Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS

Makalah Pengenalan Pasar dan Peluang Pemasaran

Oleh :
Kelompok 3
Intan Nur Izzaty Taufik Putri 205040100111019
Achmad Nauval Chaidar Riza 205040100111097
Robytoh Nur Aulia Denhas 205040101111043
Halimatus Sa’diyah 205040101111059
Muhammad Rafif Fakhri 205040107111095
Salsabila Shevanisti Irawan 205040107111106

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah Manajemen Pemasaran
Agribisnis dengan judul “Pengenalan Pasar dan Peluang Pemasaran”. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah Pemasaran Pertanian disusun guna memenuhi tugas Ibu Dwi


Retno Andriani, SP.,MP. pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Agribisnis.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang manajemen
resiko.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran. Kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima untuk meningkatkan kesempurnaan makalah ini.

Malang, 25 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS.....................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas ekonomi berjalan di seluruh dunia setiap waktu dan setiap saat
seiring dengan perkembangan teknologi. Selain itu, tempat melakukan aktivitas
ekonomi juga berkembang, dari yang awalnya hanya di beberapa tempat saja
menjadi dapat dilakukan dimana saja. Tempat yang dimaksud adalah pasar. Pasar
merupakan tempat yang penting dalam kegiatan ekonomi. Pasar adalah suatu
tempat dimana berbagai prosedur, infrastruktur tempat usaha menjual produk,
social community, jasa, dan tenaga kerja bagi orang-orang yang melakukan
transaksi dengan menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang (Naufal,
2020).
Dalam melakukan aktivitas ekonomi ada banyak pelaku di dalamnya salah
satunya yaitu produsen. Produsen merupakan pelaku ekonomi yang mana bertugas
untuk memproduksi barang atau jasa untuk selanjutnya di serahkan kepada
distributor. Produsen dapat berupa individu atau kelompok. Salah satunya yang
akan dibahas yaitu adalah perusahaan. Perusahaan merupakan tempat dimana
terjadinya kegiatan produksi sebuah barang atau jasa, serta semua berkumpulnya
semua faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan
kewirausahaan.
Suatu perusahaan tidak hanya melakukan kegiatan produksi melainkan
juga kegiatan pemasaran. Strategi pemasaran adalah salah satu cara memenangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah
satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara
menyeluruh. Dipandang dari luasnya permasalahan yang ada dalam perusahaan,
maka diperlukan adanya perencanaan yang menyeluruh untuk dijadikan pedoman
bagi segmen perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, alasan lain yang
menunjukkan pentingnya strategi pemasaran adalah semakin kerasnya persaingan
perusahaan pada umumnya (Wibowo, Arifin and Sunarti, 2015).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Perusahaan Terhadap Pasar


Pemasaran yang berorientasi pasar merupakan aktivitas pemasaran yang
memberikan perhatian pada pelanggan, pesaing dan kolaborasi unit kerja didalam
perusahaan yang sangat diperlukan didalam meningkatkan nilai inovasi untuk
membangun keunggulan bersaing yang akan berdampak pada kinerja perusahaan
(Mauludin, 2015). Sedangkan orientasi terhadap pasar secara umum dapat
diartikan sebagai parameter perilaku serta proses dari konsep pemasaran suatu
perusahaan. Bagi perusahaan yang dapat berorientasi terhadap pasar, maka
perusahaan tersebut bisa mengembangkan serta memahami apa yang dibutuhkan
konsumen. Saat perusahaan memahami pasar, maka perusahaan dapat
menciptakan suatu strategi pemasaran serta memiliki pengetahuan kekuatan serta
kelemahan pesaingnya dalam pasar.
Komponen orientasi pasar diabagi menjadi 3 yaitu orientasi konsumen,
orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi. Ketiga komponen tersebut
meupakan hal yang penting bagi perusahaan terhadap pasar, karena ada nilai-nilai
yang dibangun perusahaan untuk memberikan hasil serta kepuasan untuk
pelanggan. Orientasi tersebut merupakan proses pemahaman pelanggan untuk
dijadikan nilai untuk perusahaan sendiri.
1. Orientasi Pelanggan
Orientasi pelanggan merupakan pemahaman perusahaan pada target
konsumen sebelum menciptakan nilai yang berharga pada pelanggannya
seterusnya. Melalui orientasi pelanggan, nantinya akan membentuk
persepsi pelanggan atas nilai yang dirasakan.
Selain itu, Orientasi pelanggan masuk dalam aktivitas yang ikut dalam
pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan target pemasaran. Serta
menjadi rujukan untuk menentukkan target pelanggan untuk kedepannya
merancang produk dan jasa yang dibutuhkan pasar serta kepuasan
pelanggan.
2. Orientasi Pesaing

