Makalah Mater TM 10
Makalah Mater TM 10
KEPERAWATAN MATERNITAS II
ASUHAN KEPEERAWATAN PADA IBU POST PARTUM
Diajukan sebagai syarat memenuhi penugasan semester 5
Disusun oleh
KELOMPOK 3 :
Putri Alifian Sumarjo 131811133018
Syafira Dhea Fitra Ningtyas 131811133019
Fauziah Dinda Pratama 131811133022
Hairunnisak 131811133029
Nia Meilansari 131811133031
Indah Choirun Nisa 131811133032
Mellisa Dwi Mustika 131811133070
Siti Aisyah Noor Afifah 131811133078
Dea Khoirunnisa 131811133121
KELAS A2 – A18
ASI memiliki banyak kandungan didalamnya diantarnaya sel darah putih, zat
kekebalan, enzim pencernaan, protein, lemak, mineral dan vitamin. Memberikan ASI
secara ekslusif akan memberikan banyak manfaat pada bayi dan ibu, dimana manfaat
pemberiaan ASI pada bayi diantarnya membuat bayi sehat, memperkuat batin antara
ibu dan anak, dan menghindari bayi dari penyakit infeksi. Sedangkan manfaat
memberikan ASI ekslusif bagi ibu antaranya menurunkan ibu dari resiko terkena
kanker payudara, mengurangi resiko terjadinya tulang kropos/ osteoporosis,
mengurangi resiko perdarahan saat setelah melahirkan dan juga bermanfaat
mengurangi stress dan kegelisahan.
B. Manajemen Laktasi
Kita perlu edukasi terhadap Ny. Chaca bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih efektif dalam manajemen diri dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan jadi pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi pasca
melahirkan dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik
pengetahuan ibu tentang manfaat manajemen laktasi pasca melahirkan yang meliputi
ASI Eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI Peras, menyimpan
ASI Peras, dan pemenuhan gizi selama periode menyusui. Manajemen diri yang
positif berhubungan dengan sikap dan emosi yang positif. Keadaan positif merupakan
elemen esensial untuk fungsi optimal karena memperluas atensi dan berpikir,
meniadakan bangkitan emosi negatif, membakar semangat, membangun sumber-
sumber personal, serta merupakan bibit pengembangan diri menuju kesejahteraan
yang optimal
Pengetahuan yang harus di ketahui dan perlukan :
- Asi eksklusif merupakan air susu ibu yang tidak di campur bahan apa pun seperti
air, teh dan lain-lain dengan pemberian pada bayi minimal 6 bulan.
- Manfaat atau kelebihan asi yaitu :
1. Nutrisi lengkap pada bayi
2. Meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi
3. Mempererat ikatan ibu dan anak
4. Meningkatkan kecerdasan pada bayi
5. Memperkuat sistem kekebalan pada bayi sehingga tidak mudah sakit
6. Hemat dan ekonomis untuk ibu
- Menjelaskan perubahan warna pada asi awal adalah bening dan cair sedangkan
asi akhir lebih keruh merupakan hal yang wajar dan mempunyai manfaat
tersendiri.
- Mejelaskan bahwa air susu (asi) lebih baik daripada susu formula
- Langkah- langkah yang benar dalam menyusui:
1. Cuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih yang mengalir
2. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya.
3. Letakkan bayi menghadap perut ibu atau payudara, mulailah menyusui dari
payudara yang terakhir belum dikosongkan
4. Jika payudara besar, pegang payudara dengan ibu jari dan jari lainnya
menopang bagian payudara.
5. Rangsang bayi menggunakan jari yang didekatkan ke sisi mulut bayi (bisa
menggunakan kelingking).
6. Dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian masukkan
puting dan areola ke mulut bayi.
7. Setelah payudara yang dihisap terasa kosong, lepaskan isapan bayi dengan
menekan dagu ke bawah atau jari kelingking ibu ditempelkan ke mulut bayi.
Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan.
8. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya,
kemudian biarkan kering dengan sendirinya (jangan dilap).
9. Sendawakan bayi.
10. Selalu minum air putih minimal 1 gelas setelah menyusui.
- Edukasi berbagai posisi dalam menyusi
- Edukasi bagaimana memerah asi menggunakan tangan dan alat
- Edukasi cara memberikan asi hasil perahan ibu
- Edukasi cara menyimpan asi perahan dengan baik
- Edukasi cara membersikan botol susu dengan benar
- Edukasi cara meningkatkan produksi asi
- Edukasi masalah yang bisa timbul untuk ibu maupun bayi dan memberikan cara
pencegahan atau solusi
- Edukasi nutrisi yang baik untuk ibu menyusui
- Langkah –langkah yang bisa dilakukan perawat yaitu
1. Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu menyusui.
2. Penyuluhan dapat dilakukan di KP-ibu dan KP-ASI di posyandu, PKK,
maupun di rumah saikit.
3. Pendampingan untuk menyelasaikan masalah yang dihadapi ibu dalam
menyusui pertama dan yang memiliki masalah.
4. Kunjungan rumah ibu menyusui dalam memberikan dukungan kepada ibu
atau kamar inap ibu.
5. Membina dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam upaya promosi
dan pencegahan.
