Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT DAN WATAK AJARAN AGAMA ISLAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Metodologi Islam

Dosen pengampu :

Dr. Mahrus As’ad, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok G :

AULIA SAPUTRI DEWANNI ( 2001052002 )


WULAN FEBRIANI ( 2001051044 )

TBI.C

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

I
KATA PENGANTAR

Bissmillah, Wabillah, Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Hakikat dan Watak Ajaran Islam” ini digunakan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Islam. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki dan kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih.

Metro, 13 April 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................................II
BAB I...................................................................................................................................................III
PENDAHULUAN...............................................................................................................................III
A. Latar Belakang.......................................................................................................................III
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................III
C. Tujuan.....................................................................................................................................III
D. Metode Penulisan...................................................................................................................IV
BAB II..................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. Hakikat Ajaran Islam..............................................................................................................1
1. Pengertian Agama Islam........................................................................................................1
2. Landasan Dasar Agama Islam................................................................................................1
3. Sumber Ajaran Islam Primer..................................................................................................2
4. Sumber Ajaran Islam Skunder...............................................................................................3
B. Watak/ Sifat Dasar Ajaran Islam...........................................................................................3
1. Kesederhanaan, Rasionalitas, dan Praktis..............................................................................3
2. Kesatuan antara Materi dan Rohani.......................................................................................4
C. Sebab-Sebab Munculnya Perbedaan Paham atau Aliran dalam Islam...............................4
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................................7
B. Saran.........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Argumentasi untuk menyatakan misi ajaran islam sebagai pemabwa rahmat bagi
seluruh alam dekemukakan untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat
dapat dilihat dari pengertian islam. Makna islam adalah masuk dalam perdamaian,
sedangkan orang Muslim adalah orang yang damai dengan Allah SWT, artinya beserah
diri sepenuhnya pada kehendak-Nya, sedangkan damai dengan manusai berarti tidak
berbuat sewnang-wenang kepada sesama, tetapi sebaliknya, berbuat baik sesama.
Dari pengertian tersebuat dianyatakan dalam Al-Qur’an bahwa “ islam adalah agama
perdamaian dan dua pokok ajarannya, yaitu keesaan Allah kesatuan atau persaudaraan
umat manusaia, menjadi buktu nyata bahwa agama islam selaras dengan namanya.
Misi agama islam sebagi pembaea rahmat dapat dilihat dari peran islam yang
menangani berbagi problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan
kebudayaan,dan sebaginya.
Sejak kelahirannya lima belas abad yang lalu, agama islam sudah memiliki komitmen
dan respons yang tinggi untuk ikut telibat dalam memecahkan berbagai masalah duniawi.
Islam tidak hanya mengurusi sosial ibadah dan seluk beluk yang berkaitan dengannya,
tetapi juga memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah
tersebut dengan penuh bijaksana, adil, demokratis, manusiawi dan seterusnya. Oleh
karena, itu dalam makalah ini akan membahas bagaimana hakikat dan watak ajaran islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana Hakikat dan Watak ajaran islam?
2. Apa pengertian Agama Islam?
3. Bagaimana sebab-sebab munculnya perbedaan paham atau aliran dalam islam?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a) Bagi Mahasiswa
Agar para mahasiswa mengetahui bahwa ajaran agama islam itu sangat
penting dalam kehidupan manusia menjadi lebih baik, baik secara rasional, kultural
maupun normatif.
b) Bagi khalayak umum
Agar khalayak umum mengetahui pentingnya mempelajari studi islam, yang
diaman agama islam merupakan agama rahmatililalamin bagi selur alam semesta
serta bagaiamana sifat ajaran agama islam yang berbeda dari agama lainnya.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi
kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.
III
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Ajaran Islam

