Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PROGRAM REGULER A 2018

SEMESTER 6

“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Pra Sekolah dan Anak Usia
Sekolah”

Dosen Pengampu : Eka Mishbahatul M.Has, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh Kelompok 2 kelas A2-2018 :


1. Nurika Dian Meirani (131811133075)
2. Anni Izza Hanifa (131811133076)
3. Moch. Lukman Hakim (131811133124)
4. Listia Cahya Amini (131811133125)
5. Nur Athiyyah Amini (131811133126)
6. Sabrina Fadilah (131811133130)
7. Lidia Lestiawati (131811133030)
FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
LEMBAR KONSULTASI SGD
KELOMPOK: 2

NAMA ANGGOTA:

1. Nurika Dian Meirani (131811133075)


2. Anni Izza Hanifa (131811133076)
3. Moch. Lukman Hakim (131811133124)
4. Listia Cahya Amini (131811133125)
5. Nur Athiyyah Amini (131811133126)
6. Sabrina Fadilah (131811133130)
7. Lidia Lestiawati (131811133030)

TGL HASIL KONSULTASI MAHASISWA YANG PARAF


KONSUL

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan keluarga dengan anak pra sekolah dan anak usia sekolah” ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 8 Maret 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i

LEMBAR KONSULTASI SGD ................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5

1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 5

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7

2.1 Konsep Keperawatan Keluarga ................................................................................... 7

2.1.1 Konsep keperawatan keluarga dengan usia prasekolah ....................................... 7

2.1.2 Konsep keperawatan keluarga dengan usia sekolah .......................................... 12

BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 21

3.1 Kasus ......................................................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 35

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 35

4.2 Saran .......................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 36

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif (dapat diukur) pada tubuh
dan bagiannya seperti peningkatan jumlah sel, jaringan, struktur, dan sistem.
Perkembangan adalah sebuah proses yang dinamis dan berkesinambungan seiring
berjalannya kehidupan, ditandai dengan serangkaian kenaikan, kondisi konstan, dan
penurunan.Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara teratur, berurutan, terus menerus
dan kompleks. Semua manusia mengalami pola pertumbuhan dan tingkat perkembangan
yang sama, tetapi karena pola dan tingkat ini bersifat individual, variasi yang luas dalam
perubahan biologis dan perilaku dianggap normal. Anak usia prasekolah adalah anak yang
berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada periode ini pertumbuhan fisik melambat dan
perkembangan psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Anak mulai
mengembangkan rasa ingin tahunya dan mampu berkomunikasi dengan lebih baik.
Permainan merupakan cara yang digunakan anak untuk belajar dan mengembangkan
hubungannya dengan orang lain (DeLaune & Ladner, 2011).
Anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan
rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitif seperti: membaca, menulis, dan menghitung
(Yusuf,2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep keperawatan keluarga?

2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia


prasekolah?

3. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah?

4. Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga dengan An.H yang sedang dalam


usia sekolah sering kali berperilaku nakal dan hiperaktif!

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan konsep keperawatan Keluarga
2. Mengatahui dan menjelaskan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak
usia prasekolah?

5
3. Mengetahui dan menjelaskan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak
usia sekolah?
4. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan An.H yang sedang dalam usia
sekolah sering kali berperilaku nakal dan hiperaktif!

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Keluarga


2.1.1 Konsep keperawatan keluarga dengan usia prasekolah
A. Pengertian anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada periode
ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif mengalami
peningkatan. Anak mulai mengembangkan rasa ingin tahunya dan mampu berkomunikasi
dengan lebih baik. Permainan merupakan cara yang digunakan anak untuk belajar dan
mengembangkan hubungannya dengan orang lain (DeLaune & Ladner, 2011). Usia prasekolah
merupakan periode yang optimal bagi anak untuk mulai menunjukkan minat dalam kesehatan,
anak mengalami perkembangan bahasa dan berinteraksi terhadap lingkungan sosial,
mengeksplorasi pemisahan emosional, bergantian antara keras kepala dan keceriaan, antara
eksplorasi berani dan ketergantungan. Anak usia prasekolah mereka tahu bahwa dapat
melakukan sesuatu yang lebih, tetapi mereka juga sangat menyadari hambatan pada diri mereka
dengan orang dewasa serta kemampuan mereka sendiri yang terbatas (Kliegman, Behrman,
Jenson, & Stanton, 2007).

B. Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Matheos and Rottie, (2018) tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan


Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
beberapa besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka
segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang
lain dilingkungan sekitar keluarga.

7
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya (Merita, 2019). Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.