2
Orientasi pesaing sendiri merupakan pemahaman perusahaan pada
kekuatan serta kelemahan dalam jangka waktu pendek. Tak hanya itu hal
ini juga berlaku pada strategi jangka panjang dari para pesaing perusahaan
yang berpotensi muncul dan meramaikan pasar.
Sedangkan pemahaman orientasi pesaing memiliki dua tujuan yaitu
dalam jangka pendek untuk perusahaan memahami kekuatan dan
kelemahan baik pesaing saat ini dan masa depan, serta jangka panjang
untuk menentukan strategi kedepannya untuk fokus pada menarik target
konsumen.
3. Orientasi Antarfungsi
Komponen terakhir dari orientasi pasar adalah koordinasi antar fungsi
yang merupakan refleksi dari koordinasi sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk menciptakan nilai konsumen bagi pelanggan dengan
tepat sasaran. Serta memberi respon yang tepat pada pelanggan yang
membutuhkan.
Hal ini perlu dilakukan dalam organisasi agar sumber daya yang
dipunyai perusahaan dapat dipakai secara maksimal untuk menciptakan
kepuasan pada konsumen itu sendiri. Tak hanya itu, juga menjaga pesaing
yang nantinya bisa saja memperhemat strategi yang tengah dikembangkan.

Orientasi perusahaan terhadap pasar memiliki fungsi dan manfaat bagi


perusahan tersebut khususnya. Orientasi pasar dapat berguna untuk mengarahkan
perusahaan pada kompetisi advantage yang bisa dipertahankan melalui beberapa
aktivitas di internal serta eksternal. Selain itu juga untuk mengarahkan perusahaan
pada perbedaan dan efisiensi produk. Untuk manfaatnya sendiri yaitu dapat
membantu perusahaan dalam melakukan proses produksi yang efisien serta
memiliki daya jual yang lebih dibandingkan dengan para pesaingnya.

3
2.2 Peluang Pemasaran Agribisnis
Aktivitas pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam sistem
agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi pertanian (subsistem input),
usahatani (on farm), pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, serta subsistem
penunjang (seperti penelitian, penyuluhan, pembiayaan/kredit, intelijen pemasaran
atau informasi pemasaran, kebijakan pemasaran). Tujuan dari pemasaran yaitu
menjembatani apa yang diinginkan produsen dan konsumen dalam melengkapi
proses produksi. Hampir semua aktivitas pemasaran membantu produsen dalam
memahami keinginan konsumen. Ketika pemasaran dilakukan secara efisien dan
adil, pemasaran secara keseluruhan dapat meningkatan efisiensi ekonomi,
peningkatan keuntungan produsen dan peningkatan kepuasan konsumen
(Beierlein et al 2014). Kegiatan pemasaran hasil pertanian dapat dilakukan secara
langsung tanpa mengubah bentuk komoditas pertanian ataupun dengan usaha
manufaktur, mengolah bahan mentah hasil produk pertanian menjadi barang
setengah jadi ataupun bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah suatu
komoditas yang biasa juga disebut Agroindustri. Contoh aktivitas pengolahan
hasil pertanian dalam agroindustri antara lain penggilingan, penepungan, ekstraksi
dan penyulingan, penggorengan, pemintalan, pengalengan, dan proses pabrikasi
lainnya. Pada umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau
pabrik yang terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk pertanian
mentah hingga bentuk siap konsumsi berupa barang yang telah dikemas.
Menurut Suprapto (2016), agroindustri hasil pertanian mampu
memberikan sumbangan yang sangat nyata bagi pembangunan di kebanyakan
negara berkembang karena empat alasan, yaitu:
a. Agroindustri hasil pertanian adalah pintu untuk sektor pertanian. Agroindustri
melakukan transformasi bahan mentah dari pertanian termasuk transformasi
produk subsisten menjadi produk akhir untuk konsumen. Ini berarti bahwa
suatu negara tidak dapat sepenuhnya menggunakan sumber daya agronomis
tanpa pengembangan agroindustri. Disatu sisi, permintaan terhadap jasa
pengolahan akan meningkat sejalan dengan peningkatan produksi pertanian. Di
sisi lain, agroindustri tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan

