Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dede Alfiyah D.

Mafata
NIM : 1906100013
Kelas :A
Tugas Teknik Eksplorasi

Indonesia sejatinya memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup besar, karena
berdasarkan letak geografis dan kondisi geologinya. Kekayaan alam ini tentunya bisa menjadi
sumber kemakmuran rakyat Indonesia jika dikelola dengan baik. Kegiatan pertambangan
merupakan salah satu cara untuk mengelola sumber daya ada di Indonesia. Melakukan kegiatan
pertambangan tidaklah mudah dibutuhkan modal yang besar , teknologi yang canggih, dan kualitas
individu yang baik. Kegiatan pertambangan dapat memberikan keuntungan yang tinggi bagi
negara maupun bagi pengelola pertambangan namun resiko dibidang pertambangan juga cukup
tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan tahap eksplorasi dalam meminimalisir hal tersebut.
Eksplorasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi,
ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian
dapat dilakukan analisis atau kajian untuk dilakukan penambangan. Dalam eksplorasi mineral
berharga, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan yaitu diantaranya data eksplorasi
sebelumnya, kondisi jurnal geologi, struktur geologi, cara terbentuknya mineral, lingkungan
sekitar, dan sifat-sifat fisik mineral atau batuan sekitar, sifat-sifat kimia mineral, teknologi,
peralatan yang tersedia, sumber daya manusia dan asosiasi mineral. Konsep eksplorasi pada
umumnya dibagi menjadi dua, yaitu adalah eksplorasi yang sudah diketahui keterdapatannya dan
eksplorasi yang belum diketahui keterdapatannya. Untuk eksplorasi yang sudah diketahui adanya
diperoleh dari suatu informasi data permukaan misalnya adanya singkapan dan ditambah dengan
data pengeboran kemudian dilakukan ekspansi yang berbasis geologi untuk daerah yang
diketahui.
Tahapan eksplorasi secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu diantaranya survei
tinjau ,prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. berikut tahapan di dalam kegiatan
eksplorasi :
1. Survei Tinjau

Survei tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang


berpotensi terdapat mineral pada skala regional yang berdasarkan hasil studi geologi
regional diantaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara, metode tidak langsung
lainnya dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulan nya berdasarkan
ekstrapolasi. Tujuan dari survei tinjau adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah
anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut perkiraan kuantitas
sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau adanya kemiripan dengan
endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.

2. Tahap Prospeksi

Tahapan prospeksi adalah tahapan eksplorasi yang mempersempit daerah yang


mengandung endapan mineral yang potensial. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya, Pada tahap ini
dilakukan penentuan metode eksplorasi dalam prospeksi yang biasanya mencakup daerah
yang sangat luas. Metode eksplorasi yang digunakan geofisika dan geokimia. atau yang
biasa kita sebut dengan metode eksplorasi tidak langsung. Untuk daerah yang mencakup
luas contoh data yang diambil data dari citra satelit, foto udara dan airborne magnetical.
Metode eksplorasi tidak langsung, metode geofisika, dibagi menjadi metode magnetic,
metode gravitasi metode geolistrik dan metode radioaktif. Metode geolistrik dibagi lagi
yaitu tahanan jenis, dipoe-dipole, dan polarisasi. Metode eksplorasi tidak langsung
berikutnya yaitu adalah metode geokimia. Metode ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis
yaitu diantaranya soil geochemistry, rock geochemistry, stream sedimen, long water
chemistry, elemen geochemistry.

3. Tahap Eksplorasi Umum

Eksplorasi umum adalah tahapan eksplorasi deliniasi awal dari suatu endapan yang
terindentifikasi. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologis suatu endapan
mineral berdasarkan indikasi sebaran perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran,
kualitas dan kuantitasnya. Metode yang digunakan pada tahap eksplorasi umum adalah
metode eksplorasi langsung. Metode eksplorasi langsung dibagi menjadi beberapa jenis
diantaranya pemetaan geologi yang digunakan untuk pendataan informasi geologi
permukaan yang berupa gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan atau statik
grafik, informasi gejala atau struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola
penyebaran batuan atau mineral.

Selanjutnya trasing atau parit uji. Trasing atau pembuatan paritan merupakan salah
satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber bizi endapan pada suatu
overburden yang sangat tipis. Selanjutnya adalah tancing float atau perurutan potongan
terbawah air di sungai. Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan dari badan
biji yang lapuk dan tererosi akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air maka float ini
ditransfer ke tempat yang lebih rendah atau kearah hilir.

Selanjutnya adalah test pit atau sumur uji. Test pit digunakan pada endapan yang
dangkal. Test pit atau sumur uji merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau
pemastian kemenerusan Lapisan dalam arah vertikal ke dalam yang kurang besar dari 2,5
meter. Selanjutnya yaitu drilling atau pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel
batuan yang berada di bawah permukaan tanah sehingga dapat ditentukan kandungan-
kandungan dari batuan itu sendiri.

4. Tahap Eksplorasi Rinci

Eksplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk mendelinasi secara rinci dalam tiga
dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan
tarikan, lubang bor, sep, dan terowongan. Jarak percontohan sedemikian rapat sehingga
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral
tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitiannya tinggi. Uji pengolahan dari
pencontohan ruang ataupun sampling mungkin diperlukan pada tahap eksplorasi rinci ini.
Sampling merupakan teknik pengambilan pada suatu bagian yang presentatif atau satu
bagian dari keseluruhan badan bijih yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik
untuk mendapatkan informasi keseluruhannya. Sampling atau pengambilan contoh
dilakukan dengan cara yang pertama langsung di permukaan tanah contohnya grab
sampling, cip sampling , steam sedimen sampling, channel sampling dan lain-lain. Yang
kedua dengan membuat parit uji atau sumur uji contohnya channel sampling. Yang ketiga
dengan pengeboran contohnya core samping dan cuting.

5. Tahap Laporan Eksplorasi

Tahapan eksplorasi yang terakhir yaitu tahap laporan eksplorasi. Tahapan laporan
eksplorasi adalah dokumentasi mutakhir dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral yang dapat digunakan.
Pembuatan laporan eksplorasi harus memperhatikan panduan yaitu kode kcmi dan standar
nasional Indonesia 5015.2.20019. Untuk pengambilan keputusan pada setiap tahap pada
tahapan eksplorasi dapat ditentukan apakah akan dilanjutkan atau tidak dilanjutkan. Jika
berkemungkinan untuk tidak dilanjutkan sebaiknya kegiatan eksplorasi diberhentikan pada
tahap yang memungkinkan untuk diberhentikan. Jika memungkinkan maka keputusan
yang diambil yaitu adalah eksplorasi tetap dilanjutkan sehingga akhir dari eksplorasi
tersebut terbentuklah laporan eksplorasi. Setelah semua rangkaian tahapan eksplorasi
dilakukan di dalam kegiatan pertambangan tahapan selanjutnya yaitu adalah studi
kelayakan yaitu untuk menentukan apakah suatu bahan galian tersebut layak di tambang
atau tidak, baik dari segi ekonomis maupun keberlanjutannya.

Anda mungkin juga menyukai