2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, kebutuhan anak yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
C. Masalah Kesehatan Anak Usia Pra Sekolah

Anak usia prasekolah (3-6 tahun) terjadi masa pertumbuhan fisik yang cepat. Sehingga,
memerlukan kebutuhan gizi yang paling banyak dibandingkan pada masa-masa berikutnya.
Sulit makan merupakan salah satu masalah yang ada pada anak usia prasekolah. Sulit makan
adalah sikap menolak untuk makan atau memilih-milih jenis makanan. Hal ini berkaitan
dengan perkembangan anak, dimana anak mengalami masa peralihan bentuk makanan dari
lunak ke makan biasa, serta anak sudah mulai memilih makanan yang disukai atau tidak
disukainya. Sulit makan dapat mengakibatkan kurangnya kebutuhan nutrisi. Anak usia
prasekolah merupakan kelompok yang perlu diperhatikan akan kebutuhan gizinya, karena
mereka dalam masa pertumbuhan (Lola Vita Loka, Margaretha Martini, 2018). Kekurangan
akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan gangguan pada
pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental anak.
Anak-anak yang menderita kurang gizi setelah mencapai usia dewasa tubuhnya tidak akan
tinggi yang seharusnya dapat dicapai, serta jaringan-jaringan otot yang kurang berkembang
(Kesuma, Novayelinda and Sabrian, 2015).

8
Banyak faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Namun salah satu
faktor yang penting adalah gizi. Konsumsi gizi mempengaruhi status gizi anak. Asupan gizi
yang salah, maka keadaan status gizinya bisa lebih atau kurang. Selain itu, gizi berpengaruh
terhadap perkembangan, kemampuan merespon rangsangan, serta daya tahan terhadap
penyakit infeksi. Kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh kesehatan. Tidak hanya
kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Masalah kesehatan mental pada anak dapat
disebabkan oleh faktor biologi, lingkungan, atau kombinasi dari keduanya. Anak-anak dengan
gangguan kesehatan mental ini akan merasa buruk tentang dirinya dan dapat menyebabkan
rendahnya kepercayaan diri mereka sehingga kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan
lingkungan berkurang. Hal ini dapat memberi dampak terhadap perkembangan kesehatan anak
secara keseluruhan. Gangguan mental pada anak yang paling sering terjadi adalah gangguan
cemas, tingkah laku, Attention-deficit/hyperactivity, dan depresi. Anak- anak dengan
gangguan mental menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap fungsinya di rumah,
sekolah, dengan teman sebaya, dan komunitas (Sari, L,G,M,P, & Ardani, I, 2014).

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan yang meliputi pengumpulan data,
analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data pasien
secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Seorang perawat
diharapkan memiliki kesadaran atau kemampuan tilik diri (self awareness), kemampuan
mengobservasi dengan akurat, berkomunikasi secara terapeutik, dan kemampuan merespon
secara efektif karena hal tersebut menjadi kunci utama dalam menumbuhkan hubungan
saling percaya dengan pasien. Hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien akan
memudahkan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Oleh karena itu, perawat
dapat membantu pasien menyelesaikan masalah sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Faktor predisposisi dan faktor presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki pasien adalah aspek yang harus digali selama proses
pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons aktual atau potensial dari
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan.
Rumusan diagnosa keperawatan yaitu permasalahan berhubungan dengan Etiologi dan
keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Misalnya, masalah mengenai

9
pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak prasekolah, menurut NANDA-1 (Keliat;,
Mediani;, & Tahlil;, 2018) diagnosa keperawatan yang dapat diambil ada tiga yaitu :
a. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri (Domain 7, Kelas
3, D.00052)
b. Kesiapan meningkatkan koping keluarga (Domain 7, Kelas 2, D.00159)
c. Resiko keterlambatan perkembangan (Domain 13, Kelas 2, D.00112)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan mengenai intervensi yang di buat berdasarkan buku Nursing
Intervention Classification (NIC) (Nurjannah & Tumanggor, 2016).
a. Kesiapan meningkatkan koping keluarga
1. Jelaskan perkembangan anak prasekolahyang normal dan menyimpang
2. Jelaskan cara memfasilitsi perkembangan anak prasekolah
3. Demonstrasikan dan melatih cara menstimulasi perkembangan yang normal
4. Susun rencana untuk menstimulasi perkembangan anak
b. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
1. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
2. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
3. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulang (booster)
4. Ajarkan kkebersihan diri
c. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
1. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
2. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-kejaran,
papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola)
3. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus (belajar
menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok)
4. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain di rumah
d. Mengembangkan ketrampilan bahasa
1. Kaji ketrampilan bahasa yang anak sukai
2. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
3. Sering mengajak komunikasi
4. Ajari anak belajar membaca
e. Mengembangkan ketrampilan adaptasi
1. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
2. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
10
3. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
4. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
f. Membentuk identitas dan peran sesuai jenis kelamin
1. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
2. Ajari anak mengenal bagian-bagian tubuh
3. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis kelamin anak
lain
4. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
g. Mengembangkan nilai moral
1. Kaji nilai-nilai moral yang sudah dianjarkan pada anak
2. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
3. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
4. Evaluasi Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil untuk mencapai intervensi yang sudah di rencanakan melalui
kriteria hasil (Istiqomah, Nur, 2018). Di tuliskan dalam buku Nursing Outcomes
Classification (NOC) (I. Nurjannah & Tumanggor, 2016).
a. Integritas keluarga dengan kode 2603
Tujuan : untuk mempertahankan ikatan emosional antara anak dan keluarga.
1. Anak sering berinteraksi dengan keluarga atau tetangga bukan keuarga inti
2. Keluarga mendorong kemandirian anak
3. Mampu berpartisipasi melakukan kegiatan seperti bermain dengan teman sebaya
4. Anggota keluarga berbagi pikiran, perasaan, kepentingan, dan kekhawatiran.
b. Perilaku promosi kesehatan dengan kode 1602
Tujuan : untuk mempertahankan dan meningkatkan upaya promosi kesehatan
1. Keluarga mampu menggunakan perilaku yang menghindari resiko
2. Keluarga mampu memonitor perilaku anak terkait dengan resiko
3. Anak mendapatkan dukungan sosial untuk meningkatkan kesehatan
4. Keluarga mengajarkan kepada anak prasekolah menjaga hubungan sosial di
lingkungan
c. Perkembangan anak : 4 tahun dengan kode 0106
Tujuan : perkembangan sesuai dengan usianya
1. Anak mampu berjalan, memanjat dan berlari
2. Anak mampu menggambarkan pengalaman baru
3. Anak mau terlibat dalam permainan kreatif
11
d. Perkembangan anak : 5 tahun dengan kode 0107
Tujuan : perkembangan sesuai dengan usianya
1. Anak mampu memakai pakaian tanpa bantuan
2. Anak mampu mengikuti aturan sederhana dari permainan interaktif bersama teman
sebaya
3. Anak mau terlibat dalam permainan kreatif