4
permintaan ke belakang, yaitu peningkatan permintaan jumlah dan ragam
produksi pertanian. Akibat dari permintaan ke belakang ini adalah:
(a) petani terdorong untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas
meningkat,
(b) akibat selanjutnya produksi pertanian dan pendapatan petani meningkat,
(c) memperluas pengembangan prasarana (jalan, listrik, dan lain-lain).
b. Kedua, agroindustri hasil pertanian sebagai dasar sektor manufaktur.
Transformasi penting lainnya dalam agroindustri kemudian terjadi karena
permintaan terhadap makanan olahan semakin beragam seiring dengan
pendapatan masyarakat dan urbanisasi yang meningkat. Indikator penting
lainnya tentang pentingnya agroindustri dalam sector manufaktur adalah
kemampuan menciptakan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat misalnya,
sementara usahatani hanya melibatkan 2% dari angkatan kerja, agroindustri
melibatkan 27% dari angkatan kerja.
c. Ketiga, agroindustri pengolahan hasil pertanian menghasilkan komoditas
ekspor penting. Produk agroindustri, termasuk produk dari proses sederhana
seperti pengeringan, mendomonasi ekspor kebanyakan negara berkembang
sehingga menambah perolehan devisa. Nilai tambah produk agroindustri
cenderung lebih tinggi dari nilai tambah produk manufaktur lainnya yang
diekspor karena produk manufaktur lainnya sering tergantung pada komponen
impor.
d. Keempat, agroindustri pangan merupakan sumber penting nutrisi. Agroindustri
dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehingan produksi pasca panen
dan menjadikan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat memberikan
keuntungan nutrisi dan kesehatan dari makanan yang dipasok kalau pengolahan
tersebut dirancang dengan baik. Sektor agribisnis sangat memiliki potensi yang
besar dalam bidang pemasaran baik nasional ataupun internasional. Sebagai
contoh, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (2016) menyatakan
bahwa produk pertanian Indonesia berpeluang memasok pasar Hongkong
karena kebutuhan produk hasil pertanian dan perkebunan di Hongkong yang
sangat tinggi, merupakan peluang potensial bagi eksportir Indonesia untuk
menjadi pemasok utama pasar di negara tersebut. Hampir semua kebutuhan