6. Menampung hambatan dan permasalahan.
7. Menghubungkan dan memfasilitasi terkait dengan kebutuhan ibu menyusui
untuk ASI eksklusif
C. Bayi Kuning
Ikterus neonatorum merupakan suatu keadaan klinis pada bayi baru lahir yang
terjadi akibat adanya hiperbilirubinemia/ peningkatan kadar bilirubin dalam
darah/jaringan tubuh sehingga berpengaruh pada kulit, mukosa dan sclera bayi
berubah menjadi warna kuning. Warna normal bayi yang baru lahir yaitu pink, namun
dapat menjadi kuning akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Kejadian ikterus pada bayi baru lahir apabila kadar bilirubin darah 5 – 7 mg/dL, bayi
kuning merupakan gejala klinis bukan penyakit. Meskipun demikian harus ditangani
dengan baik agar tidak terjadi bilirubin enselopasti/lernikikterus. Sebab kernikikterus
dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang ringan hingga berat bahkan dapat
menyebabkan kematian. Perlu diketahui keadian bayi kuning tidak hanya terjadi pada
bayi yang lahir normal saja namun bisa juga pada bayi premature akibat penumpukan
bilirubin dalam darah yang disebabkan fungsi hati yang belum bekerja secara
efisien/baik. Tidak hanya itu pada BBLR juga berisiko mengalami kuning, akibat
organ tubuh bayi belum berfungsi sepertihalnya dengan bayi matur, salah satu
kelainan yang dialami yaitu immature hati yang dapat memudahkan terjadinya
ikterus/kuning. Hal itu dapat terjadi kaibat belum sempurnanya fungsi hati yang
menyebabkan bikirubin indirek menjadi bilirubin direk terganggu dan kadar albumin
dalam darah yang memiliki peran dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke sel hati
berkurang.
Gejala klinis yang sering ditemukan pada bayi dengan hiperbilirubinemia antaralain
1. Kurusakan otak
2. Rasa kantuk
3. Tidak kuat menghisap ASI/susu formula
4. Muntah
5. Kejang
6. Mata terputar – putar keatas dan bisa menyebabkan kematian.
7. Efek jangka panjang : retardasi mental, kelumpuhan serebral, tuli, mata tidak
dapat bergerak keatas
Kejadia kasus pada nyonya Chaca yang bayinya mengalami kuning diakibatkan
kurangnya asupa ASI yang diberikan pada bayinya. Bayi yang kurang/tidak
mendapatkan ASI yang cuku saat menyusui dapat bermasalah karena tidak cukupnya
ASI yang masuk ke usus untuk memroses pembuangan bilirubin dari dalam tubuh, hal
ini yang menyebabkan terjadinya pada bayi premature yang ibunya tidak
memproduksi cukup ASI sehingga berdampak pada kejadian bayi kuning/ikterus.
Cindritsya, Grace, Minar. (2019). Dukungan Suami dengan Kejadian Depresi Pasca
Melahirkan. E-journal Keperawatan. Vol 7(2):1-9.
Mathindas, S., Wilar, R., & Wahani, A. (2013). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Jurnal
Biomedik (Jbm), 5(1). https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2599
Mauliku, N. E. (2009). Faktor-Faktor pada Ibu Bersalin yang Berhubungan dengan Kejadian
Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Dustira Cimahi Tahun
2009. Jurnal Kesehatan Prima, 16–25.
Rafie, R., & Ambar, N. (2017). Pengaruh berat badan lahir rendah terhadap ikterus
neonatorum pada neonatus di ruang perinatologi RSUD karawang provinsi Jawa
Barat tahun 2016. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 4, 12–17.
Kirana, Yuke. 2015. Hubungan Tingkat Kecemasan Post Partum dengan Kejadian Post
Partum Blues di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Ilmu Keperawatan, III(1).
Mufdillah, Subijanto, Endang & Sutisna, and Muhammad Akhyar. 2017. Peduli ASI Ekslusif
Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program ASI Ekslusif.
yogyakarta.
Wattimena, Inge, and Yesiana Dwi W. Werdani. 2015. “Manajemen Laktasi Dan
Kesejahteraan Ibu Menyusui.” Jurnal Psikologi 42(3): 231.
Riza Umami, Nunik Puspitasari. (2007). Peran Suami Selama Proses Kehamilan Sampai
Nifas Istri. The Indonesian Journal of Public Health. Vol 3(3):101-107.
Effi M Hafis. (2007). Hubungan Peran Suami Dan Orangtua Dengan Perilaku Ibu Hamil
Dalam Pelayanan Antenatal Dan Persalinan Di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Sedan Kabupaten Rembang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol 2(02): 87-
97.
Andromeda. Stress Management Training: Strategi Pengelolaan Stres Pengasuhan Untuk
Orang Tua Yang Memiliki Anak Difabel. Jurnal Psikologi Ilmiah, 10 (3) (2018).
Hanum Lathifa, dkk. Penerapan Manajemen Stres Berkelompok dalam Menurunkan Stres
pada Lanjut Usia Berpenyakit Kronis. Jurnal Psikologi Volume 43, Nomor 1,
2016: 42 – 51
Segarahayu Rizky D. Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada
Narapidana Di LPW Malang. Jurnal Psikologi, 2013, hal: 3-6
Fatmawati, Diah Ayu. 2015. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Postpartum
Blues. Jurnal Edu Health: Vol. 5 No. 2, September 2015
Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan Asi
Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal PROMKES, 4(1), 11.
https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21