1. Pengertian Agama Islam


Secara umum yang dimaksud dengan agama Islam ialah agama yang diridhoi
Allah, yang paling benar dan sempurna serta agama yang membawa rahmat bagi
semesta alam. Islam merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhamad
SAW., sebagai Nabi terakhir pilihan-Nya. Didalamnya terdapat aturan dan hukum
yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat agar
selamat dan bahagia di dunia sampai akhirat. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam“. (QS. Ali-Imran:
19).
Pengertian Agama Islam Menurut Nabi dan Para Ulama
Berikut ini adalah pengertian Agama Islam menurut Nabi Muhammad dan
Sahabat.
a) Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhamad menjawab pertanyaan Umar r.a, tentang apa itu
Islam, dan beliau menjawab Islam itu adalah “bahwa engkau mengakui tidak
ada Tuhan selain Allah dan bahawasanya Muhamad itu utusan Allah, dan
engkau mendirikan sholat, dan mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, dan engkau mengerjakan ibadah haji di Baitullah jika engkau
sanggup melakukannya“.

b) Umar bin Khatab


Menjelaskan Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT.
kepada Nabi Muhamad SAW. Di dalam agama Islam terdapat tiga hal yakni:
Akidah, Syariat dan Akhlak.

Jadi, agama Islam adalah agama yang benar, yang mengajarkan segala
sesuatunya dengan baik dan sempurna. Ajaran Islam bersumber pada Al-Qur’an dan
Hadits.

2. Landasan Dasar Agama Islam


Islam merupakan nama agama yang berasa ldari Allah SWT.Sumber ajaran
islam yang utama adalah Al-qur’an Sedangkan As-sunnah sebagi sumber hukum yang

1
kedua adalah tingkatan sumber hukum dibawah Al-Qur’an. Ketentuan ini sesuai
dengan agama islam sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. yang kemudain
penjabarannya dilakukukan oleh Nabi Muhammad SAW. (Abbuddin Nata, 2001: 46).

3. Sumber Ajaran Islam Primer


a. Al-Qur’an
Al-Qur’an berarti bacaan, merujuk pada sifat Al-Qur’an yang difirmankan-Nya
dalam Q.S Qiyamah:17-18, yang artinya: “Sesungguhnya kami yang akan
mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila kami telah
selesai membacakannya maka itulah bacaanya itu”. Seangkan secara istilah,
islam adalah wahyu Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Adapun Fungsi Al-Qur’an:
1) Al Huda adalah sebagai pentunjuk.
2) Al- Furqan adalah sebagai pembeda.
3) Asy-syifa adalah sebagai obat.
4) Al-Mau’izah adalah sebagai nasihat.

Pokok-pokok kandungan dalam Al-Qur’an, antara lain:

1) Tauhid
2) Ibadah
3) Janji dan ancaman
4) Kisah umat terdahulu

Al-Qur’an mengandung 3 komponen dasr sebagai berikut:

1) Hukum i’tiqadiah, yaitu hukum yang mengatur hubungan rohaniah


manusia dengan Allah SWT. dan hal-hal yang berkaitan dengan
kaidah atau keimanan.
2) Hukum amaliah, yaitu mengatur secara lahirliah hubngan manusia
dengan Allah SWT. manusia dengan manusai laninnya, dan manusia
dengan lingkungan sekitar.
3) Hukum khuluqiah, yaitu hukum yang berkaitan dengan normal
manusia dalam kehidupan, sebagi individual atau makhluk sosial.
b. Hadis
Menurut ulama, hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan , taqrir maupun sifat.
Kedudukan hadis sebgai sumber kedua ajaran islam, selain didasarkan pada
keterang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis, juag didasrkan pada kesepakatan
sahabat. (Muhaimin, Abdul Mujib, Yusuf Muzzakir, 2007: 123). Sunnah
dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1) Sunnah quliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah SAW;
2) Sunnah fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulillah SAW;
3) Sunnah taqiririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasullah SAW.

2
4) Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncankan akan di
kerjakan, tetapi tidak dikerjakan.