5
produk pertanian dan perkebunan mengandalkan impor dari sejumlah negara,
karena Hongkong tidak memiliki sumber daya alam yang memadai. Sedangkan
produk pertanian dan perkebunan Indonesia cukup melimpah dan itu memberi
peluang untuk menjadi pemasok pasar Hongkong. Konsumsi teh masyarakat
Hongkong mencapai 1,4 kg per kapita per tahun dengan nilai impor mencapai
50 juta dolar AS. PT Perkebunan Nusantara pada tahun 2016 mengajak 14
produsen teh dari Indonesia mengadakan pameran di Hongkong yang hasilnya
sangat memuaskan karena mendapatkan pesanan tiga kontainer teh dengan
harga lebih tinggi dibandingkan ketika dipasarkan di Jakarta. Salah satu
ketertarikan masyarakat Hongkong terhadap produk teh asal Indonesia, karena
kualitasnya tidak jauh beda dengan teh produksi China. Selain teh, sejumlah
produk hasil pertanian dan perkebunan Indonesia yang diminati pasar
Hongkong, antara lain buah-buahan seperti mangga dan apokat yang harganya
cukup menjanjikan. Indonesia merupakan salah satu negara mitra dagang
potensial bagi Hongkong dengan nilai perdagangan kedua negara mencapai
4,479 miliar dolar AS atau sekitar Rp 42 triliun pada 2008. Angka ini
meningkat sekitar 15 persen dari yang tercatat pada 2007. Pemerintah
Hongkong juga dalam salah satu kegiatan pameran menggulirkan paket
sponsor (insentif) senilai 10,3 miliar dolar AS untuk membantu pengusaha
Indonesia menjadi eksportir. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk
pertanian memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan secara global,
mengingat Indonesia juga memiliki tingkat produksi komoditas pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan yang cukup tinggi
dibandingkan negara lain. Fasilitas pemasaran pun telah didukung oleh
pemerintah baik kebijakan yang mempermudah kegiatan ekspor ataupun
bergabungnya Indonesia sebagai salah satu negara pelaku MEA. Sehingga
dengan perbaikan manajemen pemasaran yang efektif dan efisian akan
memperbesar peluang perkembangan pemasaran dan pendapatan pengusaha di
sektor agribisnis.

6
2.3 Pengembangan Strategi dan Pengembangan Pemasaran
2.3.1 Nilai Pemasaran dan Pelanggan
Inti dari pemasaran adalah memuaskan keinginan serta kebutuhan dari
konsumen dan memiliki sasaran menghantarkan nilai pelanggan untuk
menghasilkan laba.
2.3.1.1 Proses Pengiriman Nilai
Perusahaan yang menerapkan pandangan ini mempunyai peluang sukses
terbaik dalam ekonomi yang ditandai dengan kelangkaan barang dimana
konsumen tidak memusingkan dengan kualitas, fitur, atau gaya. Urutan
penciptaan dan penghantar nilai dapat dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama,
memiliki nilai, merepresentasekan pemasaran yang harus dilakukan sebelum
produk dibuat. Setelah unit bisnis memiliki nilai, fase kedua adalah menyediakan
nilai. Pemasaran harus menentukan fitur produk tertentu, harga, dan distribusi.
Tugas dari fase tiga adalah mengkomunikasikan nilai dengan memberdayakan
tenaga penjualan, promosi penjualan, iklan, dan sarana komunikasi lain untuk
mengumumkan dan mempromosikan produk.
2.3.1.2 Rantai Nilai
Rantai nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan yang secara strategis relevan-
lima kegiatan primer dan empat kegiatan pendukung yang menciptakan nilai
bisnis dalam yang spesifik. Kegiatan primer terdiri dari:

1. Logistic ke dalam yakni memasukan bahan dalam bisnis.


2. Operasi akhir yakni mengubah bahan menjadi produk akhir.
3. Logistic keluar yakni mengeringkan produk akhir.
4. Memasarkan produk meliputi penjualan.
5. Memberikan layanan produk.

Sedangkan terdapat juga kegiatan pendukung mencakup pengadaan,


pengembangan teknologi, manajemen SDM, dan infrastruktur perusahaan.
Infrastruktur perusahaan mencakup biaya manajemen umum, perencanaan,
keuangan, akuntansi, hukum, dan hubungan pemerintah.

7
Keberhasilan perusahaan tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja
setiap departemen, tetapi juga pada seberapa baik perusahaan mengkoordinasikan
kegiatan departemen untuk melaksanakan proses bisnis inti. Proses bisnis inti ini
terdiri dari:

a. Proses menginderapasar (The Market-Sensing Process) dengan


mengumpulkan informasi pasar melalui intelijen pemasaran, menyebarkan
informasi dalam organisasi dan menindaklanjuti informasi tersebut.
b. Proses realisasi penawaran baru (The New-Offering Realization Process)
dengan meneliti, mengembangkan dan meluncurkan penawaran
berkualitas tinggi yang baru dengan cepat dan sesuai anggaran.
c. Proses akuisisi pelanggan (The Customer Acquisition Process) dengan
mendefinisikan pasar sasaran dan mencari calon pelanggan baru.
d. Proses manajemen hubungan pelanggan (The Customer Relationship
Management Process) dengan membangun pemahaman, hubungan dan
penawaran yang lebih mendalam dengan pelanggan perorangan .
e. Proses manajemen pemenuhan (The Fulfillment Management Process)
dengan menerima dan menyetujui pesanan, mengirim barang tepat waktu
dan mengambil bayaran.

