Anda di halaman 1dari 1

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN RUANG

INTENSIVE CARE UNIT


Nama pasien : Umur: Diagnosa medis: CM:
Diagnosa Keperawatan: resiko ketidakefektifan perfusi jaringan renal
tgl Dx kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) paraf
Faktor resiko: Setelah dilakukan askep selama ............................. Manajemen asam basa:
 Abdominal compartement diharapkan pasien dapat mempertahankan atau  pertahankan patensi akses IV
syndrome meningkatkan perfusi jaringan renal dengan criteria hasil:  pertahankan patensi jalan nafas
 Proses penuaan Keseimbangan elektrolit dan asam basa  monitor kadar AGD, serum, kadar elektrolit urine
 Bilateral cortical necrosis  Frekuensi jantung apical dalam batas normal (DBN)  monitor status hemodinamik dan pola pernapasan
 Luka bakar  Irama jantung apical dbn  monitor kehilangan asam (misalnya muntah, residu lambung, diare dan
 Pembedahan jantung  Frekuensi nafas dbn dieresis)
 Cardiopulmonary bypass  Serum natrium, potassium, kalsium, klorida,  monitor gejala gagal nafas (PaO2 yang rendah dan peningkatan level PaCO2
 DM magnesium dbn dan fatigue otot pernafasan)
 Terpapar racun  Serum pH, albumin, creatinin, bicarbonate,  monitor pengiriman oksigen ke jaringan ( SaO2, Hb, cardiac output)
 Glomerolunefritis pada osmolalitas, glukosa, hematokrit. dbn  berikan terapi oksigen
wanita  Blood urea nitrogen  berikan dukungan ventilasi mekanik
 Hiperlipidemia  Ph dan BJ urine dbn  kurangi konsumsi oksigen dengan meningkatkan kenyamanan, mengontrol
 Hipertensi  Neuromuscular non-irritability demam, dan mengurangi kecemasan
 Hipovolemia  Kerusakan kognitif berkurang atau hilang  monitor status neurologis (kesadaran dan confusion)
 Hipoksia  Fatigue tidak terjadi  berikan medikasi alkaline sesuai instruksi (misalnya Natrium Bicarbonate)
 Infeksi (sepsis, infeksi lokal)  Kelemahan otot berkurang atau hilang  berikan oral hygiene yang teratur
 Malignancy  Kram otot tidak terjadi
 Hipertensi maligna  Kram abdomen tidak terjadi Manajemen asam basa: acidosis metabolic
 Metabolic acidosis  Nausea berkurang atau hilang  monitor intake dan output
 Multitrauma  Disritmia tidak terjadi  monitor ketidakseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan acidosis
 Polynephritis  Restlessness (gelisah) hilang atau berkurang metabolic (hiponatremia, hiperkalemia atau hipokalemia, hipokalsemia,
 Renal artery stenosis  Paresthesia berkurang hipofosfatemia, dan hipomagnesia)
 Penyakit ginjal (polycystic  monitor kehilangan bicarbonate melalui saluran pencernaan (diare, pancreatic
disease) Keseimbangan cairan: fistula, small bowel fistula dan ileal conduit)
 Merokok  Tekanan darah dbn  monitor penurunan bicarbonate dari kelebihan asam (gagal ginjal, diabetic
 Systemic inflammatory  Frekuensi nadi radialis dbn ketoacidosis,hipoksia jaringan, dan kelaparan)
response syndrome  MAP dbn  hindari pemberian pengobatan yang menghasilkan penurunan kadar HCO3
 Efek samping pengobatan  CVP dbn (cairan yang mengandung chloride, dan anion exchange resins)
 Vascular embolism vasculitis  Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam  hindari komplikasi dari pemberian BicNat yang berlebihan (metabolic alkalosis,
 BB stabil’ hipernatremia, kelebihan cairan, penurunan pengiriman oksigen, penurunan
 Turgor kulit normal kontraktilitas jantung, dan peningkatan produksi asam laktat)
 Membrane mukosa lembap  berikan insulin dan hidrasi cairan (isotonic dan hypotonic) untuk diabetic
 Hematokrit dbn ketoacidosis yang menyebabkan acidosis metabolic
 BJ urine dbn  lakukan pencegahan kejang
 Hipotensi ortostatik tidak terjadi  pertahankan bed rest
 Suara nafas tambahan berkurang atau hilang  monitor manifestasi system saraf pusat terhadap metabolic acidosis (sakit
 Asites berkurang atau hilang kepala, drowsiness (mengantuk), penurunan mental, kejang dan coma)