4. Sumber Ajaran Islam Skunder


Sumber ajaran islam sekunder adalah ijtihad. Secara harfiah, ijtihad adalah
pendapat atau pertimbangan. Arti ijtihad adalah melakukan kesungguhan dan
ketukunan optimal untuk menetapkan hukum syara’. Jadi, ijtihad dilakukan untuk
menetapkan hukum yang tidak depenuhi Al-Qur’an dan hadis.
a. Dasar-dasar Ijtihad
Dasar hukum ijtihad adalah Al-qur’an dan As-sunnah. Adpun jenis-jenis
ijtihad sebgai berikut:
1) Istihsan, yaitu proses perpindahan dari suatu qiyas pada qiyas lainnya
yang lebih kuat.
2) Mushalat Murshalah, menurut istilah , mushakat murshalah adalah
perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatn manusia.
3) Subudz dzariah, menurut bahasa berati menutup jalan, sedngakan
menurut istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah
menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.
4) Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan
telah diterapkan pada masa lalu hingga ada dalil yang mengubah
kedudukan tersebut.
5) Urf, yaitu perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat) baik berupa
perkataan maupun perbuatan.

B. Watak/ Sifat Dasar Ajaran Islam


Konsep dasar ajaran islam adalah seluruh alam semsta diciptakan oleh Allah SWT.
yang merupakan tuhan dan penguasa Alam semesta, dan dia pila yang mencakupinya.
Diciptakannya manusia, dan masing-masing manusai diberi umur tertentu, Allah SWT,
telah menetukan kode kehidupan tertentu yang paling baik bagi manusia, tetapi pada saat
yang sama, manusia diberi kebebasan untuk memilih, menerima atau mengingkari dasar
kehiduoannya sendiri. Ajaran islam memiliki sifat khas yang berbeda dengan ajaran
agama lainnya, yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.
(Khursial Ahmad, 1998: 89).
Sifat dasar ajaran islam sebagimana dijelaskan Khursyid Ahmad (1998:91) antara lain
sebgai berikut:

1. Kesederhanaan, Rasionalitas, dan Praktis


Islam tidak memiliki mitologis. Ajarannyaa cukup sederhana dan mudah
dipahami. Ajran islam bersiafat rasional, yang dapat dijelaskan oleh logika dan
penalaran. Islam mendorong penggunaan intelek.
Dengan demikian, jelas bahwa islam merupakan agama yang praktis dan
tidak membuat manusia berpuas diri dalam kesia-siaan.

3
2. Kesatuan antara Materi dan Rohani
Islam mendorong manusia mencapai kepuasan dalam kehidupan, tidak
memisahkan materi dan moral, dunia dan ukhrawi, dan mengajak manusia
agar mencurahkan tenaga untuk mengostruksikan kehidupan atas dasar moral
yang sehat.
Dengan demikian, islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan
moral dan materi hingga keduanya salaing selaras dan memberikan
kemanfaatan, bukan dengan asketisme (kepertapaan)

C. Sebab-Sebab Munculnya Perbedaan Paham atau Aliran dalam Islam


Munculnya perbedaan faham (aliran keagamaan) di lingkungan umat Islam, adalah
ketika ”teks suci” (Alquran dan kemudian dipraktekkan Rasulullah/As-Sunnah)
”dikontekstualkan” berdasarkan kenyataan-kenyataan yang sedang berkembang. Oleh
karena itu, faktor-faktor 1) Kapasitas intelektual yang menjadi syarat dalam memahami
teks suci; 2) latar belakang sosial-kultural; dan 3) dinamika kehidupan ekonomi dan
politik sangat mempengaruhi pemikiran, pemahaman atau pun ijtihadi umat Islam.
Dengan demikian, setiap pemahaman sudah barang tentu akan melahirkan pemikiran;
dan, setiap pemikiran, baik langsung maupun tidak langsung, akan dipengaruhi oleh
sosial kultural dimana Islam itu hidup dan berkembang.