8
2.3 Studi Kasus
Kasus 1
Memanen Untung dari Sayur Hidroponik, Bisnis yang Kebal dari Covid-19

SAMARINDA, KOMPAS.com - Suka tidak suka, penyebaran pandemi


wabah virus corona (Covid-19) membuat banyak waktu saat ini lebih banyak
dihabiskan di rumah. Lalu, kondisi saat ini juga mendorong gaya hidup dengan
pola makanan sehat dan segar semakin diminati. Kedua hal itu belakangan jadi
pemicu tren berkebun sayur di lahan rumah semakin banyak dengan metode
hidroponik. Para pakar bilang, hidroponik juga jadi obat stres bagi mereka yang
terlalu lama berdiam di rumah. Jauh sebelum Covid-19, Ginanjar Ibnu Tamimi,
sudah lama terjun menggeluti usaha hidroponik. Dia menyulap lahan kosong di
Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, jadi kebun sayur
bertingkat. Bukan kegiatan paruh waktu, melainkan jadi usaha yang ditekuninya
sebagai profesi utama karena peluangnya yang menjanjikan. Dia yakin, sayuran
hidroponik bakal semakin diburu seiring meningkatkan kesadaran pola hidup
sehat.
"Ada corona, semakin banyak yang cari sayur hidroponik. Penjualan sayur
naiknya terasa sekali, terutama pembelian lewat online di Kota Samarinda.
Bahkan, saat ini juga banyak pesananan instalasi hidroponik di rumah-rumah ke
saya," kata Ginanjar kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020). Kualitas sayur yang
lebih baik membuat harga sayuran hidroponik relatif lebih mahal. Namun, faktor
itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik
memiliki segmen pasar tersendiri. Menurutnya, kesadaran orang akan hidup sehat
saat pandemi Covid-19 membuat permintaan sayuran dari kebun hidroponik
meningkat. Berbeda dengan sayuran yang dijual di pasar, hidroponik
menghasilkan sayuran yang relatif lebih segar dan bebas pestisida. "Selain dari
perorangan, pembeli banyak juga dari restoran-restoran dan beberapa hotel. Kalau
ke swalayan belum masuk, karena harus kontinu. Saya sendiri berencana
memperluas kebun," ucap Ginanjar yang saat mengelola kebun seluas 20x15
meter yang dibantu dua orang tenaga kerja. Ginanjar yang biasa memanen sayur
sepekan sekali ini bisa menjual hingga 400 kilogram berbagai jenis sayuran dalam