 Distensi vena leher tidak terjadi  monitor manifestasi kardipulmonal terhadap metabolic acidosis (hipotensi,
 Edema perifer berkurang atau hilang hipoksia, aritmia, dan pernafasan kussmaul)
 Edema periorbita berkurang atau hilang  monitor manifestasi system pencernaan terhadap acidosis metabolic
 Confusion hilang (anoreksia, mual dan muntah)
 Haus tidak terjadi  anjurkan diet yang rendah karbohidrat untuk menurunkan produksi CO2
 Kram otot tidak terjadi (misalnya berikan Total Parenteral Nutrition)
 Pusing berkurang atau hilang
Monitoring asam-basa
Fungsi ginjal:  catat suhu dan persentasi oksigen pada saat pengambilan darah AGD
 Intake cairan adekuat  monitor tanda dan gejala kekurangan HCO3 dan metabolic acidosis:
 BUN dbn pernafasan kussmaul, kelemahan, disorientasi, sakit kepala, anorexia, coma,
 Warna urine dbn pH urine <6, plasma HCO3 <22 mEq/L, kadar pH plasma <7,35, kelebihan basa
 Protein urine dbn 2 mEq/L dihubungkan dengan hiperkalemia dan kemungkinan deficit CO2
 pH arteri dbn  monitor penyebab kekurangan HCO3, misalnya diare, gagal ginjal, hipoksia
 glukosa urine tidak terjadi jaringan, lactic acidosis,diabetic ketoacidosis, malnutrisi, dan overdosis salisilat
 hematuria tidak terjadi  berikan agent HCO3 oral atau parenteral
 keton urin tidak ada  monitor tanda dan gejala kelebihan HCO3 dan metabolic alkalosis: numbness
 pembentukan batu ginjal tidak terjadi (mati rasa), kesemutan pada ekstremitas, hipertonisitas otot, pernafasan
 berat badan bertambah tidak terjadi shallow(dangkal) dengan pause, bradicardia, tetany, pH urine >7, level HCO3
 hipertensi berkurang atau hilang plasma >26 mEq/L, pH plasma > 7,45. Base excess > 2 mEq/L dihubungkan
 nausea tidak terjadi dengan hipokalemia dan kemungkinan retensi CO2
 malaise terkontrol  monitor kemungkinan penyebab kelebihan HCO3 misalnya muntah, gastric
 anemia tidak terjadi suction, hiperaldosteronism, terapi diuretic, hipocloremia dan kelebihan
mencerna HCO3 oral
 monitor tanda dan gejala kekurangan asam karbonat dan respiratory alkalosis:
seringkali menarik nafas panjang dan menguap, tetany, paresthesia, kedutan
atau pergerakan otot yang tak terkendali, palpitasi, kesemutan, dan mati rasa,
pusing, penglihatan kabur, diaphoresis, mulut kering, kejang, pH >7,45, PaCO2
<35 mmHg dihubungkan dengan hipercloremia dan kemungkinan kekurangan
HCO3
 monitor kemungkinan penyebab deficit kekurangan asam karbonat dan
dihubungan dengan hiperventilasi, misalnya nyeri, lesi system saraf pusat,
demam, dan ventilasi mekanik
 sedasi pasien untuk mengurangi hiperventilasi
 berikan medikasi nyeri dan penanganan demam
 berikan larutan chloride parenteral untuk mengurangi HCO3 sementara
mengkoreksi respiratory alkalosis
 monitor tanda dan gejala kelebihan asam karbonat dan respiratory acidosis:
tremor pada tangan dengan ekstensi lengan, konfusi/ bingung, drowsiness
(mengantuk) yang berkembang menjadi coma, sakit kepala, respons verbal
yang melambat, mual, muntah, tachycardia, ekstremitas hangat dan
berkeringat, level pH<7,35 , PaCO2 >45 mEq/L dihubungkan dengan
hipochloremia, dan kemungkinan kelebihan HCO3
 monitor kemungkinan penyebab kelebihan asam karbonat dan respiratory
acidosis misalnya obstruksi jalan nafas, depresi ventilasi, depresi system saraf
pusat, penyakit neurologis, penyakit paru kronis, penyakit musculoskletal,
trauma dada, infeksi, ARDS, gagal jantung, dan penggunaan obat yang
menekan pernafasan.
 Berikan agen anti mikroba dan bronkodilator
 Berikan oksigen aliran rendah dan monitor tanda narcosis CO2 pada kasus
hipercapnia kronis

Fluid/ electrolyte management


 Monitor kadar electrolit serum yang abnormal
 Dapatkan sampel darah untuk mengetahui gangguan cairan dan elektrolit;
hematocrit, BUN, protein, sodium, dan potassium
 Timbang berat badan pasien tiap hari dan monitor kecenderungannya

Designed by Eka.A.N., S.Kep.,NS Page 1

Anda mungkin juga menyukai