Dalam sejarah pemikiran Islam awal, faktor politik begitu dominan, terutama setelah
wafatnya Rasulullah. Kemunculan dan perjalanan aliran Khawarij, Murjiah, dan Syi’ah,
adalah berawal dari pertikaian masalah imamah. Ketiga aliran pemikiran ini, secara
metodologis maupun subtantif masih mewarnai pemikiran muslim sekarang. Berkaitan
dengan ini, Dr. Muh. Al-Bahiy, menyebutkan adanya tiga faktor yang menjadi penyebab
munculnya perbedaan pemahaman atau aliran-aliran : 1) adanya pergolakan politik
dalam negeri; 2) Mengalirnya pemikiran non-muslim; dan 3) akibat proses perubahan
kultural dan politik, dari masyarakat/budaya tradisional rural ke budaya/masyarakat
maju; dan dari politik regional ke dunia.

Sebagai sebuah realitas historis, sosiologis, dan kultural, maka Islam harus
teraktualisasi dalam kehidupan nyata.. Tetapi, aktualisasi pesan-pesan Islam bisa terjadi
hanya apabila Alquran telah ditafsirkan dan diperjelas, tidak saja dengan menggunakan
hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, melainkan juga dengan ijtihad para ulama, yang
sering dipengaruhi konteks sosio-historis, dan kultural tertentu. Ketika intervensi seperti
ini terjadi, tidak bisa dihindari muncul berbagai corak paham, aliran, dan mazhab.

Dalam perkembangan lebih lanjut, sebuah paham, aliran, atau mazhab menjadi
mainstream, arus utama, ketika penafsiran tetap berada dalam batas-batas kerangka
universalitas doktrin Islam. Sebaliknya, jika sebuah penafsiran melewati batas-batas
universalitas tersebut, maka ia menjadi penafsiran marginal. Sebagai konsekuensinya,
para pemegang penafsiran yang berbeda ini, yang kemudian disebut sebagai kelompok

4
marjinal, menjadi sasaran penindasan. Penindasan tersebut bukan hanya secara sosial,
juga secara politik dan kekuasaan

Bila kita lihat ke belakang, akibat intensnya persentuhan umat Islam dengan politik
kekuasaan dan perebutan kekuasaan pada masa dan pasca-Dinasti Abasiyah dan
Umayah, perkembangan pemikiran Islam itu menjadi stagnan. Terlebih lagi, setelah
daerah kekuasaan Islam banyak yang jatuh ke tangan bangsa kolonial lewat Perang Salib
ataupun perang saudara. Untuk mengatasi keadaaan yang semakin terpuruk itu, saat itu
para ulama menyerukan agar ijtihad diberhentikan. Alasannya, jika perbedaaan
pemahaman keagamaan diteruskan berlanjut, umat Islam semakin terpuruk karena terjadi
perang saudara. Pada akhirnya, fikih boleh berkembang dibatasi hanya pada 4 (empat)
mazhab: Hambali, Maliki, Hanafi, dan Syafii, sedangkan kalam (teologi) yang banyak
dianut adalah teologi Asy’ariah dan tasawuf serta filsafat yang dijadikan rujukan adalah
paham yang dibawa oleh Al-Ghazali.

Perkembangan pemikiran Islam sampai munculnya faham-faham keagamaan di dunia


Muslim, senantiasa menarik untuk diamati. Sebab, dari perkembangan pemikiran itu
dapat dilihat bagaimana corak pergerakan dan cara pandang keagamaan yang sangat
memengaruhi kehidupan sosial, politik, dan budaya umat Islam. Terlebih dalam konteks
Indonesia, umat Islamnya sampai sekarang ini sudah mencapai jumlah kurang lebih 90
persen dari total penduduk. Oleh karena itu, perkembangan pemikiran Islam tentu sangat
berpengaruh pada situasi dan kondisi Indonesia.