2.1.2 Konsep keperawatan keluarga dengan usia sekolah


A. Pengertian anak usia sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan yaitu
anak yang berusia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan
kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung). Umumnya pada permulaan usia 6 tahun
anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak
mulai berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan mulai mengenal suasana baru
di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam
usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-anak akan merasakan
kegembiraan di sekolah, rasa takut akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini
menyimpang dari kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka.

B. Tugas Perkembangan Keluarga

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli
menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan
dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya.
Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan
masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Istiqomah and Suyadi, 2019).

Menurut Anshory, Yayuk and Worowirastri, (2016) dengan memasuki dunia sekolah
dan masyarakat, anak-anak dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan
timbulnya harapan-harapan atas diri sendiri (self-expect-action) dan aspirasi-aspirasi baru,
dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam

12
anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi. Beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki anak
pada fase ini meliputi antara lain :

a. Ketrampilan menolong diri sendiri (self-help skills) : misalnya dalam hal mandi,
berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi.
b. Ketrampilan bantuan sosial (social-help skills) : anak mampu membantu dalam
tugas-tugas rumah tangga seperti : menyapu, membersihkan rumah, mencuci dan
sebagainya.
c. Ketrampilan sekolah ( school-skills) : meliputi penguasaan dalam hal akademik
dan non akademik.
d. Ketrampilan bermain (play- skills) : meliputi ktrampilan dam berbagai jenis
permainan seperti main bola, mengendarai sepeda, catur, bulutangkis dan lain-lain.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan


lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
C. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah

Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik
anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai
mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa. Beban untuk
menanggulangi masalah kesehatan anak usia sekolah juga terus meningkat dikarenakan
permasalahan kesehatan yang masih banyak terjadi di kalangan anak usia sekolah. Penyakit
yang sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebiasaan hidup bersih dan
sehat, seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang
sampah sembarangan. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit
diare. Dari 88% kasus tersebut berkaitan dengan pasokan air yang tidak aman serta sanitasi dan
hygiene yang tidak memadai. Di Indonesia, Diare merupakan penyebab kematian nomor dua

13
pada balita dan nomor tiga pada bayi, serta nomor lima pada semua umur (Obesitas, Anak and
Sekolah, 2016).

Kesehatan diri adalah segala usaha dan tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri dalam batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang sebaik-baiknya. Menjaga
kesehatan diri harus diterapakan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam
memelihara kesehatan. Indikator menjaga kesehatan diri disekolah antara lain kebersihan
anggota tangan (mencuci tangan), mandi, merawat kebersihan rambut, merawat kesehatan gigi
dan mulut, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur. Unsur-unsur yang tercakup dalam
kesehatan diri adalah pemeliharaan kebersihan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga,
mulut dan gigi, serta pakaian. Pada dasarnya banyak penyakit akan menyerang seseorang di
antaranya karena unsur-unsur dari bagian tubuh yang belum terjamin kebersihannya. Kuku
yang kotor dan tidak terawat misalnya maka akan menjadi media bagi bibit penyakit dapat
masuk ke dalam tubuh seseorang, contohnya saja adalah penyakit yang menyerang alat
pencernaan seperti cholera, diare, typhus (Agustin, 2019).

