Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAIS
Jalan Palembang-Sekayu KM. 82 Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin
Email : puskesmaslais@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LAIS


NOMOR : /SK/LS /UKP/II/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS LAIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan


pelayanan klinis di Puskesmas Lais maka perlu dilakukan
pengembangan pelayanan klinis yaitu pelayanan laboratorium;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Lais tentang pelayanan
laboratorium;

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 37 tahun 2012 tentang
penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LAIS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN LABORATORIUM
KESATU : Kebijakan pelayanan laboratoriumsebagaimana tercantum dalam
lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
kesalahan didalamnya, akan diadakan perbaikan/ perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Lais


Pada Tanggal : 06 Februari2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS LAIS,

LELI HEFNI

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD.


PUSKESMAS LAIS
Nomor : /SK/LS /UKP/II/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
LABORATORIUM

I. PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PEMERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN


PENYIMPNAN SPESIMEN
a. Permintaan pemeriksaan
Permintaan pemeriksaan merupakan serangkaian kegiatan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium mulai dari penerimaan form permintaan pemeriksaan
sampai penandatanganan informed consent, agar paarameter yang dilakukan sesuai
dengan permintaan pemeriksaan.
b. Penerimaan spesimen
Penerimaan spesimen merupakan perlakuan khusus terhadap penanganan
spesimen bahan pemeriksaan laboratorium untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
c. Pengambilan dan penyimpanan spesimen
Pengambilan dan penyimpanan spesimen dilakukan petugas unit laboratorium
berdasarkan permintaan pemeriksaan laboratorium oleh dokter sehingga
didapatkan sampel yang benar dan pasien mendapatkan hasil yang maksimal.

II. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PUSKESMAS LAIS
N
SAMPLE JENIS PEMERIKSAAN
O
1. Darah a. Darah rutin :
 Hemoglobin
 CT
 BT
b. Golongan darah
c. Malaria rapid test / Mikroskops
d. DHF rapid test
e. Kimia darah
 Glukosa metode stik
 Cholestrol metode stik
 Asam urat metode stik
f. Serologi
 HIV Rapid
2. Urine a. Urine Rutin
 Glukosa urine/ Reduksi
 Protein urine
 Urine legkap metode Carik celup
 Sedimen urine
b. Test kehamilan (HCG)
3. Sputum BTA (Bakteri Tahan Asam)

4. Kusta BTA (Bakteri Tahan Asam)

III. PEMANTAUAN PELAKSANAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Penilaian atas proses penetapan indikator kinerja juga membandingakan antara
pencapaian indikator kinerja dengan target. Kesenjangan yang ada harus di analisis
sehingga diperoleh penyebab sebenarnya. Indicator kinerja adalah diskripsi kualitatif
dari kerja yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai salah satu alat untuk menilai
dan melihat perkembangan yang dicapai selama ini dalam jangka waktu tertentu.

IV. PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL


Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil adalah suatu kegiatan membandingan
pelaksanaan penyerahan hasil pemeriksan dengan standart yang telah ditentukan
berdasarkan ketepatan waktu penyerahan.

V. PELAYANAN DILUAR JAM KERJA


Pelayanan Laboratorium Untuk Memenuhi Kebutuhan Pasien DiluarJam Kerja

VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI


Pemeriksaan yang beresiko tinggi dilakukan pada sample yang mudah menularkan
mikroorganisme, misalnya BTA pada sampel sputum dan pemeriksaan HIV pada sample
darah

VII. KEBIJAKAN KESELAMATAN KERJA DAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN APD (KESEHATAN


AN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS)
Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari adanya kemungkinan potensi
bahaya atau kecelakaan kerja maka diwajibkann kepada petugas agar menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan dann jas laboratorium.
Keselamatan kerja sangatlah penting untuk mengurangi bahaya yang terjadi melalui
kontak dengan spesimen yang berpotensi terinfeksi kuman patogen.

VIII. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh petugas laboratorium untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhterhadap kemungkinan adanya potensi bahaya
atau kecelakaan kerja.
Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah cara untuk menggunakan alat pelindung diri
sesuai standar sehingga petugas dapat terlindungi dari bahaya dan keselamatan kerja.

IX. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun adalah suatu kegiatan mengelola
termasuk menyimpan, menggunakan dan atau membuang bahan yang karena sifat atau
konsistennya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemrkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.

X. PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABBOATORIUM


1. Limbah medis cair : sisa spesimen (darah, urine)
2. Limbah medis padat : peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarrung tangan,
kapas, alkohol, botol spesimen, kemasan ragen.

XI. PENGELOLAAN REAGEN


Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa, dan menghasilkan zat lain.

XII. PENGELOLAAN LIMBAH


1. Limbah medis cair : sisa spesimen (darah, urine)
2. Limbah medis padat : peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarrung tangan,
kapas, alkohol, botol spesimen, kemasan ragen.

XIII. WAKTU PENYAMPAIANN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN


PEMERIKSAAN LABORATORIUM CITO
Dalam rangka mewujudkan mutu pelayanan klinis dan meningkatkan standar
pelayanan klinis kepada pasien maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
membantu menegakkan diagnosa dan perlu juga ditetapkan waktu penyampaian
laporan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan laboratorium untuk pasien
urgen/cito.
 WAKTU PENYAMPAIAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


Hemoglobin 15 Menit
CT 15 Menit
BT 15 Menit
Golongan Darah 15 Menit
Malaria rapid test 15 Menit
DHF rapid test 15 Menit
Gula darah sewaktu metode stik 15 Menit
Cholestrol metode stik 15 Menit
Asam urat metode stik 15 Menit
HIV rapid test 30 Menit
Glukosa urine (Reduksi) 15 Menit
Protein urine 15 Menit
Urine lengkap metode carik celup 15 Menit
Sedimen urine 30 Menit
Test kehamilan 15 Menit
Sputum (BTA) 1 Jam
Kusta (BTA) 1 Jam

XIV. PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


UNTUK PASIEN URGEN/GAWAT DARURAT (HASIL PEMERIKSAAN LABARATORIUM
KRITIS)
Waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium tidak boleh melebihi waktu
yang ditentukan.

XV. PELAPORAN HASIL LABORATORIUM KRITIS


Kondisi patofisologi pasien yang nilainya diluar batas normal yang telah disepakati
bersama baik dibawah atau diatas normal dimana pasien memerlukan intervensi
tindakan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien untuk itu
diperlukan adanya pelaporan hasil laboratorium kritis.

 PENETAPAN NILAI AMBANG KRITIS UNTUK TIAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PARAMETER NILAI KRITIS


DARAH
Hemoglobin Laki-laki : <7 atau >20 gr%
Perempuan : <7 atau >20 gr%
Anak-anak : <7 atau >20 gr%
B.T >15’0”
C.T >30’0”
Malaria (DDR) Positiif
DHF Rapid test Positiif
Anti HIV rapid test Positiif
Glukosa sewaktu metode stik <50 atau >500 mgr%
Cholestrol metode stik >500 mgr%
Asam urat metode stik Laki-laki : <2 atau >20 mgr%
Perempuan : <2 atau >20 mgr%
URINE
Warna Coklat sampai Kemerahan
Kejernihan Keruh dan berbusa
Glukosa Positif
Bilirubin Positif
Keton Positif
B.J >1,015 atau >1,025
Darah Positif
pH >4,8 – <7,4
Protein Positif
Urobilin Positif
Nitrit Positif
Leukosit Positif
Sedimen urine
- Leukosit >40/LP
- Eritrosit >40/LP
- Ephitel >40/LP
- Kristal Positif
Tes kehamilan (HCG) Positif
Glukosa urine (Reduksi) Positif
Protein urune Positif
SPUTUM (BTA) Positif
KUSTA (BTA) Positif

XVI. MONITORING PELAKSANAAN PROSEDUR PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM YANG KRITIS
Monitoring penyampaian hasil laboratorium yang kritis adalah suatu kegiatan
mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi yang optimal, selalu
dilaksanakan proseeddur penyampaian hasil laboratorium yang kritis.

XVII. JENIS REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA

Jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di Puskesmas Lais
adalah sebagai berikut :
1. Reagen golongan darah anti A, anti B, anti AB, anti RH
2. Larutan Zhiel Nelsen
3. Larutan methilen blue
4. HCL 0,1N
5. Benedic
6. Larutan alkohol
7. Buffer
8. Aquadest
9. Urine carik celup
10. Stik gula darah, kolesterol, asam urat.
11. Malaria rapid test
12. Anti HIV rapid test
13. Objek glass
14. Lancet
15. Spuit 3cc
16. Hanscoon
17. Masker
18. Kapas alkohol
19. Plaster
20. Alkohol swab

XVIII. BATAS BUFFER STOCK UNTUK MELAKUKAN ORDER


Guna memperlancar pelayanan pemeriksaan laboratorium order reagensia
dilakukan ketika reagensia tersebut sisa stokya tinggal 25% dari orderan awal.

