Kajian Penerapan Arsitektur Organik Pada Kawasan Agrowisata
Kajian Penerapan Arsitektur Organik Pada Kawasan Agrowisata
id
https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS
Research paper doi: 10.30822/arteks.v5i2.366
Copyright ©2020 Gina Liana Wati, Anisa. This is an open access article distributed the Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
185
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
bangunannya antara lain Alvar Aalto, Louis 2012). Pernyataan tersebut dapat didukung
Henry Sullivan dan Hugo Haring (Rasikha 2009). dengan pernyataan Sujanra, Mustaqimmah, dan
Menurut Frank Lloyd Wright, arsitektur Wahyuwibowo (2017) yang menyatakan bahwa
organik memiliki delapan konsep dasar yang arsitektur organik dapat menciptakan keselarasan
dijadikan sebagai acuan dalam mendesain sebuah secara visual antara tapak dan lingkungan alam
bangunan (Nagoy and Sela 2016). Konsep dasar sekitar (Sujanra, Mustaqimmah, and
tersebut yaitu, building as nature, continous Wahyuwibowo 2017). Selain itu juga, menurut
present, form follows flow, of the people, of the Dalawir, Tilaar dan Poli (2015) dalam
hill, of the material, youthful and unexpected, penelitiannya menyataan bahwa arsitektur
living music. Dengan menerapkan delapan konsep organik pada kawasan industri berbasis wisata
dasar tersebut pada arsitektur maka kesan dapat memberikan kesan yang menyatu dengan
arsitektur yang menyatu dengan alam dapat alam tanpa merusak lingkungan alam sekitar
tercipta (Widodo 2019; Subroto 2019). Salah satu (Dalawir, Tilaar, and Poli 2015). Sehingga
penelitian yang pernah dilakukan pada kawasan dengan adanya pernyataan yang saling
taman, mengkaitkan antara salah satu prinsip mendukung tersebut, penuls menyimpulkan
arsitektur organik dengan aksesibilitas difabel, bahwa penerapan arsitektur organik pada
didapatkan kesimpulan salah satunya bahwa kawasan agrowisata dapat menciptakan kesan
beberapa elemen di taman seperti memanfaatkan yang lebih menyatu dengan alam.
kontur dan pengaturan vegetasi merupakan Beberapa permasalahan yang muncul
aplikasi dari arsitektur organik pada taman menyangkut penerapan arsitektur organik pada
(Masruroh, Mauliani, and Anisa 2015). kawasan agrowisata modern antara lain,
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bagaimana penerapan arsitektur organik pada
mengembangkan industri pariwisata (Rahma and kawasan agrowisata modern dan elemen-elemen
Handayani 2013). Pernyataan tersebut juga apa saja yang menunjukkan bahwa kawasan
didukung dengan data World Tourism agrowisata telah menerapkan arsitektur organik.
Organization dalam kajian Basiya dan Rozak Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukanlah
tahun 2012, menyatakan bahwa kunjungan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
wisatawan di Indonesia meningkat sebesar 7,6% penerapan arsitektur organik dan elemen-elemen
setiap tahunnya (Basiya and Rozak 2012; Pudianti apa saja yang menandakan arsitektur organik pada
and Vitasurya 2019; Koy and Rodrigues 2019; kawasan agrowisata.
Bawole 2020). Agrowisata merupaan salah satu
jenis wisata pertanian yang kini mulai diminati
(Pamulardi 2006). Kawasan agrowisata modern Metode penelitian
merupakan kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan potensi alam, pertanian (agro), Penelitian ini menggunakan pendekatan
budaya, dan aktivitas masyarakat pedesaan rasionalistik deduktif, dengan metode deskriptif
sebagai daya tarik (Gunawan 2016). Kegiatan kualitatif. Pendekatan deduktif dipilih karena
Agro merupakan usaha pertanian yang dapat penelitian ini berangkat dari pengetahuan penulis
diklasifikasi menajdi empat kelompok, yaitu mengenai teori arsitektur organik dan agrowisata,
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kemudian penulis melakukan observasi dan
kehutanan, peternakan dan perikanan (Suhato menyesuaikan fakta-fakta lapangan dengan teori
2016). Agrowisata juga diharapkan dapat tersebut. Data dalam penelitian ini didapatkan
menambah penghasilan para petani, dari proses observasi lapangan yang kemudian
meningkatkan kelestarian alam, budaya dan diolah menggunakan software Autocad 2012.
teknologi lokal dalam mengolah pertanian yang Hasil dari obesrvasi tersebut berupa data site plan,
sudah digunakan secara turun-temurun (Muzha blok plan, dan tampak kawasan.