Diare dan cacingan sangat erat kaitannya dengan kebersihan tangan dan kuku,
kebersihan kuku merupakan salah satu komponen kecil yang sangat penting namun seringkali
diabaikan oleh anak sekolah, karena diusia tersebut merupakan usia dimana anak cenderung
tidak memperdulikan penampilan dan kebersihan dirinya. Sebagian besar anak SD memiliki
masalah kebersihan diri, disebutkan bahwa sejumlah 53% dari murid tidak biasa untuk
memotong kuku. Perilaku kurangnya menjaga kebersihan kuku ini dapat menjadi masalah
kesehatan yang serius dan dapat menurunkan angka kualitas kesehatan anak usia sekolah dasar.
Oleh karena itu orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan anaknya dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat mulai dari hal yang paling sederhana seperti cuci tangan
dengan sabun. Melalui pola asuh yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat
oleh orang tua terkait dengan PHBS seperti perilaku cuci tangan diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat pada anak (Agustin,
2019).

D. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak Sekolah

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek


keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas

14
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014)

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara
keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan
data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4) Riwayat

15
keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan
kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
16
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan
dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5
bulan. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih
dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila
menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan
keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan
harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
b. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah
kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi
kesehatan anggota keluarga.

17
c. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup
sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang
diharapkan.
d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi
saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.

3. Membuat Perencanaan
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan
pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada
kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anak usia
sekolah
b. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti tentang masalah yang terjadi pada anak usia sekolah.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah pada anak usia sekolah
c. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit atau
masalah yang terjadi pada anak usia sekolah
d. Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala penyakit serta pencegahan dan pengobatan penyakit atau masalah
yang terjadi pada anak usia sekolah secara lisan.

18
Intervensi :

1) Jelaskan arti penyakit tersebut


2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit pada anak usia sekolah
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

e. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk


mengatasi masalah yang terjadi pada anak usia sekolah
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat
lebih lanjut dari masalah pada anak usia sekolah
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana mengambil
keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga

f. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang baik
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh
lingkungan terhadap penyakit atau masalah pada anak usia sekolah
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan penyakit
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit atau masalah pada anak usia sekolah
Intervensi :

19
g. Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit atau masalah yang terjadi pada anak usia sekolah,misalnya : Jaga
lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan.

Perkembangan merupakan suatu pola yang teratur terkait perubahan struktur,


pikiran, perasaan, atau perilaku yang dihasilkan dari proses pematangan,
pengalaman, dan pembelajaran. Perkembangan adalah sebuah proses yang dinamis
dan berkesinambungan seiring berjalannya kehidupan, ditandai dengan serangkaian
kenaikan, kondisi konstan, dan penurunan. Perkembangan anak adalah bagian
mendasar dari perkembangan manusia, menekankan bahwa arsitektur otak dibentuk
pada tahun-tahun pertama, dari interaksi warisan genetik dan pengaruh lingkungan
di mana anak tinggal (Fraser Mustard, 2009; Shonkoff et al., 2012).
Perkembangan, tingkat fungsi individu seorang anak merupakan dampak dari
proses pematangan sistem saraf dan reaksi-reaksi psikologis, tidak semata-mata
ditentukan oleh genetika (alam) atau lingkungan (pengasuhan), melainkan oleh
kombinasi keduanya. Perkembangan mengacu pada perubahan perilaku terkait
kemampuan fungsional seseorang dan keterampilan, yang bersifat kualitatif yang
sulit diukur (DeLaune & Ladner, 2011). Perkembangan merupakan sebuah proses
yang dinamis dan berkesinambungan seiring berjalannya kehidupan, ditandai
dengan serangkaian tahap kenaikan, konstan dan juga tahap penurunan. Seorang
anak kecil, misalnya, tidak langsung dari belajar bicara ke belajar menulis.
Perkembangan berlangsung secara kepala ke kaki atau cephalocaudal, mode dan
secara proximodistal, atau garis tengah ke pinggiran. Misalnya, bayi yang belajar
mengangkat kepalanya dan kemudian duduk, merangkak, berjalan, dan berlari
berkembang dengan cara sefalokaudal (Bowden & Greenberg, 2010).

20
BAB III
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Ny. E (46 th) tinggal berempat bersama suaminya Tn. H (43 th) dan kedua anaknya yg berusia
12 th dan 6 tahun. Ny. E merupakan ibu rumah tangga sedangkan suaminya bekerja sebagai
wiraswasta. Sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah, Ny. E selalu menjaga
kebersihan rumah dan selalu berusaha menata barang-barang dirumahnya yang tergolong
banyak untuk ukuran rumah beliau. Sebagai ibu rumah tangga beliau juga sangat menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarga. Ny. E selalu tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan
ketika anaknya sakit, suaminya sakit, maupun dirinya sendiri sakit. Akan tetapi, Ny. E tidak
pernah membawa anggota keluarga yang sakit ke fasyankes terdekat karena beranggapan akan
sembuh dengan sendirinya dan hanya memberikan obat yang beliau beli dari apotek. Saat
dilakukan interview, Ny. E menyampaikan bahwa banyak melakukan aktivitas rumah seperti
mencuci dan merapikan rumah serta anak keduanya An. H yang sedang dalam usia sekolah
sering kali berperilaku nakal, dan hiperaktif yang membuat beliau kewalahan dan merasa
kelelahan. Ny. E juga menyampaikan bahwa suaminya Tn. H seringkali merokok didalam
rumah serta An. H yang suka bermain hujan-hujanan saat musim hujan yang dimana dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan anggota keluarga.

