Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Psikoneuroimunologi terhadap HIV-AIDS

Lintang Purwati Dyah Lestari

Bidang ilmiah psikoneuroimunologi (PNI) mengkontradiksi pandangan bahwa sistem

kekebalan adalah sistem otonom yang mengatur diri sendiri dan berfungsi secara terpisah atau

independen dari bagian tubuh lainnya. PNI adalah hasil dari penggabungan dari berbagai disiplin

ilmu, yang mendefinisikan keterkaitan antara psikologi, neurobiologi, endokrinologi, imunologi,

neurologi, dan psikiatri, dan tetap mengenali esensi biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual

dari manusia. Hal ini menjelaskan mengapa terapi mind-body dapat meningkatkan fungsi

psikologis dan fisik, kualitas hidup, dan outcome dari suatu penyakit (Bauer-Wu, 2002).

PNI dapat digunakan sebagai filosofi yang mendasari perawatan kesehatan mulai dari

promosi kesehatan hingga perawatan terminal. PNI akan memberikan kesadaran dan wawasan

tentang kompleksitas penyakit dan keterkaitan penyakit dengan pengobatan/perawatan. Limitasi

dari intervensi berbasis PNI sendiri sangat luas dan belum jelas, namun esensi dari intervensi

berbasis PNI adalah perawatan atau asuhan yang berpusat pada pasien secara holistik.

PNI dan HIV-AIDS

Solomon et al (2000) menyebutkan beberapa faktor psikososial sebagai prediktor dari

perburukan penyakit pada infeksi HIV di luar faktor biologis (genetika dan strain virus). Variabel

psikososial ini meliputi: stresor, depresi dan distres, koping, dukungan sosial, ekspresi

emosional, dan pola pikir kognitif. Variabel psikososial ini memiliki relevansi yang cukup besar

terhadap tingkat perkembangan infeksi HIV dan morbiditas dan mortalitas dengan AIDS.
Pernyataan tersebut juga didukung dengan studi-studi lain yang menyebutkan bahwa

stresor seperti kekerasan, kemiskinan, dan stigma HIV-AIDS dapat mempengaruhi mekanisme

psikologis, interpersonal, dan keterlibatan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dengan pelayanan

kesehatan sehingga menyebabkan outcome yang buruk pada perkembangan penyakitnya (Turan

et al, 2017; Nightingale et al, 2011). Hal ini dikarenakan seseorang yang mengalami suatu

kejadian buruk pada hidupnya akan berisiko terpapar stresor-stresor di masa depan;

mengakibatkan serangkaian stress kronis yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental dalam

jangka panjang. Pada konteks infeksi HIV, stress akan memperburuk respon imunosupresi yang

kemudian berakibat perburukan kesehatan pada ODHA. Ironson et al (2015) membuktikan

bahwa terdapat keterkaitan antara norepinephrine dengan peningkatan viral load yang lebih

tinggi dan penurunan CD4.

Dalam penelitian oleh Solomon et al (2000) meneliti 3 grup ODHA sebagai subyek: grup

pertama adalah penyintas AIDS jangka panjang (>4 tahun); grup kedua adalah orang-orang

positif HIV dengan jumlah sel CD4 yang sangat rendah (<50/mm 3) namun tidak menunjukkan

gejala AIDS selama minimal 9 bulan; dan grup ketiga adalah kelompok pembanding dengan

jumlah sel CD4 antara 150 and 400/mm3 pada awal pengukuran dan diobservasi selama 3 tahun.

Penelitian ini membandingkan antara grup pertama vs. grup pembanding dan grup kedua vs.

grup pembanding di mana didapatkan hasil yang kontras pada variabel psikologis. Grup pertama

memiliki hubungan kolaboratif yang lebih baik dengan dokter, memiliki partner hidup, ekspresi

emosional lebih baik, live-involvement yang lebih tinggi, dan rasa keputus-asaan yang lebih

rendah dibandingkan grup pembanding. Grup kedua memiliki tingkat stress dan depresi yang

lebih rendah daripada grup pembanding, serta memiliki cadangan natural killer (NK) sel dan

sitotoksisitas NK sel yang diduga merupakan protektor dari ODHA tersebut dan menjelaskan
tidak munculnya gejala AIDS. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor-faktor psikososial

memiliki kontribusi yang besar terhadap kondisi kesehatan penyintas HIV-AIDS.

