus karboksil (-
dapar, pH dipengaruhi oleh nilai pKa
COOH)
asam tersebut dan konsentrasi asam
Basa konjugasi: protein, gugus amino (-
dan basa konjugasinya10. Secara
NH2)
matematis, persamaan ini dituliskan
4.4 Gangguan Kesetimbangan Asam-
sebagai:
Basa
���� ��������� Ketika pH tubuh lebih rendah atau
�� = ��� + log
[���� ����ℎ] lebih tinggi dari kadar normalnya, seperti
saat mengalami hipoksia yang terinduksi
oleh ketinggian atau hipoventilasi dan
Di dalam tubuh, sistem dapar hiperventilasi, tubuh akan mengalami
yang ditemukan meliputi sistem dapar gangguan kesetimbangan asam-basa.
bikarbonat-asam karbonat pada cairan Gangguan ini disebut sebagai asidosis
ekstraseluler, sistem dapar fosfat pada bila pH tubuh rendah atau alkalosis bila
semua tipe sel, dan sistem dapar protein pH tubuh meningkat. Untuk menjaga
milik sel dan plasma.6,9,16 Karena sistem dan mengembalikan kondisi pH, tubuh
dapar bikarbonat-asam karbonat menggunakan tiga mekanisme
merupakan dapar paling penting pada kompensasi, yaitu melalui sistem dapar
cairan ekstraseluler, kadarnya lebih kimia, dapar paru, dan dapar ginjal.
muda diukur secara klinis dan berfungsi Dapar paru dan dapar ginjal merupakan
sebagai dapar terhadap perubahan kompensasi fisiologis, sementara dapar
asam nonkarbonat.13 Sistem dapar kimia menggunakan larutan dapar untuk
fosfat bekerja pada cairan intraseluler menjaga pH.9,13,17
serta urin, sementara sistem dapar Sistem dapar yang paling
protein, yang meliputi dapar hemoglobin, berpengaruh terhadap proses
asam amino, dan protein plasma, kompensasi kimia adalah sistem dapar
meregulasi pH pada kedua bikarbonat-asam karbonat. Ketika terjadi
kompartemen cairan meski dengan peningkatan ion hidrogen,
pengaruh yang lebih kecil.10,16 Berikut kesetimbangan sistem ini akan bergeser
merupakan formula reaksi kimia yang ke arah pembentukan CO2 dan H2O
terjadi pada setiap sistem dapar: akibat reaksi antara ion hidrogen dan
1. Sistem Bikarbonat-Asam ion bikarbonat. Begitu pula sebaliknya,
Karbonat alkalosis akibat kenaikan kadar CO2
akan menggeser kesetimbangan ke
arah pembentukan ion hidrogen dan ion

22
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

bikarbonat akibat reaksi CO2 dan H2O. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012.
Perubahan ini dimediasi oleh enzim 216 p.
carbonic anhydrase. Dapar kimia
lainnya, seperti protein hemoglobin 5. Długaszek M. Studies on
bekerja dengan menjaga kadar CO2 dan relationships between essential and
H2CO3 sepanjang sistem kardiovaskuler
toxic elements in selected body fluids,
sementara dapar fosfat bekerja pada
ginjal.6,13 cells and tissues. Chem Biol Interact.
2019 Jan 5;297:57–66.
5. KESIMPULAN
Bila proses homeostasis pada 6. Lieberman M, Marks A. Marks’ basic
cairan tubuh mengalami gangguan, medical biochemistry: a clinical
seperti pada perubahan pH, gejala klinis approach. 4rd ed. Philadelphia:
dan patologis dapat muncul dan Lippincott Williams & Wilkins; 2013. 43–
menyebabkan penyakit. Untuk menjaga 51 p.
pH, tubuh menggunakan sistem dapar
yang terdiri atas dapar kimia dan 7. Hosseiniyan Khatibi SM, Zununi
fisiologis. Maka, berbagai konsep
Vahed F, Sharifi S, Ardalan M, Mohajel
biokimia, seperti osmolaritas, asam dan
basa, larutan dapar, serta Shoja M, Zununi Vahed S. Osmolytes
kesetimbangan kimia, memainkan resist against harsh osmolarity:
peranan penting dalam praktik klinik Something old something new.
ilmu kedokteran. Oleh sebab itu, Biochimie. 2019 Mar 1;158:156–64.
dibutuhkan pemahaman mendasar akan
aspek biokimia yang mendasari 8. Rasouli M. Basic concepts and
patofisiologi dari setiap penyakit cairan practical equations on osmolality:
tubuh.
Biochemical approach. Clin Biochem.
UCAPAN TERIMA KASIH 2016 Aug;49(12):936–41.
Peneliti mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya terhadap 9. Mudjihartini N. Biokimia Asam-Basa.
fasilitas perpustakaan Universitas Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia yang memungkinkan akses Indonesia; 2018 Feb; Depok.
terhadap penelusuran literature dalam
tinjauan pustaka ini. 10. Arsianti A. The chemistry of acids,
bases, and buffers. Fakultas Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Universitas Indonesia; 2018 Jan; Depok.
1. Stotz E. biochemistry [Internet].
Encyclopedia Britannica. 2020 [cited 11. Romero MF, Rossano AJ. Acid-Base
2020 Nov 12]. Available from: Basics. Semin Nephrol. 2019;39(4):316–
https://www.britannica.com/science/bioc 27.
hemistry
12.Occhipinti R, Boron WF.
2. Sheer B. physiology [Internet]. Mathematical modeling of acid-base
Encyclopedia Britannica. 2020 [cited physiology. Prog Biophys Mol Biol. 2015
2020 Nov 12]. Available from: Jan;117(1):43–58.
https://www.britannica.com/science/phys
iology 13. Yolanda S. Fluid, electrolyte, (acid-
base) balance. Fakultas Kedokteran
3. Costanzo L. Physiology. 6th ed. Universitas Indonesia; 2019 Jan 30;
Philadelphia: Elsevier; 2018. 1–14 p. Depok.

4. Albert D, Block A, Bruce B, Haines D, 14. Watanabe K, Miyamoto M, Imai Y.


McCloskey L, Mitchell R, et al. Dorland’s An estimation of buffer values of human
illustrated medical dictionary. 32nd ed. whole blood by titration experiment

23
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733

under the open condition for carbon


dioxide gas. Jpn J Physiol. 2001
Dec;51(6):671–7.

15. Kimia I. Kurva Titrasi [Internet]. Ilmu


Kimia | Artikel dan Materi Kimia. 2013
[cited 2020 Nov 12]. Available from:
https://www.ilmukimia.org/2013/01/kurva
-titrasi.html

16. Al-Gousous J, Sun KX, McNamara


DP, Hens B, Salehi N, Langguth P, et al.
Mass Transport Analysis of the
Enhanced Buffer Capacity of the
Bicarbonate-CO2 Buffer in a Phase-
Heterogenous System: Physiological
and Pharmaceutical Significance. Mol
Pharm. 2018 05;15(11):5291–301.

17. Swenson ER. Hypoxia and Its Acid-


Base Consequences: From Mountains
to Malignancy. Adv Exp Med Biol.
2016;903:301–23.

24

Anda mungkin juga menyukai