21
22
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas Manukan Kulon No. Register 123xxxxxx


Nama Perawat Perawat X Tanggal Pengkajian 18 Maret 2021
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. H Bahasa sehari-hari Indonesia dan Jawa

Alamat Rumah & Telp Jl. Manukan Kasman & Yankes terdekat, Jarak -Puskesmas Manukan Kulon
(250 m)
0813xxxxxxx -Praktek dokter (300m)

Pekerjaan Wiraswasta Alat transportasi Sepeda motor

Agama & Suku Islam & Jawa Status Kelas Sosial UMR 4.200.000

DATA ANGGOTA KELUARGA


Nol Nama Hub Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV Status
dgn n Terakhir Saat Ini BB, BMI) (TD, N, S, P) Imunisasi
KK Dasar
1. Tn. H Ayah 43 th Lak Jawa SMA Wiraswasta 175 cm, 80 kg Tidak dikaji Tidak tahu
i-
laki
2. Ny. E Ibu 46 th Wa Jawa D1 Ibu rumah 158 cm, 70 kg Tidak dikaji Lengkap
nita tangga
3. An. S Anak 12 th Wa Jawa TK Tidak 143 cm, 50 kg Tidak dikaji Lengkap
nita bekerja
4. An. H Anak 6 th Lak Jawa PAUD Tidak 114 cm, 21 kg Tidak dikaji Lengkap
i- bekerja
laki

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Tn. H Tidak ada Sehat Tidak
2. Ny. E Tidak ada Sehat Tidak
3. An. S Tidak ada Sehat Tidak
4. An. H Tidak ada Sehat Tidak

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Tidak ada masalah

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan Keluarga : (✓) Dapat dijalankan ( ) Tdk Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : .............................................................................................................
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : (✓) Baik ( ) Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : (✓) Tdk Ada Masalah ( ) Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : (✓) Tdk ada konflik nilai ( ) Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Tn. H yang menjadi pengambil keputusan dengan musyawarah
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : (✓) Berfungsi ( ) Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : (✓) Berfungsi ( ) Tdk Berfungsi

23
Fungsi Ekonomi : (✓) Baik ( ) Kurang Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : (✓) Efektif ( ) Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : An. H hiperaktif (suka bermain hujan hujanan setiap hujan di musim hujan), aktivitas rumah tangga
terkadang membuat capek yaitu menata rumah yang memiliki banyak barang pekerjaan suami

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Type rumah : permanen/semi permanen* Ya/ Tidak* Di bidan
Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya….  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
 Ventilasi : Ya/ Tidak* Posyandu di kampung setiap bulan
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/ Tidak*
Setiap hari di buka untuk pintu, akan tetapi sinar matahari hanya sedikit Menggunakan air galon
yang dapat masuk ke rumah karena ventilasi yang kurang selain pintu  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
rumah dan 3 lubang kecil berukuran 8 × 25 cm Ya/ Tidak*
Pencahayaan Rumah : Menggunakan air PDAM, dan bak mandi selalu dikuras
Baik/ Tidak*  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Memiliki 7 lampu terang Ya/ Tidak*
 Saluran Buang Limbah : Saat sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar
Tertutup/terbuka*  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Tertutup selalu Ya/ Tidak* Ada tempat sampah di dapur, di depan rumah untuk
Air Bersih : mempermudah buang sampah di tempat sampah
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*,  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Sebutkan PDAM ya/tidak
Kualitas air: bersih, tidak ada bau, tidak berwarna, tidak berasa, tidak Kurang rapi (observasi dan validasi)
ada jentik-jentik  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
 Jamban Memenuhi Syarat : Daging, ayam, tahu, tempe, ikan laut, telur
Kepemilikan jamban : ya/tidak*  Menggunakan jamban sehat :
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Ya/ Tidak*
Jarak septic tank dengan sumber air : 20 meter Ada jamban, tidak kotor
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
 Tempat Sampah: Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Menguras setiap hari
Jenis : Tertutup/Terbuka *  Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Tempat sampah selalu di kresek dan setiap hari dibuang Ada persedian buah di kulkas, sering makan sayur
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Melakukan aktivitas ibu rumah tangga mencuci pakian, peralatan
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * makan dan memasak, menyapu, senam setiap minggu
20m²/orang
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
Ayah merokok
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
...................................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA


1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak karena saat sakit langsung diberikan obat yang
dibeli di apotek tetapi jarang sekali dibawa ke puskesmas
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
 Ya  Tidak , Tahu karena selalu memantau kegiatan anak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
 Ya  Tidak , Tahu karena pengalaman dari orang tua
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :

24
 Ya  Tidak , Tahu mempengaruhi aktivitas anak yang lain seperti bermain
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , orang tua
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu petugas puskesmas
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya, karena membeli obat di apotek
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan
upaya peningkatan kesehatan),
 Ya  Tidak, Jelaskan Menjaga kebersihan rumah, memasak makanan yang bergizi, sayur setiap hari
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan Membeli obat di apotek
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak, jelaskan Saat suhu badan tinggi di kompres, minum obat-obatan dari apotek
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan Dengan melakukan pola makan 4 sehat 5 sempurna
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan Lingkungan rumah ditata sebisa mungkin untuk bersih
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak, jelaskan karena merasa bisa menangani masalah sendiri

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas (✓) Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana (✓) Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar (✓)
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran (✓)
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran (✓) Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif (✓)
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III (✓) Kemandirian IV

25
LAMPIRAN
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU

26
Anggota 1 2 3 4 5 ROM kurang Tidak Tidak Tidak Tidak
Keluarga
Gangg.Keseimb Tidak Tidak Tidak Tidak
Nyeri spesifik: Tidak Ya Tidak Tidak
Sistem 1 2 3 4 5
Lokasi Perut pencernaan:
Tipe Akut Intake cairan Tidak Tidak Tidak Tidak
kurang
Durasi 1 bulan Mual/muntah Tidak Tidak Tidak Tidak
sekali Nyeri perut Tidak Bulanan Tidak Tidak
Intensitas Skala 3 menstruas
Status mental: 1 2 3 4 5 i
Bingung Tidak Tidak Tidak Tidak Muntah darah Tidak Tidak Tidak Tidak
Cemas Tidak Tidak Tidak Tidak Flatus Tidak Tidak Tidak Tidak
Disorientasi Tidak Tidak Tidak Tidak Distensi Tidak Tidak Tidak Tidak
Depresi Tidak Tidak Tidak Tidak abdomen
Colostomy Tidak Tidak Tidak Tidak
Menarik diri Tidak Tidak Tidak Tidak
Diare Tidak Tidak Tidak Tidak
Sistem 1 2 3 4 5
integumen: Konstipasi Tidak Tidak Tidak Tidak
Cianosis Tidak Tidak Tidak Tidak Bising usus Norma Normal Norma Norma
Akral Dingin Tidak Tidak Tidak Tidak l l l
Diaporesis Tidak Tidak Tidak Tidak Terpasang Tidak Tidak Tidak Tidak
Jaundice Tidak Tidak Tidak Tidak Sonde
Luka Tidak Tidak Tidak Tidak Sistem 1 2 3 4 5
persyarafan:
Mukosa mulut Tidak Tidak Tidak Tidak Nyeri kepala Tidak Tidak Tidak Tidak
kering
Kapiler refil Tidak Tidak Tidak Tidak Pusing Ya Ya Tidak Tidak
time lebih 2 Tremor Tidak Tidak Tidak Tidak
detik
Sistem 1 2 3 4 5 Reflek pupil Tidak Tidak Tidak Tidak
Pernafasan anisokor
Stridor Tidak Tidak Tidak Tidak Paralisis : Tidak Tidak Tidak Tidak
Wheezing Tidak Tidak Tidak Tidak Lengan kiri/
Ronchi Tidak Tidak Tidak Tidak Lengan kanan/

Akumulasi Tidak Tidak Tidak Tidak Kaki kiri/


sputum Kaki kanan

Sistem 1 2 3 4 5 Anestesi daerah Tidak Tidak Tidak Tidak


perkemihan: perifer
Disuria Tidak Tidak Tidak Tidak
Riwayat 1 2 3 4 5
Hematuria Tidak Tidak Tidak Tidak pengobatan
Frekuensi >200 >200 mL >200 >200 Alergi Obat Tidak Tidak Tidak Tidak

mL mL mL Jenis obat yang Tidak Tidak ada Tidak Tidak

Retensi Tidak Tidak Tidak Tidak dikonsumsi ada ada ada

Inkontinensia Tidak Tidak Tidak Tidak


Sistem 1 2 3 4 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
muskuloskeleta
l
Tonus otot Tidak Tidak Tidak Tidak
kurang Pemeriksaan 1 2 3 4 5
Paralisis Tidak Tidak Tidak Tidak Laboratorium
GDP/2JPP/acak Tidak dikaji
Hemiparesis Tidak Tidak Tidak Tidak
Asam Urat 6 Tidak dikaji
Cholesterol >200 Tidak dikaji

Hb Tidak dikaji

27
28
3.3 Diagnosa Keperawatan

Data Subjektif Data Objektif Masalah


Keperawatan

▪ Ny. E mengatakan jika • Tn. H merokok di dalam Domain : 1


sakit tidak terlalu berat rumah. Kelas : 2
Perilaku
tidak pernah dibawa ke • An. H suka bermain kesehatan
fasyankes, karena akan hujan hujanan setiap cenderung
sembuh sendiri berisiko
hujan di musim hujan.
(Kode diagnosis
biasanya, ditangani 00188)
dengan membeli obat di
apotek.