Oleh karena itu, terciptalah model psikoneuroimunologi untuk ODHA di mana apabila

kondisi psikologis ODHA ditingkatkan, maka fungsi neuroendokrin juga akan meningkat.

Beberapa intervensi berbasis PNI telah menunjukkan penurunan proses inflamasi dan

meningkatkan outcome kesehatan ODHA, seperti intervensi Cognitive-Behavioral Stress

Management (CBSM) terbukti menurunkan depresi dan respon stres biologis yang kemudian

meningkatkan fungsi imun yang diindikasikan oleh peningkatan limfosit (CD4) dan penurunan

viral load pada laki-laki gay dan biseksual dengan HIV (Antoni et al, 2002; Antoni et al, 2006).

Dari studi-studi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa hubungan

neuroendokrin-imun yang dipengaruhi oleh faktor psikososial merupakan hal yang relevan

terhadap kelangsungan hidup, morbiditas dan mortalitas ODHA sehingga intervensi yang

ditujukan atau berfokus pada faktor psikososial (tentunya bersamaan dengan terapi medis

antiretroviral) merupakan manajemen yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA.
Daftar Pustaka

Antoni MH, Carrico AW, Durán RE, Spitzer S, Penedo F, Ironson G, et al. Randomized clinical
trial of cognitive behavioral stress management on human immunodeficiency virus viral
load in gay men treated with highly active antiretroviral therapy. Psychosom Med.
2006;68(1):143–51.
Antoni MH, Cruess DG, Klimas N, Maher K, Cruess S, Kumar M, et al. Stress management and
immune system reconstitution in symptomatic HIV-infected gay men over time: effects on
transitional naive T cells (CD4+CD45RA+CD29+). Am J Psychiatry. 2002;159(1):143–5.
https://doi.org/10.1176/appi.ajp.159.1.143.
Bauer-Wu SM. Psychoneuroimmunology. Part II: Mind-body interventions. Clin J Oncol Nurs.
2002 Jul-Aug;6(4):243-6. doi: 10.1188/02.CJON.243-246. PMID: 12087623.
Ironson G, O’Cleirigh C, Kumar M, Kaplan L, Balbin E, Kelsch CB, et al. Psychosocial and
neurohormonal predictors of HIV disease progression (CD4 cells and viral load): a 4 year
prospective study. J AIDS Behav. 2015;19(8):1388–97. https://doi.org/10.1007/ s10461-
014-0877-x.
Moraes LJ, Miranda MB, Loures LF, Mainieri AG, Mármora CHC. A systematic review of
psychoneuroimmunology-based interventions. Psychol Health Med. 2018 Jul;23(6):635-
652. doi: 10.1080/13548506.2017.1417607. Epub 2017 Dec 20. PMID: 29262731.
Nightingale VR, Sher TG, Mattson M, Thilges S, Hansen NBJA. The effects of traumatic
stressors and HIV-related trauma symptoms on health and health related quality of life.
AIDS Behav. 2011;15(8):1870–8. https://doi.org/10.1007/s10461-011-9980-4.
Solomon GF, Ironson GH, Balbin EG. Psychoneuroimmunology and HIV/AIDS. Ann N Y Acad
Sci. 2000;917:500-4. doi: 10.1111/j.1749-6632.2000.tb05414.x. PMID: 11268377.
Turan B, Hatcher AM,Weiser SD, Johnson MO, Rice WS, Turan JM. Framing mechanisms
linking HIV-related stigma, adherence to treatment, and health outcomes. Am J Public
Health. 2017;107(6):863–9.

Anda mungkin juga menyukai