XIX. PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA


Merupakan kegiatan dalam melakukan pengendalian reagen yang meliputi
penyimpanan dan pendistribusian reagen.

XX. PELABELAN REAGENSIA


Pelabelan adalah tata cara menulis identitas yang lengkap dengan memberikan
label yang ditempelkan pada kemasan atau botol reagensia

XXI. RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Evaluasi terhadap rentang nilai adalah hasil evaluasi dan tindak lanjut pemeriksaan
laboratorium yang telah diperiksa oeleh petugas laboratorium dalam kegiatan
pelayanan laboratorium.

PARAMETER NILAI RUJUKAN


DARAH
Hemoglobin Laki-laki : 13-17 gr%
Perempuan : 12-15 gr%
Anak-anak : 11-14 gr%
B.T <3’0”
C.T <7’0”
Malaria (DDR) Negatif
DHF Rapid test Negatif
Anti HIV rapid test Nrgatif
Glukosa sewaktu metode stik 70-110 mgr%
Cholestrol metode stik <200 mgr%
Asam urat metode stik Laki-laki : <7 mgr%
Perempuan : <5,7 mgr%
URINE
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Keton Negatif
B.J 1,015 – 1,025
Darah Negatif
pH 4,8 – 7,4
Protein Negatif
Urobilin Negatif
Nitrit Negatif
Leukosit Negatif
Sedimen urine
- Leukosit Sampai 4/LP
- Eritrosit Sampai 4/LP
- Ephitel Sampai 4/LP
- Kristal
Tes kehamilan (HCG) Negatif
Glukosa urine (Reduksi) Negatif
Protein urune Negatif
SPUTUM (BTA) Negatif
KUSTA (BTA) Negatif

XXII. EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI


Hasil evaluasi dan tindak lanjut pemeriksaan laboratorium yang telah diperiksa
oleh petugas laboratorium dalam kegiatan pelayanan laboratorium.

XXIII. PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM


Pengendalian mutu laboratorium meliputi :
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI) : Dilakukan oleh masing-masing laboratorium
secara terus menerus agar tidak terjadi error/ penyimpangan sehingga diperoleh
hasil yang tepat.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) : Diselenggarakan secara periodik oleh pihak
lain diluar laboratorium guna memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang diberikan untuk petugas
laboratorium yang bersangkutan.
XXIV. KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menstandarisasi alat ukur laboratorium
dengan cara membandingkan alat ukur tersebut dengan peralatan standar yang dapat
di identifikasi dan ditelusuri ke standar nasional atau internasional.
Validasi adalah kegiatan untuk menentukan satu atau lebih karakteristik dari suatu
bahan atau instrumen sehingga dapat dipastikan kesesuaian antara karakteristik
dengan spesifikasinya.

XXV. PERBAIKAN ALAT LABORATORIUM


Kegiatan untuk perbaikan alat laboratorium apabila ditemukan penyimpangan hasil
dan kerusakan alat.

XXVI. RUJUKAN LABORATORIUM


Tata cara penyimpanan dan pengemasan spesimen untuk dikirim ke laboratorium
rujukan.

XXVII. PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN (PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN


PASIEN DI LABORATOIUM)
Kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium untuk memberikan informasi
tentang program keselamatan pasien yang dilakukan di puskesmas lais

XXVIII. KEBIJAKAN PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA


Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah semua bahan kimia yang
mempunyai efek mengakibatkan kerugian terhadap orang dan lingkungan sekitarnya :
korosif, oksidasi, bersifat racun, meledak, dll.

XXIX. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM


Pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas resiko,
dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen
resiko laboratorium puskesmas adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk
mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien, pegawai puskesmas, pengunjung
dan organisasinya sendiri.

XXX. PELAKSANAAN ORIENTASI


Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan
baru adalah Prosedur yang mengatur tentang pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya dan peralatan baru
XXXI. PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA,
PERALATAN BARU, BUKTI PELAKSANAAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan
baru adalah Prosedur yang mengatur tentang pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya dan peralatan baru

KEPALA UPTD PUSKESMAS LAIS,

LELI HEFNI

Anda mungkin juga menyukai