9
sebulan. Beberapa sayuran yang dihasilkan di kebunnya antara lain kale, selada,
dan berbagai jenis sawi seperti pakchoy, caisim, dan sawi putih. "Primadona saat
ini kale, harganya per kilogram bisa sampai Rp 120.000. Lalu selada Rp 40.000,
sawi saya jual Rp 35.000. Meski lebih mahal dari sayuran di pasar, sayur
hidroponik semakin banyak dicari," tuturnya. Untuk penjualan, Ginanjar
mengandalkan penjualan langsung dan promosi via online, khususnya lewat
Instagram. Selain sayuran, pria kelahiran 17 Oktober 1989 ini juga berencana
menanam buah-buahan di kebun hidroponik miliknya. Di awal merintis usahanya,
dia sempat mencoba menjual panen sayurnya ke pasar. Namun rupanya kurang
diminati karena faktor harga. Kualitas sayur hidroponik memang lebih bagus,
karena kesegarannya bisa bertahan berhari-hari dibandingkan sayur yang sama
yang dijual di pasaran. "Pernah coba jual di pasar, buat lapak di halaman parkir.
Terus malah ditertawakan, jual sayur masih ada akarnya. Saya jual Rp 10.000 satu
ikat, sementara di dalam pasar sayur yang sama harganya Rp 3.000-5.000 per ikat.
Tapi ternyata memang kurang diminati," ujarnya.
Selama pandemi virus corona, selain penjualan sayur meningkat, banyak
orang memesan instalasi hidroponik skala rumahan sebagai kebun mini di teras
rumah. "Jadi saya juga melayani instalasi, banyak sekali permintaannya. Karena
banyak orang berdiam di rumah, jadi supaya ada kegiatan yang positif, dilakakun
dengan menanam sayur hidroponik," kata dia.   Bagi pemula, memulai bisa
hidroponik bisa dilakukan di halaman rumah. Lahan sempit bisa diakali dengan
membuat media tanam atau bak hidroponik secara bertingkat. Bibit sayur
hidroponik juga bisa didapatkan di toko pertanian maupun di toko online.  "Kalau
untuk pemula, sekedar hobi dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk dapur
sendiri, bisa mulai dengan ukuran 1x4 meter. Bahkan bisa 1x2 meter dengan
dibuat meninggi ke atas. Itu kira-kira untuk instalasi habis Rp 1,5 juta," jelas
Ginanjar.
Sejak dulu, dirinya memang sudah lama ingin bertani namun tak memiliki
lahan luas. Dengan beberapa refrensi di internet, dia memutuskan terbang ke
Yogjakarta untuk belajar metode budidaya atau cara menanam hidroponik.
"Sebelum beralih hidroponik, awalnya sempat coba tanam di tanah karungan,
ternyata hasilnya tidak maksimal. Saya juga tidak memiliki basic pertanian. Jadi

10
petani di usia muda, saya kira jadi kebanggaan tersendiri meski dengan lahan
terbatas," ungkap Ginanjar. "Awal memulainya banyak cerita tidak mengenakkan.
Di Samarinda sendiri hidroponik masih sangat asing. Banyak yang teman-teman
dan tetangga menertawakan, bertanya heran, memang bisa sayur bisa tumbuh di
air. Orang tua sendiri juga awalnya tidak percaya," imbuhnya. Seiring waktu,
sayuran dari kebun hidroponik semakin diminati di Kota Samarinda. Dirinya saat
ini juga aktif membina beberapa komunitas seperti kampung KB, pesantren,
keluarahan, kegiatan kecamatan, hingga mengisi kegiatan pembelajaran untuk
pengenalan pertanian untuk anak-anak sekolah. Soal kendala, menanam sayuran
hidroponik juga bukan tanpa kendala. Selain cuaca, hama juga terkadang
menyerang sayuran.Untuk meminimalisir kerusakan sayuran, dia membangun
kebun dengan konsep semi rumah kaca dengan atap plastik ultraviolet.

(Sumber: kompas.com, 2021, diakses pada 25 Agustus 2021 melalui


https://money.kompas.com/read/2020/05/20/071200826/memanen-untung-dari-
sayur-hidroponik-bisnis-yang-kebal-dari-covid-19)

Kasus 2
Platform Digital Dukung UMKM Agribisnis Perluas Pemasaran

Jakarta, Beritasatu.com - Kompak (kolaborasi masyarakat dan pelayanan


untuk kesejahteraan), sebagai program kemitraan pemerintah Australia-Indonesia,
menggandeng startup agribisnis dan Bappenas untuk mendukung pengembangan
usaha dan pembiayaan bagi UMKM (usaha mikro kecil dan menengah)
di Lombok Utara dan Sumbawa. "Terdapat beberapa hasil alam yang potensial
untuk dikembangkan di Lombok Utara, diantaranya cokelat, kopi, cengkeh, dan
kacang mede,” kata Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto
Ridawan, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/5/2021).
Menurut Danny, berbagai rintangan masih dihadapi oleh pelaku UMKM,
diantaranya distribusi yang sulit, pemasaran produk terbatas, hingga mutu yang
perlu terstandarisasi agar berdaya saing. “Hal inilah yang membuat banyak
UMKM gulung tikar di masa pandemi,” tegasnya.