3.4 Skoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan


Diagnosis 1: Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

Skor masalah x Pembenaran


Bobot / Skor
No Kriteria Skor Bobot
tertinggi

Sifat masalah Jika tidak segera


a. Tidak / kurang sehat 3 2x1 diatasi akan
b. Ancaman kesehatan 2 3 mengganggu
1.
c. Krisis / keadaan sejahtera 1 1 = 2/3 kesehatan Tn. H dan
menimbulkan
gangguan pernapasan
Kemungkinan masalah dapat Keluarga menganggap
diubah perilaku kesehatan
a. Dengan mudah 2 yang berisiko tidak
1x2
b. Hanya sebagian 1 mudah diubah karena
2. 2 2
c. Tidak dapat 0 sudah menjadi suatu
=1
kebiasaan terutama
perilaku merokok Tn,
H
Potensi masalah dapat dicegah 2x1 Menurut keluarga,
3. 1
a. Tinggi 3 3 kedepan kondisi ini

29
b. Cukup 2 = 2/3 dapat dicegah apabila
c. Rendah 1 Ny.E memahami
pentingnya
mengunjungi
fasyankes saat sakit
dan Tn. H mampu
menghentikan
kebiasaan merokoknya
Menonjolnya masalah Keluarga sepakat
a. Masalah berat, harus segera 2 perilaku kurang sehat
ditangani 2x1 dari anggota keluarga
4. b. Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 1 2 perlu segera ditangani
segera ditangani =1 agar tidak
c. Masalah tidak dirasakan 0 menimbulkan masalah
kesehatan
Jumlah 2 4/3 (3,33)

Prioritas Diagnosa
1. (Domain 1, Kelas 2, D. 00188)
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

30
Intervensi

Diagnosis NOC NIC


(Domain 1, Kelas 2, D. Primer Pendidikan Kesehatan 5510
00188) Perilaku Promosi Kesehatan 1602 1. Identifikasi faktor internal atau
Perilaku Kesehatan 1. 160207 Melakukan perilaku eksternal yang dapat
Cenderung Berisiko kesehatan secara rutin meningkatkan atau mengurangi
2. 160201 Menggunakan perilaku motivasi untuk berperilaku sehat
yang menghindari 2risiko 2. Pertimbangkan riwayat individu
3. 160202 Memonitor lingkungan dalam konteks personal dan
terkait dengan risiko riwayat sosial budaya individu,
4. 160203 Memonitor perilaku keluarga dan masyarakat
personal terkait dengan risiko 3. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
Sekunder perilaku saat ini pada individu,

Kepercayaan Mengenai Kesehatan: keluarga, atau kelompok sasaran

Kontrol yang Diterima 1702 4. Bantu individu, keluarga, dan

1. 170203 Usaha untuk masyarakat untuk memperjelas

mengumpulkan informasi keyakinan dan nilai-nilai

2. 170205 Keyakinan bahwa tindakan kesehatan

sendiri yang mengontrol hasil 5. Identifikasi karakteristik populasi

kesehatan target yang


mempengaruhipemilihan

Tersier strategi belajar

Keseimbangan Gaya Hidup 2013 6. Prioritaskan kebutuhan orang

1. 201301 Mengenali kebutuhan yang belajar dengan

untuk menyeimbangkan aktivitas- mengidentifikasi kebutuhan

aktivitas hidup berdasarkan apa yang disukai

2. 201302 Mencari informasi tentang klien, keterampilan perawat,

strategi untuk aktivitas hidup yang sumber yang tersedia, dan

seimbang kemungkinan keberhasilan

3. 201307 Mengevaluasi area-area pencapaian tujuan

yang dipersepsikan sebagai 7. Rumuskan tujuan dalam program

ketidakseimbangan dalam gaya pendidikan kesehatan [tersebut]

hidup 8. Ajarkan strategi yang dapat


digunakan untuk menolak

31
perilaku yang tidak sehat atau
berisiko daripada memberikan
saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
Peningkatan Efikasi Diri 5395
1. Identifikasi persepsi individu
mengenai risiko tidak
melaksanakan perilaku-perilaku
yang diinginkan
2. Identifikasi hambatan untuk
merubah perilaku
3. Berikan penguatan positif dan
dukungan emosi selama proses
pembelajaran dan saat
mengimplementasikan perilaku
4. Berikan kesempatan untuk
menguasai pengalaman belajar
(misalnya., berhasil
mengimplementasikan perilaku)
5. Gunakan pernyataan persuasif
yang positif terkait dengan
kemampuan individu untuk
melaksanakan perilaku
Panduan Sistem Pelayanan
Kesehatan 7400
1. Jelaskan sistem perawatan
kesehatan segera, cara kerjanya
dan apa yang bisa diharapkan
pasien/keluarga
2. Bantu pasien atau keluarga untuk
berkoordinasikan dan
mengkomunikasikan perawatan
kesehatan
3. Bantu pasien atau keluarga
memilih profesional perawatan
kesehatan yang tepat