2013). Analisis dilakukan secara singkat dengan
Dalam pengembangannya, agrowisata mengidentifikasi delapan konsep dasar arsitektur
didukung oleh kondisi alam yang sejuk dan organik pada kawasan agrowisata yang
memungkinkan untuk kegiatan wisata alam dicetuskan oleh Frank Llyod Wright, yaitu
(Susetyaningsih 2013). Wisata alam memiliki building as nature, continous present, form
daya tarik yang meliputi pemandangan alam follows flow, of the people, of the hill, of the
daratan, larutan, pantai, iklim dan ciri khas material, youthful and unexpected, living music
kondisi geografis lainnya (Basiya and Rozak
186
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas
(Nagoy and Sela 2016). Setelah dilakukan tahap Temuan dan pembahasan
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan berupa
konsep dan elemen-elemen yang dapat Building is nature
menunjukan penerapan aristektur organik pada Konsep building is nature yaitu konsep pada
kawasana agrowisata. arsitektur yang diterapkan sehingga dapat
Studi kasus yang dipilih adalah Kuntum menimbulkan kesan menyatu dengan alam
Farmfield dengan beberapa alasan, yaitu kawasan (Nagoy and Sela 2016). Building is nature
agrowisata yang diminati banyak pengunjung diterapkan pada Kuntum Farmfield dengan
karena selalu ramai dan memiliki visusalisai yang mengaplikasikan desain bangunan yang
selaras dengan lingkungan alam sekitar. menggunakan struktur kayu dan meminimalisir
Berdasarkan data yang didapatkan melalui google dinding pembatas. Struktur kayu pada bangunan
maps, Kuntum Farmfield berlokasi di Jalan Raya yang terekspos memberikan keselarasan dengan
Tajur No. 291, Sindangrasa, Kec. Cisarua, Bogor, lingkungan alam sekitar yang merupakan
Jawa Barat, dengan luas 6,16 hektare (Lihat pegunungan dengan pepohonan hijau. Sedangkan
gambar 1). desain bangunan dengan minimnya dinding
Gambar 1 pembatas memungkinkan masuknya view alam
sekitar yang masih asri, sehingga memberikan
kesan menyatu dengan alam sekitar. Selain itu
desain tapak yang banyak mengandung unsur
alam seperti, jembatan dan kolam yang
menambah kesan selaras dan menyatu dengan
alam sekitar yang merupakan pepohonan dan
pegunungan hijau (Lihat gambar 2).
187
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
188
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas
189
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
190
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas
Gambar 6
191
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
Gambar 7
192
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas
Living music elemen pada kawasan ini juga dapat dilihat dari
Living music merupakan konsep arsitektur penggunaan jendela dan desain pintu pada
yang diterapkan pada arsitektur dengan bangunan. Jendela dengan ukuran dan jenis yang
mendesain bangunan menggunakan pengulangan sama disusun berulang pada fasad bangunan.
elemen-elemen yang dapat menimbulkan ritme Desain pintu menggunakan deretan baja yang
bagi orang yang melihatnya (Nagoy and Sela berukuran dan berjarak sama juga memberikan
2016). Living music pada kawasan Kuntum ritme bagi orang yang melihat. Dengan demikian,
Farmfield ditimbulkan akibat adanya deretan maka kawasan Kuntum Farmfield telah
kolom kayu yang berulang pada bangunan di mengaplkasikan ritme pada desain bangunan pada
kawasan ini. Selain itu, pengulangan elemen- kawasan (Lihat gambar 9).
Gambar 9
193
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
sistem multi massa pada kawasan yang luas dan Teknik Arsitektur 5 (1): 115–26.
massa bangunan yang didesain tidak masif. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.362.