Untuk menyikapi semaraknya aliran keagamaan yang ”nyeleneh”, yang perlu


dilakukan, diantaranya :

a. Pertama; tugas dan kewajiban untuk meluruskan akidah yang dianggap


”nyeleneh” adalah tugas para ahli agama, seperti para Ulama, Kyai, para
Da’i, cendekiawan dan intelektual Muslim, maupun ormas-ormas Islam.
Karena mereka semua memiliki kapasitas keilmuan, kewibawaan, dan
ketokohan yang dapat diterima oleh umat Islam. Oleh karena itu, satu sikap,
saling kerja sama, dan memiliki visi dan misi yang sama untuk
memperjuangkan nilai-nilai Islam supaya menjadi warna kehidupan bangsa
Indonesia, adalah suatu tugas yang sangat mulia dan suci.
b. Kedua; pembinaan internal dilingkungan umat Islam lebih digiatkan dengan
penyajian materi keagamaan yang terstruktur, misalnya mulai dari
pemeliharaan dan pendalaman keimanan sampai kepada masalah-masalah
yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian,
Islam tidak hanya dikesani sebagai urusan mesjid, majlis ta’lim, maupun
perayaan-perayaan Islam lainnya, tetapi jauh dari kesan itu, yaitu sebagai
way of life, sebagaimana dipesankan Alqur’an.
c. Ketiga; lembaga yang sudah diakui keberadaannya sebagai ”partner”
pemerintah dalam urusan-urusan keagamaan, yaitu MUI, benar-benar
menjadi representasi umat Islam Indonesia, juga, tidak hanya sebatas
memberi fatwa-fatwa, tetapi juga memiliki dampak hukum yang mengikat.

5
Oleh karena itu, MUI memerlukan payung hukum supaya lebih leluasa
dalam upaya preventif dan melakukan pelarangan terhadap aliran-aliran
keagamaan yang ”nyeleneh”.
d. Keempat; semakin maraknya aliran yang nyeleneh di berbagai tempat sangat
meresahkan masyarakat. Para ulama dan umara kiranya perlu bersikap dan
bertindak lebih tanggap mengantisipasi keadaan sebelum terlambat. Ulama
dan umara diharapkan tidak tinggal diam bila mengetahui keberadaan suatu
ajaran agama yang nyeleneh. Jangan dibiarkan berkembang dan membuat
masyarakat resah sekaligus juga bisa menimbulkan ketidakstabilan
masyarakat. Masyarakat yang resah bisa saja mengambil tindakan sendiri.
Kericuhan dan kekacauan massa bisa terjadi tiba-tiba.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam merupakan nama agama yang berasa ldari Allah SWT.Sumber ajaran
islam yang utama adalah Al-qur’an Sedangkan As-sunnah sebagi sumber hukum yang
kedua adalah tingkatan sumber hukum dibawah Al-Qur’an. Ketentuan ini sesuai
dengan agama islam sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. yang kemudain
penjabarannya dilakukukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tak hanya Al-Qur’an dan
hadist sebagai landsan ajaran agama islam terdapat pula ijtihad yang kedudukanya
sebagai hukum ketiga.
Watak yang dimiliki ajaran islam yaitu sederhana, praktis dan rasionalitas,
selain itu islam mendorong manusia untuk mencapai kesatuan antara materi dan
rohani yang ada dimuka bumi ini.
Munculnya perbedaan faham (aliran keagamaan) di lingkungan umat Islam,
adalah ketika ”teks suci” (Alquran dan kemudian dipraktekkan Rasulullah/As-
Sunnah) ”dikontekstualkan” berdasarkan kenyataan-kenyataan yang sedang
berkembang.

B. Saran
Penulis berharap untuk pembaca agar lebih memperdalam materi dan mencari
referensi lebih banyak dikarenakan keterbatasan waktu kami dalam menyusun tulisan
ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Koko Abdul Kodir, M.A. 2017. Metologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia
Bandung.

Tabrani, 2013. Pengantar Metodologi Islam. Aceh: SCAD Independent.

Prof. Dr.Supiana, M,Ag. 2017. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

M. Khaliq Shalla. 2014. Sebab-sebab Terjadinya Perbedaan Mahzab. Dikutip: 13 April


2021 dari Kompsiana.com.

Anda mungkin juga menyukai