32
4. Anjurkan pasien mengenai jenis
layanan yang bisa diharapkan
dari setiap jenis penyedia layanan
kesehatan (misalnya, perawat
spesialis, ahli gizi berlisensi,
perawat berlisensi, perawat
praktisi berlisensi, terapis fisik,
ahli jantung, internis, dokter
mata, dan psikolog)
5. lnformasikan pasien mengenai
perbedaan berbagai jenis fasilitas
pelayanan kesehatan (misalnya,
rumah sakit umum, rumah sakit
khusus, rumah sakit pendidikan,
klinik rawat jalan dan klinik bedah
rawat jalan}, dengan tepat
6. Informasikan pasien cara
mengakses layanan emergensi
melalui telepon dan layanan
kendaraan, dengan tepat
7. Dorong pasien untuk pergi ke
ruang gawat darurat, jika sesuai
8. Identifikasi dan fasilitasi
komunikasi antara penyedia
layanan kesehatan dengan
pasien/keluarga, dengan tepat
9. Informasikan pasien/keluarga
bagaimana menguji keputusan
yang dibuat oleh penyedia
layanan kesehatan, sesuai
keperluan
10. Dorong konsultasi dengan
profesional perawatan kesehatan
lainnya, dengan tepat

33
11. Minta layanan [kesehatan] dari
para profesional kesehatan lain
untuk pasien, dengan tepat
12. Koordinasikan rujukan ke
penyedia layanan kesehatan
yang relevan, dengan tepat

34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif (dapat diukur)
pada tubuh dan bagiannya seperti peningkatan jumlah sel, jaringan, struktur, dan sistem.
Contoh pertumbuhan fisik seseorang dengan bertambahnya tinggi badan, berat badan,
kepadatan tulang, dan struktur gigi dan polanya dapat diprediksikan. Pertumbuhan fisik
setiap orang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pola warisan genetik pada
kromosom. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara teratur, berurutan, terus
menerus dan kompleks. Semua manusia mengalami pola pertumbuhan dan tingkat
perkembangan yang sama, tetapi karena pola dan tingkat ini bersifat individual, variasi
yang luas dalam perubahan biologis dan perilaku dianggap normal.
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada
periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif
mengalami peningkatan. Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada
periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008),
sedangkan menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun
yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis, dan menghitung).

4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk makalah ini agar dapat lebih baik lagi
kedepannya. Maka dari itu kami membutuhkan masukan terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap bahasan makalah yang telah di jelaskan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Kesuma, A., Novayelinda, R. and Sabrian, F. (2015) ‘Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Kesulitan Makan Anak Pra Sekolah’, The Ramanujan Journal, 2(2), pp. 953–
961. Available at: https://www.neliti.com/publications/186053/faktor-faktor-yang-
berhubungan-dengan-perilaku-kesulitan-makan-anak-prasekolah.

Lola Vita Loka, Margaretha Martini, D. R. S. (2018) ‘Hubungan Pola Pemberian Makan
Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-6)’, Keperawatan Suaka
Intan (JKSI), 3 no. 2, pp. 1–10.

Matheos, B. and Rottie, J. (2018) ‘Hubungan Peran Keluarga Dalam Mengontrol Gaya Hidup
Dengan Derajat Hipertensi Di Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro’, Jurnal
Keperawatan, 6(1).

Merita, M. (2019) Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun, Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK).
doi: 10.36565/jak.v1i2.29.

Sari, L,G,M,P, & Ardani, I, I. (2014) ‘Prevalensi Masalah Emosi Dan Prilaku Pada Anak
Prasekolah Di Dusun Pande , Kecamatan’, 2, pp. 1–9. Available at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=295822&val=970&title=PREVAL
ENSI MASALAH EMOSI DAN PRILAKU PADA ANAK PRASEKOLAH DI
DUSUN PANDE, KECAMATAN DENPASAR TIMUR.

Agustin, R. A. (2019) ‘Perilaku Kesehatan Anak Sekolah’, (September), pp. 24–25.

Anshory, I., Yayuk, E. and Worowirastri, D. (2016) ‘Tahapan Dan Karakteristik


Perkembangan Belajar Siswa Sekolah Dasar ( Upaya Pemaknaan Development Task )’,
The Progressive and Fun Education Seminar, pp. 383–389.

Istiqomah, H. and Suyadi, S. (2019) ‘Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di Sd Muhammadiyah Karangbendo
Yogyakarta)’, El Midad, 11(2), pp. 155–168. doi: 10.20414/elmidad.v11i2.1900.

Obesitas, P., Anak, P. and Sekolah, U. (2016) ‘Peran Uks (Usaha Kesehatan Sekolah) Dalam
Upaya Penanggulangan Obesitas Pada Anak Usia Sekolah’, JHE (Journal of Health
Education), 1(2).

36

Anda mungkin juga menyukai