Form follows flow diterapkan pada kawasan Dalawir, Alexander, Sonny Tilaar, and Hanny
agrowisata modern dengan mendesain sisi Poli. 2015. ‘Sentral Industri Kain Koffo Di
terpanjang bangunan mengarah ke Utara dan Manganitu (Arsitektur Organik)’. Jurnal
Selatan, mendesain bangunan dengan bukaan, dan Arsitektur DASENG 4 (1): 46–55.
mendesain area terbuka mengarah ke lingkungan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng
alam yang indah. /article/view/6446/pdf.
Of the people diterapkan pada kawasan Gunawan, I Made. 2016. ‘Pengembangan
agrowisata modern dengan memberikan ruang Agrowisata Untuk Kemandirian Ekonomi
yang cukup bagi pengunjung untuk berinteraksi Dan Pelestarian Budaya Di Desa Kerta,
dengan hewan dan mendesain bangunan dengan Payangan Gianyar’. JUMPA (Jurnal Master
ruang terbuka yang dapat menampung orang Pariwisata) 3 (1): 156–74.
banyak. https://doi.org/10.24843/JUMPA.2016.v03.i0
Of the hill pada kawasan agrowisata modern 1.p11.
dapat diterapkan dengan menyesuaikan letak dan Koy, Van Basten Maria Fernandes, and Olinda
gubahan massa bangunan sesuai dengan kontur Rodrigues. 2019. ‘Pengembangan Smart
yang ada, mendesain area yang berkontur dengan Environment Di Kampung Wisata Jetisharjo
air terjun dan bebatuan, dan menghidupkan area RW. 07, Yogyakarta’. ARTEKS : Jurnal
yang lebih tinggi dengan mendesain bangunan di Teknik Arsitektur 4 (1): 25–32.
atas kontur tersebut. https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.75.
Of the material pada kawasan agrowisata Masruroh, Fika, Lily Mauliani, and Anisa. 2015.
modern dapat diterapkan dengan menggunakan ‘Kajian Arsitektural Taman Yang
material kayu dan batu alam yang ramah Mengakomodasi Aksesibilitas Difabel Studi
lingkungan pada eksterior dan interior bangunan. Kasus Taman Tribeca Central Park Mall,
Youthful and unexpected pada kawasan Taman Menteng Dan Taman Ayodia’. Nalars
agrowisata modern dapat diterapkan dengan 14 (2): 145–67.
mendesain bangunan menggunakan struktur atap https://doi.org/10.24853/nalars.14.2.%25p.
yang terbuka dan tidak menggunakan dinding Muzha, Vianda Kushardianti. 2013.
masif sebagai penutup bangunan. Selain itu juga ‘Pengembangan Agrowisata Dengan
dengan mendesain tapak kawasan menggunakan Pendekatan Community Based Tourism
unsur-unsur alam seperti, air terjun dengan (Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Batu Dan
bebatuan, kolam dan jembatan. Kusuma Agrowisata Batu)’. JAP (Jurnal
Living music pada kawasan agrowisata Administrasi Publik) 1 (3): 135–41.
modern dapat diterapkan dengan mendesain http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac
bangunan dengan pengulangan material maupun .id/index.php/jap/article/view/81/75.
elemen arsitektur pada eksterior dan interior Nagoy, Windy, and Rieneka L. E. Sela. 2016.
bangunan. ‘Optimalisasi Konsep Building as Nature Dari
Pendekatan Arsitektur Organik Pada Kawasan
Industri Peternakan Berkonsep Agrowisata’.
Referensi Media Matrasain 13 (1): 56–67.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/ar
Basiya, R., and A. H. Rozak. 2012. ‘Kualitas ticle/view/14522/14094.
Dayatarik Wisata, Kepuasan Dan Niat Pamulardi, Bambang. 2006. ‘Pengembangan
Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi
Di Jawa Tengah’. Jurnal Ilmiah Dinamika Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga)’.
Kepariwisataan 11 (2): 1–12. Diponegoro University.
Bawole, Paulus. 2020. ‘Pengembangan Kampung http://eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_
Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Tujuan Pamulardi.pdf.
Wisata Minat Khusus’. ARTEKS : Jurnal Pudianti, Anna, and Vincentia Reni Vitasurya.
2019. ‘Pendekatan Antropologi Sebagai
Penyeimbang Model Perhitungan Jejak
Ekologis Di Desa Wisata’. ARTEKS : Jurnal
194
Gina Liana Wati, Anisa:
Organic architectural study on agro-tourism areas
195
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
196