11
Sementara, Direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi
Kementerian PPN/Bappenas, Ahmad Dading Gunadi menyatakan, meskipun
UMKM mendominasi penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun produktivitas
UMKM masih perlu ditingkatkan. "Faktanya, 90% pelaku UMKM di Indonesia
belum memanfaatkan platform digital sebagai sarana untuk memperluas
pemasaran,” ujarnya. Bussiness Development Specialist Ekosis, Felicia Yulie
Mills, menambahkan, untuk mendukung pemasaran, Ekosis menyediakan
platform jual beli khusus agribisnis yang memungkinkan UMKM terhubung
langsung dengan pembeli secara digital.
"Pelaku usaha juga dapat mengajukan sertifikasi, konsultasi, ataupun
pelatihan agar mutu dan kualitas produk terjamin. Selain itu, angkutan logistik
maupun cold chain juga dapat langsung dipilih melalui aplikasi atau web Ekosis,”
jelasnya. Tak hanya dari segi pemasaran, tambah Felicia, Ekosis juga turut
mendukung pelaku UMKM agar cepat bertumbuh dan menambah kualitas dan
kuantitas produksi dengan bantuan permodalan. "Pelaku usaha yang aktif
bertransaksi dan tercatat track record  penjualannya di Ekosis akan
berkesempatan untuk mengajukan pinjaman dari partner permodalan Ekosis yang
terpercaya dan terdaftar di OJK. Pelaku usaha nantinya bisa memilih penyedia
permodalan yang paling sesuai,” pungkasnya.

(Sumber: beritasatu.com, 2021, diakses pada 25 Agustus 2021 melalui


https://www.beritasatu.com/digital/780339/platform-digital-dukung-umkm-
agribisnis-perluas-pemasaran)

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pemasaran dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal, tidak
sembarangan untuk perusahaan melakukan proses pemasaran tersebut. Diperlukan
yang namanya orientasi perusahaan terhadap pasar. Orientasi tersebut dilakukan
sebagai parameter bagi perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen dalam waktu yang bersamaan, untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Agribisnis sendiri proses pemasarannya memiliki
peluang yang sangat besar, karena dalam agribisnis sendir produk yang
dihasilkan yaitu dari pertanian yang mana semua manusia masih
membutuhkannya untuk makanan dan lain sebagainya. Perusahaan dalam
melakukan orientasi pasar Agribisnis juga dibutuhkan analisis yang baik terhadap
konsumen atau pelanggan, dan pesaing perusahaan.
3.2 Saran
Makalah ini ditulis dengan mengambil informasi dari berbagai sumber dan
jurnal, serta juga dari pemikiran kelompok kami. Makalah ini dibuat sebagai
pembanding dengan makalah-makalah yang sudah ada sebelumnya. Kami menulis
makalah ini berdasarkan pemahaman kami. Oleh karena itu saran saya terhadap
pembaca lebih teliti dalam membaca dan tidak melakukan kesalahan yang sama
yang penulis lakukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Beierlein, et al. 2014. Principles of Agribusiness Management. Waveland Press,


Inc. The United State of America.

Kotler, P., & Keller, K. L. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Penerbit
Erlangga.

Mauludin, H. 2015. Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Nilai Inovasi, Keunggulan


Bersaing dan Kinerja Perusahaan. El dinar.

Naufal, R. 2020. Struktur Pasar Persaingan Sempurna. Fakultas Sains dan


Teknologi Universitas Muhammdiyah Sidoarjo.

Suprapto. 2016. Karakteristik, Penerapan, dan Pengembangan Agroindustri Hasil


Pertanian Di Indonesia. Fakultas Manajemen Agribisnis Universitas
Mercu Buana.Wibowo, D H, et al. 2015. Analisis Strategi Pemasaran
Untuk Meningkatkan Daya Saing Umkm (Studi Pada Batik Diajeng
Solo). Jurnal Administrasi Bisnis.

14

Anda mungkin juga menyukai